Nama Kelompok 1:
1. NI KADEK DWI SUKMAYANTI (1807341046)
2. KADEK WULAN DWI LESTARI (1807341048)
3. A.A AYU CANTIKA PARAMITA (1807341063)
4. KADEK SAKA PRIANGGA (1807341066)
5. I GEDE AGUS DIWAN DARMAWAN (1807341070)
D3 PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Materi tentang “PEMILU DEMOKRASI”
Berikut adalah pengertian dari demokrasi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya
adalah :
Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana seluruh rakyatnya ikut serta
dalam memerintah, yaitu melalui perantara wakil-wakil terpilih mereka.
Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban, serta perlakuan yang sama bagi semua warga negaranya.
Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang dijadikan sebagai landasan
dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat). Kehendak tersebut nantinya
akan dituangkan dalam suatu iklim politik terbuka, yaitu dengan melaksanakan pemilihan umum
yang diadakan secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga negara memiliki hak untuk memilih
pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat menurunkan pemerintahan yang sedang
berjalan kapanpun mereka mau.
3. Jelaskan secara ringkas pelaksanaan pemilu di Indonesia, jumlah partai dan hasilnya?
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga
perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen
keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula
dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres
pun dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama
kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Pada
umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang
diadakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu harus dilakukan secara berkala, karena memiliki fungsi sebagai
sarana pengawasan bagi rakyat terhadap wakilnya.
Asas
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan singkatan dari
"Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.
"Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan.
"Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak
menggunakan suara.
"Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
"Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu
sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan
Adil". Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan
untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan
kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan
terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada
pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat
tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
Jumlah
Tahun kursi yang Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga
disediakan
Jumlah Jumlah
Jumlah kursi
Partai Partai kursi Partai kursi
(dalam
politik politik (dalam politik (dalam
persen)
persen) persen)
57 45
1955 257 PNI 57 (22.17%) Masyumi NU
(22.17%) (17.51%)
56 24
1971 360 Golkar 360 (65.55%) NU Parmusi
(21.79%) (9.33%)
Jumlah
Tahun kursi yang Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga
disediakan
Jumlah Jumlah
Jumlah kursi
Partai Partai kursi Partai kursi
(dalam
politik politik (dalam politik (dalam
persen)
persen) persen)
99 29
1977 Golkar 232 (64.44%) PPP PDI
(38.52%) (8.05%)
94 24
1982 Golkar 242 (67.22%) PPP PDI
(26.11%) (6.66%)
61
1987 Golkar 299 (74.75%) PPP PDI 40 (10%)
(15.25%)
400
62
1992 Golkar 282 (70.5%) PPP PDI 56 (14%)
(15.5%)
89 11
1997 425 Golkar 325 (76.47%) PPP PDI
(22.25%) (2.75%)
120 58
1999 462 PDIP 153 (33.12%) Golkar PPP
(25.97%) (12.55%)
109 58
2004 550 Golkar 128 (23.27%) PDIP PPP
(19.82%) (10.55%)
107 95
2009 560 Demokrat 150 (26.79%) Golkar PDIP
(19.11%) (16.96%)
Jumlah
Tahun kursi yang Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga
disediakan
Jumlah Jumlah
Jumlah kursi
Partai Partai kursi Partai kursi
(dalam
politik politik (dalam politik (dalam
persen)
persen) persen)
91
2014 PDIP 109 (19.5%) Golkar Gerindra 73 (13%)
(16.3%)
1971 10 1999 48
1977 2004 24
1. Masa pemerintahan yang lama membuat pembangunan menjadi berkesinambungan. Program pemerintah
bernama Pelita atau Pembangunan Lima Tahun, terus menerus menyambung mulai dari Pelita I hingga
Pelita VI sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat.
2. Pembangunan Lima Tahun selama 32 tahun banyak menitik beratkan pada sektor pertanian mengingat
negara Indonesia adalah negara agraris, hal ini sempat membuahkan hasil manis dimana Indonesia bisa
berswasembada beras.
3. Dampak dari swasembada beras ini adalah makin sejahteranya para petani di desa. Hal ini otomatis
menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
4. Penyebaran Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas di hampir semua wilayah di Indonesia membuat
masyarakat mudah mendapat pelayanan kesehatan.
1. Pemerintah bersifat otoriter sehingga semua kegiatan masyarakat diatur oleh tindakan pemerintah orde
baru dalam politik luar negeri akibatnya masyarakat tidak bisa leluasa dalam berkarya.
2. Pada masa Orde Baru atmosfir politiknya tidak sehat karena hanya ada satu partai lambang kekuasaan
absolut sedangkan yang dua hanya sebagai tambahan saja agar Indonesia disebut sebagai negara
demokrasi. Hal ini berdampak pada gagalnya pendidikan berpolitik pada masa itu.
3. Perwakilan rakyat hanya sebagai lambang saja, karena pada dasarnya hanya untuk melanggengkan
kekuasaan saat itu, dampaknya rakyat Indonesia tidak bisa memilih presiden yang sesuai dengan hati
nuraninya.
4. Di bidang ekonomi, orang-orang tertentu yang berada dilingkungan sekitar para penguasa akan bisa
menikmati kemudahan berbisnis hingga menggurita. Korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela dimana-
mana. Dampaknya orang-orang menghalalkan berbagai cara agar tujuannya tercapai.
A. Sisi Positif Reformasi
1. Berhasilnya penataan ulang kehidupan berbangsa dan bernegara melalui Amandemen Undang-Undang
Dasar 1945
Diadakannya amandemen ini dilatarbelakangi oleh masih ditemukannya pasal-pasal UUD 1945 yang dapat
menimbulkan multitafsir. Amandemen ini bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar meliputi tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum,
serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bangsa.
5. Jelaskan peranan parpol bagi generasi muda? Sudahkah peran itu menurut saudara di
jalankan?