Sejarah Lahirnya Al Azhar
Sejarah Lahirnya Al Azhar
Al Azhar Kairo
Dalam sejarah dunia keilmuan, Universitas Al -Azhar, Kairo, Mesir,
dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi tertua di dunia. Hadirnya Al -
Azhar merupakan bukti bahwa peradaban Islam sesungguhnya lebih maju
bila dibandingkan dengan bangsa Barat. Sebab, Barat baru membangun
lembaga pendidikan tinggi sekitar dua abad pascaberdirinya Al -Azhar.
Sejarah berdirinya Al-Azhar memang tidak dapat dilepaskan dari peranan dinasti
atau kekhalifahan Fatimiah. Mereka yang mula-mula membangun dan
memfungsikan Masjid Al-Azhar sebagai sarana atau wadah untuk dunia pendidikan.
Dinasti Fatimiah merupakan salah satu imperium besar dalam sejarah Islam. Pada
awalnya, Fatimiah merupakan dinasti kecil yang melepaskan diri dari kekuasaan
atau daulat Abbasiyah.
Fatimiah adalah dinasti Syiah yang dipimpin oleh 14 khilafah atau imam di Afrika
Utara (909 M-1171 M). Dinasti ini dibangun berdasarkan konsep Syiah keturunan Ali
bin Abi Thalib dan Fatimah (putri Nabi Muhammad SAW). Kata "Fatimiah"
dinisbatkan kepada Fatimah karena pengikutnya mengambil silsilah keturuanan dari
Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah.
"Az-Zahra" sendiri merupakan rujukan kata yang digunakan Dinasti Fatimiah untuk
menamakan masjid yang mereka dirikan, yakni Al-Azhar pada sekitar 970-972
Masehi. Belakangan, masjid tersebut akhirnya difungsikan sebagai lembaga atau
pusat pendidikan Islam kala itu.
Lahirnya Al-Azhar sebagai sebuah universitas terjadi ketika dinasti Fatimiah berada
di puncak kejayaannya, yakni ketika dipimpin oleh Abu al-Manshur Nizar al-Aziz
(975 M-996 M). Ia adalah khalifah Fatimiah yang kelima dan khalifah pertama yang
memulai pemerintahan di Mesir.
Dalam bidang ekonomi, menurut M Abdul Karim dalan bukunya Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Iwlam yang dikutip Abdul Gaffar menjelaskan, untuk meningkatkan
dan menopang kegiatan perekonomian, dinasti Fatimiah membangun beberapa
infrastruktur. Antara lain, membangun jalur terusan dan jembatan sebagai jalur
perlintasan atau pendistribusian hasil pertanian.
Dalam bidang arsitektur, dinasti Fatimiah adalah pelopor didirikannya Masjid Al-
Azhar di Kairo. Pada masa kekhalifahan al-Aziz, masjid tersebut juga difungsikan
sebagai pusat pendidikan kala itu. Pada masa dinasti Fatimiah, sistem pengajaran di
Al-Azhar terbagi menjadi empat. Pertama adalah kelas umum, yakni kelas yang
diperuntukkan bagi kaum Muslim yang datang ke Al-Azhar untuk mempelajari
Alquran dan metode penafsirannya.
Kedua adalah kelas untuk kaum Muslim yang ingin mengkaji permasalahan
keislaman bersama para tutor atau pembimbing kala itu. Ketiga adalah kelas darul
hikam. Dalam kelas ini, kuliah diberikan oleh para mubaligh. Selain kalangan pelajar,
kelas darul hikam juga diperuntukkan bagi masyarakat umum saat itu. Kelas
terakhir adalah kelas nonformal. Kelas ini disediakan untuk kalangan Muslimah
yang juga hendak menimba ilmu-ilmu keislaman.
Pada awal berdirinya, semua pihak yang ingin menimba ilmu di Al-Azhar dilarang
mempelajari mazhab lain kecuali Syiah. Pada masa itu dinasti Fatimiah memang
menjadikan Al-Azhar sebagai media penyebaran ajaran atau paham Syiah.
Mulanya universitas ini dibangun oleh Bani Fatimiyah yang menganut mazhab
Syi'ah Ismailiyah, dan sebutan Al-Azhar mengambil dari nama Sayyidah Fatimah az-
Zahra, putri Nabi Muhammad. Masjid ini dibangun sekitar tahun 970~972.
Pelajaran dimulai di Al-Azhar pada Ramadan Oktober 975, ketika ketua Mahkamah
Agung Abul Hasan Ali bin Al-Nu'man mulai mengajar dari buku "Al-Ikhtisar"
mengenai topik yurisprudensi Syi'ah. Madrasah, tempat pendidikan agama, yang
terhubung dengan masjid ini dibangun pada tahun 988. Belakangan, tempat ini
menjadi sekolah bagi kaum Sunni menjelang abad pertengahan, dan terus
terpelihara hingga saat ini.
Saat ini, misi universitas antara lain adalah penyebaran agama dan budaya Islam.
Untuk tujuan ini, para sarjana Islam (ulama) mengeluarkan maklumat (fatwa) untuk
menjawab berbagai permasalahan yang ditanyakan kepada mereka dari seluruh
dunia Islam Sunni, mengenai perilaku individu atau masyarakat muslim yang tepat
(contohnya baru-baru ini adalah fatwa mengenai klarifikasi dan dan pelarangan
terhadap pemotongan alat kelamin perempuan). Al-Azhar juga melatih pedakwah
yang ditunjuk oleh pemerintah Mesir.
Sejarah Singkat
Asal mula Al Azhar adalah berupa mesjid yang dibangun oleh Jauhar Al Shaqali,
seorang panglima perang pada Dinasti Fathimiyah, pada tanggal 24 Jumadil Ula 359
H (970 M). Seiring dengan perkembangan zaman, masjid Al Azhar adalah
merupakan tempat dakwah yang semakin hari semakin besar, sehingga menjadi
sebuah lembaga pendidikan. Kondisi semacam itu berlangsung lama sampai
pertengahan abad 21. Jadi selama itu pula Al Azhar yang berupa masjid mempunyai
fungsi ganda; sebagai masjid dan pusat kegiatan Islam, dan sebagai lembaga
pendidikan. Kedua faktor inilah yang membuat Al Azhar selalu melakukan
pembaruan yang terus berkesinambungan.
Pembaruan yang amat kentara sekali telah dilakukan oleh Syekh Muhammad Abduh
ketika masih memegang kendali Al Azhar. Pembaruan tersebut dimaksudkan untuk
menegaskan fungsi Al Azhar sebagai pusat pemurnian pemahaman Ajaran Islam dan
diharapkan dapat mencetak kader-kader da’i yang tangguh. Dibentuklah dalam
tubuh Al Azhar beberapa jenjang pendidikan, sejak tingkat dasar sampai jenjang
akademi. Juga membuka fakultas-fakultas umum yang semuanya dengan sistim
terpisah antara putra dan putri.
Semakin hari, Al Azhar berkembang semakin besar. Sehingga tidak hanya berpusat
di Ibukota, Kairo, tapi hampir menyeluruh di setiap propinsi di Mesir dibuka cabang
Al Azhar. Kebesaran tersebut lebih terasa lagi, demi mengetahui bahwa Al Azhar
adalah lembaga sosial yang teramat sosial. Al Azhar, sepeserpun tidak menarik uang
kuliah dari mahasiswa. Bahkan ia tiap tahunnya membuka pendaftaran beasiswa.
Juga terus mengadakan pembangunan,dan membuka cabang-cabang baru di
daerah-daerah.
Prosedur Pendaftaran
Agar persiapan lebih matang, tidak tergesa-gesa, sebaiknya calon mahasiswa sudah
berada di Kairo paling lambat pertengahan September. Karena pendaftaran ditutup
pada akhir September. Syarat utama berupa ijazah asli yang usianya kurang dari 3
tahun setelah ijazah tersebut dikeluarkan, harus sudah dilegalisir oleh sekolah yang
bersangkutan dan oleh Deparemen Agama di daerah. Kedua legalisasi tersebut
sangat penting karena tanpa kedua legalisasi tersebut, KBRI tidak akan mau
memberikan legalisasinya. Kemudian ijazah akan diterjemahkan di Kairo sesuai
dengan teks yang telah ditentukan oleh KBRI Kairo. Setelah KBRI memberikan
legalisasinya, selanjutnya ijazah dimintakan legalisir ke Departemen Luar Negeri
Mesir di Kairo.
Fakultas-fakultas
Saat ini Al Azhar mempunyai 41 fakultas. 19 fakultas berada di Kairo, dan selebihnya
tersebar di berbagai propinsi.
Fakultas Putra
• Fakultas Kedokteran (Dumyat)
• Fakultas Sains (Kairo)
• Fakultas Apoteker (Kairo)
• Fakultas Bahasa Arab (Kairo)
• Fakultas Arsitektur (Kairo)
• Fakultas Arsitektur (Qina)
• Fakultas Syari'ah wal Qonun (Asyut)
• Fakultas Ushuluddin wal Dakwah (Manshourah)
• Fakultas Ushuluddin wal Dakwah (Minoufiyah)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Kairo)
• Fakultas Pertanian (Kairo)
• Fakultas Kedokteran (Kairo)
• Fakultas Ekonomi (Kairo)
• Fakultas Bahasa Arab (Minoufiyah)
• Fakultas Bahasa Arab (Girja)
• Fakultas Syari'ah wal Qonun (Tanta)
• Fakultas Tarbiyah (Kairo)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Qina)
• Fakultas Bahasa Arab (Zaqaziq)
• Fakultas Kedokteran Gigi (Kairo)
• Fakultas Sains (Asyut)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Aswan)
• Fakultas Bahasa dan Terjemah (Kairo)
• Fakultas Tarbiyah (Tafahna Al-Asyraf)
• Fakultas Bahasa Arab (Asyut)
• Fakultas Syari'ah (Damanhur)
• Fakultas Kedokteran Gigi (Asyut)
• Fakultas Al
-Quran dan Qiraat wa Ulumiha (TANTA)
Fakultas Putri
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Alexandria)
• Fakultas Apoteker (Kairo)
• Fakultas Kedokteran (Kairo)
• Fakultas Ekonomi (Kairo)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Asyut)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Sohaj)
• Fakultas Psikologi (Kairo)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Kairo)
• Fakultas Kedokteran Gigi (Kairo)
• Fakultas Sains (Kairo)
• Fakultas Agama Untuk Putri (Asir Ramadhan)
• Fakultas Agama Untuk Putri (Thaybah)
• Fakultas Ekonomi Dalam Negeri (Tanta)
• Fakultas Dirasat Islamiyah (Manshourah)
Untuk fakultas-fakultas umum, bagi orang asing yang tidak mendapat beasiswa
diwajibkan membayar uang kuliah (karena dianggap mampu), sebaliknya yang
mendapat beasiswa dibebaskan dari uang kuliah.
Program Akademi
Pada setiap fakultas di Al Azhar terdapat 3 program; program S1, S2, dan S3.
Program S1 dengan masa kuliah 4 tahun, kecuali pada fakultas Syari’ah dan Hukum
Umum yang mempunyai masa kuliah 5 tahun. Lulusan program ini mendapat gelar
Licence (Lc). Ketentuan-ketentuan lain pada program ini, untuk bisa naik ke tingkat
selanjutnya mahasiswa harus lulus pada setiap mata kuliah atau maksimal dua mata
kuliah yang tertinggal.
Tak hanya sebagai ungkapan terima kasih. Bantuan renovasi itu diberikan karena
selama ini Al Azhar telah mendorong penyebaran paham Islam moderat.
Dream - Kepala Intelijen Arab Saudi, Pangeran Khaled bin Bandar, akan membantu
renovasi Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir. Penguasa Saudi, Raja Abdullah telah
memberikan instruksi kepada jajarannya untuk proses pemberian bantuan.
“ Saya telah menyerahkan pesan Raja Abdullah untuk kepala Al Azhar, Ahmed Al
Tayeb, mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk Al Azhar dan berterima kasih
kepada pihak berwenang yang telah memberinya gelar Doktor Kehormatan," kata
Bandar di kutip Dream dari Arab News, Sabtu 20 September 2014.
Tak hanya sebagai ungkapan terima kasih. Bantuan renovasi itu diberikan karena
selama ini Al Azhar telah mendorong penyebaran paham Islam moderat. Tak hanya
di jazirah Arab, namun juga di seluruh penjuru dunia.
Masjid Al Azhar memang cukup bersejarah. Masjid itu telah berusia 1.000 tahun itu
memiliki peran penting dalam syiar Islam. Akademisi-skademisi yang dilahirkan Al
Azhar telah menyebar ke berbagai negara. Sehingga, jaringan intelektual Muslim
lembaga ini sangatlah luas.
Didirikan pada tahun 2011, Al-Azhar Memorial Garden dibangun untuk melayani umat yang ingin
dimakamkan sesuai syariat Islam, sekaligus sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat
tentang syariat pemakaman Islam.[3][4]
Terbentang seluas 12 hektar di wilayah Karawang Timur, Al-Azhar Memorial Garden berlokasi
sekitar 10 menit dari exit tol Karawang Timur 2.
1. Memberikan pilihan bagi umat Islam untuk dapat dikuburkan di pemakaman muslim
sesuai syariat Islam.
2. Menyediakan lahan pemakaman muslim yang terawat untuk selamanya, tanpa ada lagi
beban biaya bulanan ataupun tahunan yang memberatkan ahli waris.
3. Adanya kemudahan prosesi pemulasaraan jenazah sejak awal sampai penguburan.
4. Melanggengkan persaudaraan dan kekeluargaan, dengan adanya kuburan di lahan
pemakaman muslim yang terpelihara selamanya, memungkinkan anak cucu untuk
berziarah.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pemakaman Islam Al-Azhar Memorial Garden yang
dibangun sejak 2011 lalu memiliki konsep sebagai berikut:
Makam Al-Azhar Memorial Garden memiliki walkway sehingga makam tidak terlangkahi, terinjak dan
terduduk