Anda di halaman 1dari 8

RESPIRASI PADA TUMBUHAN

Poggi Rahman
1810422048
6A
pogirahman@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum respirasi pada tumbuhan dilaksanakan pada Senin, 11 november 2019 di
Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Universitas Andalas, Padang. Tujuan
Praktikum ini ada adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap respirasi aerobik
kecambah dan mengetahui kecepatan respirasi biji yang sedang berkecambah dengan
metoda titrasi. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung. Pada
percobaan pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi aerobik kecambah Cucumis
sativus, Laju respirasi tertinggi yaitu 1129,3 mgCO2/g/h pada suhu 20oC, dan laju
respirasi terendah yaitu 49,1 mgCO2/g/h suhu 45oC. Pada percobaan penentuan
kecepatan respirasi biji Phaseolus radiatus CO2 yang tertinggi pada suhu 45oC sebanyak
50 ml dengan usia kecambah 5 hari dan CO2 terendah yaitu 37 ml pada suhu 5oC dengan
usia kecambah 2 hari.

Kata kunci: Laju respirasi, Respirasi, Suhu, Phaseolus radiatus, Cucumis sativus.

PENDAHULUAN
Respirasi adalah proses pelepasan yaitu pati, fruktosa, sukrosa, atau
energi kimia, molekul-molekul gula lain, lemak, asam organik
organik dalam sel pada mitokondria. bukan protein pada keadaan
Pada proses fotosintesis terjadi tertentu. Sedangkan respirasi ae-
pembentukan gula dari molekul CO2 robik adalah suatu proses
dan H2O dengan bantuan cahaya pernapasan yang membutuhkan
matahari. Pelepasan energi kimia oksigen bebas dari udara dan air.
dalam respirasi ini terjadi melalui Semua sel aktif terus menerus
dua proses penting, yaitu melakukan respirasi menyerap ok-
berlangsung antara lain: Proses sigen dan melepaskan karbon-
oksidasi, disini terjadi pelepasan dioksida dalam volume yang sama
hidrogen atau hidrogenase dimana (Lehninger,1982).
pada proses aerobik penerima Pada tumbuhan, O2 yang
elektron terakhir adalah O2, disini O2 datang dari luar sel masuk melalui
sebagai adaptor, proses stomata daun, lenti sel, dan celah
perombakan molekul dimana akbat antar sel. O2 masuk ke dalam sel
dari oksidatif ikatan karbon dari dan langsung dipakai untuk
molekul dirombak sehingga akhirnya respirasi. Adapun faktor-faktor yang
hanya tinggal satu karbondioksida mempengaruhi respirasi adalah
(Darmawan, 1983). temperatur, perubahan reaksi
Respirasi bukanlah proses sensitive sekali terhadap temperatur
pertukaran gas sederhana saja dimana bila suhu rendah, asam
tetapi merupakan keseluruhan terlalu tinggi maka kerja enzim akan
proses reaksi oksidasi, yaitu lambat. Faktor kedua adalah kadar
senyawa organik dioksidasi menjadi oksigen dimana O2 yang dibutuhkan
karbohidrat. Sedangkan oksigen dalam siklus krebs sebagai
yang diserap direduksi membentuk penerima elektron. Ketiga adalah
karbondioksida. Substrat respirasi, karbondioksida dan yang terakhir
adalah garam-garaman organik yang elektron dari NADH dan NADPH
berguna untuk transpirasi jaringan dari sitosol dank e arah matriks pada
tumbuhan untuk diransfer dari air ke membran dalam juga terdapat
larutan garam-garaman tersebut pembawa elektron yang terikat kuat
(Lakitan, 2001). Macam substrat (NADH dehidrogenase). Komponen-
yang dipakai dapat diketahui dengan komponen ini dapat bebas ber-
mengukur jumlah O2 yang dipaki gabung pada membran dalam yang
dengan CO2 yang dilepaskan yang bersifat alir, untuk melakukan
disebut dengan respirasi kuosien peranan sebagai system transport
(Barry and Badger, 1979). elektron (Darmawan, 1983).
Glikolisis merupakan rang- Menurut Campbell (2012),
kaian perubahan glukosa menjadi langkah pertama dalam reaksi
asam piruvat. Glikolisis adalah respirasi seluler disebut glikosis, dan
proses penguraian heksosa menjadi terjadi bersamaan dengan tidak
triosa yang terjadi di sitosol. Proses adanya oksigen. Proses ini terjadi
ini terjadi dari dua bagian, yaitu pada sitoplasma sel di dalam cairan
penguraian substrat heksosa baik sitosol, yang merupakan bahan gel
glukosa maupun fruktosa yang yang terdapat di dalam sel individu
berasal dari pati dan sukrosa tanaman.
maupun fruktosa menjadi fruktosa Sebagian besar energy yang
1,6 biposfat (Darmawan, 1983). dilepas selama respirasi kira-kira
Siklus asam sitrat (siklus 2870 kj atau 686 kkal permol
kreb) adalah asam piruvat yang glukosa. Bila suhu rendah, bahan ini
dioksidasi menjadi CO2 dan air. Bila dapat merangsang metabolism dan
cukup oksigen asam piruvat dapat menguntungkan beberapa specimen
ditransfer ke dalam mitokondria tertentu. Tetapi biasanya bahan
melalui pertukaran dengan OH- tersebut dilepaskan ke atsmosfer
pada membran dalam. Piruvat dalam atau ke tanah dan berpengaruh kecil
teknisnya bukan merupakan bagian terhadap tumbuhan. Yang lebih
dari siklus asam sitrat. Di dalam penting dari bahan ialah energi yang
matriks asam piruvat pertama kali terhimpun dalam ATP, sebab
didekarboksilasi kemudian dioksidasi senyawa ini digunakan untuk ber-
oleh kompleks multi enzim piruvat bagai proses esensial dalam
dehidroginase. Enzim ini meng- kehidupan. Misalnya pertumbuhan
katalisir rangkaian lima reaksi dan penimbunan ion (Salisbury and
dimana satu mol piruvat diubah ross, 1995). Energi yang dihasilkan
menjadi Asetil CoA dengan adanya dari respirasi ini akan digunakan
protein sulfur Coenzim A. Perubahan oleh jaringan tubuh dari tumbuhan
asam piruvat menjadi Asetil CoA yang nantinya akan berguna untuk
melalui siklus oksidasi asam piruvat memelihara sitoplasma. Peredaran
(Burhan, 1987). zat makanan, pembelahan kromo-
Sistem transfer elektron som dan inti (Dwijoseputro, 1994).
merupakan polipeptida integral. Adapun tujuan praktikum ini
Selain itu, ada beberapa electron adalah untuk mengetahui pengaruh
yang berada pada membrane dalam. suhu terhadap respirasi aerobik
Diantaranya adalah pada membran kecambah dan mengetahui kecepat-
dalam kea rah ruang antar sel an respirasi biji yang sedang ber-
terdapat protein yang terkait kuat kecambah dengan metode titrasi.
pada membrane yang membawa
METODE PRAKTIKUM ditempatkan pada kulkas (5oC),
Waktu dan Tempat ruangan (27oC) dan inkubator
Praktikum dilaksanakan pada Senin, (45oC). Setelah satu jam diukur
11 november 2019 dilabora-torium kadar CO2 yang dihasilkan dengan
Pendidikan IV, Jurusan Biologi, menggunakan CO2 meter.
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Unversitas Percobaan b. Penentuan Kecepatan
Andalas, Padang. Respirasi Biji yang Sedang Berke-
cambah
Alat dan Bahan Ditempatkan 50 ml NaOH
Alat yang digunakan yaitu botol ka- dalam masing-masig 5 buah botol
ca, kain kasa, timbangan, benang, kaca, ditutup erat dengan menggu-
label, gunting, dan buret. Bahan nakan penutup karet. Ditimbang 10
yang digunakan yaitu larutan NaOH, gram kecambah ke dalam kain kasa
kecambah Phaseolus radiatus dan yang diikat dengan benang, lalu
Cucumis sativus, karet gelang, digantung di dalam botol tadi dengan
aluminium foil, larutan HCl, dan benang. Botol diberi label dan
indikator fenolftalein. ditempatkan di suhu 5oC, 27oC,
45oC, dan kontrol tanpa kecambah di
Cara Kerja suhu ruangan. Ditentukan jumlah
Percobaan a. Pengaruh Suhu Terha- CO2 dengan metode titrasi: dipipet
dap Kecepatan Respirasi Aerobik 10 mL larutan yang ada dalam botol
Kecambah Cucumis sativus tadi kedalam erlemeyer, ditambah-
ditimbang sebanyak 10 gram, di- kan 3 tetes indikator fenolphtalein,
bungkus dengan kain kasa dan di- kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N
ikat ujungnya dengan benang yang sampai hilang warnanya, hal yang
disisakan memanjang. Bungkusan sama terhadap kontrol (botol berisi
dimasukkan ke dalam botol dengan NaOH 0,2 N), kurangi nilai yang
posisi tergantung, dengan cara me- diperoleh dari botol pertama dengan
ngikatkan ujung benang pada bibir nilai dari botol kontrol. Dilakukan
botol, lalu ditutup dengan aluminium titrasi duplo terhadap masing-masing
foil dan diikat dengan karet gelang. labu. Nilai yang diperoleh menunjuk-
Dibuat kontrol tanpa kecambah, kan jumlah total asam ekuivalen
diletakkan di suhu kamar. Masing- dengan CO2 yang dihasilkan selama
masing label diberi label dan respirasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan A. Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Aerobik
Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Aerobik Phaseolus
radiatus.
No. Perlakuan Laju respirasi
1 Kontrol 0
2 5oC 785,6
3 20oC 1129,3
4 27oC 98,2
5 45oC 49,1
Dari praktikum yang telah dilakukan tinggi yaitu 1129,3 mgCO2/g/h pada
didapatkan hasil bahwa pada per- suhu 20oC, dan laju respirasi teren-
cobaan pengaruh suhu terhadap ke- dah yaitu 49,1 mgCO2/g/h pada suhu
cepatan respirasi aerobik kecambah 45oC. Oleh karena itu dapat diketa-
Cucumis sativus, laju respirasi ter- hui pengaruh suhu yang terhadap
berlangsungnya proses respirasi di- baran tentang tingkat kegiatan meta-
hubungkan dengan kegiatan enzim. bolisme jaringan itu. Laju respirasi
Pada umumnya proses respirasi ditetapkan dengan mengukur banya-
akan meningkat apabila suhu naik. knya CO2 yang terbentuk dan gas
Hal ini sesuai dengan O2 yang diserap persatuan berat se-
literatur yang dinyatakan Burhan gar (kering) jaringan persatuan wak-
(1997), bahwa dengan kenaikan tu (Kimball, 1983).
suhu penyimpanan sebesar 10 oC Pada dasarnya, proses respi-
akan mengakibatkan naiknya laju rasi bertujuan untuk mendapatkan
respirasi sebesar 2 sampai 2,5 kali, energi yang digunakan dalam meta-
tetapi diatas suhu 35 oC laju bolisme dan proses pertumbuhan
respirasi akan menurun karena serta perkembangan untuk menjadi
aktivitas enzim terganggu dan sebuah tanaman dewasa. Semakin
menyebabkan terhambatnya di-fusi besar suatu tanaman, maka makin
oksigen. besar pula kebutuhannya akan ener-
Secara langsung laju respi- gi sehingga dalam respirasinya me-
rasi jaringan dipengaruhi dua faktor merlukan oksigen yang banyak pu-
lingkungan yaitu konsentrasi oksigen la. Faktor-faktor yang mempenga-
dan suhu. Dalam proses ini ter- ruhi proses respirasi suatu organis-
bentuk energi bebas (ATP dan me antara lain: umur atau usia orga-
NADH) yang diperlukan dalam sin- nisme tersebut, bobot dari kegiatan
tesis sel dan senyawa-senyawa in- yang dilakukan, ukuran organisme
termediet yang merupakan substrat itu sendiri, keadaan lingkungan se-
bagi sintesis senyawa-senyawa lain- kitar, serta cahaya juga mempe-
nya (asam amino, lemak, protein, ngaruhi rata-rata pernapasan (Dwi-
dan lain-lain). Oleh karena itu laju djoseputro, 1986).
respirasi dapat memberikan gam-

Percobaan B. Penentuan Kecepatan Respirasi Biji yang Sedang Berkecambah.


Tabel 2. Penentuan Kecepatan Respirasi Biji yang Sedang Berkecambah.
No Suhu CO2 yang dihasilkan
1 2 3 4 5
1 Kontrol 40 40 40 40 40
2 5oC 40 37 38,8 40 40
3 27oC 39,5 38,2 39 39,5 37,3
4 45oC 39 37,75 38,1 39,5 50

Dari praktikum yang telah dilakukan kecepatan respirasi lebih tinggi dari
didapatkan hasil bahwa pada per- kecambah yang lebih muda. Selain
cobaan penentuan kecepatan res- itu, suhu yang semakin tinggi mem-
pirasi biji Phaseolus radiatus CO2 percepat proses respirasi.
yang tertinggi pada suhu 45oC se- Hal ini sesuai dengan
banyak 50 ml dengan usia kecam- literatur yang dinyatakan Loveless
bah 5 hari dan CO2 terendah yaitu (1991) bahwa semakin muda umur
37 ml pada suhu 5oC dengan usia kecambah ma-ka semakin cepat laju
kecambah 2 hari. Oleh karena itu respirasi yang terjadi pada
dapat dilihat bahwa kecambah de- tumbuhan tersebut. Kecambah
ngan umur yang lebih muda memiliki melakukan pernapasan untuk men-
dapatkan energi yang dila-kukan besar daripada tanaman yang lebih
dengan melibatkan gas oksi-gen tua, dimana kecepatan resipirasinya
(O2) sebagai bahan yang dise-rap berkurang karena daya atau kemam-
atau diperlukan dan menghasil-kan puan tumbuhan untuk menyerap ok-
gas karbondioksida (CO2), air (H2O), sigen di udara juga berkurang se-
dan sejumlah energi yang di- perti teori laju respirasi tinggi saat
hasilkan. perkecambahan dan tetap tinggi
Menurut Lakitan (2001), bah- pada fase pertumbuhan vegetatif
wa tipe dan umur tumbuhan juga awal.
mempengaruhi laju respirasi, karena Faktor lain yang dapat mem-
perbedaan morfologi antara berba- perngaruhi laju respirasi yaitu kete-
gai jenis tumbuhan, maka terjadi pu- serdiaan substrat dan keteserdiaan
la perbedaan laju respirasi antara oksigen. Karbon dioksida hasil res-
tumbuhan tersebut. Penentuan ke- pirasi mikro organisme tanah dapat
cepatan respirasi biji yang sedang diukur dengan metoda titrimetri se-
berkecambah, umur tanaman mem- cara kuantitatif berdasarkan jumlah
pengaruhi kecepatan respirasi biji CO2 yang diikat oleh basa. Basa
yang sedang berkecambah tersebut, yang sering digunakan dalam pe-
dimana semakin muda tanaman ke- ngukuran respirasi yaitu Ba(OH)2,
cepatan respirasinya akan semakin KOH dan NaOH (Anas, 1989).

KESIMPULAN DAN SARAN tertinggi pada suhu 45oC


Kesimpulan sebanyak 50 ml dengan usia
Dari praktikum yang telah dilakukan kecambah 5 hari dan CO2
dapat disimpulkan bahwa: terendah yaitu 37 ml pada suhu
1. Pada percobaan pengaruh suhu 5oC dengan usia kecambah 2
terhadap kecepatan respirasi hari.
aerobik kecambah Cucumis
sativus, Laju respirasi tertinggi Saran
yaitu 1129,3 mgCO2/g/h pada Dari praktikum respirasi pada tum-
suhu 20oC, dan laju respirasi buhan, diharapkan agar praktikan le-
terendah yaitu 49,1 mgCO2/g/h bih teliti dalam mengerjakan semua
suhu 45oC.
tahapan percobaan, agar didapatkan
2. Pada percobaan penentuan
kecepatan respirasi biji data yang representatif.
Phaseolus radiatus CO2 yang

DAFTAR PUSTAKA
Anas, I. 1989. Petunjuk Burhan. 1997. Dasar-Dasar Fisiologi
Laboratorium Biologi Tanah Tumbuhan. Rajawali Press.
Dalam Praktek. Depdikbud. Jakarta.
Dirjend Pendidikan Tinggi. PAU Campbell et al. 2012.Biologi Jilid 1.
Bioteknologi. IPB. Bogor. Jakarta: Erlangga.
Barry, J.A. and M.R. Badger. 1979. Darmawan dan Baharsjah. 1983.
Direct measurement of Pengantar Fisiologi
photorespiration as a function Tumbuhan. PT Gramedia.
of CO2 concentration. Jakarta.
Carnegie Inst.Washington.
Dwidjoseputro. 1994. Biologi. Lehninger, M. T. 1982. Dasar-Dasar
Erlangga. Jakarta. Biokimia. Jilid I. Erlangga.
Kimball, Jhon. W. 1983. Biologi jilid Jakarta.
1. Erlangga. Jakarta. Loveless. A. R. 1997. Prinsip-Prinsip
Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan Untuk
Fisiologi Tumbuhan. PT. Daerah Tropik. PT Gramedia.
Jakarta.
Grafindo Persada. Jakarta.
.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai