Apt 32 - Rangkuman Model Inventory Control
Apt 32 - Rangkuman Model Inventory Control
MODEL ABC
1) Kapan Metode Tersebut Digunakan ?
Digunakan pada saat mengkontrol manejerial yang ketat seperti barang-barang yang
mahal yang penting dan masuk dalam kategori 1
Pada saat dana terbatas
Pada saat terjadi krisis ekonomi
Pada kategori obat yang mahal
Saat diinginkan stok obat menjadi efisien
Contoh :
No Nama Obat Satuan Jumlah Harga Satuan
Tahap 3
Menghitung nilai investasi
a. Menghitung total investasi setiap jenis obat
b. Berdasarkan total setiap jenis obat diurutkan dari yang terbesar sampai yang
terkecil
c. Hitung persentase biaya untuk setiap jenis obat terhadap nilai total obat
d. Hitung persentase kumulatif
e. Berdasarkan % kumulatif, berikan bobot nilai untuk setiap jenis obat seperti
kriteria bobot pada tahap 2
Tahap 4
Menghitung nilai kritis untuk setiap jenis obat. Informasi ini diperoleh dari pemakai
obat dalam hal ini dokter, komite medik, farmasi, dsb. Kriteria klasifikasinya
sebagai berikut :
a. Kelompok X : obat yang tidak boleh diganti dan harus selalu tersedia dalam
rangka proses perawatan pasien. Kekosongan obat tidak dapat ditoleransi.
b. Kelompok Y : obat yang dapat diganti dengan obat lain yang tersedia walaupun
tidak memuaskan karena tidak sesuai dengan keinginan, dan kekosongan kurang
dari 48 jam masih dapat ditoleransi.
c. Kelompok Z : obat yang dapat diganti, kekosongan lebih dari 48 jam dapat
ditoleransi.
Setiap kelompok diberikan bobot X = 3, Y = 2, dan Z = 1.
Tahap 5
Menghitung nilai indeks kritis (NIK) setiap jenis obat dengan rumus :
NIK = Nilai Pakai + Nilai Investasi + (2 x Nilai Kritis )
Tahap 6
Mengelompokkan tiap jenis obat ke dalam kelompok A, B, dan C dengan kriteria
sebagai berikut :
- Kelompok A : NIK 9,5 – 12
- Kelompok B : NIK 6,5 – 9,4
- Kelompok C : NIK 4 – 6,4
Nilai indeks kritis tertinggi (12) menunjukan bahwa sediaan obat tersebut adalah
obat yang kritis bagi sebagian besar pemakainya atau kritis bagi satu atau dua
pemakainya, tetapi juga mempunyai nilai investasi dan turn over yang tinggi.
3. MODEL EOQ
1) Kapan metode tersebut digunakan ?
Ketika :
- Jumlah kebutuhannya pasti dan konstan dari waktu ke waktu/ Saat jumlah pembelian
tetap
- Saat melakukan pesanan terus menerus
- Saat barang yang dipesan selalu tersedia
- Lead time bersifat konstan.
- Jumlah pesanan yang diterima sekaligus (satu waktu).
- Biaya penyimpanan dibebankan untuk setiap item yang disimpan.
- Saat tidak ada diskon
- Biaya melakukan pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan merupakan biaya
variable dalam waktu tertentu
- Pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindari stock out
4. MODEL EOQ-ROP
1) Kapan metode tersebut digunakan ?
Metode EOQ (Economic Order Quantity) digunakan pada saat Rumah Sakit ingin
meningkatkan efisiensi pendanaan dan persediaan obat dengan cara pemesanan obat dalam
jumlah banyak untuk jangka waktu satu periode. Namun ketika penggunaan obat berlebihan
sebelum satu periode selesai maka digunakan metode ROP (Reorder Point) untuk
menentukan pada titik jumlah berapa pemesanan harus dilakukan kembali.
5. MODEL ROP
1) Kapan metode tersebut digunakan?
- ketika jumlah yang biasanya dipesan ternyata berkurang lebih cepat dari interval waktu
yang biasa dipakai untuk melakukan pemesanan.
- Metode ini digunakan pada saat akan memesan obat sehingga kedatangan atau
penerimaan obat yang dipesan dapat tepat pada waktu dan tidak mengalami
kekosongan
6. MODEL VEN
1) Kapan metode tersebut digunakan ?
Metode analisis VEN digunakan pada awal pengadaan obat di Rumah Sakit karena
merupakan tolak ukur untuk berjalannya pelayanan di rumah sakit. Metode VEN
biasanya dikombinasi dengan metode analisis lain untuk memaksimalkan pengadaan
obat dirumah sakit seperti kombinasi metode ABC/VEN
Saat menetapkan/ menentukan obat prioritas terutama obat yang tergolong vital
Ketika anggaran minim.
7. MODEL JIT
1) Kapan metode tersebut (JIT) digunakan?
Saat permintaan obat tertentu jarang dilakukan dan obat tergolong mahal serta
membutuhkan kondisi penyimpanan khusus
8. MODEL FIC
(FUZZY INVENTORY CONTROL)
1) Apa definisi dari metode tersebut?
Teori FIC (Fuzzy Inventory Control) diperkenalkan oleh Zadeh yang memberikan suatu
kerangka pemikiran untuk menganggap parameter-parameter yang tidak atau kurang
jelas di definisikan yang ditentukan secara subjektif.
2) Kapan metode tersebut dapat digunakan ?
Metode ini digunakan ketika tidak adanya atau kurang jelasnya suatu nilai yang
berkaitan dengan variabel-variabel tertentu yang akan digunakan bersama aturan Fuzzy
(Jika-Maka / If-Then). Artinya, metode ini digunakan sebagai perencanaan untuk
pengadaan barang jika tidak diketahui atau berubahnya variabel konstan (waktu dan
tingkat permintaan).
3) Apa kelebihan metode tersebut digunakan ?
Metode FIC dapat digunakan langsung tanpa menimbulkan stockout dan menurunkan
biaya persediaan, nilai persediaan dan menaikkan TOR sehingga sistem persediaan
menjadi lebih efisien.
Dapat mengantisipasi perubahan yang dinamis.
4) Apa kekurangan metode tersebut digunakan ?
Metode FIC tidak bekerja optimal jika ada perbedaan dari data permintaan dan data
pemakaian yang digunakan sebagai dasar penyusunan model FIC.
Tidak adanya kepastian nilai karena bersifat deskripstif.
Metode MMSL atau (minimum maximum stock level) adalah metode yang digunakan
untuk mengetahui jumlah persediaan barang dalam jumlah sedikit maupun sampai terbanyak.
Metode ini digunakan untuk mengontrol jumlah persediaan yang ada agar tidak berlebih atau
kurang sehingga tidak terjadi pemborosan modal.
Rumus perhitungan:
1.perhitungan jumlah rata-rata penjualan/pemakaian barang dalam
setahun ditambah dengan berapa jumlah aman barang yang tersedia di gudang.
Max Qty = (jumlah pemakaian barang dalam setahun + safety stock ) /12
2.perhitungan jumlah rata-rata penjualan/pemakaian barang dalam periode tertentu.
Max Qty = (jumlah pemakaian barang dalam setahun )/12
Sedangkan jumlah minimal barang ditentukan dengan cara menghitung berapa
jumlah aman/minimal barang tersebut di gudang di dalam setahun.
Periode dalam setahun ini dapat disesuaikan. Misalnya per minggu, per 3 bulan atau per 6
bulan.
Sistem MMSL digunakan ketika perencaan obat di suatu Rumah sakit mengalami pemborosan
anggaran, membengkaknya biaya pengadaan dan penyimpanan, meningkatnya resiko obat
rusak dan kadaluwarsa.
Metode ini merupakan metode forecasting dengan menggunakan persamaan kuadrat. Metode
triple exponential smoothing lebih cocok untuk membuat forecast hal yang berfluktuasi atau
mengalami pasang surut.
Forecasting atau peramalan dengan menggunakan metode triple exponential smoothing satu
parameter dari brown berhasil dilakukan dengan keakuratan maksimal mencapai 98,15%.
Karena metode ini merupakan metode peramalan atau menerka, maka ada beberapa prediksi
yang meleset atau kurang akurat,