M1 KB2 Alat Ukur PDF
M1 KB2 Alat Ukur PDF
KEGIATAN BELAJAR 2.
ALAT UKUR
Penulis
Dr. Zainal Arifin, MT
Drs. Martubi, MPd, MT
1. Mistar geser
Alat ukur ini sering disebut dengan jangka sorong, mistar ingsut, sketmat,
atau vernier caliper. Berikut gambar dan dengan nama-nama bagiannya.
Pada batang mistar geser terdapat skala utama dan pembacaannya seperti
meteran biasa. Pada ujung yang satu dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu
rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak sedang ujung yang lain dilengkapi
dengan ekor. Dengan demikian mistar geser dapat digunakan untuk mengukur
dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman benda ukur. Selain skala utama, alat
ukur ini dilengkapi dengan skala vernier (vernier scale) atau skala nonius.
Skala pengukuran pada mistar geser biasanya menggunakan dua sistem
satuan yaitu sistem metrik dan sistem inci. Skala pengukuran dengan sistem
metrik biasanya ada pada bagian bawah rahang, sedang skala pengukuran dengan
sistem inci ada pada bagian atas rahang. Ketelitian mistar geser dapat mencapai
0,001 inci untuk satuan inci dan 0,02 mm untuk satuan metrik.
a. Tingkat ketelitian mistar geser
Susunan garis-garis yang dibuat secara teratur dengan jarak garis yang tetap
dan tiap garis mempunyai arti tertentu biasanya disebut dengan skala. Pada mistar
geser terdapat skala utama dan skala nonius atau skala vernier. Banyaknya garis
pada skala vernier menentukan tingkat ketelitian, semakin banyak garis pada
skala nonius maka mistar geser semakin teliti tetapi semakin sulit dibaca karena
jarak antar baris semakin rapat. Jarak antar garis pada skala utama untuk satuan
37
metrik pada umumnya 1 mm, sedang pada satuan inci jarak antar garis adalah
1/16 inci untuk ketelitian 1/128 inci dan 0,025 inci untuk ketelitian 0,001 inci.
1) Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,1 mm
2) Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,05 mm
3) Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,02 mm
4) Mistar geser dengan tingkat ketelitian 1/128 inci
5) Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,001 inci
b. Contoh cara membaca skala pengukuran pada mistar geser
Pedoman umum membaca skala pengukuran pada mistar geser yaitu: (a)
Lihat angka nol skala nonius ada dimana, (b) Cari garis yang lurus antara skala
utama dengan skala nonius. Berikut ini diberikan contoh membaca mistar geser
dengan ketelitian 0,1 mm.
38
Gambar 2.3 Vernier scale
Karena setiap devisi pada skala vernier adalah 0.02 mm., berarti garis
kelima adalah 5 x 0.02 yang sama dengan 0.1 mm yang ditandai dengan nomor 1.
Garis kesepuluh ditandai dengan nomor 2, garis kelima belas ditandai dengan 3,
dan seterusnya sampai pada akhir skala.
Membaca jenis skala ini sebagai berikut:
Baca skala utama seperti pada sebelumnya.
Baca angka devisi sebagai sepersepuluh milimeter.
Selesaikan pembacaannya dengan menambahkan ekstra 0.02
39
Gambar 2.5 skala vernier
40
Gambar 2.7
Pada sketsa terlihat pembacaan vernier ke 0,02 milimeter dan memiliki skala
vernier dengan panjang 24,5 mm.
Ada juga devisi satu setengah milimeter yang sama dengan 0,5 mm.
37 + 0,5 = 37,5 mm
Garis kedelapan pada skala vernier berlawanan dengan garis pada skala utama.
Kalikan 8 dengan 0,02 yang sama dengan 0,16 dan tambahkan ini dengan
pembacaan pada skala utama.
Skala utama 37,5
Skala vernier 0,16
Pembacaan keseluruhan 37,66 milimeter.
Gambar 2.8
41
d. Menggunakan Vernier Caliper
Vernier caliper dipasang dan diatur seperti yang diperlihatkan dalam
gambar.
42
biasanya dipergunakan di suatu permukaan plat atau meja. Peralatan ini
dirancang untuk menandai atau memeriksa ketinggian. Debt gauge dan scribing
blade adalah dua jenis peralatan yang disematkan pada measuring bar dari height
gauge.
2. Mikrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian
yang lebih tinggi hingga mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer yaitu:
a. Mikrometer luar (Outside Micrometer)
43
Gambar 2.12 Mikrometer luar
Digunakan untuk mengukur: tinggi nok, diameter batang katup, diameter
jurnal poros, dan sebagainya. Spindle merupakan poros panjang yang dapat
bergerak maju-mundur untuk menyesuaikan dimensi benda yang akan diukur.
Untuk menggerakkan spindle dilakukan dengan cara memutar thimble.
Apabila thimble diputar ke kanan, maka spindle akan mendekati anvil. Pada
saat mengukur benda kerja, jika jarak antara spindle dengan benda kerja masih
jauh, maka untuk mendekatkannya dengan cara memutar thimble ke kanan.
Namun apabila jarak antara ujung spindle dengan benda kerja sudah dekat,
maka untuk mendekatkannya dengan cara memutar rathchet stoper sampai
ujung spindle menyentuh benda kerja. Lock clamp digunakan untuk mengunci
spindle agar tidak dapat berputar sehingga posisi skala pengukuran tidak
berubah. Saat menggunakan micrometer ini diperlukan keterampilan. Tekanan
yang berlebihan dalam pekerjaan akan :
Memberikan pembacaan yang tidak akurat.
Mengakibatkan ketegangan pada ulir.
Merusak frame.
Pada saat anda mengatur anvil micrometer pada pekerjaan, anda harus
merasakan tekanan atau resistansi pada permukaan. Beberapa jenis micrometer
memiliki spring-loaded ratchet yang akan membantu untuk mengatur tekanan
konstan. Pengukuran yang akurat bisa didapatkan dengan bantuan ratchet
tersebut.
44
Gambar 30
45
Gambar 2.13 kalibrasi micrometer
46
Mintakan supervisor anda untuk mendemonstrasikan posisi ini pada anda.
47
Gambar 2.16 digital micrometer
48
Putar thimble micrometer sampai anda merasakan anvil telah menyentuh
permukaan.
Pasangkan anvil pada lubang beberapa kali untuk memastikan bahwa
ukuran diambil langsung dari bagian tengah.
Teruskan mengatur thimble sampai anda merasakan tekanan yang sesuai
pada anvil.
Jika telah memuaskan, angkat micrometer secara perlahan dari lubang.
Baca ukuran yang diperlihatkan dalam barrel.
Tambahkan pembacaan micrometer dengan panjang extension rod yang
digunakan untuk mendapatkan ukuran lubang.
49
Gambar 2.19 range pengukuran inside micrometer
Ingat tekanan pada micrometer harus juga sama dengan tekanan meteran pada
lubang.
50
Pilih panjang extension rod yang cocok untuk pekerjaan yang akan diukur.
Periksa dengan baik locating face pada ujung thimble dan bahu extension
rod supaya bersih.
Masukkan rod kedalam thimble dan tekan kebawah kedalam locating face.
Ganti clamping cap.
Kencangkan clamp sebatas kemampuan jari.
51
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm,
dan jarak tiap strip di bawah garis adalah 0,25 mm. Pada skala thimble tiap
strip nilainya 0,01 mm dan pada skala vernier 0,001 mm. Hasil pengukuran
pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
Contoh :
52
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran
tersebut, misal 76 mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gauge.
d) Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar dan usahakan jarum
dial gauge tidak bergerak, misal diperoleh = 76,20 mm.
e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai
bore gauge ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar
(posisi tegak lurus).
f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gauge, misal diperoleh
0,13 mm.
g) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang
replacement rod dengan besarnya penyim-pangan jarum bore gauge. Jadi
diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II:
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal hasil: 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran
tersebut, misal 76 mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gauge.
d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod
antara anvil dan spindle micrometer
e) Set jarum dial gauge pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
f) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai
bore gauge ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar
(posisi tegak lurus)
g) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gauge.
h) Apabila penyimpangan jarum dial gauge :
Di sebelah kanan nol : Ǿsilinder = 76 – penyimpangan
Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 + penyimpangan
4. Caliper Gauge
Caliper gauge adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur diameter dengan ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan katup,
diameter dalam rocker arm dan sebagainya.
53
Pada bagian atas caliper gauge terdapat dial gauge dan pada bagian
bawah terdapat kaki (lug) yang dapat bergerak bebas. Fungsi tombol yang
terdapat pada dial gauge untuk menggerakkan kaki-kaki. Apabila tombol ditekan,
maka kaki-kaki tersebut akan saling berhimpitan (menyempit). Untuk menset nol
dapat dilakukan dengan memutar outer ring sehingga jarum penunjuk bertepatan
dengan angka nol pada skala pengukuran.
54
Pada dial indikator juga terdapat outer ring yang dapat berputar. Apabila
outer ring diputar, maka skala pengukuran yang terdapat pada panel depan juga
akan ikut berputar sehingga angka nol pada skala pengukuran dapat lurus dengan
jarum panjang. Hal tersebut diperlukan pada saat menset nol sebelum melakukan
pengukuran.
55
Gambar 2.28 Pengukuran tube dengan telescopic gage
Telescopic plunger dapat dikunci pada posisinya dengan cara memutar sekrup
yang berada di ujung gagang. Gunakan meteran bore telescopic sebagai
berikut:
Tekan plunger dan masukkan meteran kedalam lubang.
Biarkan plunger untuk berkembang pada ukurannya pada lubang.
Kencangkan locking screw.
Goyang meteran pada diameter untuk mendapatkan hasil maksimal.
Plunger dikunci dengan erat dan keluarkan meteran dari lubang.
Ukurlah lubang dengan cara mengambil bacaan pada plunger dan kontak
dengan outside micrometer.
56
ALAT UKUR ELEKTRIK
1. Ampermeter
Untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik
digunakan Ampermeter. Dalam pemasangannya, Ampermeter harus dihubungkan
secara seri dengan rangkaian listriknya. Arah datangnya arus (arah sumber arus)
dipasangkan pada terminal ( + ) dan selanjutnya dihubungkan terminal ( - ) seperti
pada gambar berikut.
2. Voltmeter
Untuk mengukur tegangan dari suatu rangkaian listrik, Volt meter harus
dihubungkan secara paralel terhadap kedua ujung rangkaiannya. Pada bagian yang
mempunyai tegangan yang lebih tinggi (pada arah sumber) dipasangkan terminal ( + )
Voltmeter dan selanjutnya pada terminal ( - ) seperti pada gambar berikut.
57
Gambar. Pengukuran Tegangan Listrik
Tahanan Voltmeter (tahanan dalam) dibuat besar sekali mendekati ~ sehingga
apabila dihubungkan seri terhadap rangkaiannya maka tegangan tidak dapat diukur,
tetapi Voltmeter tidak akan rusak.
3. Ohmmeter
Pada saat mengukur tahanan, benda yang diukur harus dilepas dari rangkaian
listriknya. Pada kedua ujung benda yang diukur dihubungkan dengan Ohmmeter.
Dengan demikian besar tahanan dapat dibaca seperti pada gambar 3. Terminal ( - )
dari Ohmmeter sudah dihubungkan dengan terminal ( + ) pada baterei yang terdapat
didalamnya.
58
4. Multimeter
Multimeter atau multitester, ada juga yang menyebut avometer merupakan alat
ukur elektrik serbaguna karena dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran
listrik. Adapun besaran listrik yang dapat diukur dengan multimeter antara lain: arus,
tegangan, tahanan, kapasitas kondensor dengan berbagai rentang kapasitas
pengukuran. Di samping itu, multimeter dapat digunakan untuk memeriksa
kontinuitas instalasi listrik, mengukur kebocoran transistor, dan keperluan lain yang
terkait dengan besaran listrik
a. Bagian-bagian Multimeter
59
memutar 0 Ω adjuster knob ke kanan atau ke kiri sampai pointer menunjuk angka nol
ohm (angka nol paling kanan). Multimeter yang baik biasanya dilengkapi dengan
sekering, sehingga apabila terjadi kesalahan pengukuran, maka komponen dalam
multimeter tidak rusak (terbakar).
Dari gambar di atas nampak bahwa fungsi skala pengukuran dapat dilihat pada
sisi kanan dan kiri skala tersebut. Sebagai contoh skala paling atas digunakan untuk
pengukuran tahanan, sedang skala di bawahnya untuk pengukuran tegangan DC dan
seterusnya sampai yang paling bawah adalah skala pengukuran arus DC maksimum
20 amper. Nilai tiap divisi atau tiap bagian pada skala tahanan untuk masing-masing
daerah pengukuran berbeda-beda. Misal: pada sisi paling kanan nilai tiap divisi adalah
0,1 Ω, karena dari angka 0 s.d. 1 terdapat 10 divisi. Pada tengah-tengah skala
pengukuran, dari angka 5 s.d. 10, tiap divisi nilainya 0,5 Ω, sedangkan sisi paling kiri
nilai tiap divisi adalah 0,5 k Ω.
Untuk skala tegangan nilai tiap-tiap divisi pada bagian kanan, tengah, dan kiri
sama besarnya. Namun nilai tiap divisi untuk tiap daerah (range) pengukuran
berbeda-beda antara range: 0 – 50, 0 – 25, dan 0 – 10. Dengan cara yang sama dapat
60
dihitung nilai tiap divisi pada skala tegangan. Pada range 0 – 50, nilai tiap divisi 1
Volt, pada range 0 – 25 nilai tiap divisi 0,5 Volt, dan pada range 0 – 10 nilai tiap
divisi 0,2 Volt.
c. Range Selector Knob
Pada range selector knob terdapat beberapa pilihan untuk mengukur besaran
listrik antara lain: tegangan DC (DCV), tegangan AC (ACV), DCV (NULL), arus DC
(DCA), tahanan (OHM), dan kapasitas kondensor (C). Apabila multimeter tidak
digunakan, sebaiknya posisi selector diarahkan ke posisi OFF agar baterey yang ada
di dalam multimeter tidak habis dengan sendirinya apabila tes pin merah dan hitam
berhubungan. Skala mana yang dibaca tergantung posisi range selector knob (lihat
gambar 66).
61
2) Pengukuran Tegangan AC
a) Menset range selector knob
pada ACV
b) Menghubungkan test pin pada
jaringan listrik
c) Membaca penunjukan pointer
pada skala V-A
Catatan : untuk pengukuran AC
10V, gunakan skala pengukuran 10
V
3) Pengukuran Arus DC
a) Menset range selector knob
pada DCA
b) Menghubungkan test pin hitam
ke terminal (-) dan test pin
merah ke terminal (+)
c) Membaca penunjukan pointer
pada skala V-A
4) Pengukuran Tahanan
a) Menset range selector knob pada Ω
b) Menghubungkan test pin hitam dan
test pin merah. Putar 0 Ω adjuster
sehingga pointer menunjuk angka 0
pada skala Ω
c) Menghubungkan test pin hitam dan
test pin merah pada tahanan
d) Membaca penunjukan pointer pada
skala Ω
62
Catatan:
a) Setiap memindah posisi selektor
pada saat mengukur tahanan, maka
perlu dilakukan set nol ohm
b) Apabila pada saat set nol ohm,
pointer tidak mau menunjuk angka
0 pada skala Ω, ganti baterey
multitester yang ada pada kotak
belakang
63
Demikian juga untuk skala yang lain, perlu dicermati pembagian divisinya. Khusus
saat pengukuran tahanan, setiap memindah selector, maka perlu diikuti dengan set nol
ohm.
1) Skala Pengukuran Tahanan
64
3) Pada posisi tegangan 10 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 1,2 volt
4) Pada posisi tegangan 500 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 60 volt
(yang dibaca range: 0 – 50, hasilnya dikalikan 10)
5) Pada posisi tegangan 1000 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 120 volt
(yang dibaca range: 0 – 10, hasilnya dikalikan 100)
6) Pada posisi tegangan 2,5 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 0,3 volt
(yang dibaca range: 0 – 250, hasilnya dibagi 100)
Perhatian:
Apabila selector menunjuk ke 10 ACV, maka yang dilihat adalah skala tegangan yang
bawah (AC 10V) dengan rentang pengukuran 0 – 10, sehingga hasil pengukurannya
1,4 volt (bukan 1,2 volt)
65
Sebagai contoh pada gambar di atas pointer sedang menunjuk 0,25 Μf
f. Pemeliharaan Multimeter
a. Jangan menempatkan multimeter di dalam medan magnit yang kuat, karena
komponen dalam multimeter terdiri atas komponen elektronika yang sangat
peka terhadap medan magnet.
b. Apabila mengukur besaran listrik yang tidak diketahui, mulailah dengan
jangkauan yang terbesar. Sebagai contoh apabila mengukur tegangan sumber
PLN yang tidak diketahui, maka selector diarahkan ke ACV 750. Apabila
pada posisi tersebut jarum penunjuk tidak bergerak, maka selector diarahkan
ke posisi yang lebih rendah, misal: ACV 250, dan seterusnya.
c. Jangan menempatkan multimeter di tengah terik mata hari
d. Jangan menempatkan multimeter di tempat yang bergetar, misal di atas engine
stand yang sedang dihidupkan.
e. Jangan mencuci multimeter dengan cairan pelarut seperti: bensin, thiner, dan
dan bahan pelarut lainnya.
5. Engine Tuner
Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan tune up motor bensin
konvensional adalah engine tuner. Terdapat berbagai merk dan type engine tuner, satu
diantaranya adalah engine tuner EA 800 A. Alat tersebut dapat digunakan untuk
mengukur: berbagai besaran antara lain: putaran motor, sudut dwell, tegangan baterey,
kevakuman, tekanan bahan bakar, saat pengapian, dan menentukan kondisi platina.
66
Alat ini dapat digunakan untuk melakukan pengukuran besaran tersebut pada motor
bensin dengan jumlah silinder lebih dari satu (2, 3, 4, 5, 6, dan 8 silinder).
67
Pada panel depan juga terdapat meter tekanan bahan bakar dan kevakuman,
selector switch, dan cylinder switch. Pressure gauge dapat digunakan untuk
mengukur tekanan bahan bakar yang keluar dari pompa bensin pada motor bensin
yang sudah menggunakan sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI), sedang vakum
gauge biasanya untuk mengukur kevakuman dalam intake manifold.
68
Pada panel belakang engine tuner terdapat socket untuk timing light (1) dan kabel
power (2), serta terdapat sekering (3).
69
3) Menekan tombol CAL ke bawah. Pada saat ini pointer harus menunjuk
pada posisi tengah. Sebagai contoh, pointer harus menunjuk pada angka
800 apabila selector switch pada posisi “low rpm”, dan harus menunjuk
angka 4000 jika selector switch pada posisi “high rpm”.
4) Apabila pointer tidak menunjuk sesuai dengan ketentuan di atas, maka
posisi pointer dapat diatur dengan memutar baut penyetel menggunakan
obeng minus dengan cara memutar ke kanan atau ke kiri sampai pointer
pada posisi tengah.
2. Prosedur Pengukuran
a. Prosedur Pengukuran Putaran Motor
1) Menghubungkan clip merah ke terminal positip baterey atau terminal
positip coil dan clip hitam ke terminal negatip coil atau ke body (massa).
2) Menghubungkan clip kuning ke terminal distributor atau terminal negatip
coil.
3) Memposisikan selector switch pada putaran motor (rpm)
4) Memposisikan cylinder switch sesuai dengan jumlah silinder motor
5) Menghidupkan motor
6) Menekan tombol power
7) Membaca penunjukan pointer untuk skala rpm, sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar berikut:
70
Dari gambar di atas nampak bahwa pointer sedang menunjuk 1000 rpm jika
selector switch pada posisi “low rpm”, tetapi jika selector switch pada posisi
“high rpm”, maka pointer sedang menunjuk 5000 rpm.
71
c. Prosedur Pengukuran Tegangan Baterey
1) Menghubungkan clip kuning ke terminal positip baterey dan clip hitam ke
terminal negatip coil atau ke body (massa).
2) Memposisikan selector switch pada DCV
3) Memposisikan cylinder switch sesuai dengan jumlah silinder motor
4) Menghidupkan motor
5) Menekan tombol power
6) Membaca penunjukan pointer untuk skala tegangan DC, sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar berikut:
Dari gambar di atas tersebut nampak bahwa pointer sedang menunjuk: 12 volt.
6. Engine Scanner
Untuk mengakomodir seluruh data pada teknologi mesin modern (misalnya
EFI), maka sekarang ini telah tersedia engine scanner. Dengan alat ini kecepatan
dan akurasi hasil diagnosa bisa lebih optimal.
Alat ini dipergunakan untuk menentukan sumber gangguan atau diagnosa
mesin EFI. Penggunaan alat tersebut sangat penting karena pada saat ini
teknologi sistem EFI berkembang dengan pesat, sehingga kalau dahulu ECU
hanya mengontrol sistem EFI, namun pada saat ini ECU mengontrol semua sistem
secara terintregrasi seperti sistem AC, sistem Anti Lock Brake System (ABS),
72
sistem traksi (Electronic Traction Control), Air Bag dan sebagainya, sehingga
melibatkan sangat banyak sensor dan banyak actuator.
Cara penggunaan ini akan dijelaskan pada modul berikutnya, yaitu
mengenai diagnosa mesin EFI menggunakan scanner.
73
ALAT UKUR PNEUMATIC
Alat-alat ukur pneumatic yang biasa digunakan di bidang otomotif antara lain:
compression tester, radiator cap tester, oil pressure gauge, dan nozzle tester.
1. Compression Tester
Untuk mengukur tekanan kompresi silinder motor dapat digunakan compression
tester atau biasa disebut compression gauge. Satuan yang biasa untuk mengukur
tekanan kompresi silinder motor pada umumnya: kg/cm2, psi, bar, atau kpa.
74
kompresi motorik. Tekanan kompresi motorik berkisar antara 900 kPa sampai 1400
kPa (9 – 13 psi) untuk motor standar.
Tekanan ruang bakar dihitung saat mesin menyala atau terjadi proses
pembakaran. Pengukurannya tidak menggunakan alat compression gauge, namun
memakai sensor pressure yang dipasang pada kepala silinder. Tekanan kompresi
pembakaran tersebut bisa mencapai 10x lipat dari tekanan motorik.
Prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut:
a. Untuk motor bensin dengan sistem injeksi bahan bakar, putuskan kelistrikan
yang menuju ECU, biasanya dengan mencabut main relay / ECU relay /
sekring ECU, sehingga injector tidak menyemprotkan bensin.
b. Memutuskan kelistrikan yang menuju koil pengapian, biasanya dengan
mencabut socket yang menuju koil, sehingga koil pengapian tidak bekerja.
c. Melepas semua busi
d. Memasang compression
gauge pada lubang busi
seperti terlihat pada
gambar di samping
e. Menstart mesin
f. Membaca hasil pengukuran pada compression gauge.
75
karena itu jika kita ingin mengetahui berapa besarnya tekanan minyak pelumas yang
bersirkulasi maka diperlukan oil pressure gauge.
Pengukur tekanan oli menentukan berapa banyak oli dipompa melalui bagian
motor, dengan menampilkan tekanan oli melalui sender yang terhubung ke
meter/gauge oil pressure gauge. Saat motor mulai bekerja, pompa oli bekerja untuk
mempompa oli dari bak oli/karter di bagian bawah motor, dan bersirkulasi melalui
saluran di blok motor, melewati bantalan pelumas, poros engkol, torak, dan bagian-
bagian motor yang bergerak. Setelah oli terpompa keluar, akan mengalir kembali ke
bak oli di bagian bawah motor di mana oli tersebut akan dihisap kembali oleh pompa
oli untuk dilakukan resirkulasi. Pembacaan tekanan oli ini adalah tekanan yang
tercapai ketika oli sedang bergerak melalui bagian-bagian yang diukur dan
ditampilkan pada meter oil pressure gauge.
Adapun prosedur pengukuran tekanan minyak pelumas adalah sebagai berikut:
d. Membaca penunjukan jarum pengukur pada oil pressure gauge pada berbagai
putaran mesin (stasioner, menengah, putaran tinggi)
e. Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi yang ada dalam buku
manual.
Contoh : Tekanan oli pada mesin 7 K
• Pada putaran idle : 0,3 kg/cm2 atau lebih
• Pada 3000 rpm : 2,5 – 5 kg/cm2
76
3. Radiator Cap Tester
Radiator cap tester atau radiator tester merupakan alat untuk memeriksa
kebocoran dalam system pendingin air pada mobil atau motor dan untuk memeriksa
tutup radiator pada sistem pendingin air. Pemeriksaan tutup radiator memerlukan alat
khusus karena komponen tersebut bukan sekedar tutup agar air di radiator tidak
tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas air dari radiator ke tangki
cadangan (reservoir tank) dan sebaliknya dari reservoir tank menuju radiator. Dengan
adanya tutup radiator, tekanan dan volume air pendingin di dalam radiator menjadi
stabil.
77
3) Memeriksa Vacuum Valve (Katup Vakum)
Tarik katup vakum (Vaccum Valve) kemudian lepas, pastikan bahwa katup
vakum kembali pada posisi semula dengan posisi katup menutup sempurna pada
inner cap seal (sil karet katup tekan). Jika katup vakum tidak kembali ke posisi
semula atau kembali tapi posisinya tidak sempurna maka tutup radiator harus
diganti. Katup vakum yang jelek akan membuat air di dalam radiator selalu
berkurang setelah mesin digunakan. Setiap pagi periksa jumlah air pendingin pada
radiator, jika jumlahnya berkurang setelah digunakan padahal dalam tangki
cadangan (reservoir tank) penuh itu berarti katup vakum tidak bekerja dengan
baik atau bahkan macet.
3) Memompa radiator
cap tester hingga 1,2
kg/cm2 seperti gambar
di samping.
4. Nozzle Tester
Nozzle atau injector pada sistem bahan bakar motor berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam silinder, artinya bahan
bakar yang semula dalam bentuk cair kemudian dirubah menjadi kabut setetelah
keluar dari pengabut atau injector. Oleh karena itu agar injector dapat berfungsi
dengan baik, maka perlu pemeriksaan baik secara visual maupun dengan peralatan
khusus yang disebut injector tester. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui
tekanan pengabutan, bentuk pengabutan, dan kebocoran pengabut.
a. Prosedur Pemeriksaan Tekanan dan Bentuk Penyemprotan Injector:
79
2) Gerakkan tangkai tester ke bawah.
Kecepatan gerakan tangkai tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat.
Sebagai panduan: untuk nozzle
lama antara 15 – 60 kali/menit,
sedang untuk nozzle baru 30-60
kali/menit. Sambil menggerakkan
tangkai tester ke bawah, lihat jarum
penunjuk pada manometer.
80
b. Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Injector:
1) Membuka kran saluran tekan yang menuju manometer. Gerakkan tuas
tester sampai manometer menunjukkan tekanan antara 10 – 20 kg/cm2 tidak
ada tetesan selama 10 detik, lihat dan amati kebocoran pada ujung nosel.
2) Amati dan rasakan ujung bodi nosel dengan jari anda, apakah ada tetesan atau
ujung bodi nosel menjadi basah.
81