Anda di halaman 1dari 2

Sebelum stetoskop ada, jika ingin memeriksa paru, jantung, atau organ dalam lain, seorang dokter harus

menempelkan daun telinganya langsung ke kulit tubuh pasien. Praktik mendengarkan organ dalam tubuh
secara langsung (dalam Bahasa Inggris disebut immediate auscultation) ini berlangsung sejak zaman
Hippocrates. Hal ini berlangsung turun temurun dalam waktu yang cukup lama bahkan hingga abad ke-20.

Banyak masalah terkait hal kepatutan muncul pada praktik auskultasi langsung ini. Jika pasien berjenis
kelamin sama dengan dokter, mungkin tidak ada masalah, walaupun tentu pasien akan merasa risih. Kalau
pasien dan dokter memiliki gender yang berbeda, misal sang dokter adalah seorang pria tua dan sang
pasien adalah seorang wanita muda dan cantik, dalam sebuah situasi ketika sang dokter ingin memeriksa
paru-paru dan jantung pasien, sekalipun dilakukan dengan profesional dan berlandaskan kode etik, sang
pasien akan merasa sangat tidak nyaman. Masalah akan menjadi jauh lebih pelik jika adat dan keyakinan
religius yang dianut masyarakat setempat melarang interaksi langsung antara pria dan wanita.

Pada 1816, Rene Theophile Hyacinthe Laennec, seorang dokter Perancis yang bekerja di Necker-Enfants
Malades Hospital Paris, mulai menerapkan auskultasi secara tidak langsung (mediate auscultation) ketika
melakukan pemeriksaan pada seorang wanita muda supaya tidak merasa risih. Sang dokter memeriksa
jantung sang wanita dengan sebuah alat khusus berupa kertas yang digulung, dengan satu ujung
ditempatkan di area sekitar jantung pasien dan ujung yang lain ditempelkan di telinga sang dokter.

Setelah merasakan bahwa auskultasi secara tidak langsung dapat mendengarkan bunyi jantung secara lebih
jelas, Laennec menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan alat yang kemudian disebut
stetoskop (dari Bahasa Yunani stethos = dada dan skopein = mengeksplorasi) dan menerbitkan sebuah
buku dalam Bahasa Perancis yang berjudul De l’auscultation médiate ou Traité du Diagnostic des
Maladies des Poumon et du Coeur (Bahasa Indonesia: Tentang Auskultasi Langsung atau Risalah pada
Diagnosis Penyakit-penyakit Paru dan Jantung). Bentuk stetoskop karya Laennec masih sederhana,
berbentuk tabung dan terbuat dari kombinasi kayu dan kuningan.

Stetoskop Laennec mencetuskan babak baru perkembangan auskultasi tidak langsung dan penyempurnaan
stetoskop. Pada Juni 1840, Golding Bird, seorang dokter Inggris, mendesain dan menggunakan stetoskop
yang memiliki tabung fleksibel dan satu bagian telinga (earpiece) sehingga auskultasi dapat dilakukan
dengan posisi yang lebih fleksibel. Kemudian, seorang dokter dari Irlandia bernama Arthur Leared
mengenalkan stetoskop binaural (yang memiliki dua earpiece sehingga dapat didengarkan dengan kedua
telinga) pertama yang terbuat dari getah perca pada Great Exhibition di London tahun 1851. Desain
stetoskop binaural ini disempurnakan oleh George Philip Hammann pada tahun 1852. Rappaport, Sprague
dan Groom mendesain sebuah stetoskop binaural yang lebih modern pada dekade 1940an yang menjadi
standar baru yang terdiri atas kombinasi dua sisi bagian dada (chestpiece), satu sisi digunakan untuk sistem
respirasi dan sisi yang lain untuk sistem kardiovaskuler.

Berbagai stetoskop modern telah dikembangkan dengan pelbagai perbaikan terhadap berat dan penampilan
dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sama seperti yang dideskripsikan oleh Rappaport, Sprague dan
Groom. Pada awal dekade 1960an, David Littmann, seorang profesor dari Harvard Medical School,
menciptakan stetoskop yang lebih ringan daripada model sebelumnya dan memperbaiki kualitas akustik
stetoskop. Dalam perkembangan terkini, Tarek Loubani, seorang dokter Kanada, menggagas penggunaan
teknologi percetakan 3 dimensi yang mampu mencetak stetoskop dengan kualitas bagus dengan harga yang
sangat murah.

Stetoskop menjadi alat yang penting untuk melakukan auskultasi dan telah berkembang dengan pesat sejak
tahun 1816. Berbagai perbaikan dan pengembangan yang melibatkan banyak ahli telah dilakukan tahap
demi tahap. Stetoskop akan terus berevolusi dalam sebuah lini masa dan akan tetap menjadi salah satu
simbol dunia medis hingga kelak sebuah alat baru yang lebih canggih dan mampu menggantikan fungsi
stetoskop ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai