CASE REPORT
VARICELLA
PENYUSUN
J510195094
PEMBIMBING
Judul : Varicella
Penyusun : Anita Akhyarini, S.Ked (J510195094)
Menyetujui,
Penyusun
Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Tanggal Lahir : 07-04-1972
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kawedanan
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 03-02-2020
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Plenting-plenting dan gatal di seluruh tubuh
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD dr.
Sayidiman Magetan dengan keluhan plenting-plenting kemerahan berisi
cairan jernih dan gatal di seluruh tubuh. Plenting-plenting dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu. Plenting-plenting awal ditemukan pada
lengan kanan lalu menyebar pada dada, leher, dan kemudian seluruh
tubuh. Plenting-plenting pada lengan kanan kemudian berisi air dan
pecah.
Sejak ± 2 minggu yang lalu, pasien mengeluhkan demam.
Demam dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keluhan disertai
penurunan nafsu makan dan badan lemas. Menurut pasien, di
lingkungan dan keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang
serupa dengan pasien. Pasien tidak ingat melakukan kontak dengan
siapa saja. Pasien belum pernah mengalami cacar air sebelumnya, dan
pasien belum pernah mendapatkan vaksin varicella sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat penyakit serupa : disangkal
- Riwayat keluhan kulit : diakui, dermatitis kontak alergi pada
manus D/S dan dermatitis atopik
pada wajah yang sudah membaik
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
- Riwayat Alergi : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat penyakit serupa : disangkal
- Riwayat plenting-plenting : disangkal
- Riwayat HT : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
- Riwayat alergi pada keluarga : disangkal
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien ibu rumah tangga
III. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan Umum
- KU : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
b) Tanda Vital
- HR : 80x/menit
- RR : 20x/menit
- T : 37.5oC
- TD : 120/80 mmHg
c) Pemeriksaan Status Dermatologis
1. Lokasi : dada, punggung, lengan kanan dan kiri, tungkai
kanan dan kiri
UKK : multiformis, vesikel dasar eritema berukuran miliar,
susunan tidak beraturan, pustula, erosi, dan krusta.
d) Pemeriksaan Status Generalis
- Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-)
- Leher : pembesaran KGB (-)
- Thorax
Paru-paru
Inspeksi : dada simetris, napas spontan, retraksi (-), sesak (-)
Palpasi : fremitus teraba simetris kanan kiri
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba kuat
Perkusi : tidak terkesan pelebaran batas jantung
Auskultasi : BJ I/II normal regular, bising jantung tambahan (-)
- Abdomen
Inspeksi : flat abdomen
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : Nyeri perut 9 regio (-)
- Genitalia (Status Lokalis Ginekologis):
Dalam batas normal
- Ekstremitas : Akral hangat, turgor cukup, CRT < 2 detik, ADP
teraba kuat.
IV. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
a. Diagnosis Klinis : Varicella Zooster
b. Diagnosis Banding:
Variola
Herpes zooster
A. Definisi
Infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh.
B. Epidemiologi
1. Usia
Pada orang yang belum mendapat vaksinasi, 90% kasus terjadi pada
anak-anak dibawah 10 tahun, 5% terjadi pada orang yang berusia lebih dari
15 tahun. Sementara pada pasien yang mendapat imunisasi, insiden
terjadinya varicella secara nyata menurun.
2. Insiden
Sejak diperkenalkan adanya vaksin varicella pada tahun 1995,
insiden terjadinya varicella terbukti menurun. Dimana sebelum tahun 1995,
terbukti di Amerika terdapat 3-4 juta kasus varicella setiap tahunnya.
3. Transmisi
Transmisi penyakit ini secara aerogen maupun kontak langsung.
Kontak tidak langsung jarang sekali menyebabkan varicella. Penderita yang
dapat menularkan varicella yaitu beberapa hari sebelum erupsi muncul dan
sampai vesikula yang terakhir. Tetapi bentuk erupsi kulit yang berupa krusta
tidak menularkan virus.
4. Musim
Di daerah metropolitan yang beriklim sedang, dimana epidemi
varicella sering terjadi pada musim musim dingin dan musim semi.
C. Patogenesis
D. Gambaran Klinis
1. Gejala prodromal
E. Diagnosa varicella
F. Laboratorium
Lesi pada varicella dan herpes zoster tidak dapat dibedakan secara
histopatologi. Pada pemeriksaan menunjukkan sel raksasa berinti banyak dan
sel epitel yang mengandung badan inklusi intranuklear yang asidofilik.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pewarnaan Tzanck, dimana bahan
pemeriksaan dikerok dari dasar vesikel yang muncul lebih awal, kemudian
diletakkan di atas object glass, dan difiksasi dengan ethanol atau methanol, dan
diwarnai dengan pewarnaan hematoxylin-eosin, Giemsa, Papanicolaou, atau
pewarnaan Paragon.
G. Komplikasi
Pada orang dewasa demam dan gejala konstitusi biasanya lebih berat
dan berlangsung lebih lama, ruam varicella lebih luas, dan komplikasi lebih
sering terjadi. Pneumonia varicella primer merupakan komplikasi tersering
pada orang dewasa. Pada beberapa pasien gejalanya asimpomatis, tetapi yang
lainnya dapat berkembang mengenai sistem pernafasan dimana gejalanya dapat
lebih parah seperti batuk, dyspnea, tachypnea, demam tinggi, nyeri dada
pleuritis, sianosis, dan batuk darah yang biasanya timbul dalam 1-6 hari
sesudah timbulnya ruam.
H. Terapi
1. Antivirus
Beberapa analog nukleosida seperti acyclovir, famciclovir,
valacyclovir, dan brivudin, dan analog pyrophosphate foskarnet terbukti
efektif untuk mengobati infeksi VZV. Acyclovir adalah suatu analog
guanosin yang secara selektif difosforilasi oleh timidin kinase VZV
sehingga terkonsentrasi pada sel yang terinfeksi. Enzim-enzim selular
kemudian mengubah acyclovir monofosfat menjadi trifosfat yang
mengganggu sintesis DNA virus dengan menghambat DNA polimerase
virus. VZV kira-kira sepuluh kali lipat kurang sensitif terhadap acyclovir
dibandingkan HSV.
2. Topikal
Pada anak normal varicella biasanya ringan dan dapat sembuh
sendiri. Untuk mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin, atau lotion
kalamin, antihistamin oral. Cream dan lotion yang mengandung
kortikosteroid dan salep yang bersifat oklusif sebaiknya tidak digunakan.
Kadang diperlukan antipiretik, tetapi pemberian olongan salisilat sebaiknya
dihindari karena sering dihubungkan dengan terjadinya sindroma Reye.
Mandi rendam dengan air hangat dapat mencegah infeksi sekunder
bakterial.
I. Pencegahan
Vaksin varicella
1. Karakteristik
2. Keefektifan vaksin
1. www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/varicella.pdf
2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam
Cetakan Kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010,
hal 115