Anda di halaman 1dari 1

Pada tahun 1550, G.

Cardano, seorang dokter, matematikawan, dan astrolog di Pavia, Italia, menggambarkan bagaimana suara dapat dirasakan melalui tengkorak. Beberapa tahun kemudian H. Capivacci, juga seorang dokter di Padua, menyadari bahwa fenomena ini dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan gangguan pendengaran yang terletak di telinga tengah atau di telinga dalam/saraf akustik. Seorang dokter Jerman bernama GC Schelhammer merupakan orang pertama yang menggunakan garpu umum dalam mengembangkan percobaannya lebih lanjut pada tahun 1684 yang diprakarsai oleh Cardano dan Capivacci. Garpu tala diciptakan pada tahun 1711 oleh John Shore, bersama H. Purcell dan GF Handel yang merupakan seorang pemain terompet dan pemain kecapi di London. Sebelum penemuan ini, para musisi mengandalkan pipa kayu untuk mengidentifikasi frekuensi. Namun, Pipa kayu ini menyebabkan banyak kesalahan karena perubahan suhu dan kelembaban yang dapat mempengaruhi pipa kayu ini. Para otologis klinis mulai percaya bahwa mereka memiliki alat diagnostik yang dapat membedakan tuli telinga tengah dan tuli telinga dalam. Garpu tala fisika dipelajari oleh seorang Fisikawan Jerman bernama E.F.F. Chladini di Wittenburg sekitar tahun 1800. Ia menganalisis dan melaporkan modus getaran dari garpu tala di sekitar titik nodal nya. Ia dianggap menjadi ayah akustik eksperimental. Seorang Fisikawan bernama Venturi dari Modena Italia pada tahun 1802 membuktikan bahwa persepsi arah suara disebabkan oleh karena satu telinga terkena suara yang lebih intens daripada telinga lainnya. Pada 1827 seorang fisikawan di London bernama Wheatstone menyelidiki modus getaran gendang telinga dengan menggunakan garpu tala. Dia menyimpulkan arah suara dirasakan oleh gendang telinga yang bergetar secara maksimal. Weber, seorang ahli anatomi dari Leipzig Jerman, menggambarkan fenomena yang sama seperti Wheatstone. Dia mencoba membuktikan bahwa suara diterima oleh vestibulum, kanalis semisirkularis dan koklea. pada tahun 1845 Seorang dokter THT bernama E. Schmalz dari Dresden Jerman memperkenalkan tes garpu tala di bagian Otologi, yang kemudian dinamakan sebagai Weber untuk menghormati Weber. Dia adalah orang pertama yang mengklaim kemungkinan diagnostik dengan menggunakan garpu tala. Namun Pencapaian ini tidak banyak menarik perhatian selama masa nya. Ia kemudian menyerahkan hal ini kepada Tondroff yang menekankan pentingnya garpu tala sebagai alat diagnostik di bidang Otology. Oleh studi klasiknya, Tondroff memberikan penjelasan secara rinci dan lengkap mengenai mekanisme pendengaran melalui konduksi tulang.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9172630 http://www.webmedcentral.com on 21-Apr-2012, (sumber 16 ka be)

Anda mungkin juga menyukai