Anda di halaman 1dari 8

METODE PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK INQUIRY

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6

ENJELITA SIMALANGO NIM : P07220218006


MERRY KUMALA SITOMPUL NIM : P07220218014
NATASYA MELINDA RACHMAD NIM : P07220218022
SANTI ROSITA NIM : P07220218030
WULAN SIH RAHAYU NIM : P07220218038

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
TAHUN AKADEMIK 2018/201
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper
“Metode Pembelajaran Dengan Teknik Inquiry” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Promosi Kesehatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian paper ini masih terdapat
kekurangan baik tulisan maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
kami berterima kasih kepada Bapak Nino Adib Chifdillah, M.Kes., atas
bimbingannya dalam menulis dan menyusun paper ini, sehingga penulis dapat
membuat paper sesuai dengan kaidah dalam membuat karya tulis.
Walaupun paper ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan paper selanjutnya. Semoga
paper ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan kami mohon
maaf. Terakhir tidak lupa kami mengucapkan terima kasih.

Samarinda, 26 Febuari 2019

Penulis
METODE PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK INQUIRY

1. Pengertian Metode Pembelajaran dengan Teknik Inquiry

Santoso (2010) menyatakan bahwa metode inquiry yaitu salah satu metode
yang dapat digunakan dalam pelatihan, di mana pelatih dapat membagi tugas untuk
meneliti suatu masalah pada masing – masing peserta yang terlibat dalam pelatihan.
Metode ini menekankan pada kegiatan peserta untuk mencari dan menemukan suatu
masalah. Perserta bertindak sebagai subjek belajar yang dituntut untuk mandiri.

Ketika metode inquiry ini diterapkan dalam suatu pelatihan, peserta bukan
hanya menerima materi yang diberikan oleh seorang pelatih. Peserta juga harus
menemukan sendiri inti dari materi pelatihan yang diberikan oleh pelatih. Pelatih
dalam metode inquiry bertindak sebagai fasilitator, sekaligus motivator. Kegiatan
pembelajaran ini, dilakukan dengan cara proses tanya jawab yang dilakukan antara
pelatih dan peserta.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa dalam metode inquiry,


peserta atau siswa bertindak sebagai subjek dalam belajar, mereka memiliki hak
untuk menemukan sendiri materi yang diajarkan dan masalah yang akan dijumpai dan
guru atau pelatih bertindak sebagai fasilitator dan motivator.

2. Tujuan Metode Pembelajaran dengan Teknik Inquiry

Tujuan dari metode inquiry yaitu untuk mengembangkan kemampuan siswa


atau peserta agar dapat berpikir secara logis, kritis, dan sistematis. Selain itu metode
inquiry bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual yang dimiliki oleh
siswa atau peserta, sebagai bagian dari proses mental mereka. Mengembangkan
kemampuan berpikir dan intelektual menjadi tujuan utama dalam metode
pembelajaran dengan teknik inquiry.

3. Prinsip – Prinsip dalam Metode pembelajaran dengan teknik Inquiry

Metode pembelajaran dengan teknik inquiry memuat beberapa prinsip penting


yang harus diketahui untuk dilaksanakan oleh guru. Prinsip – prinsip tersebut
menurut Suardi (2015) yaitu pengetahuan bersifat tentatif atau berubah – ubah,
manusia memiliki keingin tahuan yang bersifat alamiah, dan manusia mampu
mengembangka individuality yang bersifat mandiri. Masing – masing prinsip tersebut
dapat dijelaskan bahwa dalam prinsip pertama yaitu ilmu pengetahuan bersifat
tentatif, artinya perlu pelaksanaan suatu penelitian yang bersifat berkelanjutan.
Prinsip kedua yaitu manusia memiliki rasa ingin tahu yang bersifat alamiah,
artinya manusia berheka untuk melakukan eksplorasi untuk menambahkan atau
memperoleh pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Prinsip ketiga yaitu manusia
mampu mengembangkan individuality secara mandiri, artinya merujuk pada
pengenalan terhadap jati diri sendiri dan sikap alamiahnya.

Ketiga prinsip penting dari metode pembelajaran dengan teknik inquiry,


setidaknya menjadi gambaran bagi guru yang ingin melaksanakan metode jenis ini
dalam kegiatan pembelajarannya.

4. Langkah – langkah dalam Melaksanakan Metode Pembelajaran dengan Teknik


Inquiry

Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru, ketika menerapkan
metode inquiry. Langkah – langkah tersebut (Suardi, 2015), yaitu menghadapkan
pada suatu masalah, menemukan suatu masalah, mengkaji data yang diperoleh dan
melakukan eksperimen, mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan hasil yang
diperoleh, serta terakhir, melakukan analisis.

Masing – masing langkah dalam metode inquiry dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Menghadapkan pada masalah. Artinya dalam langkah ini guru perlu menjelaskan
prosedur yang dilakukan dalam penelitian, menyajikan beberapa situasi yang saling
bertentangan satu sama lain untuk menemukan masalah.
2. Menemukan suatu masalah. Artinya dalam langkah ini perlu memeriksa tentang
hakikat dari objek dan kondisi yang sedang dihadapi dan memeriksa munculnya suatu
masalah.
3. Mengkaji data yang diperoleh dan melakukan eksperimen. Artinya dalam langkah
individu yang melakukan kegiatan eksperimen perlu untuk mengisolasi variabel yang
sesuai, kemudian merumuskan hipotesis – hipotesis yang sesuai dengan variabel yang
ditemukan.
4. Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan. Hal ini berkaitan dengan
mengorganissikan hasil yang diperoleh, kemudian di rumuskan, dan menjelaskan
hasil tersebut.
5. Melakukan analisis. Artinya melakukan analisis pada proses penelitian, sehingga
dapat diperoleh prosedur yang lebih efektif lagi.

Pada metode ini, terdapat beberapa reaksi yang diharapkan dalam muncul dalam diri
siswa. Reaksi tersebut (Suardi, 2015), antara lain:

1. Siswa mampu mengajukan suatu pertanyaan secara lugas dan jelas.


2. Siswa diberikan suatu kesempatan untuk memperbaiki pertanyaan yang telah
diajukan.
3. Menunjukkan pada siswa tentang butir – butir yang kurang sesuai.
4. Menyediakan siswa mengenai layanan bimbingan tentang teori yang akan digunakan
dalam kegiatan ini.
5. Siswa diberikan kebebasan secara intelektual.
6. Guru memberikan dorongan dan dukungan terhadap interaksi yang ditunjukkan
siswa, hasil eksplorasi yang dilakukan siswa, formulasi, dan generalisasi yang
dilakukan oleh siswa.

Metode pembelajaran yang menerapkan teknik inquiry ini membutuhkan sarana


pembelajaran yang mendukung bagi siswa. Sarana pembelajaran tersebut mencakup
(Suardi, 2015)

1. Materi yang bersifat konfrontatif, tujuannya untuk meningkatkan proses intelektual


siswa, strategi dalam penelitiannya.
2. Masalah yang diberikan dapat menantang siswa untuk melakukan suatu penelitian.

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Teknik Inquiry

Kelebihan dari metode inquiry menurut Santoso (2010), yaitu sebagai berikut.

1. Metode inquiry mendorong individu untuk berpikir secara objektif, jujur, dan
terbuka, dan mampu mengembangkan inisiatif sendiri.
2. Metode inquiry meminta individu untuk mengembangkan sikap berpikir kritis, logis,
dan sistematis, melalui situasi pembelajaran yang merangsang kemampuan individu.
3. Metode inquiry dapat membantu individu untuk membentuk dan mengembangkan
konsep diri yang baik, pada individu.
4. Metode inquiry mendorong individu untuk menggunakan kemampuan berpikir secara
intuitif dan mampu merumuskan sendiri hipotesis dalam penelitiannya.
Kelemahan yang dimiliki oleh metode inquiry menurut Santoso (2010), yaitu
sebagai berikut :

1. Menerapkan metode inquiry membutuhkan waktu untuk mendayagunakan


kemampuan individu dalam memperoleh pengertian yang baik tentang sebuah
konsep.
2. Metode inquiry membutuhkan waktu yang lama dalam penerapannya, sehingga
terkadang waktu menjadi kendala untuk melaksanakan metode ini.
KESIMPULAN

Metode inquiry yaitu dalam penerapannya peserta atau siswa bertindak


sebagai subjek dalam belajar, mereka memiliki hak untuk menemukan sendiri materi
yang diajarkan dan masalah yang akan dijumpai dan guru atau pelatih bertindak
sebagai fasilitator dan motivator. Tujuan dari metode inquiry yaitu untuk
mengembangkan kemampuan siswa atau peserta agar dapat berpikir secara logis,
kritis, dan sistematis. Namun metode inquiry membutuhkan waktu yang lama dalam
penerapannya, sehingga terkadang waktu menjadi kendala untuk melaksanakan
metode ini.

DAFTAR PUSTAKA:
1. Santoso, B. 2010. Skema dan Mekanisme Pelatihan: Panduan Penyelenggaraan
Pelatihan. Jakarta: Yayasan Terumbu Karang Indonesia.
2. Suardi, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Deepublish.
3. https://portal-ilmu.com/metode-inquiry/

Anda mungkin juga menyukai