Disusun Oleh:
Gatra Buana Winiarti
2311151018
Nanda Meidianawati
2311151036
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan hidayah dan rahmat-
Nya kami dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja
praktek di Departemen Produksi III A di PT. Petrokimia Gresik di periode 1 Mei
2019 - 31 Mei 2019 dengan baik. Laporan kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik
ini merupakan persyaratan dalam memenuhi dan menyelesaikan mata kuliah kerja
praktek yang menjadi salah satu syarat kelulusan
mahasiswa S1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad
Yani.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, kami menyusun berdasarkan studi
literatur dan hasil observasi yang didapatkan selama melakukan kerja praktek
khususnya di Departemen Produksi III A di PT. Petrokimia Gresik. Kami
menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktek ini tidak lepas dari beragam
bantuan, bimbingan dan dukungan yang kami dapatkan, sehingga beberapa
kesulitan yang kami hadapi dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Orang tua kami serta seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan
kepada kami baik secara moral dan material sehingga kegiatan kerja praktek ini
dapat terlaksana dengan lancar dan baik
2. Dr. Hendriyana S.T., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas
Jenderal Achmad Yani yang telah memberikan izin dan arahan untuk matakuliah
Kerja Praktek
3. Ir. Mining Harsanti, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing kami yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan berbagai masukan demi kelancaran
pelaksanaan maupun penyusunan laporan ini.
4. Nuril Huda, S.H., M.M, selaku Manager Pengenmbangan SDM di PT.
Petrokimia Gresik yang telah membantu kami dalam pengurusan dan registrasi
sehingga kami dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik
5. Ir. Delfian Luthfiananda, S.T, selaku selaku pembimbing lapang kami, yang
telah menunjukan dan memberikan banyak bantuan, serta pengertiannya selama
v
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
vi
Penulis
vii
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
viii
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
ix
2.3.4 Netralisasi......................................................................................... 35
2.4.4 Unit Air Draying & SO3 Absorbtion (Pengeringan Udara Dan
Penyerapan SO3) ............................................................................................ 38
2.6.2 Sumber Limbah Cair pada Effluent Treatment Pabrik III ................ 46
xi
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
DAFTAR GAMBAR
xii
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB I
PENDAHULUAN
1
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2
Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa bidang usaha yaitu
industri pupuk, industri pestisida, industri peralatan pabrik dan jasa rancang bangun
serta perekayasaan maupun jasa-jasa lainnya yang telah mampu beroperasi dengan
baik.
Dalam perkembangan selanjutnya, PT. Petrokimia Gresik telah mengalami
delapan kali perluasan. Bentuk perluasan yang telah dilakukan adalah:
a. Perluasan pertama (29 Agustus 1979)
Pembangunan pabrik pupuk TSP I oleh Spie Batignoles (Perancis) dilengkapi
dengan pembangunan prasarana pelabuhan dan unit penjernihan air di
Gunungsari serta booster pump di Kandangan untuk meningkatkan kapasitas
menjadi 720 m3 / jam.
PT. Petrosida Gresik berdiri sejak tahun 1984, perusahaan ini bergerak di
bidang produk kimia pertanian untuk menunjang industri agrikimia
2. PT. Petrokimia Kayaku
Diresmikan tanggal 30 Juli 1977, PT. Petrokimia Kayaku merupakan hasil
kerja sama antara PT. Petrokimia Gresik dengan Nippon Kayaku.
Perusahaan ini menghasilkan beberapa produk antara lain :
- Pestisida cair
- Pestisida tepung
- Pestisida campuran
Usaha Patungan
1. PT Kawasan Industri Gresik (KIG)
Menyiapkan lahan, sarana, prasarana dan berbagai fasilitas yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan aneka industri, termasuk di dalamnya Kawasan
Berikat (Export Processing Zone). Saham PT Petrokimia Gresik : 35%.
2. PT Petronika
Diresmikan oleh menteri perindustrian pada tanggal 7 Agustus 1985.
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT Petrokimia Gresik
dengan Nippon Indonesia Kozai. Produsen bahan platicizer Diocthyl
Phthalate (DOP). Saham PT Petrokimia Gresik : 20%
3. PT Petrowidada
Produksi utamanya adalah menghasilkan Phtalic Anhydride (PA) dan Maleic
Anhydride (MA). Perusahaan ini diresmikan tanggal 19 November 1988 di
Cikampek. Saham PT Petrokimia Gresik : 1,47%
4. PT Petro Central
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT Petrokimia Gresik, PT
kKodel OKT, PT Supra Veritas, PT Salim Chemical, PT Fosfindo Surabaya
dan PT Unggul IC. Produsen Sodium Tripoly Phosphate (STPP). Saham PT
Petrokimia Gresik : 9,8%.
5. PT Petro Jordan Abadi
Perusahaan yang menghasilkan asam fosfat ini merupakan usaha patungan
antara PT Petrokimia Gresik dengan Jordan Phospate Mines. Saham PT
Petrokimia Gresik : 50%.
1.4.2 Produk
1.4.2.1 Pupuk
1. Pupuk Tunggal
Urea
Gambar 1. 6 Pupuk ZA
- Kandungan
Nitrogen (N) : 21 %
Sulfur (S) : 24 %
- Manfaat produk
• Meningkatkan kelas mutu hasil panen.
• Tanaman lebih sehat dan tahan terhadap hama.
SP-36
Gambar 1. 12 Petroganik
- Kandungan
C-Organik : 15 %
- C/N rasio
15 – 25
- pH
4–8
- Kadar air
4 – 15 %
- Manfaat produk
• Sebagai sumber energi mikroba sehingga mikroba dapat mengikat
unsur N yang ada di udara, mengikat unsur P di tanah, dan
menguraikan sisa tanaman yang tidak terdekomposisi.
6. Petro Biofertil
1.4.2.3 Jasa
Melaksanakan studi penelitian, pengembangan, rancang bangun dan
perekayasaan, pengantongan (bagging station), konstruksi, manajemen, pendidikan
& pelatihan, pengoperasian pabrik, perbaikan/reparasi, pemeliharaan, konsultasi
(kecuali konsultasi bidang hukum) dan jasa teknis lainnya dalam sektor industri
pupuk serta industri kimia lainnya.
1. Direktur pemasaran
Direktur Pemasaran bertanggung jawab dalam hal pengembangan sistem dan
mekanisme pemasaran, promosi, dan penjualan produk di tiap wilayah, baik
wilayah I ataupun wilayah II. Direktur Pemasaran membawahi 3 departemen,
yaitu Departemen Penjualan Retail, Departemen Penjualan Komersil, dan
Departemen Pemasaran dan Logistik.
2. Direktur produksi
Direktur Produksi bertanggung jawab atas proses produksi kepada Direktur
Utama. Direktur Produksi membawahi 4 departemen, yaitu Departemen
Produksi I, Departemen Produksi II, Departemen Produksi III, dan Departemen
Teknologi.
3. Direktur teknik dan pengembangan
Direktur Teknik dan Pengembangan bertanggung jawab atas perencanaan dan
pengaturan alat-alat penunjang proses produksi serta pengembangan teknologi
peralatan produksi. Direktur Teknik dan Pengembangan membawahi 4
departemen, yaitu Departemen Riset, Departemen Pengembangan, Departemen
Engineering, dan Departemen Pengadaan.
4. Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan umum
Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan umum bertanggung
jawab dalam perencanaan dan pengaturan keuangan perusahaan dan
memberdayakan sumber daya manusia dan para karyawan. Direktur Keuangan,
Sumber Daya Manusia (SDM) dan umum membawahi Direktur Keuangan
membawahi 4 departemen secara langsung, yaitu Departemen Administrasi
Keuangan dan Departemen Perencanaan dan Pengolahan Usaha, Departemen
Sumber Daya Manusia dan Departemen Umum. Sedangkan 2 bagian yang
dibawahi secara langsung yaitu Bagian sekertaris perusahaan dan Bagian audit
intern
Struktur Organinasi PT. Petrokimia Gresik secara lengkap dapat dilihat pada
Gambar 1.14.
24
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
25
- Bahan-bahan utilitas
b. Distribusi produk dasar, produk setengah jadi, dan bahan-bahan
c. Persediaan produk dasar, dan produk-produk utama
d. Efisiensi pemakaian bahan
e. Pengamatan garansi kualitas produk
Laporan Produksi Bulanan
Laporan ini berisikan :
a. Kuantitas dan kualitas produksi yang dicapai dalam satu bulan. Jumlah
pemakaian bahan : Bahan baku, Bahan penolong, Bahan utilitas
b. Distribusi produk dasar
c. Tingkat efisiensi pemakaian bahan
d. Hambatan operasi baik yang menyebabkan pabrik mati maupun yang
menyebabkan potong rate
Laporan Produksi Tahunan
Laporan ini berisikan :
a. Jumlah produksi selama 1 tahun yang diperinci per bulan
b. Performance kualitas produksi rata-rata
c. Produksi tertinggi
d. Jumlah pemakaian bahan baku, penolong dan utilitas lengkap dengan
distribusinya
e. Efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong mayor.
f. Hambatan operasi baik yang menyebabkan pabrik mati maupun yang
menyebabkan potong rate.
asam yang selanjutnya dikembalikan kedalam vaporizer dan gas fluorine yang
selanjutnya diabsorbsi dengan air sehingga terbentuk larutan asam fluosilikat.
Gas NH3
Unit Unit Unit Unit
karbonasi Reaksi Filtrasi Netralisasi
Gas CO2
CaCO3
H2O
Gas Panas
2.3.1 Karbonasi
Peralatan utama yang digunakan adalah carbonation tower yang berfungsi
dalam pembuatan amonium karbonat (Carbonat liquor).
Reaksi utamanya :
2NH3 + CO2 + H2O (NH4)2CO2 + Q
Suhu gas CO2 yang terdapat didalam tube di turunkan sampai 27C
sedangkan amonia cair diubah menjadi gas dengan memasukkanya kedalam sisi
shell CO2 Chiller. Gas tersebut kemudian dipanasan lebih lanjut sampai suhu 27C
dan masuk kedalam Carbonation tower, sedangkan CO2nya ditekan dengan
Compressor sampai 1,2 kg/cm2 dengan suhu ± 80°C masuk tower.
Produk larutan (Carbonat Liquor) dari dasar tower dialirkan ke Storage
Tank sedangkan gas yang lolos di bagian atas diserap oleh Scrubber Liquor dan
yang tak terserap dialirkan ke Reaksi dan Penyerapan Gas.
2.3.3 Filtrasi
Dalam tahapan ini tidak ada reaksi pemisahan larutan ZA dengan padatan
kapur. Kapur yang masih berada dalam larutan diendapkan di bejana pengendap
kapur(Chalk Settler). Pada Primary Filter larutan ZA dari Reaktor terakhir
dipisahkan filtrat (strong liquor) sebagai produk filter dan cake yang akan
dilarutkan dengan weak liquor untuk diumpankan ke Secondary Filter.
Pada Secondary Filter terjadi proses pemisahan cake (kapur) dengan
filtratnya berupa weak liquor yang dipakai sebagai pelarut cake filtrat pertama dan
untuk pencuci cake serta pencuci kain pada filter pertama. Strong liquor dari
primary Filter masih mengandung solid sehingga diendapkan dulu dalam Settler
sampai terjadi pengendapan pada dasar settler sebagai sludge dan overflownya
merupakan produk strong liquor untuk dikirim ke Liquor Storage Tank.
2.3.4 Netralisasi
Reaksi yang terjadi :
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
(NH4)2CO3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + H2O + CO2
2NH4HCO3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + 2H2O + CO2
Pada tahapan ini kelebihan NH3 dan ammonium karbonat dinetralkan dengan
asam sulfat menjadi ZA tambahan, sedangkan CO2 terlepas. Hasil dari reaksi-reaksi
tersebut membentuk ammonium sulfat tambahan yang selanjutnya dengan pompa
dikirim ke evaporator dan gas CO2 yang lepas dihisap dengan blower untuk dibawa
ke scrubber.
2.4.4 Unit Air Draying & SO3 Absorbtion (Pengeringan Udara dan
Penyerapan SO3)
- Udara atmosfir dihisap oleh Air Blower lewat Drying Tower dan air yang
terkandung diserap dengan H2SO4 98,5%, udara kering yang dihasilkan dengan
suhu 110ºC digunakan sebagai udara pembakar pada Sulfur Furnace.
- Penyerapan gas SO3 dari bed 3 dan 4 dilakukan di Absorber Tower dengan
H2SO4 98,5% merupakan rekasi Eksothermis :
SO3 + H2O →H2SO4 + Q
- Asam Sulfat dari Drying Tower dan Absorber Tower ditampung dalam tanki
penampung, apabila konsentrasi asam sulfat masih terlalu tinggi maka ditambah
air sehingga diperoleh H2SO4 98,5% .
Demin Water
25 ton/jam
Utilitas-
Utilitas-III
Condensat dari : LPS
E-6107 = ton/jam
PA = 30 ton/jam TK-6203
ZA II = 27 ton/jam Condensat Tank
SA = 10 ton/jam Chemical Boiler
Treatment
E-6202 E-6212
De Aerator De Aerator
B-1104
Waste Heat Boiler B-6201Boiler B-6203 Boiler
91 ton steam/jam 41 ton steam/jam 70 ton steam/jam
vessel lebih dahulu dimasukkan dalam unit Air Drier untuk mengurangi moisture
content. Kebutuhan seluruh plant sebesar 5 Nm³/Hr untuk service air, sedangkan
untuk instrument air sebesar 197 Nm³/ Hr.
Air hasil Cation Tower (D-6402 A/B) dikeluarkan lewat bagian atas dan
masuk ke decarbonator tower (D-6403 A/B) yang berisi net ring. Di samping itu
udara di blower masuk ke bagian bawah Decarbonator Tower (D-6403 A/B) untuk
menghilangkan CO2 yang menyebabkan garam-garam karbonat. Penghilangan CO2
ini bertujuan untuk meringankan kerja dari Anion Tower (D-6405 A/B).
Reaksi yang terjadi yaitu:
H2 CO3 → H2 O + CO2
Setelah air bebas dari garam-garam asam karbonat, air dipo dari bagian atas.
Di dalam Anion Tower (D-6405 A/B) dari bagian atas. Di dalam Anion Tower ini
terjadi proses penyerapan ion-ion negatif (Cl-, SO42-, SiO2, HCO3-) oleh resin anion.
Resin yang digunakan adalah “ Lewatit AP 246 WS “ (R=N-OH).
3. Endapan yang tidak diharapkan (pasir) yang dihasilkan dari pelarutan kapur
dan air disalurkan dengan Grit Conveyor dan ditampung dalam Grit Bunker.
4. Larutan kapur didistribusikan ke pH Adjusting Tank dengan Lime Milk Pump
5. Pada pretreatment juga terdapat Cushion Pond sebagai tempat menampung
limbah yang dipompa dengan Pond Water Pump menuju pH Adjusting Tank.
Primary Treatment
Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk
menghilangkan zat padat tercampur melalu pengendapan. Tahapan primary
treatment dalam Effluent Treatment (ET) dijelaskan sebagai berikut:
1. Reaksi antara air limbah dengan larutan kapur dalam pH Adjusting Tank I
yang bertujuan untuk mengatur pH.
2. Proses lanjutan penetralan pH dari pH Adjusting Tank I yang diproses dalam
pH Adjusting Tank II
3. Tahap pembubuhan koagulan berupa polymer dan pembentutukan flok-flok
polutan yang diproses dalam Coagulation Tank
4. Proses koagulasi lanjutan dan pengendapan yang dilakukan pada unit primary
thickener. Pada tahap ini dihasilkan Neutralized Water dan slurry atau
lumpur. Lumpur yang terbentuk sebagai hasil pengendapan pada dasar
thickener dikeruk. Sedangkan Neutralized Water yang dihasilkan dipompa
menuju produksi AlF3 dan Purification plant.
Secondary Treatment
Secondary treatment merupakan pengolahan lanjutan yang bertujuan untuk
menghilangkan zat padat tercampur melalui pengendapan dan menetralkan pH
untuk menghasilkan Treated Water sesuai Standar Baku Mutu PT. Petrokimia
Gresik. Tahapan secondary treatment dalam effluent treatment pabrik III
dijelaskan sebagai berikut :
1. Konsentrasi sludge dari primary thickener dinaikan pada Thickener
II,sehingga didapat lumpur yang pekat
2. Lumpur yang dihasilkan pada Thickener II disaring dengan Vacuum Filter,
sehingga sebagian lumpur dihisap dan menempel pada media filter sebagai
cake, kemudian cake dibawa ke disposal area.
3. Air overflow dari sludge thickener II dtampung pada filtrate pit. Kemudian
dipompa menuju Measuring Tank, yang merupakan tangki pengukur aliran
guna menentukan dosis bahan kimia
4. Penginjeksian bahan kimia berupa soda caustic dan tawas deilakukan pada
Mixing Tank.
5. Proses koagulasi atau pemisahan komponen padat dengan membentuk flok
terjadi pada Coagulation Tank.
6. Partikel padat berupa flok-flok diendapkan pada thickener III yang
menghasilkan treated water pada bagian atas yang dikumpulkan pada Treated
Water Tank dan lumpur pada bagian bawah dikirim kembali pada thickener
II.
Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Limbah Cair Outlet Effluent Treatment
Batasan
Parameter satuan
Neutralized water Treated water
pH - 6,5-8,5 6,5-8,5
Fosfat (PO43-) mg/L 50 5
TSS mg/L - 120
Flour (F) mg/L 110 10
2.7 Laboratorium
Laboratorium produksi secara umum memiliki tugas untuk menghasilkan
data spesifik suatu sampel melalui uji analisa yang kemudian akan dipergunakan
sebagai dasar perhitungan dalam pengambilan suatu keputusan. Analisa
laboratorium dilakukan demi kelangsungan proses produksi. Selain itu, penelitian
juga dilakukan oleh laboratorium untuk dapat menghasilkan produk yang optimal
dan kemungkinan pengembangan produksi lebih lanjut.
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan kerja praktek sejak
tanggal 1 Mei - 31 Mei 2019 antara lain:
1. PT. Petrokimia adalah sharing holding dengan Pupuk Indonesia
2. PT. Petrokimia Gresik memilki 3 unit produksi, yaitu Unit Produksi I yang
menghasilkan dua macam pupuk nitrogen (ZA dan Urea). Unit Produksi II yang
menghasilkan pupuk TSP/SP-36, pupuk DAP, pupuk majemuk (NPK), dan
Phonska. Serta Unit Produksi III yang menghasilkan asam fosfat, asam sulfat,
semen retarder, pupuk ZA, dan alumunium florida.
3. Unit perencanaan dan pengendalian merupakan unit yang penting dalam
berlangsungnya proses produksi di PT. Petrokimia Gresik karena unit ini
bertugas untuk mengatur jumlah produksi sesuai target dan kebutuhan serta
menjaga kualitas produk.
4. Utilitas yang digunakan di Unit Asam Sulfat dan Utilitas Departemen Produksi
III PT.Petrokimia Gresik meliputi unit penyediaan dan pengolahan air,
penyediaan tenaga listrik, penyediaan uap/steam, dan penyediaan bahan bakar.
3.2 Saran
Dari pengamatan setelah melaksanakan Kerja Praktik, ada beberapa saran
yang dapat diberikan, antara lain :
1. Hendaknya PT.Petrokimia Gresik Meningkatkan usaha pelestarian lingkungan
di daerah Gresik
2. Perlu adanya perawatan dan pergantian peralatan yang sudah tua sehingga
efisiensi produksi dapat ditingkatkan serta terjaminnya kesehatan dan
keselamatan kerja.
3. Sebaiknya dilakukan cleaning secara rutin disekitar pabrik agar debu-debu tidak
terlalu banyak mengotori lingkungan kerja pabrik sehingga lingkungan kerja
menjadi lebih nyaman
4. Pemateri saat diklat di minggu pertama agar tepat waktu untuk mengisi materi.
51
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
DAFTAR PUSTAKA
52
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
LAPORAN KHUSUS KERJA PRAKTIK
Disusun Oleh:
Gatra Buana Winiarti
2311151018
Nanda Meidianawati
2311151036
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 10
i
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Dimensi Thickener Teoritis dan Aktual ......................................................... 9
ii
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui proses unit
pengolahan limbah (effluent treatment) PT. Petrokimia Gresik dan untuk mengkaji
unit pengolahan limbah (effluent treatment) PT. Petrokimia Gresik apakah sesuai
kriteria desain secara teoritis.
1
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2
3
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
4
dipertahankan di atas pH 11,8. Metoda stabilisasi ini perlu pengawasan pH dan juga
perlakuan pencampuran bahan kimia kapur dengan lumpur secara baik agar pH
lumpur homogen. Hasil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan
kering antara 3-6% atau kandungan air 94-97% untuk lumpur kimia-fisika,
sedangkan untuk lumpur campuran kimia-fisika-biologi kadar padatan kering
hanya mencapai 1-1,5% atau kandungan air 98,5-99%. Kelebihan sistem ini adalah
pengoperasian mudah dan biaya operasional relatif rendah. Kelemahan sistem ini
adalah tidak terjadi pengurangan kandungan air atau volume lumpur. Pada
pengoperasian sistem ini sering terjadi perubahan nilai pH sehingga perlu dipantau
terus menerus.
Filter press
Screw press
Drying bed
Centrifugal
8
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 4.1 dapat dilihat hasil perhitungan dimensi thickener teoritis dan
aktual. Pada tabel diatas hasil perhitungan antara luas permukaan thickener teoritis
dan aktual terdapat sedikit perbedaan karena pada perhitungan luas permukaan
teoritis dihitung berdasarkan jumlah solid yang akan di olah, sedangkan pada
perhitungan luas permukaan aktual dihitung berdasarkan desain yang sudah ada di
lapangan. Maka dari itu terdapat pula perbedaan pada desain diameter antara
teoritis dan aktual.
Kriteria desain thickener agar dapat beroperasi dengan optimal (Metcalf and
Eddy,2003) :
1. Waktu detensi (Td) = 1,5 sampai 2,5 jam
2. Hydraulic Loading ( HLR) = 15,5 sampai 31 m3/m2.hari
3. Solid Loading = 30 sampai 50 kg/m2.hari
Dari keduanya pada cek SLR (Solid Loading Rate) memenuhi kriteria desain.
Namun pada cek HLR (Hydraulic Loading Rate) pada aktual tidak memenuhi
syarat. Nilai HLR terlalu rendah karena debit air limbah yang masuk terlalu
sedikit,tidak sebanding dengan luas permukaan yang tersedia. Pada cek Td di
teoritis waktu tinggal tidak memenuhi syarat karena debit air limbahnya terlalu
rendah. Debit air limbah yang rendah ini disebabkan karena massa jenis air limbah
yang kecil yang diakibatkan kondisi pabrik yang sedang shut down.
9
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembuatan laporan tugas khusus yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Waktu detensi (Td) pada desain thickener aktual memenuhi kriteria desain
yaitu sebesar 2,5 jam.
2. SLR ( Solid Loading Rate) memenuhi kriteria desain sebesar 40 m3/m2.hari.
3. HLR (hydraulic Loading Rate) tidak memenuhi kriteria karena debit air limbah
yang masuk terlalu rendah, yang disebabkan oleh kondisi pabrik yang sedang
shut down.
10
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
DAFTAR PUSTAKA
11
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
(4 × Luas Permukaan)
Diameter 𝑡ℎ𝑖𝑐𝑘𝑒𝑛𝑒𝑟 = √
𝜋
(4 × 219,954)
Diameter 𝑡ℎ𝑖𝑐𝑘𝑒𝑛𝑒𝑟 = √
3,14