Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Lahirnya Al-Azhar

Al Azhar Kairo
Dalam sejarah dunia keilmuan, Universitas Al -Azhar, Kairo, Mesir,
dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi tertua di dunia. Hadirnya Al -
Azhar merupakan bukti bahwa peradaban Islam sesungguhnya lebih maju
bila dibandingkan dengan bangsa Barat. Sebab, Barat baru membangun
lembaga pendidikan tinggi sekitar dua abad pascaberdirinya Al -Azhar.

Sejarah berdirinya Al-Azhar memang tidak dapat dilepaskan dari peranan dinasti
atau kekhalifahan Fatimiah. Mereka yang mula-mula membangun dan
memfungsikan Masjid Al-Azhar sebagai sarana atau wadah untuk dunia pendidikan.
Dinasti Fatimiah merupakan salah satu imperium besar dalam sejarah Islam. Pada
awalnya, Fatimiah merupakan dinasti kecil yang melepaskan diri dari kekuasaan
atau daulat Abbasiyah.

Fatimiah adalah dinasti Syiah yang dipimpin oleh 14 khilafah atau imam di Afrika
Utara (909 M-1171 M). Dinasti ini dibangun berdasarkan konsep Syiah keturunan Ali
bin Abi Thalib dan Fatimah (putri Nabi Muhammad SAW). Kata "Fatimiah"
dinisbatkan kepada Fatimah karena pengikutnya mengambil silsilah keturuanan dari
Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah.

"Az-Zahra" sendiri merupakan rujukan kata yang digunakan Dinasti Fatimiah untuk
menamakan masjid yang mereka dirikan, yakni Al-Azhar pada sekitar 970-972
Masehi. Belakangan, masjid tersebut akhirnya difungsikan sebagai lembaga atau
pusat pendidikan Islam kala itu.

Lahirnya Al-Azhar sebagai sebuah universitas terjadi ketika dinasti Fatimiah berada
di puncak kejayaannya, yakni ketika dipimpin oleh Abu al-Manshur Nizar al-Aziz
(975 M-996 M). Ia adalah khalifah Fatimiah yang kelima dan khalifah pertama yang
memulai pemerintahan di Mesir.

Al-Aziz berhasil menempatkan dinasti Fatimiah sebagai negara Islam terbesar di


kawasan Mediterania Timur. Bahkan, menenggelamkan pamor dari penguasa
Abbasiyah kala itu. Kemajuan peradaban pada dinasti Fatimiah dapat dilihat dari
beberapa aspek atau bidang. Pertama, dalam aspek sosial, baik al-Aziz maupun
khalifah Fatimiah yang lain selalu bersikap toleran kepada para penduduk atau
warga non-Muslim. Bahkan, ada beberapa di antara mereka yang diangkat sebagai
pejabat keuangan negara.

Dalam bidang ekonomi, menurut M Abdul Karim dalan bukunya Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Iwlam yang dikutip Abdul Gaffar menjelaskan, untuk meningkatkan
dan menopang kegiatan perekonomian, dinasti Fatimiah membangun beberapa
infrastruktur. Antara lain, membangun jalur terusan dan jembatan sebagai jalur
perlintasan atau pendistribusian hasil pertanian.

Dalam bidang arsitektur, dinasti Fatimiah adalah pelopor didirikannya Masjid Al-
Azhar di Kairo. Pada masa kekhalifahan al-Aziz, masjid tersebut juga difungsikan
sebagai pusat pendidikan kala itu. Pada masa dinasti Fatimiah, sistem pengajaran di
Al-Azhar terbagi menjadi empat. Pertama adalah kelas umum, yakni kelas yang
diperuntukkan bagi kaum Muslim yang datang ke Al-Azhar untuk mempelajari
Alquran dan metode penafsirannya.

Kedua adalah kelas untuk kaum Muslim yang ingin mengkaji permasalahan
keislaman bersama para tutor atau pembimbing kala itu. Ketiga adalah kelas darul
hikam. Dalam kelas ini, kuliah diberikan oleh para mubaligh. Selain kalangan pelajar,
kelas darul hikam juga diperuntukkan bagi masyarakat umum saat itu. Kelas
terakhir adalah kelas nonformal. Kelas ini disediakan untuk kalangan Muslimah
yang juga hendak menimba ilmu-ilmu keislaman.

Pada awal berdirinya, semua pihak yang ingin menimba ilmu di Al-Azhar dilarang
mempelajari mazhab lain kecuali Syiah. Pada masa itu dinasti Fatimiah memang
menjadikan Al-Azhar sebagai media penyebaran ajaran atau paham Syiah.

Setelah dinasti Fatimiah ditumbangkan oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada 576


Hijriyah atau 1171 Masehi, kegiatan belajar mengajar di Al-Azhar sempat dihentikan.
Kala itu, Shalahuddin juga berinisiatif untuk memutus penyebaran Syiah di Mesir
yang telah berkembang sekian lama. Pada 665 Hijriyah, tepatnya pada masa dinasti
Mamalik (Mamluk), Al-Azhar kembali difungsikan sebagai lembaga pendidikan.
Ketika itu, aliran keislaman yang dipelajari Al-Azhar telah diubah menjadi aliran
Sunni.

Kemudian, dalam perjalanannya, Al-Azhar tidak hanya fokus dalam pengajaran


ilmu-ilmu keislaman, tapi juga merambah ilmu pengetahuan umum, seperti
ekonomi, psikologi, kedokteran, matematika, teknik, dan lainnya

Universitas Al-Azhar : Pemberi Gelar Lc(Lulusan Cairo)


Universitas Al Azhar, Mesir
Universitas Al-Azhar (diucapkan "AZ-har", bahasa Arab: ‫ ;الشريف األزهر جامعة‬Al-ʾAzhar
al-Šyarīf, Al-Azhar Mulia), adalah salah satu pusat utama pendidikan sastra Arab
dan pengkajian Islam Sunni di dunia[1] dan merupakan universitas pemberi gelar
tertua kedua di dunia.[2] Universitas ini berhubungan dengan masjid Al-Azhar di
wilayah Kairo Kuno.

Mulanya universitas ini dibangun oleh Bani Fatimiyah yang menganut mazhab
Syi'ah Ismailiyah, dan sebutan Al-Azhar mengambil dari nama Sayyidah Fatimah az-
Zahra, putri Nabi Muhammad. Masjid ini dibangun sekitar tahun 970~972.
Pelajaran dimulai di Al-Azhar pada Ramadan Oktober 975, ketika ketua Mahkamah
Agung Abul Hasan Ali bin Al-Nu'man mulai mengajar dari buku "Al-Ikhtisar"
mengenai topik yurisprudensi Syi'ah. Madrasah, tempat pendidikan agama, yang
terhubung dengan masjid ini dibangun pada tahun 988. Belakangan, tempat ini
menjadi sekolah bagi kaum Sunni menjelang abad pertengahan, dan terus
terpelihara hingga saat ini.
Saat ini, misi universitas antara lain adalah penyebaran agama dan budaya Islam.
Untuk tujuan ini, para sarjana Islam (ulama) mengeluarkan maklumat (fatwa) untuk
menjawab berbagai permasalahan yang ditanyakan kepada mereka dari seluruh
dunia Islam Sunni, mengenai perilaku individu atau masyarakat muslim yang tepat
(contohnya baru-baru ini adalah fatwa mengenai klarifikasi dan dan pelarangan
terhadap pemotongan alat kelamin perempuan). Al-Azhar juga melatih pedakwah
yang ditunjuk oleh pemerintah Mesir.

Perpustakaan Al-Azhar dianggap nomor dua terpenting penting di Mesir setelah


Perpustakaan dan Arsip Nasional Mesir. Al-Azhar yang bermitra dengan ITEP, suatu
perusahaan teknologi informasi Dubai, pada bulan Mei 2005 meluncurkan Proyek
YM Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum untuk Melestarikan dan
Mempublikasikan Naskah Al-Azhar Secara Online ("Proyek Al-Azhar Online");
dengan membawa misi untuk memberikan akses online kepada masyarakat atas
seluruh koleksi manuskrip langka (terdiri dari sekitar tujuh juta halaman) yang
dimiliki perpustakaan Al-Azhar.[3][4]

Sejarah Singkat

Asal mula Al Azhar adalah berupa mesjid yang dibangun oleh Jauhar Al Shaqali,
seorang panglima perang pada Dinasti Fathimiyah, pada tanggal 24 Jumadil Ula 359
H (970 M). Seiring dengan perkembangan zaman, masjid Al Azhar adalah
merupakan tempat dakwah yang semakin hari semakin besar, sehingga menjadi
sebuah lembaga pendidikan. Kondisi semacam itu berlangsung lama sampai
pertengahan abad 21. Jadi selama itu pula Al Azhar yang berupa masjid mempunyai
fungsi ganda; sebagai masjid dan pusat kegiatan Islam, dan sebagai lembaga
pendidikan. Kedua faktor inilah yang membuat Al Azhar selalu melakukan
pembaruan yang terus berkesinambungan.

Pembaruan yang amat kentara sekali telah dilakukan oleh Syekh Muhammad Abduh
ketika masih memegang kendali Al Azhar. Pembaruan tersebut dimaksudkan untuk
menegaskan fungsi Al Azhar sebagai pusat pemurnian pemahaman Ajaran Islam dan
diharapkan dapat mencetak kader-kader da’i yang tangguh. Dibentuklah dalam
tubuh Al Azhar beberapa jenjang pendidikan, sejak tingkat dasar sampai jenjang
akademi. Juga membuka fakultas-fakultas umum yang semuanya dengan sistim
terpisah antara putra dan putri.

Semakin hari, Al Azhar berkembang semakin besar. Sehingga tidak hanya berpusat
di Ibukota, Kairo, tapi hampir menyeluruh di setiap propinsi di Mesir dibuka cabang
Al Azhar. Kebesaran tersebut lebih terasa lagi, demi mengetahui bahwa Al Azhar
adalah lembaga sosial yang teramat sosial. Al Azhar, sepeserpun tidak menarik uang
kuliah dari mahasiswa. Bahkan ia tiap tahunnya membuka pendaftaran beasiswa.
Juga terus mengadakan pembangunan,dan membuka cabang-cabang baru di
daerah-daerah.

Prosedur Pendaftaran
Agar persiapan lebih matang, tidak tergesa-gesa, sebaiknya calon mahasiswa sudah
berada di Kairo paling lambat pertengahan September. Karena pendaftaran ditutup
pada akhir September. Syarat utama berupa ijazah asli yang usianya kurang dari 3
tahun setelah ijazah tersebut dikeluarkan, harus sudah dilegalisir oleh sekolah yang
bersangkutan dan oleh Deparemen Agama di daerah. Kedua legalisasi tersebut
sangat penting karena tanpa kedua legalisasi tersebut, KBRI tidak akan mau
memberikan legalisasinya. Kemudian ijazah akan diterjemahkan di Kairo sesuai
dengan teks yang telah ditentukan oleh KBRI Kairo. Setelah KBRI memberikan
legalisasinya, selanjutnya ijazah dimintakan legalisir ke Departemen Luar Negeri
Mesir di Kairo.

Bagi ijazah yang sudah mu’adalah (disamakan/diakui) dengan Al Azhar, proses


selanjutnya adalah minta keterangan mu’adalah (persamaan) ke kantor pendaftaran
(muraqabatu al Bu’uts al Islamiyah). Sedang bagi ijazah yang belum disamakan
(mu’adalah) untuk masuk di Al Azhar harus melewati “ujian masuk”. Paling tinggi
mereka akan diterima di kelas 3 tsanawiyah (2 tahun sebelum kuliah). Syarat-syarat
lain adalah akta kelahiran asli, surat keterangan berkelakuan baik dari KBRI Kairo,
surat pengantar (rekomendasi) dari KBRI, pas photo sedikitnya 6 lembar. Syarat-
syarat tersebut diajukan bareng dengan ijazah asli dan formlir pendaftaran. Proses
selanjutnya adalah membeli formulir pendaftaran di idarat al wafidin ( sebuah
kantor yang menyediakan formulir pendaftaran khusus bagi orang asing). Setelah
formulir diisi, maka siaplah memasukkan formulir pendaftaran ke panitia
pendataran. Setelah formulir diterima, selesailah proses pendaftaran dan kita tinggal
menunggu nama kita turun di masing-masing kampus fakultas yang kita pilih.

Fakultas-fakultas

Saat ini Al Azhar mempunyai 41 fakultas. 19 fakultas berada di Kairo, dan selebihnya
tersebar di berbagai propinsi.

Fakultas Putra
• Fakultas Kedokteran (Dumyat)
• Fakultas Sains (Kairo)
• Fakultas Apoteker (Kairo)
• Fakultas Bahasa Arab (Kairo)
• Fakultas Arsitektur (Kairo)
• Fakultas Arsitektur (Qina)
• Fakultas Syari'ah wal Qonun (Asyut)
• Fakultas Ushuluddin wal Dakwah (Manshourah)
• Fakultas Ushuluddin wal Dakwah (Minoufiyah)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Kairo)
• Fakultas Pertanian (Kairo)
• Fakultas Kedokteran (Kairo)
• Fakultas Ekonomi (Kairo)
• Fakultas Bahasa Arab (Minoufiyah)
• Fakultas Bahasa Arab (Girja)
• Fakultas Syari'ah wal Qonun (Tanta)
• Fakultas Tarbiyah (Kairo)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Qina)
• Fakultas Bahasa Arab (Zaqaziq)
• Fakultas Kedokteran Gigi (Kairo)
• Fakultas Sains (Asyut)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Aswan)
• Fakultas Bahasa dan Terjemah (Kairo)
• Fakultas Tarbiyah (Tafahna Al-Asyraf)
• Fakultas Bahasa Arab (Asyut)
• Fakultas Syari'ah (Damanhur)
• Fakultas Kedokteran Gigi (Asyut)
• Fakultas Al
-Quran dan Qiraat wa Ulumiha (TANTA)

Fakultas Putri
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Alexandria)
• Fakultas Apoteker (Kairo)
• Fakultas Kedokteran (Kairo)
• Fakultas Ekonomi (Kairo)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Asyut)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Sohaj)
• Fakultas Psikologi (Kairo)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Kairo)
• Fakultas Kedokteran Gigi (Kairo)
• Fakultas Sains (Kairo)
• Fakultas Agama Untuk Putri (Asir Ramadhan)
• Fakultas Agama Untuk Putri (Thaybah)
• Fakultas Ekonomi Dalam Negeri (Tanta)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Manshourah)

Untuk fakultas-fakultas umum, bagi orang asing yang tidak mendapat beasiswa
diwajibkan membayar uang kuliah (karena dianggap mampu), sebaliknya yang
mendapat beasiswa dibebaskan dari uang kuliah.

Program Akademi
Pada setiap fakultas di Al Azhar terdapat 3 program; program S1, S2, dan S3.
Program S1 dengan masa kuliah 4 tahun, kecuali pada fakultas Syari’ah dan Hukum
Umum yang mempunyai masa kuliah 5 tahun. Lulusan program ini mendapat gelar
Licence (Lc). Ketentuan-ketentuan lain pada program ini, untuk bisa naik ke tingkat
selanjutnya mahasiswa harus lulus pada setiap mata kuliah atau maksimal dua mata
kuliah yang tertinggal.

Di samping itu, bagi mahasiswa asing (selain negara-negara Arab) diwajibkan


menghafal 2 juz Al Quran, dan 7,5 juz bagi mahasiswa yang berasal dari negara-
negara Arab untuk setiap tingkat. Jadi sampai tingkat empat mahasiswa non Arab
harus menguasai 8 juz, dan 30 juz bagi mahasiswa asal Arab. Ujian dilaksanakan 2
kali setahun (sistim semester). Setengah dari jumlah mata kuliah pada semester
pertama, dan sisanya pada semester ke dua. Jika ada satu yang gagal pada semester
pertama maka akan diulang pada semester ke dua. Kesempatan mengulang dalam
satu tingkat hanya diberikan maksimal 3 tahun. Kalau masih gagal juga terpaksa
akan dikeluarkan.

Program Master (S2)


Masa kuliah pada program ini hanya dua tahun, ditambah dua tahun lagi untuk
menulis risalah (thesis) untuk meraih gelar MA (Master of Art). Persyaratan untuk
masuk program ini harus hafal 8 juz Al Quran bagi mahasiswa non Arab, dan 30 juz
bagi mahasiswa asal Arab.
Untuk bisa naik ke tingkat dua, harus lulus semua mata kuliah.Ujian diadakan dalam
dua gelombang. Jika ada satu yang gagal dalam gelombang pertama maka akan
diulang pada gelombang ke dua. Sama dengan program licence (S1), pada program
S2 ini kesempatan mengulang dalam satu tingkat diberikan maksimal 3 tahun.
Penulisan risalah baru bisa dilaksanakan setelah kerangka risalah diajukan ke dosen
pembimbing dan dinyatakan diterima.

Program Doktor (S3)


Pada program ini tidak ada masa kuliah lagi. Jadi langsung menulis disertasi untuk
meraih gelar doktor. Tema disertasi juga harus mendapatkan persetujuan dari dosen
pembimbing

Diberi Gelar Doktor, Raja Saudi Renovasi Masjid Al Azhar

Masjid Al Azhar, Kairo

Tak hanya sebagai ungkapan terima kasih. Bantuan renovasi itu diberikan karena
selama ini Al Azhar telah mendorong penyebaran paham Islam moderat.

Dream - Kepala Intelijen Arab Saudi, Pangeran Khaled bin Bandar, akan membantu
renovasi Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir. Penguasa Saudi, Raja Abdullah telah
memberikan instruksi kepada jajarannya untuk proses pemberian bantuan.

“ Saya telah menyerahkan pesan Raja Abdullah untuk kepala Al Azhar, Ahmed Al
Tayeb, mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk Al Azhar dan berterima kasih
kepada pihak berwenang yang telah memberinya gelar Doktor Kehormatan," kata
Bandar di kutip Dream dari Arab News, Sabtu 20 September 2014.

Tak hanya sebagai ungkapan terima kasih. Bantuan renovasi itu diberikan karena
selama ini Al Azhar telah mendorong penyebaran paham Islam moderat. Tak hanya
di jazirah Arab, namun juga di seluruh penjuru dunia.
Masjid Al Azhar memang cukup bersejarah. Masjid itu telah berusia 1.000 tahun itu
memiliki peran penting dalam syiar Islam. Akademisi-skademisi yang dilahirkan Al
Azhar telah menyebar ke berbagai negara. Sehingga, jaringan intelektual Muslim
lembaga ini sangatlah luas.

Sejumlah negara juga memberikan penghormatan untuk Al Azhar, atas upayanya


memerangi paham kelompok ISIS yang dianggap radikal. Memang, beberapa waktu
lalu ulama Al Azhar menyatakan ISIS sebagai kelompok kriminal yang mencoreng
wajah Islam. (Ism)

Al-Azhar Memorial Garden


Al-Azhar Memorial Garden adalah Taman Pemakaman Muslim yang merupakan salah satu
unit usaha Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar[1] yang bergerak di bidang layanan pemakaman
Islam.[2]

Al-Azhar Memorial Garden : Taman Pemakaman Muslim

Didirikan pada tahun 2011, Al-Azhar Memorial Garden dibangun untuk melayani umat yang ingin
dimakamkan sesuai syariat Islam, sekaligus sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat
tentang syariat pemakaman Islam.[3][4]
Terbentang seluas 12 hektar di wilayah Karawang Timur, Al-Azhar Memorial Garden berlokasi
sekitar 10 menit dari exit tol Karawang Timur 2.

Latar Belakang Dibangunnya Pemakaman Islam Al-Azhar


Memorial Garden[sunting | sunting sumber]
Pada saat ini, masyarakat Indonesia yang berada di wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk
yang terus meningkat menghadapi permasalahan semakin terbatasnya pemakaman yang
disediakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Perlu diketahui bahwa Wilayah DKI Jakarta dengan luas 65.680 hektar diproyeksikan
membutuhkan lahan makam seluas 785 hektar.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jakarta tahun 2011, ditargetkan 745 hektar.
Padahal, luas makam di Jakarta hanya 576 hektar. Jadi, Jakarta jelas masih kekurangan lahan
sebesar 209 hektar.
Tingginya angka warga Jakarta yang meninggal dunia, dengan rata-rata per hari mencapai 111
orang, berarti mulai 2012 dan seterusnya, lahan pemakaman di DKI Jakarta akan habis apabila
tidak segera dilakukan penambahan.
Selain usaha menambah luas lahan makam, dilakukan juga kebijakan menumpuk jenazah dalam
satu lubang makam bagi yang masih ada hubungan keluarga. Jarak waktunya minimal dua
tahun, hal itu untuk mengantisipasi over-loadnya lahan makam.
Kondisi Tempat Pemakaman Umum yang ada pada saat ini sangat memprihatinkan, antara lain:

 Terkesan berdesak-desakan dan tidak beraturan.


 Kurang terurus dengan baik.
 Seringkali ditemui pengemis, pedagang asongan, dan lain-lain.
 Tidak memiliki fasilitas memadai.
 Kewajiban membayar biaya perpanjangan pemakaian lahan dan iuran bulanan.
 Terkesan seram dan angker.
Maksud dan Tujuan[sunting | sunting sumber]
Adapun pembangunan Al-Azhar Memorial Garden bertujuan untuk:

1. Memberikan pilihan bagi umat Islam untuk dapat dikuburkan di pemakaman muslim
sesuai syariat Islam.
2. Menyediakan lahan pemakaman muslim yang terawat untuk selamanya, tanpa ada lagi
beban biaya bulanan ataupun tahunan yang memberatkan ahli waris.
3. Adanya kemudahan prosesi pemulasaraan jenazah sejak awal sampai penguburan.
4. Melanggengkan persaudaraan dan kekeluargaan, dengan adanya kuburan di lahan
pemakaman muslim yang terpelihara selamanya, memungkinkan anak cucu untuk
berziarah.

Al-Azhar Memorial Garden Taman bagian dari makam

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pemakaman Islam Al-Azhar Memorial Garden yang
dibangun sejak 2011 lalu memiliki konsep sebagai berikut:

1. Memiliki konsep, makam adalah bagian dari taman.[5]


2. Tidak ada gangguan dari pihak luar, karena tertutup dan diawasi selama 24 jam nonstop.
3. Tersedia fasilitas lengkap dan modern (masjid, gazebo, dll)
4. Landscape yang tertata dengan baik.
5. Tata letak makam yang jelas dan teratur.
6. Jaminan penggunaan makam dan perawatan selamanya.
7. Satu makam untuk satu orang.
8. Persepsi umum terkesan damai dan sejuk.[6]
Layanan[sunting | sunting sumber]
Layanan Pemulasaran:
Layanan pemulasaran di rumah duka, mulai dari memandikan, mengkafani, menunaikan salat
jenazah, sampai dengan memberangkatkan jenazah menuju lokasi Al-Azhar Memorial Garden.
Layanan di Pemakaman
Layanan di lokasi pemakaman, mulai dari penjemputan di gerbang Tol Karawang Timur sampai
dengan pelaksanaan prosesi pemakaman yang khidmat dan sesuai syariah.
Layanan Pemeliharaan Makam
Al-Azhar Memorial Garden konsep taman ditengah-tengah makam

Layanan pemeliharaan makam sepanjang masa—mulai dari pemotongan rumput, pembersihan,


hingga penyiraman yang dilakukan secara rutin—sehingga Anda bisa berziarah kapan pun
dengan nyaman.

Syariah Islam[sunting | sunting sumber]


Manajemen Al-Azhar Memorial Gaden mengejawantahkan visi dan misi dengan benar-benar
menjalankan prosesi pemakaman dari hulu ke hilir dengan bersandarkan pada nilai-nilai yang
telah digariskan oleh agama.[7]
Apa sajakah yang berkaitan dengan prosesi pemakaman yang sesuai dengan landasan syari
itu?[8]

1. Makam Muslim tidak boleh bercampur dengan makam non muslim.[9][10]


2. Harus Menghadap kiblat.[11]
3. Sederhana hanya terdiri dari gundukan tanah tidak dibangun apapun diatasnya.
4. Tidak boleh dilangkahi, diduduki atau diinjak-injak.
5. Kedalaman makam 1,5 meter
6. Boleh meletakkan batu nisan sebagai penanda.
7. Berdasarkan Fatwa MUI DKI Jakarta tahun 2011, menumpuk jenazah hukumnya haram.
8. Berdasarkan Fatwa MUI No.9 tahun 2014, membeli makam dimana terdapat unsur tabzir
& israf didalamnya adalah haram.[12][13]
9. Syariat pemakaman dalam Islam ditujukan untuk memperlakukan jenazah dengan
hormat.

Tipe Makam[sunting | sunting sumber]


Ada beberapa tipe makam di Al-Azhar Memorial Garden. Antara lain:

1. Tipe Singe: Ukuran1.5 m x 3.0 m. Peruntukan Maximum 1 orang


2. Tipe Double: Ukuran3.5 m x 3.9 m. Peruntukkan Maximum 2 orang
3. Tipe Familly: Ukuran3.5 m x 7.5 m. Peruntukkan Maximum 4 orang.

Makam Al-Azhar Memorial Garden memiliki walkway sehingga makam tidak terlangkahi, terinjak dan
terduduk

Pemakaman[sunting | sunting sumber]


Sejak tahun 2011, Al-Azhar Memorial Garden sudah melayani pemakaman banyak
orang.[14][15][16][17][18][19][

Anda mungkin juga menyukai