Anda di halaman 1dari 35

KARYA ILMIAH

“ PERBANDINGAN PEMERIKSAAN GLUKOSA


DARAH METODE GOD-PAP MENGGUNAKAN
SERUM TANPA SENTRIFUGASI
DENGAN
SERUM YANG DISENTRIFUGASI
DI RUMAH SAKIT BENYAMIN GULUH
KABUPATEN KOLAKA”

DISUSUN OLEH :

TIASTUTY, S.Si
Nip : 19681219 199203 2 004
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
E. Hipotesis............................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6

A. Tinjauan Umum Tentang Darah ...................................................... 6


B. Tinjauan Umum Tentang Serum ..................................................... 6
C. Tinjauan Umum Tentang Reagen Glukosa ..................................... 8
D. Tinjauan Umum Tentang Karbohidrat ............................................ 9
E. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Mellitus ................................... 14
F. Metode Pemeriksaan Glukosa Darah .............................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 22

A. Jenis Pemeriksaan ............................................................................ 22


B. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 22
C. Variable Penelitian .......................................................................... 22
D. Definisi Operasional ........................................................................ 23
E. Lokasi Dan Waktu ........................................................................... 23
F. Prosedur Penelitian .......................................................................... 24
G. Analisis Data.................................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 28

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 28


B. Pembahasan ..................................................................................... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu kedokteran , gula darah adalah istilah yang mengacu kepada

tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum,

diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah

sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada

batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini

meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari,

sebelum orang makan. (Anik Widjayanti, 2009)

Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan

glukosa darah. Tujuan dari pemeriksaan glukosa darah ini salah satunya adalah untuk

menentukan ada tidaknya penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah

penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah

atau kelainan metabolisme karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat digunakan

dengan baik, sehingga meyebabkan keadaan hiperglikemia. (Anonim. 2010)

Umumnya pada pemeriksaan kimia darah khususnya glukosa biasanya digunakan

serum sebagai spesimen. Serum merupakan hasil pemisahan antara komponen cair

dan seluler dari darah (whole blood). Proses pemisahan komponen darah untuk

mendapatkan serum dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan

mendiamkan darah selama minimal 1-2 jam hingga terjadi pemisahan dengan

sendirinya (pemisahan spontan), namun dengan membiarkan darah terlalu lama

1
memungkinkan terjadinya metabolisme glukosa dalam sampel oleh sel-sel darah.

Kadar glukosa dalam tabung akan menurun setelah 10 menit pengambilan darah,

karena proses glikolisis dengan kecepatan kurang lebih 7 mg/dl per jam. (Anonim

2012).

Kenyataan dilapangan Pemeriksaan Glukosa darah Pada spektrofotometer Sering

Mengalami penundaan pemeriksaan Hal ini biasanya disebabkan karena pemeriksaan

dilakukan secara seri, penundaan pengiriman sampel, penanganan sampel yang

kurang cepat dan tepat, terjadi kerusakan alat maupun kehabisan reagen

pemeriksaan. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan

penurunan kadar glukosa darah, peningkatan kadar kalium, hal ini dapat

mengakibatkan kesalahan pengobatan pasien. ( Anonim. 2012)

Cara kedua yaitu dengan mendiamkan darah hingga membeku kemudian

dilanjutkan dengan sentrifugasi hingga terjadi pemisahan secara total kemudian

serum dipisahkan dari sel-sel darah untuk mencegah terjadinya proses metabolisme

sel hidup yang dapat mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah. Hal ini sejalan

dengan pendapat Hardjoeno dalam bukunya Interprestasi Hasil tes Laboratorium

Diagnostik bahwa ”Serum harus segera dipisahkan dari bahan bekuan darah dalam

sampel atau paling lambat 2 jam setelah pengambilan darah untuk menghindari

perubahan-perubahan dari zat-zat yang terlarut didalamnya oleh pengaruh hemolisis

darah” (Hardjoeno, 2003)

Dengan perkembangan yang pesat dari jumlah dan jenis pemeriksaan, peralatan

laboratorium, maka dibutuhkan pemilihan metode dan alat yang sesuai dengan

2
indikasi pemeriksaan serta interpretasi hasil yang

tepat (www.klik nikmedik.com.2012)

Pada pemeriksaan glukosa darah metode yang digunakan meliputi metode

reduksi, enzimatik, dan lainya. Namun yang sering digunakan adalah metode

enzimatik, yaitu metode glukosa oksidase peroksidase, 4-aminophenason dan phenol

(GOD-PAP) karena mempunyai akurasi dan presisi yang baik (Sri Jufari, 2011).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian

dengan tujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah

Metode GOD-PAP Menggunakan Serum Tanpa Sentrifugasi Dengan Serum yang

Disentrifugasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut: ”Apakah Terdapat Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Metode

GOD-PAP Menggunakan Serum Tanpa Sentrifugasi Dengan Serum yang

Disentrifugasi

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pemeriksaan glukosa darah Metode GOD-PAP yang

menggunakan serum tanpa disentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi di

Laboratorium RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

3
2. Tujuan Khusus

Untuk menentukan perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darahmetode GOD-

PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi di

Laboratorium RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Laboratorium RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

Sebagai tambahan ilmu dan referensi untuk menambah pengetahuan tentang cara

penanganan dan pemeriksaan glukosa yang dapat digunakan nantinya untuk

melakukan pelayanan di Laboratorium RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

2. Manfaat bagi praktisi Kesehatan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan tentang pemeriksaan glukosa darah sehingga dapat membantu dalam

penegakan diagnosa suatu penyakit.

4. Peneliti

Menambah pengetahuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

dibangku perkuliahan pada bidang laboratorium.

E. Hipotesis

1. Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosa

darah metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum

yang disentrifugasi referensi untuk menambah pengetahuan tentang cara

penanganan dan pemeriksaan glukosa.

4
2. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosa darah

metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang

disentrifugasi referensi untuk menambah pengetahuan tentang cara penanganan

dan pemeriksaan glukosa.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Darah

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang

warnanya merah. Warna merah itu tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen

dan karbondioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan

bernafas dan zat ini sangat berguna pada pristiwa pembakaran atau metabolisme

dalam tubuh.

Darah terdiri dari dua komponen besar komponen cair ( plasma) dan komponen

seluler sel-sel darah atau korpuskuli (eritrosit, leukosit dan trombosit ). Komponen

plasma 45% - 65% volume darah total yang terdiri dari air 91% - 92% dan sel

padat 8% - 9% diantaranya ( protein, unsur - unsur an-organik, organic dan

enzim-enzim).darah pada umumnya berfungsi sebagai wahana pengangkut (transport)

bebagai komponen menuju berbagai organ tubuh, system imunologik dan fungsi

hemostasis.( Muhamad Sadikin, 2001)

B. Tinjauan Umum Tentang Serum

Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang

bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma

darah tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum) berarti bagian tetap cair dari susu yang

membeku pada proses pembuatan keju. Serum terdiri dari semua protein ( yang tidak

6
digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit antibodi

, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous.

Bahan-bahan yang biasa diukur dalam serum umumnya digolongkan ke dalam

kategori-kategori berikut:

1. Bahan yang dalam keadaan normal memiliki fungsi dalam sirkulasi

2. Bahan hasil metabolit

3. Bahan yang dikeluarkan dari sel akibat kerusakan dan kelainan premeabilitas atau

kelainan properasi sel.

4. Obat dan zat toksik.

Serum diperoleh setelah sampel darah dibekukan dan bekuannya dipisahkan dengan

pemusingan. Pemakaian serum sebagai pengganti plasma juga mencegah pencemaran

spesimen oleh antikoagulan yang mungkin mempengaruhi satu atau lebih tes

(Anonim. 2010).

a. Serum yang disentrifugasi

Teknik pemisahan serum dengan sentrifugasi adalah setelah pengambilan darah

vena, bagian darah tersebut dibiarkan membeku (± 15 menit) kemudian dipusingkan

pada sentrifuge dengan kecepatan 2000-3000 rotasi permenit selama 15 menit,

sesegera mungkin dipisahkan serumnya kemudian diperiksa kadar glukosa darahnya

secara fotometrik (Riskawati, 2011)

b. Serum tanpa sentrifugasi

Teknik pemisahan serum tanpa sentrifugasi adalah setelah dilakukan

pengambilan darah vena, darah dimasukan dalam tabung tanpa antikoagulan,

7
kemudian darah dibiarkan membeku kurang lebih satu sampai dua jam hingga

terbentuk serum. sesegera mungkin dipisahkan serumnya kemudian diperiksa kadar

glukosa darahnya secara fotometrik.

C. Tinjauan Umum Tentang Reagen Glukosa

1. Prinsip

Tes ini menggunakan metode enzimatik/ GOD-PAP

Glukosa + O2 + H2O Glukconic acid + H2O


PEROXIDASE
H2O2 + Phenol + 4-Aminophenazone H2O+ Zat
warnaquinone warna merah

2. Ukuran kemasan

Cat. No. Pack Name Packing (Content)

XSYS0012 GLU 440 R1 : 10 x 44 ml

XSYS0069 GLU 576 XL-1000 R2 : 8 x 72 ml

3. Reagen glukosa dengan komposisi:

R1

Phosphate buffer 250 mmol/l

Glukosa oxidase >25 U/ml

Peroxidase >2 U/ml

Phenol 5 mmol/l

4-aminoantipyrine 0,5 mmol/l

8
4. Standar Glukosa

Glukosa 100mg/dl atau 5.55 mmol /l

5. Persiapan reagen

RGT dan STD siap dipakai

6. Stabilitas reagen

Reagen stabil sampai tanggal kedaluwarsa bila disimpan pada

suhu 2oC sampai 8 oC. Ketika dibuka hindari kontaminasi. RGT

stabil selama 2 mnggu pada suhu 15oC sampai 25oC

D. Tinjauan Umum Tentang Karbohidrat

Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan

tumbuhan disamping lemak dan protein, senyawa ini dalam jaringan merupakan

cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Bentuk molekul karbohidrat

paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang

merupakan polimer yang tersusun dari satu molekul gula yang terangkai menjadi

rantai panjang serta bercabang-cabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan

penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain

itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam

bentuk serat (fiber), selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan

kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti

layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Selain sebagai sumber energi,

karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,

9
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel

dengan mengikat protein dan lemak. Karbohidrat merupakan komponen pangan yang

menjadi sumber energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh

3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).

Reaksi fotosintesis

Sinar matahari

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + O2

Klorofil

1. Klasifikasi Karbohidrat

Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu

polimer yang tersusun atas monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan

menjadi empat golongan yaitu : monosakarida,disakarida, oligosakarida dan

polisakarida

a. Monosakarida

Merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas

beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi

karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari

aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa terdiri atas 3-6 atom

C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi

karbohidrat yang lebih sederhana tidak dapat dihidrolisis ke bentuk yang lebih

sederhana. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

10
b. Disakarida

Merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang

berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida

adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.

1) Sukrosa

Adalah gula yang kita gunakan sehari-hari, baik yang berasal dari tebu, maupun

tumbuhan lainya. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan

fruktosa. Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran Glukosa dan fruktosa yang biasa

disebut dengan gula invert.

2) Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan

yang terjadi ialah antara atom karbon nomor I dan atom karbon nomor 4, oleh

karenanya maltosa masih mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian

masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses,

hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.

3) Laktosa

Adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Dalam tubuh

kita amilum Mengalami hidrolisis menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh.

c. Oligosakarida

Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang

banyak gabungan dari 3 sampai 6 monosakarida dihidrolisis: gabungan dari 3 sampai

6 monosakarida misalnya maltosa, sukrosa dan laktosa.

11
d. Polisakarida

Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang

banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul

monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6

monosakarida dengan rantai lurus / cabang. (Riskawati, 2011)

2. Metabolisme Glukosa

Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang

menggunakan oksigen atau aerob dan yang tidak menggunakan oksigen yaitu reaksi

anaerob yang terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam

laktat,proses ini disebut glikolisis.

a. Glikolisis

Glikolisis terjadi didalam sel. Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa

dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat Pada tahap glikolisis, terjadi dua langka

reaksi, yaitu langka memerlukan energi dan langkah Melepaskan energy. Saat

langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk mentransfer gugus

fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki simpan energi yang lebih tinggi. Energi

ini diperlukan unuk reaksi selanjutnya, yaitu reaksi pelepasan energi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang

memecah satu molekul glukosa (terdiri dari 6 atom karbon ) atau monosakarida yang

lain menjadi dua molekul asam piruvat ( terdiri dari 3 atom karbon), 2 NADH

(nicotinamide Adenin Dinucleotide H), dan 2 ATP.

12
b. Glikogenesis

Glukosa merupakan sumber bahan bagi proses glikolisis, karena glukosa terdapat

dalam jumlah banyak bila dibandingkan dengan monosakarida yang lain, oleh karena

itu bila jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu berlebih, maka glukosa

akan disimpan dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot.

Proses sintesis glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis.

Glikogen hati

Asam laktat Glukosa darah

Glikogen otot

Gambar 2.1 siklus cori

c. Glikogenolisis

Proses reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul–molekul glokusa

disebut glikogenolisis, proses ini kebalikan dari reaksi glikogenesis. Glikogen dalam

hati atau otot dapat dipecah menjadi molekul fosfat melalui proses fosfolisis, reaksi

dengan asam amino

d. Glikoneogenesis

Glikoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup semua

mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah senyawa

non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama bagi glukoneogenesis

adalah asam amino glikogenik, laktat, gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal

13
merupakan jaringan utama yang terlibat, karena kedua organ tersebut mengandung

komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan(Anonim, 2011)

E. Tinjauan UmumTentang Diabetes Mellitus

Diabetes adalah suatu penyakit yang mengganggu kemampuan tubuh untuk

mengunakan sari-sari makanan secara efisien. Hormon insulin yang diproduksi di

pankreas membantu tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi. Diabetes

terjadi bila satu dari kondisi ini terjadi, pankreas gagal memproduksi insulin, atau

tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah diproduksinya. Pada kasus kronis,

ada kaitannya dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan beberapa

organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah.

1. Macam-Macam Diabetes

a. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel beta dalam pankreas yang

bertugas mengsekresi insulin. Dipercaya bahwa paling tidak pada awal mulanya

penyakit kekebalan tubuh disebabkan oleh racun atau virus. “kejadian” ini

mendorong sistem kekebalan tubuh untuk menyerang pankreas. Sel-sel beta dalam

pankreas mengalami kerusakan karena serangan tersebut dan tidak dapat lagi

memproduksi insulin.

Gejala awal diabetes tipe 1 meliputi rasa lapar dan haus berlebihan, penurunan

berat badan tanpa sebab, seiring pembuangan air kecil penglihatan kabur, kelelahan,

dan infeksi kronis. Pada situasi krisis, serangan diabetes tipe satu dapat

14
mengakibatkan kejang, kebingungan, napas berbau buah, dan ketidaksadaran dan

biasanya terjadi pada usia yang sangat muda.

Diabtes tipe 1 hanya dapat dikendalikan dengan suntikan insulin dan

pengawasan makanan sehari-hari. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi

pengelolahan yang cermat memungkinkan penderita diabetes tipe 1 dapat menjalani

hidup secara normal

b. Diabetes Tipe 2

Suatu penyakit metabolisme tubuh. Penderita diabetes tipe 2 dapat menghasilkan

insulin tetapi insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja sebagaimana

mestinya didalam tubuh. Diabetes tipe 2 sering dijumpai pada pria maupun wanita

berusia lebih dari 40 tahun yang memiliki kelebihan berat badan.

Diabetes tipe 2 dapat menjadi gerbang bagi berbagai penyakit yang dapat

mengacam kehidupan. Yang terbesar diantaranya adalah meningkatnya resiko

terhadap kemungkinan berkembangnya penyakit jantung koroner (coronary artery

disease) atau sering disebut CAD. CAD adalah penyebab kematian terbesar bagi

penderita DM. Bila kadar gula tinggi ( hiperglikimia ) dan tak terkendali karena

diabetes, hal ini dapat menyebabkan kerusakan sistemik dalam tubuh. Lama

kelamaan dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke pada usia dini, kebutaan,

amputasi kaki, dan kerusakan ginjal.

c. Diabetes Pada Kehamilan

Diabetes yang muncul hanya pada saat hamil disebut sebagai diabetes tipe gestasi

atau gestational diabetes. Keadaan ini terjadi karena pembentukan beberapa hormon

15
pada ibu hamil yang mengakibatkan resistensi insulin. Diabetes semacam ini terjadi

pada 2-5% kehamilan. Biasanya baru diketahui setelah kehamilan bulan keempat ke

atas, kebanyakan pada trimester ketiga ( tiga bulan terakir kehamilan). Setelah

persalinan, pada umumnya glukosa darah akan kembali normal. ( D” Adamo peter J

dkk. 2006 )

d. Diabetes Yang Lain

Adapula diabetes yang tidak termasuk dalam kelompok diatas yaitu diabetes

sekunder atau akibat dari penyakit lain yang mengganggu reproduksi insulin atau

mempengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes semacam ini adalah : radang

pankreas ( pankreastitis ), gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis. Gangguan

hormon kortikosteroid, pemakaian beberapa obat anti hiprtensi atau anti kolestrol,

malnutrisi dan infeksi (Tandra H. 2007)

F. Metode Pemeriksaan Glukosa Darah

Metode pemeriksaan gula darah meliputi metode reduksi dan enzimatik. Yang

paling sering digunakan adalah metode enzimatik, yaitu metode glukosa oksidasi

(GOD) dan metode heksokinase. Metode GOD dan heksokinase banyak digunakan

karena mempunyai akurasi dan presisi yang baik dan merupakan metode referensi,

karena enzim yang digunakan spesifik untuk glukosa. (www.tempo.co.id.2011)

1. Metode Glukosa Oksidasi

Metode glukosa oksidase merupakan metode yang paling banyak digunakan di

laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar 85% dari peserta program nasional

16
pemantapan mutu eksternal di bidang kimia klinik. Memeriksa glukosa serum kontrol

dengan menggunakan metode ini.

Prinsip pemeriksaan:

Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis dengan adanya oksidase. Hidrogen

peroksida yang terbentuk bereaksi dengan adanya peroksidase. Dengan phenol serta

4-amiophenazon menjadi zat warna quinoneimine berwarna merah violet.

GOD

Glukosa +O2 +H2O gluconic acid +H2O2

POD

2H2O2 +4-aminphenazon+ phenol quinoneimine +4 H2O

Digunakan enzim glukosa oksidasi pada reaksi pertama menyebabkan sifat Reaksi

pertama spesifik untuk glukosa khususnya P-D-glukosa. Sedangkan reaksi kedua

tidak spesifik karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkan hasil

pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin, dan glutation

menghambat reaksi karena zat-zat ini akan berkompotesi dengan kromogen bereaksi

dengan hydrogen peroksida sehingga hasil pemeriksaan akan lebih rendah.

Keunggulan dari metode GOD adalah karena murahnya reagen dan hasil yang

cukup memadai. Namun hasil pemeriksaan juga dapat dipengruhi oleh serum yang

lisis mutu reagen, alat yang tidak dan cara kerja analisis itu sendiri.

17
2. Metode Hexokinase

Metode hexokinase merupakan metode untuk pemeriksaan glukosa darah

dianjurkan (reference method) oleh WHO dan IFCC. Namun baru sekitar

10% laboratorium yang menggunakan metode ini untuk pemeriksaan glukosa darah.

Prinsip pemeriksaan:

Hexokinase akan mengkatalisis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP

membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP.Enzim kedua yaitu glukosa 6-fosfat

dehidrogennase akan mengkatalisis oksidasi glukosa-6-fosfat dan ADP dengan

nicotinamid adeninedenucleotide phosphate (NADP)

Hexokinase

Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat +ADP

G-6-DP

Glukosa-6-fosfat +NADP (p) + 6- fosfoglukonat + NAD (p) H+

H+

Pada metode ini digunakan dua macam enzim yang spesifik sehingga hasil yang

diperoleh sangat baik. Belum ada laporan penelitian yang mengatakan adanya reaksi

senyawa lain. Kekurangan dari metode ini adalah biaya yang relativ mahal untuk

pemeriksaan tersebut (Anonim, 2005)

3. Pemeriksaan Reduksi Metode Benedict

Penyakit diabetes selain dapat dideteksi melalui pemeriksaan glukosa darah dapat

juga dideteksi pada urin sehinga dapat dilakukan pemeriksaan glukosa pada sampel

urin yaitu pemeriksaan reduksi metode benedict. Darah disaring oleh jutaan nefron

18
sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan (filtrat) berisi produk-produk

limbah (misalnya urea), elektrolit( misalnya natrium, kalium dan klorida), asam

amino dan glukosa. Filtrate kemudian dialirkan

ke tubulus gijal untuk direabsorbsi dan diekskresikan zat-zat yang

diperlukan termasuk glukosa diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan

diekskresikan kedalam urin.

Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerolus terdapat dalam urin

yaitu kurang dari 130 mg/24 jam. Kelebihan gula dalam urin atau disebut juga

glukosuria karena nilai ambang ginjal terlampau ( kadar gula darah melebihi 160-180

mg/dl) atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.

Uji glukosa urin menggunakan reagen benedict atas dasar sifat glukosa sebagai

peruduksi. Cara ini tidak spesifik karena beberapa pereduksi lain dapat mengacaukan

hasil uji. Beberapa gula lain bisa menyebabkan hasil uji reduksi positif misalnya

glukosa, sukrosa, galaktosa, pentosa, laktosa dan beberapa zat bukan gula yang dapat

mengadakan reduksi seperti homogentisat alkapton, formalin, glukoronat. Metode

benedict banyak digunakan di laboratorium klinik karena hanya menggunakan satu

jenis larutan saja untuk menafsirkan kadar gula secara kasar dan pemakaian bahan

urin yang sedikit sekali, dengan prinsip glukosa dalam urin akan mereduksi garam

kompleks dari reagen (ion cupri direduksi cupro ) dan mengendap dalam bentuk CuO

dan Cu2O berwarna kuning hingga merah bata.

19
4. Pemeriksaan Glukosa Metode Carik Celup

Metode carik celup (dipstick) dinilai lebih bagus karena lebih spesifik untuk

glukosa dan waktu pengujian yang amat singkat Reagen strip untuk glukosa dilekati

dua enzim, yaitu glukosa oksidase (GOD) dan peroksidase (POD) serta zat warna

(kromogen) seperti orto-toluidin yang berubah warna biru jika teroksidasi. Zat warna

lain yang digunakan ialah iodide yang akan berubah warna coklat jika teroksidasi.

Prosedur uji yang akan dijelaskan disini adalah uji dipstick yaitu celupkan strip

reagen (dipstick) kedalam urin.Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang

terjadi dan cocokkan dengan bagan warna.

5. Pemeriksaan Glukosa Darah Dengan Alat Glukometer

Ada beberapa jenis alat yang digunakan dalam pemeriksaan glukosa darah salah

satunya adalah glukometer yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah

dengan mudah dan cepat. Pada alat glukometer dilengkapi dengan suatu sensor

tepatnya disebut biosensor sesuai dengan komponen penyusunnya yang terdiri dari

biological element sebagai pengenal molekul atau senyawa yang hendak diukur

(analit) dan trasducer yang menangkap sinyal dari biological element itu. Biosensor

sendiri bekerja berdasarkan reaksi enzymatic antara enzim glukose oxidase (GOD)

dengan glukosa dalam darah yang kemudian dirubah menjadi sinyal elektronik.

Glukosa dalam darah bereaksi dengan glukosa oxidase dan kalium ferrycianide

didalam strip memproduksi kalium ferrocyanide. Kalium ferrocyanide yang di

produksi sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam darah. Oksidasi kalium

20
ferrocyanida menghasilkan suatu elektrik yang kemudian dikonversi oleh meter untuk

menampakan konsentrasi glukosa pada layar. (anonym 2004, Arkray Factory)

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitiaan yang digunakan adalah bersifat eksperimen laboratorium, yaitu

untuk membandingkan ada tidaknya pebedaan pengaruh pemisahan serum tanpa

sentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa

darah metode GOD-PAP.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pemeriksaan glukosa darah metode GOD-

PAP

2. Sampel

Sampel penelitian adalah pemeriksaan glukosa darah menggunakan serum tanpa

sentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi, masing-masing 20 sampel yang

diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah serum tanpa sentrifugasi dengan serum

yang disentrifugasi.

2. Variabel Terikat

22
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan glukosa darah

metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang

disentrifugasi.

D. Devinisi Operasional

1. Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang

mengandung elektrolit

2. Glukosa darah adalah kadar glukosa yang terdapat didalam darah yang dinyatakan

dalam satuan mg/dl.

3. Pemisahan serum tanpa sentrifugasi yaitu darah dibiarkan membeku spontan selama

1- 2 jam dalam suhu ruangan sampai terbentuk serum.

4. Pemisahan serum dengan sentrifugasi yaitu darah didiamkan membeku selama 15

menit kemudian segera dipusingkan selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rotasi

permenit (rpm)

5. Serum adalah cairan berwarna kuning yang diperoleh setelah pengendapan darah.

6. Metode GOD-PAP adalah salah satu metode yang digunakan dalam pemeriksaan

glukosa darah secara enzimatik menggunakan reagen Glukosa.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Program Studi D3 Analis Kesehatan

Universitas Indonesia Timur Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 April 2012

23
F. Prosedur Penelitian

1. Cara Pengambilan Sampel

Sampel darah vena diperoleh melalui punksi vena

a. Alat

1) Spoit atau semprit, vacutenner system

2) Tabung vial tanpa antikoagulan

3) Karet pembendung

4) Kapas alkohol 70%

b. Cara kerja

1) Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan

biarkan sampai mengering.

2) Jika memakai vena fossa cubiti; pasanglah ikatan pembendung pada lengan

atas dengan tujuan adanya statis vena.

3) Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena

tidak dapat bergerak.

4) Tusuklah vena yang terlihat dengan semprit sampai ujung jarum masuk

kedalam lumen vena.

5) Pembendung direnggangkan atau dilepaskan dan perlahan-lahan tarik

pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.

6) Taruhlah kapas kering diatas jarum dan tariklah semprit tersebut.

7) Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan itu

ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi.

24
8) Darah dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding

tabung.

2. Persiapan Sampel

a. Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebanyak 5 cc

b. Darah dimasukan kedalam 2 tabung yang bersih dan kering tanpa

antikoagulan masing-masing 2,5 cc.

c. Kemudian darah pada tabung pertama dibiarkan membeku selama kurang

lebih 1-2 jam pada suhu ruangan hingga terbentuk serum.

d. Darah pada tabung kedua dibiarkan membeku selama 15 menit kemudian

disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rotasi permenit selama 15 menit untuk

memperoleh serum.

e. Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.

3. Persiapan Alat dan Bahan

a. Alat

Alat atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Spoit/Vakum Tainer

b) kapas alcohol 70%

c) Mikropipet 10µl dan 1000µl

d) Centrifuge

e) Cup Sampel

f) Rak tabung

g) Alat Penunjuk Waktu (Stopwatch)

25
h) Tourniquet

i) Tips kuning dan tips biru

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Serum

b) Reagen glukosa

4. Cara Kerja:

1) Siapkan alat yang telah dikalibrasi sebelumnya dan bahan yang akan digunakan.

2) Siapkan tiga buah tabung reaksi yang bersih dan steril masing-masing diberi

label blanko, standar dan sampel.

3) Dipipet sampel serum sebanyak 10 µl masukan pada tabung sampel dan standar

glukosa pada tabung standar sebanyak 10 µl.

4) Dengan menggunakan mikropipet, ketiga tabung (blanko standar, sampel) diisi

dengan reagen glukosa sebanyak 1000 µl.

5) Campur dan homogenkan tiap-tiap tabung, inkubasi 10 menit pada suhu

ruangan.

6) Kemudian kadar glukosa dibaca pada alat Screen Master Touch

G. Analisis Data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara statistic. Untuk

memperoleh nilai statistik, maka semua data ditabulasikan sesuai dengan kelompok

26
perlakuan yang selanjutnya dilakukan pengujian statistik dengan uji-t dua pihak

dengan program SPSS, dengan rumus sebagai berikut:

thitung

= Nilai rata-rata sampel pemisahan serum ditunda 1-2 jam

= Nilai rata-rata sampel pemisahan serum dengan sentrifugasi

S12 = Standar devisiasi sampel pemisahan sampel ditunda pemeriksan 1-2 jam

S22 = Standar devisiasi sampel pemisahan serum dengan sentrifugasi tiap perlakuan

N1 = Jumlah sampel pemisahan serum ditunda pemeriksan 1-2 jam tiap perlakuan

N2 = jumlah sampel pemisahan serum dengan sentrifugasi tiap perlakuan

Kriteria penerimaan dan penolakan yaitu Ho diterima bila t hitung < t tabel dan

sebaliknya Ha diterima bila t hitung > t tabel (Sugiyono, 2004).

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian perbandingan Hasil pemeriksaan glukosa darah

metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang

disentrifugasi. Penelitian ini dilaksanakan di H2O. Jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 20 sampel yang masing-masing dibagi ke dalam 2 tabung masing-masing

2,5 ml. kemudian tabung pertama disentrifugasi dan tabung kedua dibiarkan dalam

suhu ruangan selama 1-2 jam. Maka diperoleh hasil pemeriksaan sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan serum tanpa sentrifgasi

dengan serum yang disentrifugasi

HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH (mg/dl)

Serum Yang Serum Tanpa


No N
Disentrifugasi Sentrifugasi
1 s1 99 92

2 S2 89 85

3 S3 87 67

4 s4 95 72

5 S5 92 87

6 S6 82 68

28
7 S7 80 68

8 S8 96 75

9 S9 79 74

10 S10 86 69

11 S11 92 70

12 S12 85 69

13 S13 81 69

14 S14 94 84

15 S15 78 69

16 S16 85 77

17 S17 73 63

18 S18 90 82

19 S19 79 74

20 s20 91 83

1759 1497

X 87.95 74,85

Sumber : Data primer, April 2012

Dari tabel 4.1 menunjukan dari 20 Spesimen yang diambil darahnya H2O di

Laboratorium RS Benysamin Guluh Kabupaten Kolaka, pada pemeriksaan glukosa

29
darah didapatkan serum yang disentrifugasi diperoleh Kadar terendah yaitu 70 mg/dl

dan kadar tertinggi yaitu103 mg/dl dan pada serum tanpa sentrifugasi didapatkan

kadar terendah yaitu 63 mg/dl dan kadar tertinggi 92 mg/dl

Tabel 4.2 Hasil analisis uji t ( 2 pihak) perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah

metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang

disentrifugasi.

Pemeriksaan N O SD t hitung t tabel


Glukosa
Serum yang

disentrifugasi 20 87,95 5.057 5.218 2,027

Serum tanpa
sentrifugasi 20 74,85

Tabel 4.2 Menunjukan bahwa t hitung 5,218 > t tabel 2,027 dengan tingkat

kepercayaan 95% maka Ha diterima artinya ada pengaruh yang signifikan

menggunakan serum yang disentrifugasi dengan serum tanpa sentrifugasi terhadap

hasil pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP.

B. Pembahasan

Pemeriksaan kimia darah, khususnya pemeriksan kadar glukosa merupakan

salah satu parameter penting dalam mendiagnosa suatu penyakit serta mengevaluasi

30
tindakan medik atau memantau perkembangan suatu penyakit termasuk diabetes

mellitus (DM). Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode GOD-PAP.

Metode GOD-PAP merupakan suatu metode pemeriksaan glukosa darah

secara enzimatik, dimana kadar glukosa sebagai substrat akan dihidrolisis dengan

bantuan glukosa oksidase menghasilkan asam glukonik dan H2O2. Kemudian

H2O2 yang dilepaskan akan bereaksi dengan 4-aminophenazone dan phenol dengan

bantuan peroksidase menghasikan zat warna quiononeimine yang berbanding lurus

dengan substrat yang terdapat pada sampel.

Dalam mencapai hasil yang presisi dan akurasi untuk pemeriksaan glukosa

darah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya mulai dari faktor sumber

daya manusia, instrument, reagen dan metode yang digunakan, kemudian tiga tahap

yang dijalankan yaitu pra analitik, analitik dan pasca analitik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis dengan uji t statistik pada

pemeriksaan glukosa darah menggunakan serum yang disentrifugasi dan serum tanpa

sentrifugasi menunjukan hasil t hitung 5,218 > t tabel 2.093 Maka Ha diterima artinya ada

perbedaan yang bermakna antara pemeriksaan glukosa menggunakan serum yang

disentrifugasi dengan serum tanpa sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa

darah metode GOD-PAP. Indikasi penurunan kadar yang sangat signifikan

merupakan peringatan bagi kita untuk pentingnya memperhatikan penanganan sampel

dengan cepat dan tepat untuk menghindari tertundanya suatu pemeriksaan khususnya

pemeriksaan glukosa darah.

31
Dalam suatu pemeriksaan kita dituntut untuk memberikan hasil yang dapat

dipercaya yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam mendignosis suatu penyakit.

Hal ini bisa terwujud apabila bisa seminimal mungkin menghindari kesalahan dengan

memperhatikan standar prosedur operasional, memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil dan tahap-tahap dalam suatu pemeriksaan.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemisahan serum yang disentrifugasi

dengan serum tanpa sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa dalam pemeriksaan laboratorium

khususnya pemeriksaan glukosa bahwa sampel darah harus segera diperiksa

kurang dari dua jam demi mendapat hasil yang akurat dan memadai.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melanjutkan penelitian ini yaitu

menguji kecepatan metabolisme glukosa exvivo oleh sel-sel hidup menggunakan

darah puasa dengan darah sewaktu atau darah dua jam postprandial dengan

menggunakan metode GOD-PAP.

33

Anda mungkin juga menyukai