Anda di halaman 1dari 3

RESUME KAJIAN – MENGHINDARI KEKACAUAN (‫)االعراض عن الهيشات‬

Kitab : Hilyah Thalibil Ilmi

Ustadz : Mursalin, Lc ‫حفظه هللا‬

Sabtu, 15 Februari 2020 ( 21 Jumadil Akhir 1441 H)

‫ و هذا ينافي ادب الطلب‬،‫التصون من الغط والهيشات؛ فان الغلط تحت الغلط‬

“Jagalah dirimu dari kekacauan/kegaduhan dan hiruk-pikuk, karena kesalaham seringkali


disebabkan oleh hiruk-pikuk dan ini bertentangan dengan adab menuntut ilmu”

Yang dimaksud oleh syaikh dengan lafazh (al-Haisyah/‫ ) الهيشات‬disini adalah hiruk-pikuk
keramaian pasar, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang memperingatkan pergi ke
pasar, karena dalam pasar terdapat keributan,cercaan, dan makian.

dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َض ْال ِب ََل ِد ِإلَى ه‬


‫َّللاِ أَس َْواقُ َها‬ ُ ‫ َوأ َ ْبغ‬، ‫اجدُهَا‬
ِ ‫س‬ ‫أ َ َحبُّ ْال ِب ََل ِد ِإلَى ه‬
َ ‫َّللاِ َم‬

“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah
adalah pasar.” (HR. Muslim 671).

Kata an-Nawawi,

‫ وغير ذلك مما في‬، ‫ واإلعراض عن ذكر هللا‬، ‫ وإخَلف الوعد‬، ‫ واأليمان الكاذبة‬، ‫ والربا‬، ‫ والخداع‬، ‫ألنها محل الغش‬
‫ واألسواق ضدها‬، ‫ والمساجد محل نزول الرحمة‬، ‫معناه‬

“Karena pasar, umumnya dalah tempatnya orang curang, menipu, transaksi riba, sumpah
palsu, menyalahi janji, tidak ingat Allah, dan aktivitas lainnya yang semakna. Masjid adalah
tempat turunnya rahmat. Sementara pasar kebalikannya.” (Syarh Shahih Muslim, 5/171).

Karena itulah, para sahabat menasehatkan agar mengurangi intensitas kegiatan di pasar, jika
tidak diperlukan.
Sahabat Salman al-Farisi mengatakan,

ِ ‫ َو ِب َها َي ْن‬، ‫ان‬


ُ‫صبُ َرا َيتَه‬ ِ ‫ط‬ ‫ فَإ ِ هن َها َم ْع َر َكةُ ال ه‬، ‫آخ َر َم ْن َي ْخ ُر ُج ِم ْن َها‬
َ ‫ش ْي‬ ِ ‫ َو َال‬، َ‫طعْتَ أ َ هو َل َم ْن َي ْد ُخ ُل السُّوق‬
َ َ ‫َال ت َ ُكون هَن ِإ ْن ا ْست‬

“Jika kamu bisa, janganlah menjadi orang yang pertama masuk pasar, dan yang terakhir
keluar pasar. Karena pasar adalah tempat berkumpulnya setan dan di sana mereka
menancapkan benderanya.” (HR. Muslim 2451)

Sebagian penuntut ilmu ada yang berkata : “saya duduk-duduk di pasar untuk melihat apa
saja yang terjadi dan diperbuat orang-orang disana.”

Maka, disini ada dua perbedaan, yaitu :

1). Sekedar ingin tahu

Misalnya, di pasar tersebut ada peristiwa begini dan begitu maka diperbolehkan datang untuk
melihat dan mengetahuinya. Ini adalah pilihan.

2). Dilakukan secara terus-menerus

Misalnya, selalu duduk-duduk di pasar setiap waktu maka ini adalah sebuah kesalahan,
karena bisa membuat hina penuntut ilmu bahkan bisa juga merupakan penghinaan bagi ilmu
itu sendiri.

Al-Qurthubi mengatakan :

‫ وأنه إن أقام هناك هلك‬، ‫فحق على من ابتَله هللا بالسوق أن يخطر بباله أنه قد دخل محل الشيطان ومحل جنوده‬

“Wajib bagi orang yang hobi ke pasar untuk selalu ingat bahwa dia sedang memasuki tempat
setan, dan tempat pasukan setan berkumpul. Jika dia menetap di sana maka dia akan mudah
maksiat.” (al-Jami’ li Ahkam al-Quran, 13/16).

Memahami hal ini, maka sangat aneh jika ada orang yang hobi ke pasar. Datang ke pasar
hanya untuk jalan-jalan. Tidak hanya berlaku bagi ibu-ibu, peringatan ini berlaku bagi jenis
kelamin apapun, termasuk bencong.
Masuk pasar, boleh saja bagi mereka yang membutuhkan. Karena Allah ceritakan, para nabi
juga ke pasar untuk mencari rizki.

ِ ‫شونَ فِي ْاألَس َْوا‬


‫ق‬ ُ ‫ام َويَ ْم‬ ‫سلِينَ إِ هال إِنه ُه ْم لَيَأ ْ ُكلُونَ ال ه‬
َ َ‫طع‬ َ ‫س ْلنَا قَ ْبلَكَ ِمنَ ْال ُم ْر‬
َ ‫َو َما أ َ ْر‬

“Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan


makanan dan berjalan di pasar-pasar.” (QS. al-Furqan: 20)

Diantara peristiwa unik yang berhubungan dengan hal ini adalah yang disebutkan oleh
penulis kitab “al-Wasith fii Udabaa’ Syinqiith (biografi para pujangga negeri Syinqith),”
yang juga dinukil dalam kitab “Mu’jamul Ma’aajim” bahwasanya terjadi cekcok antara dua
kabilah, lalu ada kabilah lain yang berusaha mendamaikan antara keduanya, akhirnya mereka
ridha dengan hukuman syar’i, lalu mereka minta dihukumi oleh seorang ulama dan
nampaklah adanya pembunuhan empat orang dari salah satu kabilah yang dibunuh oleh
kabilah lainnya. Intinya, al-Haisyah berarti fitnah dan binatang kecil, dan tidak ada qishash
tatkala terjadi fitnah, yaitu orang-orang yang terbunuh saat terjadi fitnah yang tidak diketahui
siapa pembunuhnya. Maka keputusan hakim bahwa 4 orang harus di qishash untuk 4 orang
adalah keliru. Oleh karena ini, nampaklah dengan jelas bahwa kegaduhan pasar adalah fitnah
dan Ummu Hubain (binatang kecil dari jenis serangga yang mirip dengan kumbang).

Anda mungkin juga menyukai