Sistem Transportasi 1 I. Pendahuluan PDF
Sistem Transportasi 1 I. Pendahuluan PDF
I. PENDAHULUAN
Sistem adalah suatu kelompok elemen atau subsistem yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila ada suatu elemen
atau subsistem yang tidak berfungsi, sehingga hal ini mempengaruhi
kelangsungan sistem tersebut secara keseluruhan, atau bahkan membuatnya
tidak berfungsi sama sekali.
1
SISTEM TRANSPORTASI
2
SISTEM TRANSPORTASI
3
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM
PENDUDUK
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM
PRASARANA
DAN SARANA
SISTEM SISTEM
PERGERAKAN KEGIATAN
SISTEM
TATA RUANG
5
SISTEM TRANSPORTASI
Pada akhir 1980-an, negara maju memasuki tahapan yang jauh lebih maju
dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya di sektor perencanaan
transportasi. Pesatnya perkembangan pengetahuan elektronika dan peralatan
komputer telah memungkinkan berkembangnya beberapa konsep baru
mengenai prasarana transportasi yang tidak pernah terpikirkan pada masa
lalu.
6
SISTEM TRANSPORTASI
Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada jalan raya saja. Pertumbuhan
ekonomi menyebabkan mobilitas orang/penduduk meningkat, sehingga
kebutuhan pergerakannya pun meningkat melebihi kapasitas prasarana
transportasi yang ada. Kurangnya investasi pada suatu sistem jaringan dalam
waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan sistem prasarana transportasi
tersebut menjadi sangat rentan terhadap kemacetan yang terjadi apabila
volume lalu lintas meningkat melampaui rata-rata.
7
SISTEM TRANSPORTASI
8
SISTEM TRANSPORTASI
9
SISTEM TRANSPORTASI
Apabila ada satu set volume pergerakan pada suatu jaringan (V), satu set
kecepatan (S), dan kapasitas operasional (Q) yang beroperasi di bawah sistem
manajemen transportasi tertentu (M), secara umum dapat dikatakan, bahwa
arus pergerakan dalam jaringan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan :
S = f (Q, V, M) ................(1.1)
Kapasitas (Q) akan sangat tergantung pada sistem manajemen (M) dan
tingkat penyediaan investasi (I) selama beberapa tahun, sehingga :
Q = f (I, M) ..................(1.2)
10
SISTEM TRANSPORTASI
11
SISTEM TRANSPORTASI
Semakin mirip suatu model dengan realitanya, semakin sulit model itu dibuat.
Model yang canggih belum tentu merupakan model yang baik. Kadang-
kadang model yang jauh lebih sederhana ternyata lebih cocok untuk tujuan,
situasi dan kondisi tertentu. Model utama adalah model grafik dan model
matematik.
Model grafik adalah model yang menggunakan gambar, warna dan bentuk,
sebagai media penyampaian informasi mengenai realita (kenyataan).
Model grafik sangat diperlukan, khususnya untuk transportasi. Di sini
terjadinya pergerakan (arah dan besarnya) yang beroperasi secara spasial
(ruang) diilustrasikan dengan gambar (secara grafik).
12
SISTEM TRANSPORTASI
Jadi hasil perencana dan pemodelan transportasi merupakan alat bantu bagi
para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil,
dan buka sebagai penentu kebijakan. Karena itu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan pendekatan analitik yang akan digunakan
antara lain :
a. Pengambil keputusan
Keputusan dapat bersifat strategis, taktis atau operasional. Yang penting
adalah, bahwa sifat keputusan tersebut dapat menentukan tingkat
kedalaman analisis, apakah hanya faktor transportasi saja, atau ada faktor
lain yang ikut mempengaruhi atau terpengaruh.
Dari sisi sistem transportasi, apakah hanya tertarik pada kebutuhan akan
pergerakan saja, atau termasuk juga sistem prasarananya, dan sebagainya.
13
SISTEM TRANSPORTASI
d. Kemutakhiran pemodelan
Pemodelan adalah pencerminan dan penyederhanaan realita. Jadi semakin
dapat dicerminkan realita, model tersebut menjadi semakin baik. Namun
demikian untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan data yang sangat
banyak dan dana yang sangat besar. Dengan keterbatasan biaya dan
waktu, dibutuhkan kemampuan dalam memilih model yang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
14
SISTEM TRANSPORTASI
15
SISTEM TRANSPORTASI
2) Bentuk fungsional
Untuk pemecahan suatu permasalahan, dapat digunakan bentuk linier
atau pemecahan yang bersifat tidak linier (nonlinier). Pemecahan
nonlinier akan mencerminkan realita secara lebih cepat, tetapi
membutuhkan lebih banyak sumber daya dan teknik untuk
pengkalibrasian model tersebut.
16
SISTEM TRANSPORTASI
Suatu model yang sudah di kalibrasi dengan data tertentu, belum tentu
cocok dipakai untuk penerapan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada
dasarnya realita antara kedua terapan tersebut berbeda, terutama peubah
yang mungkin tidak sama. Oleh karena itu sebelum diterapkan di tempat
lain, model tersebut perlu diabsahkan terlebih dahulu dengan
menggunakan data asli daerah tersebut.
17
SISTEM TRANSPORTASI
4.1. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan transportasi dapat bermacam-macam, tetapi pada hakikatnya
adalah perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ke tempat tujuan.
Karena kondisi geografik yang beragam, serta teknologi transportasi yang
terus berkembang, maka jenis-jenis sarana dan prasarana tertentu akan sesuai
untuk suatu kondisi geografis tertentu pula.
18
SISTEM TRANSPORTASI
Kekurangannya :
Padat modal
Banyak dipengaruhi oleh peraturan (regulasi) dan politik
19
SISTEM TRANSPORTASI
c. Transportasi Pipa
Digunakan untuk mengangkut barang cair (air, minyak), gas, benda padat
(batu bara, kapur, biji-bijian, dan sebagainya). Sarana-sarana pipa
biasanya ditanamkan di dalam tanah, mengikuti jaringan jalan raya,
seperti pipa air minum dan gas, dan ditempatkan pada daerah milik jalan
(damija).
Daya penggerak barang dalam transportasi pipa adalah pompa tekan atau
gaya gravitasi.
d. Transportasi Gantung
Jenis transportasi ini biasanya untuk keperluan khusus, seperti wisata, dan
bukan untuk keperluan sehari-hari. Di negara maju, sistem transportasi
gantung lebih banyak dikelola oleh pihak swasta.
Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong pengangkut, dan rel untuk
merentangkan kabel baja yang dikendalikan dari terminal.
Akibat kemajuan teknologi transportasi dan mengingat sempitnya lahan di
daerah perkotaan dewasa ini, maka transportasi gantung banyak
digunakan.
20
SISTEM TRANSPORTASI
Sebagai sarana transportasi air, bentuk maupun ukuran kendaraan air harus
cukup beragam, mulai dari perahu dayung yang sangat sederhana, rakit,
sampai kapal laut dengan daya angkut yang besar.
21
SISTEM TRANSPORTASI
Lintasan penerbangan adalah angkasa yang bebas dan lurus, namun yang
dalam kenyataannya harus diatur guna menghindari kecelakaan.
Pengawasan pergerakan lalu lintas udara diatur dalam dua peraturan, yaitu
Visual Flight Rule (VFR) dan Instrument Flight Rule (IFR).
22
SISTEM TRANSPORTASI
a. Dasar Pemilihan :
Ciri perjalanan, yang dilakukan berdasarkan atas waktu dan tujuan.
Pelaku perjalanan, apakah memiliki kendaraan (mobil), bagaimana
tingkat penghasilan, dan status sosial.
Sistem transportasi, meliputi lama perjalanan, biaya, dan kenyamanan.
4.6. TERMINAL
Hal penting dalam transportasi adalah bahwa setiap sistem transpirtasi9 harus
dapat mengangkut muatan dan membongkarnya kembali pada akhir
perjalanan. Selain itu perlu diperhatikan pula, bahwa sepanjang perjalanan
dari tempat asal ke tujuan, mungkin diperlukan lebih dari satu moda
transportasi. Pergantian moda ini dilakukan di tempat yang disebut terminal.
23
SISTEM TRANSPORTASI
Fungsi Terminal :
sebuah terminal mempunyai empat fungsi pokok, yaitu :
a. Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus.
b. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/pergantian moda
transportasi.
c. Menyediakan sarana simpul lalu lintas, tempat konsolidasi lalu lintas.
d. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang/kendaraan.
24
SISTEM TRANSPORTASI
Tata letak dari terminal udara ini sangat tergantung pada konfigurasi
runway dan sistem pengendalian operasi pesawat yang akan dilayani,
apakah berdasarkan penglihatan atau menggunakan instrumen.
25
SISTEM TRANSPORTASI
26
SISTEM TRANSPORTASI
V. TEKNOLOGI TRANPORTASI
Sampai saat ini belum dihasilkan suatu bentuk teknologi transportasi yang
benar-benar mampu memenuhi setiap aspek tuntutan kapasitas dukung, jarak
tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan, serta keringanan biaya
transportasi secara sempurna.
27
SISTEM TRANSPORTASI
b. Transportasi Air :
Sebelum mampu memanfaatkan tenaga angin, maka rakit dan sampan
merupakan pilihan utama untuk angkutan penumpang dan barang. Dengan
didukung perkembangan teknologi otomotif, mekanik, metal, dan
elektronika, manusia akhirnya setahap demi setahap mulai berhasil
mengatasi keterbatasan kapasitas angkut penumpang dan barang, jarak
tempuh dan kecepatan pergerakan, dengan menciptakan perahu bermotor,
kapal laut dalam berbagai jenis, fungsi dan ukuran. Teknologi propulsi
juga berkembang dari dayung, kipas, hingga turbin.
28
SISTEM TRANSPORTASI
c. Transportasi Udara :
Pemanfaatan burung merpati sebagai sarana transportasi informasi antar
wilayah, bahkan antar benua, cukup mampu mengatasi kebutuhan
kecepatan pergerakan (informasi), namun terbatas pada kapasitas angkut.
29
SISTEM TRANSPORTASI
30
SISTEM TRANSPORTASI
dan pemanfaatan sumber tenaga penggerak alternatif seperti tenaga surya dan
tenaga magnet, merupakan prioritas solusi yang dapat diterapkan.
Di samping itu pencemaran akibat partikel dan gas sisa pembakaran
kendaraan bermotor, perlu diusahakan seminimal mungkin, sebagai upaya
memelihara lingkungan alamiah, yang dapat dilakukan antara lain dengan
pemasangan catalytic conventer pada sistem mesin kendaraan bermotor,
penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan (gas,
methan), dan sebagainya.
31
SISTEM TRANSPORTASI
Tingkat Kebutuhan
Kualitas Pelayanan
(Keselamatan, keandalan, dsb)
Tingkat Pelayanan
(kapasitas, Kecepatan, Biaya, dll)
- Energi
- Daya tarik/ - Awal dan akhir - Penjadwalan
dorong perjalanan - Perambuan/
- Transmisi - Transfer Signal
Tahanan Beban/ Peran- Penen- - Pemeliharaan - Komunikasi
gerak muatan cangan tuan - Bongkar muat
teknik lokasi
(Sumber : Diadopsi dan dimodifikasi dari : Hay, William W., 1977 “An
Introduction to Transportation Engineering”, 2nd edition, John Wiley,
New York)
32
SISTEM TRANSPORTASI
6.1. PENDAHULUAN
Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem
transportasi yang sistematik, yang bertujuan untuk menyediakan layanan
transportasi, baik sarana maupun prasarananya, disesuaikan dengan
kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah, serta tujuan-tujuan
kemasyarakatan yang lain.
33
SISTEM TRANSPORTASI
Secara garis besar, transportasi dapat dilihat sebagai suatu sistem dengan tiga
komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu :
c. Lalu lintas, merupakan akibat langsung dari interaksi antara tata guna
lahan dan penyediaan transportasi (transportation supply) yang berupa
pergerakan barang dan jasa. Interaksi antara Tata Guna Lahan dan
Transportasi dapat digambarkan dalam hubungan berikut :
Lalu lintas
34
SISTEM TRANSPORTASI
Dalam hubungannya dengan tata guna lahan, sistem zona, dan jaringan
transportasi, maka model transportasi empat tahap ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Trip Generation
Trip Distribution
Modal Split
Trip Assgnment
35
SISTEM TRANSPORTASI
A B
c. Model
Dalam perencanaan transportasi, umumnya hubungan antar faktor
dinyatakan dalam model.
36
SISTEM TRANSPORTASI
37
SISTEM TRANSPORTASI
38
SISTEM TRANSPORTASI
a. Data :
Data yang dibutuhkan untuk membuat model distribusi perjalanan
adalah :
Data matriks asal tujuan (O-D matrix)
Data matriks impedansi (hambatan) matriks antar zona (jarak,
waktu, atau biaya)
Distribusi frekuensi pergerakan untuk setiap kategori impedansi
transportasi.
b. Model faktor pertumbuhan (lalu lintas) :
Didasarkan pada asumsi, bahwa pola pergerakan pada saat ini dapat
diproyeksikan ke masa yang akan datang dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan zona.
Ada lima model faktor pertumbuhan, yaitu model :
Uniform (seragam)
Average (rata-rata)
Fratar
Detroit
Furness
Keuntungan dan kerugian metoda faktor pertumbuhan :
Keuntungan :
Mudah dimengerti dan diterapkan
Data yang dibutuhkan hanya data asal tujuan dan faktor
pertumbuhan lalu lintas
Dapat menggunakan iterasi komputer untuk mendapatkan
keseimbangan perjalanan dalam matriks (hasil model dan
observasi)
Kerugian :
Distribusi perjalanan hanya tergantung pada pola perjalanan
saat ini dan perkiraan pertumbuhan
Tidak dapat diperhitungkan perubahan/tambahan fasilitas
baru di masa yang akan datang
Tidak sesuai untuk daerah dengan pertumbuhan yang pesat
Tidak sesuai untuk prediksi waktu yang panjang
39
SISTEM TRANSPORTASI
40
SISTEM TRANSPORTASI
Ada tiga hipotesis yang digunakan, yang akan menghasilkan tiap model
yang berbeda, yaitu :
All or nothing assgnment :
Pemakaian jalan secara rasional akan memilih rute terpendek yang
meminimumkan transport impedance (jarak, waktu, dan biaya).
Semua lalu lintas antara zona dengan zona asal akan menggunakan
satu rute yang sama.
Multipath assgnment :
Diasumsikan pengguna jalan tidak mengetahui informasi yang tepat
mengenai rute tercepat. Pengendara akan mengambil rute yang
dianggap sebagai yang tercepat. Persepsi yang berbeda akan
mengakibat berbagai macam rute yang dipilih antara zona tertentu.
Probabilistic assgnment :
Di sini pemakai jalan menggunakan beberapa faktor dalam memilih
rute selain transport impedance. Contoh : faktor-faktor yang tidak
kuintatif seperti rute yang aman dan rute dengan panorama indah.
41
SISTEM TRANSPORTASI
b. Pengumpulan data
Meliputi data organisasi, pelaksanaan survey dan analisis kondisi yang ada
(existing condition), kalibrasi model tata guna lahan dan model
pergerakan.
42
SISTEM TRANSPORTASI
c. Penaksiran
Meliputi perkiraan (estiminasi) pola perjalanan pada masa mendatang
sesuai dengan rencana atau tata guna lahan. Data yang diperkirakan adalah
tata guna lahan, populasi, tenaga kerja, dan pergerakan.
d. Perencanaan jaringan
Pengembangan alternatif jaringan jalan raya dan angkutan (transportasi)
umum sesuai dengan rencana tata guna lahan dan estiminasi pergerakan di
masa mendatang.
e. Analisis alternatif
Pengalokasian estiminasi pergerakan ke dalam alternatif jaringan melalui
moda dan rute tertentu.
f. Evaluasi
Evaluasi alternatif jaringan untuk biaya, keuntungan, dampak, dan
pelaksanaan.
43
SISTEM TRANSPORTASI
Indonesia dikenal sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau, sehingga
pergerakan dari suatu tempat asal ke tempat tujuan sangat tidak mungkin
hanya menggunakan satu moda saja. Dengan demikian konsep utama dari
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) adalah konsep sistem integrasi
antar moda.
b. Multi disiplin
Kajian perencanaan transportasi melibatkan banyak disiplin keilmuan
karena aspek kajian yang sangat beragam, mulai dari ciri pergerakan,
pengguna jasa, sampai dengan prasarana ataupun sarana transportasi itu
sendiri. Di dalam pelaksanaannya, semua aspek kajian tersebut harus
dapat diantisipasi.
44
SISTEM TRANSPORTASI
Selain itu dalam kajian ini juga dibutuhkan seorang ahli transportasi untuk
mengkaji dan memperkirakan potensi jumlah penumpang ataupun jumlah
bis yang akan dilayani oleh terminal bis itu pada tahun rencana, dan untuk
mengkaji sistem sirkulasi internal dan eksternal yang terbaik bagi terminal
bis itu. Di samping itu, seorang ahli ekonomi juga dibutuhkan untuk
mengkaji sistem dan besaran tarif di lingkungan terminal, serta tingkat
kelayakan ekonomi dan keuangan dari rencana pengembangan terminal
antar kota itu.
c. Multi sektoral
Yang dimaksudkan di sini adalah banyaknya lembaga atau pihak terkait
yang berkepentingan dengan kajian perencanaan transportasi.
45
SISTEM TRANSPORTASI
d. Multi Masalah
Karena kajian perencanaan transportasi merupakan kajian multi moda,
multi disiplin, dan multi sektoral, sudah tentu akan menimbulkan multi
masalah, di mana permasalahan yang dihadapi mempunyai dimensi yang
cukup luas dan beragam, mulai dari yang berkaitan dengan aspek
pengguna jasa, rekayasa, operasional, ekonomi, sampai pada aspek sosial.
46
SISTEM TRANSPORTASI
Sebagian besar konsep ini telah dikembangkan pada tahun 1960-an dan awal
tahun 1970-an, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Kemudian muncul
permasalahan mengenai relevansinya dengan negara sedang berkembang
seperti Indonesia. Meskipun demikian, sebelum data kota di Indonesia
dikumpulkan secara rutin, tidak akan dapat diketahui secara pasti bagaimana
konsep ini harus disesuaikan dengan keadaan kota di Indonesia.
Dalam evolusi manajemen transportasi dikenal tiga konsep yang didasari oleh
teori supply dan demand terhadap perkembangan transportasi, baik sarana
maupun prasarana, yaitu :
47
SISTEM TRANSPORTASI
48
SISTEM TRANSPORTASI
Karena banyaknya pihak yang terkait dalam masalah transportasi, antara lain :
Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Perkembangan Jalan Indonesia
(HPJI), dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
49
SISTEM TRANSPORTASI
50
SISTEM TRANSPORTASI
Di samping sumber dana yang berasal dari pemerintah, juga ada sumber
dana dari pihak swasta, seperti dalam investasi jalan tol.
51
SISTEM TRANSPORTASI
52
SISTEM TRANSPORTASI
7.1. PENDAHULUAN
Sistem transportasi seperti proses-proses produksi lainnya dari sektor
ekonomi, juga menghasilkan produk sampingan yang tidak diduga
sebelumnya, di samping produk utamanya sendiri. Beberapa produk yang
tidak diduga ini mendatangkan keuntungan, sedangkan yang lainnya
mendatangkan kerugian dan hal-hal lain yang tidak diinginkan. Sebagai
contoh : akibat adanya transportasi, terjadi perluasan jangkauan,(rentang)
pemasaran barang yang dibeli oleh penduduk untuk dikonsumsi, serta
menaikkan tingkat dan standar kehidupan. Namun demikian transportasi juga
menimbulkan dampak sampingan yang tidak dikehendaki, seperti kecelakaan,
polusi udara oleh gas buangan kendaraan bermotor, kebisingan getaran, dan
sebagainya.
53
SISTEM TRANSPORTASI
54
SISTEM TRANSPORTASI
7.2.3. Getaran
Getaran yang berasal dari transportasi merupakan masalah yang
terbatas.
Getaran dapat terjadi pada jalan-jalan arteri utama dari transportasi
darat, di mana beroperasi kendaraan-kendaraan berat pada jarak yang
relatif dekat dengan bangunan-bangunan tempat kegiatan manusia yang
peka terhadap getaran.
Keadaan yang lebih serius adalah di dekat lintasan/rel kereta api, di
mana getaran dapat menimbulkan masalah pada bangunan-bangunan
sekitarnya.
55
SISTEM TRANSPORTASI
56
SISTEM TRANSPORTASI
Di samping itu diacu pula peraturan-peraturan lain yang sudah berlaku secara
umum ataupun baku dan bersifat internasional seperti misalnya peraturan
yang dikeluarkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization)
untuk masalah penerbangan.
57
SISTEM TRANSPORTASI
DAFTAR PUSTAKA
Tamin, Ofyar Z., 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, penerbit ITB,
Bandung.
58