TUGAS AKHIR
FINA FEBRIANI
NIM : 942017061
JURUSAN PERHOTELAN
2018
ABSTRAK
Fina Febriani, "Adding Yellow Pumpkin to the Basic Material for Making
Nugget". Thesis, Politeknik Negeri Balikpapan, Majoring in Hospitality, Culinary
study program. Politeknik Negeri Balikpapan, 2018. Guided by Praseptia
Gardiarini, S.Gz., M.Gz.
The purpose of this study was to determine the process of making nuggets
by adding pumpkin with substitution of 75% chicken meat and 50% pumpkin and
50% chicken meat and 50% pumpkin, panelists responded to pumpkin nuggets
with the addition of pumpkin, acceptance college student Politeknik Negeri
Balikpapan, Culinary Study Program against nuggets with the addition of
pumpkin with high nutritional value. The data collection technique used is a score
sheet. The data analysis technique used was descriptive quantitative analysis,
mean, ANOVA, test and T test. The results showed that the process of making
pumpkin nuggets started from the preparation process, cleaning the ingredients,
steaming pumpkin, refining pumpkin, mixing ingredients, steaming pumpkin
nuggets, printing pumpkin nuggets, and pumpkin nuggets.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, makas penulis mencoba merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah labu kuning dapat dijadikan sebagai bahan tambahan nugget?
2. Bagaimana proses pengolahan labu kuning sebagai bahan tambahan
nugget?
3. Apakah labu kuning dapat dijadikan bahan tambahan pada pembuatan
nugget?
E. Manfaat
1. Bagi akademik
a. Menambah referensi tentang pengolahan nugget dengan bahan
tambahan labu kuning dan dapat dibukukan di Politeknik Negeri
Balikpapan.
b. Dapat memberikan masukan untk proses pengembangan
penelitian.
2. Bagi penulis
a. Mendapatkan ilmu baru tentang pengolahan nugget dengan
bahan tambahan labu kuning.
b. Mendapatkan pengalaman baru dan mengetahui sacara langsung
dalam pembuatan nugget yang menggunakan labu kuning
sebagai bahan tambahan.
3. Bagi masyarakat
a. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa nugget
dapat divariasikan dengan penambahan labu kuning sebagai
bahan tambahan serat menambah acuan kepada masyarakat.
b. Dapat menambah kandungan gizi pada nugget dengan bahan
tambahan labu kuning sebagai asupan masyarakat.
BAB II
A. Kajian Teori
1. Labu Kuning
1.1 Tinjauan Umum
Labu kuning (Cucurbita moschata Durch) merupakan jenis
tanaman sayuran, tetapi dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis
makanan, seperti: roti, dodol, keripik, kolak, nugget dan
sebagainya yang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap
yakni karbohidrat, protein, beberapa mineral seperti kalsium,
fosfor, besi, serta vitamin yaitu Vitamin B dan C dan serat. Warna
kuning atau oranye daging buahnya pertanda kandungan
karotenoidnya sangat tinggi. Labu kuning (Cucurbita moschata)
merupakan pangan lokal yang memiliki bukti ilmiah mampu
mengontrol gula darah. Tanaman labu kuning termasuk dalam
keluarga buah labu-labuan atau curcubitacea, dan masih sekerabat
dengan melon (cucumis melo) dan mentimun (cucumis
sativum).Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang bersifat
menjalar dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau
spiral, berambut kasar, berbatang basah dengan panjang 5-25
meter.Tanaman labu kuning mempunyai salur dahan berbentuk
spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Berdaun tunggal, berwarna
hijau, dengan letak berselang-seling, dan bertangkai panjang (
Arief Prahasta: 2009)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
3) Jenis Varietes
Labu kuning berasal dari genus cucurbita memiliki tiga
macam, yaitu cucurbita pepo, cucurbita maxima dan cucurbita
moschata. Labu kuning yang berukuran kecil termasuk
cucurbita pepo dan labu kuning berukuran besar termasuk
pada cucurbita maxima. Cucurbita moschata sangat cocok
memiliki kulit yang keras ketika matang. Cucurbita moschata
biasanya paling banyak terdapat di Asia dan Amerika (See et
al,2007).
4) Penanganan Labu Kuning
Buah waluh varietas lokal pada umumnya sudah dapat
dipanen pada umur 3-4 bulan, sedangkan waluh jenis genjah
dapat dipanen pada umur 40-60 hari. Kematangan buah waluh
yang sudah siap dipanen ditandai dengan kulit buah yang
sudah mengeras, daun yang sudah mengering dan berguguran
serta tanaman yang gundul tinggal batang dan sulurnya.
Pemanenan buah waluh dilakukan dengan memotong tangkai
buah sekitar 5 cm dari buahnya. Ini dikarenakan bila tangkai
buah dipotong tepat pada pangkal buah akan menyebabkan
buah cepat busuk. Pemanenan harus dilakukan dengan hati-
hati agar terhindar dari benturan-benturan yang
mengakibatkan luka, retak atau pecah. Buah waluh yang telah
dipanen sebaiknya diangkut dengan menggunakan kotak yang
berisi jerami, rumput atau daun-daunan yang bertujuan untuk
mengurangi benturan antar buah.
2. Nugget
2.1. Tinjauan Umum Nugget
Nugget adalah sejenis makanan yang dibuat dari daging
yang diberi bumbu, dan dibentuk dalam cetakan tertentu sesuai
selera, kemudian dikukus, dipotong-potong sesuai ukuran, dipanir,
dibekukan, dan sebelum mengkonsumsi dilakukan penggorangan.
Penambahan labu kuning pada bahan dasar pembuatan nugget
adalah salah satu olahan yang terdiri atas campuran daging, labu
kuning, tepung terigu, dan kemudian dilapisi oleh adonan
battermix dan breadcrumb.
2.2. Sejarah Nugget
Nugget pertama kali dipopulerkan di Amerika Serikat dan
cocok sekali dengan kondisi masyarakat yang sangat, sibuk,
sehingga jenis makanan ini banyak diminati oleh masyarakat
(Nurzinah 2005).
3. Uji Organoleptik
3.2 Penelis
1) Jenis-jenis Penelis
Penilaian organoleptik digunakan untuk menilai mutu suatu
makanan. Dalam penilaian organoleptik memerlukan panel, baik
perorangan maupun kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat
benda dari kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel
dinamakan panelis. Terdapat beberapa macam panel, seperti; (1)
panel pencicip perorangan, (2) panel pencicip terbatas, (3) panel
terlatih, (4) panel tidak terlatih, (5) panel agak terlatih, (6) panel
konsumen (Soekarto, 2012: 42).
a. Panel perseorangan
Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli
dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh
karena bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel
perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara
pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-
metode analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan
menggunakan panelis ini adalah kepekaannya tinggi, bisa
dapat dihindari, penilaian cepat, efisien, dan tidak cepat fatik.
Panel perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi
penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali
penyebabnya.
b. Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 35 orang yang mempunyai
kepekaan tinggi sehingga bisa lebih dapat dihindari. Panelis
ini mengenal dengan baik factor-faktor dalam penilaian
organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan dan
pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil
setelah berdiskusi antara anggota-anggotanya.
c. Panel terlatih
Penel terlatih terdiri dari 1525 orang yang mempunyai
kepekaan cukup baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu
didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat
menilai beberapa sifat rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara
statistik.
d. Panel agak terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 1525 orang yang
sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu.
Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan
menguji kepekaannya terlebih dahulu, sedangkan data yang
sangat menyimpang boleh tidak digunakan data analisis.
e. Panel tidak terlatih
Panel tidak terlatih terdiri lebih dari 25 orang awam yang
dapat dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat
sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya
diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana,
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan data uji
pembedaan. Untuk itu, panel tidak terlatih hanya terdiri dari
orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan
panelis wanita.
f. Panel konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang
tergantung pada target pemasaran suatu komoditi. Panel ini
mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat ditentukan
berdasarkan daerah atau kelompok tertentu.
B. Kerangka Berfikir
Hasil percobaan
Vanty, I.R. 2011. Pembuatan dan analisis kandungan gizi Tepung labu kuning
(cucurbita moschata duch..). Jurnal sains dan teknik kimia.
Alamsyah. (2007). Zat Gizi Pada Labu Kuning. Kandungan Gizi Pada Labu
Kuning, 1.