Kata Pengantar
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Makalah Tentang Kaca Pembesar (Lup). Penyusunan laporan
Makalah ini disusun sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan
menyelesaikan Tugas Praktek Fisika.
Penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari
berbagai teman dan media, maka penyusunan laporan ini akan terhambat.
Penyusun berharap semoga laporan ini bemanfaat khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi pembaca. Segala kritik dan saran akan penyusun terima dengan
besar hati demi memperbaiki penyusunan tugas-tugas berikutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan penulis
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LUP (Kaca Pembesar)
2.2 Sejarah Penemu Lup
2.3 Cara Kerja Lup
2.3 Fungsi Lup
2.4 Bagian- Bagian Lup
2.5 Pembentukan dan Sifat Bayangan pada LUP
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Pustaka
3.4 Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami
kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir
manusia. Berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan
berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh
manusia. Sama halnya untuk membantu proses bekerja dan aktivitas manusia
sehari-hari, contohnya dalam melihat benda kecil atau mikroorganisme yang tidak
bisa di lihat oleh kasat mata maka dengan ini perlu alat bantu yang mampu
mempermudah dalam mengindentifikasi hal tersebut dan membantu proses
pengerjaan manusia yang berhubungan dengan benda-benda kecil atau
mikroorganisme.
1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan LUP?
2. Bagaimana cara kerja LUP?
3. Apakah fungsi dari LUP?
4. Apa saja bagian-bagian dari LUP?
5. Bagaimana Pembentukan dan Sifat Bayangan pada LUP?
1.3Tujuan penulis
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan LUP secara detail
2. Untuk mengetahui sejarah tentang LUP
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja LUP
4. Untuk mengetahui fungsi dari LUP
5. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian yang ada di dalam LUP
6. Untuk mengetahui bagaimana pembentukkan dan sifat bayangan dari LUP
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LUP (Kaca Pembesar)
Bagaimana kita dapat mengamati benda-benda kecil seperti komponen jam tangan?
Alat apa yang kita gunakan untuk melihat benda-benda kecil ? untuk melihat benda-
benda kecil, kita dapat menggunakan alay yang dinamakan lup.
Pada dasarnya, lup adalah sebuah lensa cembung. Lensa ini dapat berfungsi
sebagai kaca pembesar jika diletakkan pada posisi yang tepat antara objek benda
yang akan diamati dan mata.
Berdasarkan pembentukkan bayangan pada lensa cembung, untuk
menghasilkan bayangan yang diperbesar, benda diletakkan di antara titik F1 dan O.
Perhatikan Gambar 21.14. Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, dan
diperbesar. Jadi, pabila kita ingin menggunakan lensa cembung sebagai lup, maka
benda harus kita letakkan diantara titik F1 dan O.
Pembentukan bayangan pada lup (lensa cembung)
Kita juga telah mempelajari bagaimana mata melihat sebuah objek. Jika kita ingin
melihat benda dengan mata rileks supaya tidak lekas lelah, benda yang kita amati
kharus berada di titik jauh dari mata. Dalam keadaan seperti ini, dikatakan mata
tidak berakomodasi. Jika kita menginginkan pembesaran yang lebih besar lagi, kita
dapat mendekatkan benda (objek) asalkan tidak lebih dekat dari titik dekat kita. Jika
kita meletakkan benda di titik paling dekat yang masih dapat kita lihat, kita akan
memperoleh perbesaran maksimum, dan mata kita cepat lelah karena mata dalam
keadaan berakomodasi maksimum.
2.2 Sejarah Penemu Lup
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus
yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di dalam titik
fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak
titik fokus lup ke lensa lup tersebut. Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata,
dan diperbesar. Lup ditemukan oleh seorang dari Arab bernama Abu Ali al-Hasan
Ibn Al-Haitham. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu
Haitham lahir (Basra,965 Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di
Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam
bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula
melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada
ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop
serta teleskop.Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama
Alhazen. Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan
965 Masehi. Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi
pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat
dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz
dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan
perhatian pada penulisan. Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah
ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa
kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin buku-
buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang
cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
2.3 Cara Kerja Lup
Alat optik yang paling sederhana adalah lup atau kaca pembesar
(magnifying glass). Kaca pembesar terdiri atas lensa cembung ganda, yang kedua
sisi luarnya melengkung ke luar.
Sinar-sinar cahaya yang melewati lensa itu membelok ke dalam untuk
mengumpul di sebuah titik focus pada kedua sisi lensa. Jarak dari pusat lensa ke
titik fokus, kira-kira 12 cm pada kaca pembesar yang umum, disebut jarak fokus.
Sebuah kaca pembesar dipegang di atas sebuah benda pada jarak yang
lebih pendek daripada jarak fokus (ruang I), benda itu tampak tegak dan diperbesar.
Bayangan macam ini disebut bayangan maya.
Pada jarak yang sama (ruang II) atau lebih panjang daripada jarak fokus
(ruang III), lensa akan menghasilkan suatu bayangan terbalik, dan disebut bayangan
nyata.
Dalam penggunaan lup seseorang harus menempatkan benda yang akan
dilihat pada ruang satu (antara lensa dan fokus lensa) sehingga akan dihasilkan
bayangan yang diperbesar dan maya. Perbesaran yang dihasilkan oleh lup adalah
perbesaran anguler atau perbesaran sudut.
Perbesaran anguler atau perbesaran sudut
Perbesaran sudut
M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak focus lup dalam meter
1. Mata berakomodasi maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik
dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk
secembung-cembungnya). Ketika menggunakan lup dengan mata berakomodasi
maksimum, bayangan yang terbentuk harus jatuh di titik dekat mata (25cm). Untuk
mengahasilkan bayangan yang seperti ini, benda harus terletak dia antara titik fokus
lup (F) dan lensa (antara titik F dan O). Olah karena mata berakomodasi maksimum,
lensa mata dalam keadaan menebal sekuat-kuatnya dan otot-otot mata meregang
sehingga mata cepat lelah. Akan tetapi, dalam kondisi ini akan dihasilkan
perbesaran yang maksimum. Pembesaran yang dihasilkan dalam keadaan mata
berakomodasi maksimum adalah.
Keterangan : M = pembesaran lup
f = jarak fokus lup (cm)
n = titik dekat mata (25 cm)
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang
perlu diperhatikan adalah:
1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum
Proksimum (PP)
2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
3. kelemahan : mata cepat lelah
4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
5. Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar
Perhitungan
• Si = -PP = -Sn
Agar mata dapat melihat dengan berakomodasi maksimum, maka bayangan yang
dibentuk oleh lensa harus berada di titik dekat mata (PP). Benda yang dilihat harus
terletak antara titik fokus dan titik pusat sumbu lensa.
Kelemahannya untuk pengamatan lama mata cepat lelah, sedangkan
keuntungannya dari segi perbesaran bertambah.
Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah :
M = PP/f + 1
Keterangan :
M = perbesaran lup
PP= titik dekat mata
f = jarak titik fokus lensa
Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata tidak
berakomodasi.
2. Mata Tak Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek pada titik jauhnya
(yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
Ketika menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi, bayangan yang
terbentuk jatuh di titik tak terhingga. Untuk menghasilkan bayangan yang seperti
ini, benda harus terltak di titik fokus lup (atau kurang sedikit). Oleh karena mata
tidak berakomodasi, lensa meregang sehingga mata tidak cepat lelah. Pembesaran
yang dihasilkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi adalah :
Keterangan : M = pembesaran lup
f = jarak fokus lup (cm)
n = titik dekat mata (25 cm)
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan
adalah:
1. maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
2. benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
3. keuntungan : mata tak cepat lelah
5. Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
Dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s= f ).
Perhitungan
• Si = -PR
• So = f
Untuk melihat tanpa berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan
di jauh tak berhingga. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus
lup.
Keuntunganya adalah untuk pengamatan lama mata tidak cepat lelah,
sedangkan kelemahannya dari segi perbesaran berkurang. Sifat bayangan yang
dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.