Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESARIA

DENGAN PEB

Disusun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas Di Ruang
Anggrek 1 RSUD RAA
Soewondo Pati

Di Susun oleh:
YESY DAMAYANTI
NIM:62019040072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESARIA
DENGAN PEB

A. PENGERTIAN
Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan
anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn &
William, 2010).

Menurut Amru Sofian, (2012) sectio caesaria adalah suatu cara


melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut ( Amin & Hardhi,2013).
Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada
kehamilan, terjadi setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan
hipertensi dan protein uria dan dapat juga diserta dengan
udema.Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau
lebih, atau suatu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau
lebih (jika diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan
darah diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat
yang biasa).
Protein uria dalam pre-eklamsia adalah konsentrasi protein
sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urin yang di
ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih.Edema
biasa terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah
tanda pre-eklampsia yang dapat dipercaya kecuali jika edema juga
mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta Kenaikan berat badan
yang mendadak sebanyak 1 kg atau kebih dalam seminggu (atau 3
kg dalam sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat
badan normal sekitar 0,5 kg per minggu) (Anonim, 2010).
Sedangkan PEB (Pre-eklampsia berat) adalah pre-eklampsia yang
berlabihan yang terjadi secara mendadak. Wanita dapat dengan cepat
mengalami eklampsia. Hal ini merupakan kedaruratan obstertik dan
penatalaksanaannya harus segera dimulai. Pre-eklamsi berat terjadi
apabila :
a. Tekanan darah 160/110 atau lebih.diukur 2x dengan antara
sekurangkurangnya 6 jam dan pasien istirahat.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih/24 jam.
c. Olyguri 400 cc atau lebih/ 24 jam.
d. Gangguan cerebral /penglihatan
e. Oedema paru / cyanosis
f. Sakit kepala hebat
g. Mengantuk
h. Konfensi mental
i.Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur, kilatan cahaya)
j. Nyeri epigastrium
k. Mual dan muntah (Musalli, 2010).

B. ETIOLOGI
a.Peran Prostasiklin dan Tromboksan
b. Peran Faktor Imunologis
c.Peran Faktor Genetik
d. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di
uterus
e.Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu
mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah.
f. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel
vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam patogenesis
terjadinya preeklampsia.
Fibronektin diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami
kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam darah wanita
hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah
dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin
akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Anonim, 2010).

C. TANDA DAN GEJALA


a. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang
di ikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal.
b. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan
suara berisik atau gangguan lainnya.
c. Nyeri perut pada bagian ulu hati yang terkadang disertai dengan
muntah.
d. Gangguan pernafasan sampai sianosis.
e. Terjadi gangguan kesadaran (Nanda, 2013)

D. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam
sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini
menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero
plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya
proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi
aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating
pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan
organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai
pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat
berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation (Wahdi, 2010).

E. PATHWAY

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah lengkap Nilai Hb↓,SDM ↓,SDP ↓,Albumin ↓, Hematokrit
↓,Trobosit Serum elektrolit Nilai kalium↑,kalsium ↓, Tanda vital
yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam.
b. Laboratorium : protein uria dengan kateter atau midstream (
biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada
skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat,
serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu Tingkat
kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak
c. USG ; untuk mengetahui keadaan janin
d. Pemeriksaan fungsi hati
e. Tes kimia darah (asam urat meningkat , N= 24-27 mg/dl)

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Pada pasien preeklamsia berat penatalaksanaan yang tepat


diberikan adalah semacam obat sedatif dengan tujuan mencegah
adanya kejang. sesudah 12 sampai 24 jam sudah teratasi, maka
tindakan selanjutnya adalah menghentikan kehamilan. juga
diberikan larutan MgSO4 20% dengan dosis 4gr secara i.v
(intravena) loading dose dalam 4-5 menit dan memasukkan
perlahan-lahan.
selanjutnya di berikan MgSO4 40% sebanyak 12gr dalam 500 cc RL
drip dengan 17 tetes /menit. dengan tujuan untuk menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan diuresis. Pada pre-eklampsia dapat
diberikan juga klorpromazim dengan dosis 50 mg secara i.m
ataupun diazepam 20 mg i.m (Nurarif & Kusuma, 2016, p. (Nurarif
& Kusuma, 2016, p. 188).

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme
pengaturan melemah
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
keridakseimbangan perfusi ventilasi
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan
transportasi O2
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX KEP TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
1, Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
peningkatan tindakan keperawatan 2. Kaji skala nyeri
tekanan vaskuler selama 3x24 jam 3. Ajarkan Klien
serebral diharapkan nyeri dapat untuk teknik
tertasi dengan KH : relaksasi nafas
dalam
a. TTV dalam
4. Kolaborasi dengan
rentang normal
tim medis terkait
b. nyeri dalam
pemberian obat
skala ringan
analgesik
a. Mampu
mempraktekka
n nafas dalam

2 Kelebihan volume NOC : 1. monitor vital sign


cairan - fluid balance 2. monitor hasil
berhubungan - hidrasi laboratorium yang
dengan kriteria hasil: sesuai dengan
mekanisme a. terbebas dari retensi cairan (
pengaturan edema BUN, HMT,
melemah b. terbebas dari osmolalitas urin,
distennsi vna albumin, total
jugularis protein)
c. terbebas dari 3. monitor tanda dan
kelemahan dan gejala edema
kecemasan 4. kolaborasi dengan
tim medis terkait
pemberian obat
3 Gangguan NOC : 1. Posisikan pasien
pertukaran gas - respiratory status untuk memaksimalkan
berhubungan kriteria hasil : ventilasi
dengan a. tanda tanda vital 2. Monitor respirasi
keridakseimbanga dalam keadaan normal dan status oksigen
n perfusi ventilasi b. AGD dalam batas 3. Observasi sianosis
normal 4. Monitor tanda-
c. Status neurologis tanda vital
dalam batas normal 5. Kolaborasi dengan
tim medis terkait terapi
dan pemberian obat
sesuai indikasi pasien
4 Gangguan perfusi Setelah dilakukan NIC :
jaringan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda-
berhubungan selama 3x24 jam tanda vital
dengan gangguan diharapkan 2. Monitor tonus otot
transportasi O2 ketidakefektifan perfusi pergerakan
jaringan dapat teratasi 3. Monitor tekanan
dengan kriteria hasil: intrakranial dan
- Komuikasi jelas respon neurologis
- Bebas dari 4. Kolaborasi dengan
aktivitas kejang tim medis terkait
- Menunjukkan pemberian obat
konsentrasi sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M., et all. 2010. Nursing Outcomes Classification


(NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A. 2017. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta :
Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta : EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 2016. Nursing Interventions
Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Muchtar. 2017. Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA
2017-2018. Jakarta: Prima Medika
Saifuddin, AB. 20014. Buku panduan praktis pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal.Jakarta : penerbit
yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
Sarwono Prawiroharjo. 2015. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan
II. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai