Anda di halaman 1dari 14

PENGUKUR NILAI KADAR HEMOGLOBIN DALAM

DARAH SECARA NON INVASIVE


Karya Tulis Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh Program

Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik

Oleh :
Gunawan Aji Nugroho
(1704037)

PROGRAM D III ELEKTROMEDIK


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIDYA HUSADA
SEMARANG
2018
INTI SARI

Anemia merupakan suatu kondisi medis dengan jumlah sel darah merah atau
Hemoglobin (Hb) kurang dari 12 g/dL. Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada umumnya
dilakukan dengan menggunakan metode invansive, akan tetapi metode ini terdapat beberapa
kekurangan, diantaranya yaitu kurang efesien dan kurang ramah bagi para pasien yang
mempunyai ketakutan terhadap jarum suntik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat
pendeteksi hemoglobin dalam darah dengan menggunkan metode non invasive dengan
menggunkan infrared dan photodioda sebagai sensornya dan beberapa rangkaian
elektronika lainnya sebagai pendukung.
Dari hasil pengujian modul ini yang dibandingkan dengan EasyTouch GCHB,
didapatkan simpangan maksimal yaitu 1 g/dl dan minimal 0,1 g/dl, dan mempunyai error
maksimal sebesar 6,4 % dan minimal 0,8 % dan rata-rata error sebesar 0,1 % yang berarti
alat ini layak untuk digunakan karena nilai simpangan maksimal adalah 1 g/dl dan toleransi
dari hemoglobin adalah 1 g/dl.

Kata Kunci : Hemoglobin, Non Invasive, ATMega8

ii
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Pengukur nilai kadar hemoglobin dalam darah secara non invasive
NAMA : Gunawan Aji Nugroho

NIM : 1704037

Telah di setujui dan disahkan di Semarang pada hari ............tanggal....bulan .......... tahun
2019 ,Proposal Tugas Akhir dengan judul :

“Pengukur nilai kadar hemoglobin dalam darah secara non invasive ”

Menyutujui :

Pembimbing Koordinator TA

(Mulyono, M.Kom) (AgungSatrioNugroho, ST)

iii
DAFTAR ISI

INTI SARI .................................................................................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Batasan masalah ..................................................................................................................... 2
1.4 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.4.1 Tujuan Umum.................................................................................................................. 2
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 3
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................................... 3
2.2 Dasar Teori .............................................................................................................................. 3
2.2.1 Hemoglobin ..................................................................................................................... 3
2.2.2 Sensor Photodioda .......................................................................................................... 4
2.2.3 Infra merah ..................................................................................................................... 5
2.2.4 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2 .................................................................................... 5
2.2.5 Mikrokontroller Atmega8 ............................................................................................... 6
BAB III DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 8

iv
DAFTAR GAMBAR

gambar 1 Lambang Photodioda .............................................................................................................. 4


gambar 2 inframerah ............................................................................................................................... 5
gambar 3 LCD 2 x 16[11]. ...................................................................................................................... 5
gambar 4 Konfigurasi Pin ....................................................................................................................... 6

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin .......................................................... 4
Tabel 2 Konfigurasi PIN LCD ................................................................................................................ 6

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hemoglobin merupakan pigmen yang membuat warna merah pada sel darah.
Menurut fungsinya, Hemoglobin digunakan sebagai media transport oksigen dari paru-
paru ke jaringan tubuh. Oksigen adalah suatu bagian terpenting dari metabolisme tubuh
untuk menghasilkan energi.Hemoglobin juga mempunyai fungsi membawa
Karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya
dikeluarkan saat bernafas.
Penyakit yang berhubungan dengan kadar hemogobin dalam darah yaitu
anemia.Anemia adalah salah satu masalah gizi mikro yang cukup serius dengan populasi
tertinggi yang dialami oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar
anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kelompok masyarakat yang
rawan terkena anemia adalah anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja
berpenghasilan . Anemia adalah penyakit kurang darah yang sebagian besar disebabkan
oleh konsumsi makan yang dimakan kurang mengandung besi.
Batasan kadar hemoglobin menurut WHO tahun 1968 adalah sebagai berikut,
laki-laki dewasa >13 gr/dL, wanita dewasa tidak hamil >12 gr/dL, wanita hamil >11
gr/dL, anak usia 6-14 tahun >12 gr/dL, anak usia 6 bulan-6 tahun >11 gr/dL.
Pengukuran nilai Hb biasanya dilakukan secara invasive yaitu dengan mengambil
sampel darah, sampel darah yang telah diambil di ukur denganmelihat intensitas warna
dari sampel yang telah diberi reagen. Pengukuran intensitas warna dilakukan dengan
metode sahli (metode manual), maupun dengan metode Sianmethemoglobin (dengan
spektrofotometer). Namun, cara tersebut kurang efesien dikarenakan menyebabkan rasa
sakit pada pasien dikarenakan pengambilan sampel darah dilakukan dengan cara melukai
salah satu jari pasien, dan prosesnya sedikit lebih lama dikarenakan hasil dari pengukuran
Hb dicatat, dikumpulkan, direkapitulasi di komputer.
Laboraturium di Indonesia kebanyakan masih menggunakan metode sahli, karena
mahalnya spektrofotometer yang ada dipasaran. Metode sahli diperkirakan memiliki
faktor kesalahan kira-kira 10%. Penyebab kesalahan metode sahli ini adalah ketelitian
pengukuran kadar Hb dalam darah ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam
mengamati setiap perubahan fisik sampel darah, yaitu perubahan warna dan kecocokan
warna dengan warna standart yang telah ditentukan. Jika pengukuran dilakukan dengan
sampel yang banyak akan melelahkan para pekerja medis.
disesuaikan berdasarkan hemoglobin sahli. Pada penelitian ini juga di jelaskan
bahwa sensor yang di gunakan kurang peka dengan warna.
Dengan ini penulis bermaksud merancang alat pemeriksa hemoglobin dalam darah
dengan metode non invasive (tanpa melukai tubuh pasien), metode ini digunakan agar
pasien tidak merasakan rasa sakit pada saat pemeriksaan Hb, karena pemeriksaan hanya
meletakan sensor/ tranduser optik pada permukaan kulit. Pemeriksaan dengan cara non
invasive juga dapat menghindari kontaminasi bakteri, dan hasilnya dapat langsung
diketahui dengan tampilan LCD, hasil analisis yang didapat langsung ditampilkan,
sehingga pasien dapat mengatahui secara langsung.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Penderita Anemia merupakan penyakit yang berhubungan erat dengan
Hemoglobin. Anemia merupakan masalah gizi mikro yang sangat serius yang terjadi di
negara-negara berkembang termasuk indonesia. Pemeriksaan hemoglobin biasanya
dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien atau dengan cara melukai tubuh
pasien (invasive), yang mengakibatkan rasa sakit pada pasien karena harus mengambil
sampel darah dengan cara melukai salah satu tubuh pasien. Sebelumnya telah ada
penelitian yang berkaitan dengan hemoglobin non invasive tetapi alat sebelumnya belum
akurat dalam membaca hemoglobin dan tidak menampilkan indikasi dari nilai
hemoglobin tersebut. Oleh karena itu penulis akan membuat alat pendeteksi Hemoglobin
secara non invasive sehingga pemeriksaan hemoglobin tidak memerlukan sampel darah
pasien dan pemeriksaan tidak menyebabkan rasa sakit juga hasil pemeriksaan dari nilai
hemoglobin dan indikasi dapat langsung terlihat pada tampilan LCD.

1.3 Batasan masalah


Agar dalam pembahasan alat ini tidak dapat pelebaran masalah dalam
penyajiannya penulis membatasi pokok-pokok bahasan permasalahan yang akan dibahas :
1. Menggunakan tampilan LCD.
2. Hemoglobin hanya dapat di deteksi dengan sinar pada jari tangan yang tidak
tertutup oleh lapisan apapun, jari yang lebih responsif adalah jari telunjuk.
3. Alat ini hanya mampu menampilkan satu kali proses pengukuran tanpa
menampilkan hasil dari pengukuran sebelumnya.
4. Sensor rentan terhadap intensitas cahaya luar dan goyangan.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum


Merancang suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai kadar hemoglobin
dalam darah secara non invasive ( tanpa melukai tubuh pasien).

1.4.2 Tujuan Khusus


Dengan adanya permasalahan diatas maka tujuan khusus dibuatnya alat ini antara
lain :
1. Merancang sistem pengukuran kadar hemoglobin dalam darah yang digunakan
untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah.
2. Menguji tingkat keakuratan pada alat ini dibandingkan dengan metode lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Affan Muhammad dari Universitas Airlangga pada tahun 2012 meneliti tentang
Rancang Bangun Sistem Pengukuran Kadar Hemoglobin Darah Berbasis Mikrokontroler.
Penelitian tersebut menggunakan metode invasive ( melukai tubuh pasien dengan
mengambil sampel darah), penelitian tersebut dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
pengukuran hemoglobin dengan metode sahli sehingga didapatkan hasil yang akurat.
Sistem yang digunakan adalah Mikrokonroler Arduino berbasis Atmega 328, pada
penelitian tersebut menggunakan sumber cahaya dari LED dan cahaya akan diteruskan ke
sensor fototransistor, sensor akan menganalisis data yang diperoleh dalam keadaan benar
atau error. ADC akan mengkonversi data yang telah di peroleh ke nilai Hb yang nantinya
nilai Hb akan ditampilkan pada LCD. Pada penelitian tersebut berhasil dibuat dengan
presentase kesalahan sebesar 1,58 % dan tingkat ketelitian 98,48 %.
Supriatna Adhisuwignjo dari Politeknik Negeri Malang pada tahun meneliti
tentang pemanfaatan sensor cahaya sebagai alat untuk mengukur kadar hemoglobin dalam
darah. Sistem pengukuran menggunakan metode non invasive menggunakan sensor LDR,
berlandaskan perbedaan kepekatan warna darah manusia. Menggunakan AT89S51 untuk
memproses data dan menggunakan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran.
Dengan ini penulis bermaksud merancang alat pemeriksa hemoglobin dalam darah
dengan metode non invasive (tanpa melukai tubuh pasien), metode ini digunakan agar
pasien tidak merasakan rasa sakit pada saat pemeriksaan Hb, karena pemeriksaan hanya
meletakan jari pada finger sensor. Pemeriksaan dengan cara non invasive juga dapat
menghindari kontaminasi bakteri, dan hasilnya dapat langsung diketahui dengan tampilan
LCD, hasil analisis yang didapat langsung ditampilkan, sehingga pasien dapat mengatahui
secara langsung. Finger sensor yang digunakan disini menggunakan infrared sebagai
transmiter dan photodioda sebagai receiver. Data yang akan di tampilkan di LCD berupa
indikasi hemoglobin dan nilai dari kadar hemoglobin.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Hemoglobin
Hemoglobin merupakan pigmen yang membuat warna merah pada sel darah.
Menurut fungsinya, Hemoglobin digunakan sebagai media transport oksigen dari paru-
paru ke jaringan tubuh, hemoglobin sering disebut pengikat oksigen dalam darah.
Oksigen adalah suatu bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi.Hemoglobin juga mempunyai fungsi membawa Karbondioksida hasil metabolisme
dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas[1].Anemia
adalah suatu keadaan kadarhemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal,berdasarkan
kelompok umur, jenis kelamin dankehamilan. Batas normal dari kadar Hb dalam darah

3
4

Tabel 1 Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)

Anak-anak 6 – 59 bulan 11,0 gr/dl

5 – 11 tahun 11,5 gr/dl

12 – 14 tahun 12,0 gr/dl

Dewasa Wanita > 15 tahun 12,0 gr/dl

Wanita hamil 11,0 gr/dl

Laki-laki > 15 tahun 13,0 gr/dl

2.2.2 Sensor Photodioda


Sensor Photodioda ditunjukkan pada Gambar 2.1 adalah sensor photodioda yang
sensitif terhadap cahaya.

gambar 1 Lambang Photodioda

Sensor photodioda adalah dioda yang sensitif terhadap cahaya. Ketika sebuah
cahaya mengenai langsung kepada photodioda akan mengakibatkan meningkatnya
kebocoran arus balik. Sensor photodioda bisa juga digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya suatu obyek. Bila obyek berada di depan sensor dan dapat terjangkau oleh sensor
maka output rangkaian sensor akan berlogika “1” atau “high” yang berarti obyek “ada”.
Sebaliknya jika obyek berada pada posisi yang tidak terjangkau oleh sensor maka output
rangkaian sensor akan bernilai “0” atau “low” yang berarti obyek “tidak ada”.
5

2.2.3 Infra merah


Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum
elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah.
Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada
pada spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah
tidak akan terlihat oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat
dirasakan/dideteksi.

gambar 2 inframerah

2.2.4 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2


LCD karakter 2x16 ditunjukan pada Gambar 2.2 yang digunakan sebagai display
atau output. Sebuah LCD 16x2 berarti dapat menampilkan 16 karakter per baris dan ada 2
garis tersebut. Pada LCD ini masing-masing karakter ditampilkan dalam matriks 5x7
pixel. Perintah adalah instruksi yang diberikanke LCD untuk melakukan tugas yang telah
ditentukan seperti menginisialisasi, membersihkan layarnya, menyetel posisi kursor,
mengendalikan tampilan, dll.

gambar 3 LCD 2 x 16[11].

LCD ini memiliki dua register, yaitu Command dan Data. Register perintah
menyimpan instruksi perintah yang diberikan ke LCD. Register data menyimpan data
yang akan ditampilkan pada LCD. Data adalah nilai American standart code for
information interchange(ASCII) karakter yang akan ditampilkan pada LCD[10]. Tabel
Konfigurasi PIN LCD dipaparkan pada Tabel 2.2.
6

Tabel 2 Konfigurasi PIN LCD

NO Fungsi Nama
1 Tanah (0V) Tanah
2 Tegangan suplai; 5V (4.7V - 5.3V) Vcc
3 Penyesuaian kontras; melalui resistor variabel V EE
4 Memilih daftar perintah saat rendah; dan data register saat tinggi RS
5 Rendah untuk menulis ke register; Tinggi untuk dibaca dari register RW
6 Mengirimkan data ke pin data saat pulsa tinggi ke rendah diberikan E
7 Pin data DB0
8 DB1
9 DB2
10 DB3
11 DB4
12 DB5
13 DB6
14 DB7
15 Lampu latar V CC (5V) Led +
16 Lampu latar (0V) LED-

2.2.5 Mikrokontroller Atmega8


Avr merupakan seri mikrokontroler CMOS-8 bit buatan Atme, berbasis arsitektur
RISC (Reduce Instruction Set Computer). Atmega 8 adalah mikrokontroler CMOS-8 bit
berarsitektur RISC yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash.
Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan
kecepatan maksimum 16 MIPS pada frekuensi 16 MHz. ATmega 8 hanya dapat bekerja
pada tegangan 4,5 – 5,5 v. Konfigurasi pin ATMega8 dengan kemasan 28 bit dapat di
lihat pada Gambar 2.3.

gambar 4 Konfigurasi Pin

a. VCC
Suplai tegangan digital. Besarnya tegangan berkisar antara 4,5 – 5,5V untuk
ATmega8 dan 2,7 – 5,5V untuk ATmega8L.
7

b. GND
Ground. Referensi nol suplai tegangan digital.
c. PORTB
PORTB adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 8-bit dengan resistor pull-up
internal yang dapat dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik
ketika digunakan sebagai source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang
di pull-low secara eksternal akan memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan.
Pin-pin PORTB akan berada pada kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock
tidak running.
d. PORTC
PORTC adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 7-bit dengan resistor pull-up
internal yang dapat dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik
ketika digunakan sebagai source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang
di pull-low secara eksternal akan memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan.
Pin-pin PORTC akan berada pada kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock
tidak running.
e. PC6/RESET
Jika Fuse RSTDISBL diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai pin I/O akan tetapi
dengan karakteristik yang berbeda dengan PC5..PC0. Jika Fuse RSTDISBL tidak
diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai masukan Reset.
Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5 mikrodetik akan membawa
mikrokontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak running.
f. PORTD
PORTD adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 8-bit dengan resistor pull-up
internal yang dapat dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik
ketika digunakan sebagai source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang
di pull-low secara eksternal akan memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan.
Pin-pin PORTD akan berada pada kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock
tidak running.
g. RESET
Pin masukan Reset. Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5
mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak
running. Sinyal dengan lebar kurang dari 1,5 mikrodetik tidak menjamin terjadinya
kondisi Reset.
h. AVCC
AVCC adalah pin suplai tegangan untuk ADC, PC3..PC0, dan ADC7..ADC6. Pin
ini harus dihubungkan dengan VCC, meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC
digunakan, VCC harus dihubungkan ke AVCC melalui low-pass filter untuk mengurangi
noise [12].
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

[1] N. Herawati, “Mengenal Anemia dan Peranan Erythropoietin,” BioTrends, vol. 4, no.
1, pp. 35–39, 2009.
[2] Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
[3] R. F. Permadi, “Pengertian Photodioda,” 2012. [Online]. Available:
https://ryankudeta.wordpress.com/2012/12/17/pengertian-photodioda/. [Accessed:
23-Dec-2017].
[4] A.Puspitasari, “Sinar Infra Merah,” 2016. [Online]. Available:
http://alfains.blogspot.co.id/2016/02/sinar-inframerah.html. [Accessed: 30- Nov-
2017].
[5] S. R. U. . S. Steven Jendri Sokop, Dringhuzen J. Mamahit, “Trainer Periferal
Antarmuka Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno,” E-Journal Tek. Elektro dan
Komput. vol.5 no.3 (2 016), ISSN 2301-8402, vol. 5, no. 3, 2016.
[6] Baskara, “Liquid Crystal Display (LCD) 2 X 16,” 2013. [Online]. Available:
http://baskarapunya.blogspot.com/2013/01/liquid-crystal-display-lcd-16-x-2.html.
[Accessed: 22-Dec-2017].
[7] Atmel, “Data Sheet 8-bit AVR Mikrokontroler,” 2015. [Online]. Available: available:
http://www.atmel.com/images/atmel-8159-8-bit-avrmicrocontroller-
ATMega8a_datasheet.pdf.%0D.

Anda mungkin juga menyukai