Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH PRODUKSI KELINCI

JURNAL PENELITIAN “PRODUKTIVITAS TIGA BANGSA KELINCI DI


PETERNAKAN RAKYAT DESA PAKUNDEN KECAMATAN NGLUWAR
KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH “

Kelompok 6

200110100085 FUJI MEILIA LESTARI


PRODUKTIVITAS TIGA BANGSA KELINCI DI PETERNAKAN RAKYAT DESA
PAKUNDEN KECAMATAN NGLUWAR KABUPATEN MAGELANG JAWA
TENGAH

Penelitian yang dilaksanakan oleh

ROHMAH KUSUMA DEWI

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


Abstarct

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produksi dan

reproduksi kelinci Flemish Giant, English Spot dan New Zealand White di Kelompok

Peternak Kelinci Mandiri (KPKM) Desa Pakunden Kecamatan Ngluwar Kabupaten

Magelang Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April

2006. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 147 ekor kelinci

Flemish Giant, 112 ekor English Spot dan 66 ekor kelinci New Zealand White. Data

yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Apabila bangsa

berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati dilanjutkan dengan uji lanjut

Duncan menggunakan dengan program SAS 6.12.

Hasil analisis statistik pada bobot hidup ketiga bangsa kelinci menunjukkan

adanya perbedaan yang disebabkan pengaruh bangsa, kelinci Flemish Giant

memiliki bobot hidup lebih besar dibanding kedua bangsa kelinci yang lain. Koefisien

keragaman yang tinggi pada bobot hidup kelinci muda dan jumlah anak sepelahiran

dapat dijadikan dasar seleksi untuk bibit kelinci pedaging.


LATAR BELAKANG

Potensi ternak kelinci sebagai penghasil daging cukup tinggi, mengingat


kelinci cepat berkembangbiak, mudah dipelihara, dan dapat hidup dengan pakan
sederhana. Kelinci dengan berbagai ragamnya menghasilkan lima jenis produk
(4F+L) yang dapat dimanfaatkan, yaitu daging (food), kulit bulu (fur), pupuk
(fertilizer), hewan kesayangan (fancy) dan hewan percobaan (laboratory animal).
Kemampuan biologis kelinci sangat tinggi, mampu melahirkan 10 kali per tahun
dengan jumlah anak enam ekor per kelahiran dan mencapai berat 2-3 kg pada umur
4,5-6,0 bulan (Raharjo, 2005). Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan
kelinci meliputi sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, rendahnya
ketrampilan peternak, belum adanya seleksi yang terarah untuk meningkatkan mutu
genetik, terbatasnya ketersediaan bibit dan pasar yang masih sangat terbatas
Salah satu kelompok peternak kelinci di Magelang adalah Kelompok
Peternak Kelinci Mandiri (KPKM). Kelompok ini berada di Desa Pakunden
Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang yang telah berdiri sejak Oktober 2002,
dan pada saat ini beranggotakan 24 peternak. Jenis kelinci pedaging yang banyak
dikembangkan adalah Flemish Giant, English Spot dan New Zealand White.

RUMUSAN MASALAH

Belum adanya data produktivitas untuk dijadikan patokan kualitas dan masih

rendahnya produktivitas serta mutu hasil ternak kelinci, terutama pada pemeliharaan

skala kecil, yang diakibatkan kurangnya pengetahuan manajemen pemeliharaan

merupakan suatu hambatan berkembangnya ternak kelinci. Informasi produktivitas

ternak kelinci di peternakan rakyat diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

peningkatan budidaya kelinci


TUJUAN PENELITIAN

Untuk mendapatkan informasi produksi dan reproduksi kelinci Flemish Giant,

English Spot dan New Zealand White yang dipelihara oleh anggota Kelompok

Peternak Kelinci Mandiri (KPKM) Desa Pakunden Kecamatan Ngluwar Kabupaten

Magelang Jawa Tengah

MANFAAT PENELITIAN

Untuk meningkatkan kualitas dalam upaya pengembangan bibit kelinci di

Desa Pakunden Kecamatan Ngluwar

TINJAUAN PUSTAKA

Kelinci termasuk hewan yang sudah didomestikasi dan banyak dimanfaatkan oleh

manusia untuk produksi fur, daging, hewan percobaan atau binatang kesayangan.

Bangsa kelinci penghasil daging ialah :

a. Flemish Giant

Kelinci Flemish Giant mempunyai tipe bulu pendek yang biasanya berwarna

kelabu, disamping warna lainnya seperti kecoklatan, putih, fawn, kebiruan


dan hitam (NFFGRB, 2005). Panjang usianya yaitu sampai 5 tahun, Bobot

badannya minimal 5 kg bahkan mencapai 9,5 kg. Pertama kali dikawinkan 9

bulan. Kelinci ini beranak cukup banyak, yaitu antara 5-12 ekor/litter

(Petplanet.co.uk., 2004).

b. English Spot

Warna bulu putih dengan tutul hitam , coklat atau emas di daerah perut atau

mata. Bobot badan 3 kg dan usianya samapai 5 tahun atau lebih. Jumlah

anak sepelahiran antara 3-5 ekor (Petplanet.co.uk., 2004).

c. New Zealand White (NZW)


Menurut McNitt (2002), kelinci New Zealand White merupakan kelinci untuk

produksi daging komersial. New Zealand White merupakan kelinci albino,

tidak mempunyai bulu yang mengandung pigmen. Bulunya putih mulus,

padat, tebal, agak kasar kalau diraba dan mata merah (Petplanet.co.uk.,

2004). Bobot hidup 3,5-4,0 kg.

METODE PENELITIAN

MATERI DAN ALAT

Kelinci yang digunakan dalam penelitian ini adalah milik anggota Kelompok

Peternak Kelinci Mandiri (KPKM) yang beranggotakan 24 orang. Jumlah kelinci yang

diamati sebanyak 325 ekor. Kelinci Flemish Giant (FG) terdiri dari 40 ekor anak

kelinci (umur ≤ 60 hari), kelinci muda jantan 13 ekor, kelinci muda betina 16 ekor,

kelinci dewasa jantan 25 ekor dan kelinci dewasa betina 53 ekor. Kelinci English

Spot (ES) terdiri dari 45 ekor anak kelinci, kelinci muda jantan 11 ekor, kelinci muda

betina 17 ekor, kelinci dewasa jantan 13 ekor dan kelinci dewasa betina 26 ekor.

Kelinci New Zealand White (NZW) terdiri dari 23 ekor anak kelinci, kelinci muda

jantan 12 ekor, kelinci muda betina 12 ekor, kelinci dewasa jantan 5 ekor dan kelinci

dewasa betina 14 ekor. Peralatan yang digunakan berupa timbangan kapasitas 2,5

kg (skala 10 g), timbangan pegas kapasitas 11 kg (skala 100 g), keranjang kelinci

dan pita ukur.


RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengamatan langsung pada

ternak kelinci. Lokasi penelitian ditentukan atas saran dinas pemerintahan Kantor

Informasi Pertanian Perikanan dan Kehutanan (KIPPK).

Data yang diambil terdiri dari data primer yang dikumpulkan melalui

pengisian borang dari seluruh anggota KPKM (24 orang). Data tersebut meliputi

identifikasi keluarga, tingkat pendidikan, jumlah ternak yang dimiliki peternak (jenis

kelinci, jenis kelamin dan umur kelinci), produktivitas kelinci dan manajemen

pemeliharaan (perkandangan, pakan dan penyakit). Data sekunder diperoleh dari

instansi terkait meliputi jumlah penduduk, potensi lahan, daya dukung lahan,

populasi ternak dan hal-hal yang berhubungan dengan produksi peternakan.

Pengelompokan ternak berdasarkan bangsa, umur dan jenis kelamin untuk

mengetahui bobot hidup. Pembagian umur terdiri dari: anak (umur 35-50 hari), muda

(umur 100-150 hari) dan dewasa (umur ≥ 180 hari).

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dengan survei langsung dari satu peternak ke

peternak lain dari seluruh anggota asosiasi (24 orang). Data yang diambil selama

penelitian meliputi identitas peternak, produktivitas ternak, dan manajemen

pemeliharaan sesuai dengan kuisioner yang telah disiakan. Data produktivitas ternak

dan manajeman pemeliharaan diperoleh dengan pengamatan, penimbangan, dan

catatan yang dimililki peternak. Ukuran luas kandang dihitung per m2 per ekor dan

dicatat bahan yang digunakan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umun Lokasi

Desa Pakunden terdiri dari sembilan kampung, terletak pada ketinggian 202

m di atas permukaan laut (dpl) dengan kisaran suhu antara 27-32 0C dan

kelembaban berkisar antara 72 hingga 92%. Dilihat dari segi lingkungan Desa

Pakunden kurang kondusif untuk mendapatkan produktivitas yang optimal bagi

kelinci. Menurut hasil penelitian Suarjaya (1985), kelinci yang diberi perlakuan suhu

kandang 30 0C mengalami pertambahan bobot badan per minggu yang terendah

(104,9 g) dibandingkan dengan perlakuan suhu kandang 20-30 0C dan suhu kurang

dari 20 0C yang dapat mencapai pertambahan bobot badan 185,4 g dan 193,6

g/minggu. Perkembangan ternak kelici di Desa Pakunden didukung dengan letak

wilayah yang tidak jauh dari tempat pemasaran

Karekteristik Peternak Kelinci

Kelompok Peternak Kelinci Mandiri (KPKM)

Kelompok Peternak Kelinci Mandiri (KPKM) berdiri sejak Oktober 2002

dengan jumlah anggota 55 orang dan populasi kelinci dewasa ±842 ekor. Pada saat

penelitian berlangsung jumlah anggota yang masih aktif dan memiliki kelinci hanya

24 orang. Penurunan anggota tersebut disebabkan peternak tidak mampu menjamin

kelanjutan usahanya, karena faktor-faktor tertentu sehingga kelinci yang dimiliki

telah habis

Identitas Peternak Kelinci


Peternak kelinci yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 91,67% sedangkan wanita

hanya 8,33%. Tujuan pemeliharaan ternak kelinci menurut responden sebagai

tambahan penghasilan, hobi menjadikan hewan kesayangan, konsumsi keluarga,

terutama dibutuhkan pada waktu tertentu, sebagai tabungan, karena dapat dijual

dengan cepat dan dari segi pakan yang mudah didapat yaitu rumput, dedak padi dan

ampas tahu

Usia peternak kelinci di Desa Pakunden 95,83% tergolong usia produktif.

Persentase pendidikan peternak di desa Pakunden yang terbanyak adalah Sekolah

Menengah Umum, hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kemampuan

peternak dalam mengadopsi dan mengembangkan ilmu pengetahuan

Populasi Kelinci

Hasil survei terhadap paternak responden menunjukkan bahwa total populasi kelinci

Flemish Giant, English Spot dan New Zealand White yaitu 651 ekor, Flemish Giant

merupakan kelinci dengan populasi tertinggi yaitu 341 ekor (54,82%), diikuti kelinci

English Spot 200 ekor (27,33%) dan New Zealand White 110 ekor (17,85%). Kelinci

Flemish Giant lebih diminati, karena ukurannya yang besar dan persentase karkas

yang tinggi. jumlah kelinci betina dewasa lebih banyak dibanding kelinci jantan. Hal

ini karena kelinci betina mampu menghasilkan anak yang banyak, sedangkan kelinci

jantan dipelihara hanya untuk menjadi pejantan saja. Beberapa peternak tidak

memiliki kelinci jantan, untuk melakukan perkawinan dilakukan peminjaman kelinci

jantan milik tetangga. Kepemilikan kelinci dewasa jantan berbanding betina kurang

diperhatikan, dengan rasio perbandingan jantan dan betina 1:3.


Penjualan, Pembelian dan Pemotongan Kelinci

Total penjualan kelinci muda dan dewasa baik jantan maupun betina pada bangsa

kelinci Flemich Giant lebih tinggi dibanding kelinci English Spot maupun New

Zealand White. Penjualan kelinci muda Flemish Giant sebanyak 17 ekor atau

sebesar 19,05% dari penjualan kelinci Flemish Giant dan 43,59% dari total

penjualan tiga bangsa kelinci. Jumlah penjualan kelinci English Spot menempati

urutan kedua yaitu 20,51% untuk kelinci muda dan 7,69% kelinci dewasa dari total

penjualan tiga bangsa kelinci. Kelinci New Zealand White, penjualan tertinggi terjadi

pada anak yaitu sebesar 54,14% dari total penjualan New Zealand White atau

sebesar 10,26% dari total penjualan tiga bangsa kelinci, tingkat penjualan yang

tinggi pada anak disebabkan anak kelinci tersebut dijual sebelum lepas sapih

bersama induknya.

Perbandingan antara penjualan dan pembelian kelinci yaitu 1:1 sampai 1:3. Jumlah

penjualan ternak yang lebih tinggi dibanding jumlah pembelian, dapat menyebabkan

kurangya bibit ternak pengganti, pembibitan tidak berjalan dengan baik, karena

ternak unggul telah ikut terjual dan peternak tidak dapat menjamin kontinuitas

produksi. New Zealand White merupakan kelinci dengan tingkat pemotongan

tertinggi yaitu sebesar 71,43% dari jumlah pemotongan tiga bangsa kelinci.

Pemotongan kelinci dilakukan apabila ternak sudah terlalu tua, produksi rendah dan

apabila terjadi kecacatan pada kelinci baik bawaan dari lahir maupun akibat

kecelakaan

Mortalitas Kelinci
Menurut Sastrodihardjo (1985), biasanya yang menyebabkan kematian antara lain

anak mati sejak lahir, terjepit kandang, jatuh ke lantai, dimakan predator, persaingan

dalam menyusu, produksi susu induk yang kurang, terkena penyakit dan

pemeliharaan yang kurang baik. Faktor penyebab kematian anak kelinci di

peternakan rakyat Desa Pakunden disajikan pada Tabel berikut

New Zealand
Penyebab Flemish Giant English Spot White
Kematian
Ekor % ekor % ekor %
Penyakit 33 46,48 11 37,93 6 33,33
Terinjak Induk 20 28,17 8 27,59 3 16,67
Predator 8 11,27 4 13,79 7 38,89
Kecelakaan 10 14,08 6 20,69 2 11,11
Total 71 100,00 29 100,00 18 100,00

PEMELIHARAAN KELINCI

Perkandangan

Bahan kandang yang digunakan terdiri dari bambu, kayu dan kawat. Bahan

dinding kandang umumnya terbuat dari kawat (87,5%), bahan atap dari seng,

plastik/terpal, kayu/papan, dan genteng. Lantai kandang dibuat bercelah untuk

mempermudah kotoran dan urin ternak dapat jatuh ke tanah atau di tempat

penampungan, sehingga memudahkan membersihkannya

Rerata ukuran kandang yaitu 69,71±6,72 cm untuk lebar, 81,47±13,89 cm untuk

panjang, dan 61,76±7,28 cm untuk tinggi. Menurut Raharjo (2005), ukuran kandang

kelinci induk minimal adalah 75x70x40 cm dan lebih besar lebih baik. Ukuran
kandang serupa dapat digunakan untuk anak lepas sapih, atau 2-3 ekor anak umur

3-4 bulan.

Sebagian besar masyarakat (66,67%) memilih membuat model kandang

battery. yaitu kandang yang hanya diisi satu ekor kelinci dengan tujuan untuk

menghindari perkelahian antar kelinci. Model kandang battery bisa bebentuk berjajar

atau bentuk bertingkat. Kandang sistem postal mempunyai ruang yang lebih luas,

dengan setiap ruang diisi dengan beberapa ekor kelinci yang berjenis kelamin sama

Peternakan yang baik, harus mencegah semua sumber penyakit yang

menyebabkan kelinci terganggu kesehatannya. Pengelolaan kandang tidak hanya

ditujukan untuk sanitasi, tetapi juga untuk kerapihan yang akan memberikan

suasana yang baik untuk bekerja, serta memberikan kepercayaan kepada pembeli

bahwa peternakan tersebut sangat baik. kesadaran peternak akan kebersihan sudah

cukup baik. Pembersihan kandang dilakukan sebelum pemberian pakan pada pagi

atau sore hari. Pembersihan kandang yang dilakukan per minggu ditujukan untuk

pengomposan. Sisa hijauan yang tidak termakan dan telah bercampur urin dan

kotoran dibiarkan dibawah kandang, setelah 1-2 minggu digunakan sebagai pupuk di

sawah.

Pakan Kelinci

Jenis pakan/bahan pakan yang diberikan pada ternak kelinci sebagian besar

berupa campuran ampas tahu, konsentrat, dan rumput lapang (33,33%).

Perbandingan pemberian ampas tahu dan konsentrat yaitu antara 20:1 sampai 10:1.

Konsentrat yang diberikan yaitu konsentrat sapi dengan harga ± Rp 2.500,00/kg.


Pakan yang berupa hijauan diberikan ad libitum. Ketiga macam konsentrat tersebut

diberikan bersama rumput lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBBH yang

diperoleh sebesar 31,95; 30,53 dan 33,95 g/ekor/hari

Peternak kelinci di Desa Pakunden tidak memberikan air minum ad libitum

pada kelincinya, hal ini karena ampas tahu yang diberikan sebagai pakan sudah

banyak mengandung air dan dikhawatirkan ternak sering minum akan menyebabkan

kembung. Air minum hanya diberikan pada kelinci yang sedang bunting dan

menyusui. Menurut Sanford (1979), air sangat diperlukan untuk melancarkan

makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi terkait dengan produksi susu bagi

induk yang sedang menyusu

Produktivitas Kelinci

Karakteristik Tiga Bangsa Kelinci di Peternakan Rakyat Desa Pakunden

Bangsa kelinci Flemish Giant di peternakan rakyat Desa Pakunden sebagian

besar berwarna fawn (80%), coklat (12,50%), steel gray (5,00%) dan warna hitam

(2,50%). Pola warna yang banyak dijumpai adalah white-belly (90,00%), yaitu warna

yang lebih terang atau cenderung krem pada bagian perut. Umumnya kelinci ini

memiliki bobot dewasa lebih dari 3 kg, lebih tinggi dibanding kelinci English Spot

maupun New Zealand White.

Cahyono (1998) menyatakan, bahwa kelinci yang memiliki pola warna coklat

memiliki rataan bobot hidup dan pertambahan bobot badan harian yang lebih tinggi

daripada warna putih atau hitam.


Bobot Hidup

Salah satu faktor untuk mengetahui kemampuan produktivitas ternak kelinci

yaitu dengan mengetahui bobot badan. Hasil analisis ragam bobot badan kelinci

menunjukkan bahwa bobot hidup anak kelinci Flemish Giant umur 35-50 hari lebih

berat dibandingkan dengan kelinci English Spot dan New Zealand White. Menurut

tipenya, bangsa kelinci Flemish Giant berbeda dengan bangsa English Spot dan

New Zealand White. Meskipun demikian tidak semua hasil analisis statistik bobot

hidup bangsa kelinci tersebut menunjukkan perbedaan yang nyata

Bobot hidup kelinci English Spot yang ada di peternak Desa Pakunden tidak

jauh berbeda dengan pernyataan Meg Brown (1978) bobot kelinci English Spot

dewasa mencapai 2,7-3,6 kg. Hasil survei bobot badan kelinci di peternak rakyat

Desa Pakunden memperlihatkan bahwa bobot badan anak kelinci New Zealand

White adalah 0,51 kg. Lebih rendah dari pernyataan Ozimba dan Lukefahr (1991),

pada saat anak kelinci umur 28 hari bobot badan yang dicapai sebesar 582,7 g.

pada umur lebih dari 200 hari rerata bobot hidup kelinci di Desa Pakunden lebih

besar yaitu 3,01±0,22 kg pada kelinci jantan dan kelinci betina 2,72±0,50 kg, hasil

penelitian Khusnia (2001) yaitu 2,67±0,53 untuk kelinci jantan dan 2,30±0,54 kg

untuk kelinci betina.

REPRODUKSI

Umur Pertama ternak dikawinkan

Hasil survei mengenai karakteristik reproduksi ketiga bangsa kelinci

menunjukkan bahwa peternak mengawinkan kelinci Flemish Giant jantan pertama

kali rata-rata umur 7,19±0,65 bulan dan 6,39±0,52 bulan pada betina. Kelinci English
Spot dikawinkan pertama kali pada umur 6-8 bulan dengan rerata 6,90±0,74 bulan

untuk jantan dan 6,54±0,66 bulan untuk betina. Untuk kelinci New Zealand White

peternak mengawinkan kelinci ini pada umur 6-8 bulan, dengan tujuan kelinci dapat

mencapai bobot lebih besar sehingga mampu menopang kebuntingan dan pada usia

yang lebih matang tingkat fertilitas lebih tinggi.

Lama Bunting

Lama bunting kelinci Flemish Giant 28-32 hari dengan rerata 30,81±1,28,

rerata lama bunting pada kelinci English Spot 30,46±1,15 dan lama bunting NZW

antara 28-32 hari dengan rerata 30,22±1,09 hari. Ensminger (1991), menyatakan,

bahwa masa bunting pada kelinci (dari kawin hingga beranak) biasanya berkisar

antara 28-32 hari.

Jumlah Anak Sepelahiran (Litter Size)

Jumlah anak sepelahiran pada kelinci Flemish Giant sangat bervariasi yaitu

2-12 ekor, dengan rerata 6,23±2,39 ekor. Persentase jumlah anak sepelahiran

tertinggi yaitu 6-7 ekor sebesar 17,14%. menurut Muryanto (2005), jumlah anak

sepelahiran antara 1-10 ekor. Jumlah anak sepelahiran yang paling banyak terjadi

adalah 7 ekor, dan sebaliknya jumlah anak yang paling sedikit terjadi satu ekor.

Jumlah anak sepelahiran yang dihasilkan oleh kelinci English Spot di

peternak antara 2-7 ekor dengan rerata 5,12±1,41 ekor Jumlah anak sepelahiran

yang sering terjadi adalah 5 ekor dengan persentase 29,41%.


Kelinci New Zealand White menghasilkan jumlah anak sepelahiran antara 1-

10 ekor dengan rerata 5,50±3,27 ekor, lebih rendah dari pernyataan Eady dan

Prayaga (1999), jumlah anak saat lahir per induk 8,1 ekor, dan lebih tinggi dari

pernyataan Balfas (2002) bahwa litter size pada induk dengan sistem produksi

intensif berkisar antara 1-7 ekor sedangkan induk dengan sistem produksi semi

intensif memiliki litter size berkisar antara 4-7 ekor.

Bobot Sapih

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot sapih kelinci Flemish Giant

berbeda nyata dengan bangsa English Spot maupun New Zealand White. Bobot

hidup anak saat disapih pada kelinci Flemish Giant adalah 1,00±0,09 kg. Hasil ini

lebih besar dibanding pernyataan Muryanto (2005), pada umur delapan minggu

rerata bobot kelinci Flemish Giant 840,1±229,6 g. Rerata bobot sapih pada kelinci

English Spot adalah 0,91±0,11 kg dan 0,86±0,16 kg pada New Zealand White.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis statistik bobot hidup ketiga bangsa kelinci

berbeda. kelinci Flemish Giant memiliki bobot hidup lebih besar dibanding kedua

bangsa kelinci yang lain. Koefisien keragaman yang tinggi pada bobot hidup kelinci

muda dan jumlah anak sepelahiran dapat dijadikan dasar seleksi untuk bibit kelinci

pedaging.

Rerata jumlah anak sepelahiran yang banyak terjadi adalah 6-7 ekor pada

kelinci Flemish Giant, 3-6 ekor pada kelinci English Spot dan 4-10 ekor pada kelinci
New Zealand White. Salah satu kendala dalam pengembangan ternak kelinci

terutama tingkat mortalitas pada anak, oleh karena itu perlu adanya perbaikan

manajemen pada pemeliharaan anak. Dengan perbaikan manajemen beternak

melalui perkawinan dan pengaturan jarak beranak diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas kelinci terutama pada kualitas ternak, dan jumlah anak yang dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai