Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PANCASILA

Nama Kelompok 1:
1. NI KADEK DWI SUKMAYANTI (1807341046)
2. KADEK WULAN DWI LESTARI (1807341048)
3. A.A AYU CANTIKA PARAMITA (1807341063)
4. KADEK SAKA PRIANGGA (1807341066)
5. I GEDE AGUS DIWAN DARMAWAN (1807341070)

D3 PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Materi tentang “PEMILU DEMOKRASI”

1. Jelaskan pengertian demokrasi dari beberapa sumber?


Demokrasi telah dikenal sejak lama. Demokrasi pertama kali diperkenalkan sejak abad ke-5
sebelum masehi di Athena, Yunani. Demokrasi berasal dari kata Demos yang memiliki arti rakyat,
dan kratos atau cratein yang memiliki arti pemerintahan. Dengan begitu dapat diartikan bahwa
demokrasi merupakan pemerintahan rakyat, atau juga dapat disebut sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep tersebut pada akhirnya telah menjadi indikator bagi
perkembangan politik di suatu negara.

Berikut adalah pengertian dari demokrasi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya
adalah :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Menurut KBBI, Demokrasi memiliki 2 arti, yaitu :

 Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana seluruh rakyatnya ikut serta
dalam memerintah, yaitu melalui perantara wakil-wakil terpilih mereka.
 Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban, serta perlakuan yang sama bagi semua warga negaranya.

2. Menurut Abraham Lincoln


Dalam pidato Gettyburgnya, Presiden Amerika Serikat yang ke-16 Abraham Lincoln menyatakan
bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa rakyat merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan, dimana masing-masing dari mereka
memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta hak dalam bersuara yang sama dalam upaya
mengatur kebijakan pemerintahan. Dalam sitem ini, keputusan diambil berdasarkan hasil suara
terbanyak.

3. Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan rakyat. Artinya rakyat atau orang banyak
merupakan pemegang kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka memiliki hak untuk mengatur,
mempertahankan, serta melindungi diri mereka dari adanya paksaan dari wakil-wakil mereka,
yaitu orang-orang atau badan yang diserahi wewenang untuk memerintah.

4. Menurut Hannry B. Mayo


Dalam demokrasi suatu kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil
yang secara efektif diawasi oleh rakyat melalui berbagai macam pemilihan yang dilakukan
berdasarkan pada prinsip kesamaan politik serta diselenggarakan dalam suasana dimana
kebebasan politik terjadi.
5. Menurut Charles Costello
Dalam kontek kontemporer, demokrasi merupakan suatu sistem sosial serta politik pemerintahan
diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi oleh hukum serta kebiasaan dalam
melindungi hak-hak individu warga negara.

Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang dijadikan sebagai landasan
dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat). Kehendak tersebut nantinya
akan dituangkan dalam suatu iklim politik terbuka, yaitu dengan melaksanakan pemilihan umum
yang diadakan secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga negara memiliki hak untuk memilih
pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat menurunkan pemerintahan yang sedang
berjalan kapanpun mereka mau.

2. Apakah demokrasi yang di anut bangsa Indonesia?


Di Indonesia, sebagaimana di negara lain pada umumnya, demokrasinya adalah berupa
demokrasi perwakilan, dimana sekelompok orang dipilih melaui pemilihan umum untuk mewakili
rakyat dalam menentukan kebijakan. Hal ini disebut demokrasi perwakilan atau demokrasi tidak
langsung (indirect democracy). Ini berbeda dengan demokrasi langsung (direct democracy)
dimana setiap warga menyampaikan secara langsung aspirasinya. Demokrasi tidak langsung atau
perwakilan dibutuhkan karena kondisi negara yang luas dan memiliki penduduk banyak, sehingga
perlu adanya perwakilan untuk menyuarakan aspirasi warga, karena tidak mungkin semua warga
menyuarakan aspirasinya langsung. Hal ini berbeda dengan komunitas kecil seperti desa atau
keluarga yang memungkinkan demokrasi langsung.

Di Indonesia perwakilan ini melalui:


1. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) : sejumlah 560 orang yang dipilih dari perwakilan partai
politik dalam pemilihan umum. Setiap anggota DPR mewakili satu daerah pemilihan yang jumlah
pemilihnya rata-rata sama.
2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD), setiap provinsi di Indonesia memiliki 4 wakil di DPD.
Anggota DPD dipilih dari calon perseorangan, bukan calon parta seperti di DPR. Bersama-sama,
DPD dan DPR membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), setiap kota, kabupaten dan provinsi di Indonesia
memiliki lembaga perwakilan yang menjalankan tugas legislatif di wilayah masing masing.

3. Jelaskan secara ringkas pelaksanaan pemilu di Indonesia, jumlah partai dan hasilnya?

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga
perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen
keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula
dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres
pun dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama
kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Pada
umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang
diadakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu harus dilakukan secara berkala, karena memiliki fungsi sebagai
sarana pengawasan bagi rakyat terhadap wakilnya.

Asas
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan singkatan dari
"Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.

 "Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan.
 "Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak
menggunakan suara.
 "Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
 "Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu
sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan
Adil". Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan
untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan
kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan
terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada
pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat
tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.

Hasil pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat

Jumlah
Tahun kursi yang Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga
disediakan

Jumlah Jumlah
Jumlah kursi
Partai Partai kursi Partai kursi
(dalam
politik politik (dalam politik (dalam
persen)
persen) persen)

57 45
1955 257 PNI 57 (22.17%) Masyumi NU
(22.17%) (17.51%)

56 24
1971 360 Golkar 360 (65.55%) NU Parmusi
(21.79%) (9.33%)
Jumlah
Tahun kursi yang Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga
disediakan

Jumlah Jumlah
Jumlah kursi
Partai Partai kursi Partai kursi
(dalam
politik politik (dalam politik (dalam
persen)
persen) persen)

99 29
1977 Golkar 232 (64.44%) PPP PDI
(38.52%) (8.05%)

94 24
1982 Golkar 242 (67.22%) PPP PDI
(26.11%) (6.66%)

61
1987 Golkar 299 (74.75%) PPP PDI 40 (10%)
(15.25%)

400
62
1992 Golkar 282 (70.5%) PPP PDI 56 (14%)
(15.5%)

89 11
1997 425 Golkar 325 (76.47%) PPP PDI
(22.25%) (2.75%)

120 58
1999 462 PDIP 153 (33.12%) Golkar PPP
(25.97%) (12.55%)

109 58
2004 550 Golkar 128 (23.27%) PDIP PPP
(19.82%) (10.55%)

107 95
2009 560 Demokrat 150 (26.79%) Golkar PDIP
(19.11%) (16.96%)
Jumlah
Tahun kursi yang Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga
disediakan

Jumlah Jumlah
Jumlah kursi
Partai Partai kursi Partai kursi
(dalam
politik politik (dalam politik (dalam
persen)
persen) persen)

91
2014 PDIP 109 (19.5%) Golkar Gerindra 73 (13%)
(16.3%)

Jumlah partai politik di Indonesia

Tahun Jumlah Tahun Jumlah

1955 tidak terbatas 1997

1971 10 1999 48

1977 2004 24

1982 2009 38 + 6 lokal Aceh


3

1987 2014 12 + 3 lokal Aceh

1992 2019 16 + 4 lokal Aceh


4. Menurut kelompok saudara apa sisi positif dan negatif dari pemilu masa orba dan
reformasi?

Berikut adalah dampak positif yang terjadi di masa Orde Baru:

1. Masa pemerintahan yang lama membuat pembangunan menjadi berkesinambungan. Program pemerintah
bernama Pelita atau Pembangunan Lima Tahun, terus menerus menyambung mulai dari Pelita I hingga
Pelita VI sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat.
2. Pembangunan Lima Tahun selama 32 tahun banyak menitik beratkan pada sektor pertanian mengingat
negara Indonesia adalah negara agraris, hal ini sempat membuahkan hasil manis dimana Indonesia bisa
berswasembada beras.
3. Dampak dari swasembada beras ini adalah makin sejahteranya para petani di desa. Hal ini otomatis
menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
4. Penyebaran Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas di hampir semua wilayah di Indonesia membuat
masyarakat mudah mendapat pelayanan kesehatan.

Berikut adalah dampak negatif yang terjadi di masa Orde Baru:

1. Pemerintah bersifat otoriter sehingga semua kegiatan masyarakat diatur oleh tindakan pemerintah orde
baru dalam politik luar negeri akibatnya masyarakat tidak bisa leluasa dalam berkarya.
2. Pada masa Orde Baru atmosfir politiknya tidak sehat karena hanya ada satu partai lambang kekuasaan
absolut sedangkan yang dua hanya sebagai tambahan saja agar Indonesia disebut sebagai negara
demokrasi. Hal ini berdampak pada gagalnya pendidikan berpolitik pada masa itu.
3. Perwakilan rakyat hanya sebagai lambang saja, karena pada dasarnya hanya untuk melanggengkan
kekuasaan saat itu, dampaknya rakyat Indonesia tidak bisa memilih presiden yang sesuai dengan hati
nuraninya.
4. Di bidang ekonomi, orang-orang tertentu yang berada dilingkungan sekitar para penguasa akan bisa
menikmati kemudahan berbisnis hingga menggurita. Korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela dimana-
mana. Dampaknya orang-orang menghalalkan berbagai cara agar tujuannya tercapai.
A. Sisi Positif Reformasi

1. Berhasilnya penataan ulang kehidupan berbangsa dan bernegara melalui Amandemen Undang-Undang
Dasar 1945
Diadakannya amandemen ini dilatarbelakangi oleh masih ditemukannya pasal-pasal UUD 1945 yang dapat
menimbulkan multitafsir. Amandemen ini bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar meliputi tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum,
serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bangsa.

2. Terlaksananya pemilihan presiden secara langsung


Masih terkait dengan amandemen UUD 1945. Sebelum diamandemen presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Setelah amandemen presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat. Pemilu ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004 yang berlandaskan asas
“LUBER JURDIL”. Hasilnya, rakyat bisa dengan bebas memilih pemimpin negara mereka yang menurut
mereka cocok untuk membawa Indonesia lebih maju.
3. Pembatasan masa jabatan presiden
Seperti yang terlihat pada masa Orde Baru, presiden dapat menjabat hingga 32 tahun, dan hal ini
memunculkan kesan kekuasaan yang cenderung tidak demokratis. Oleh karena hal itu, pada masa
Reformasi, masa jabatan presiden dibatasi 5 tahun, setelah itu bisa dipilih kembali hanya untuk 1 periode
(5 tahun) lagi. Artinya setelah 2 periode menjabat, dia tidak bisa lagi memegang jabatn presiden.

4. Pers yang berkembang


Hal ini sangat menguntungkan bagi rakyat. Pers ini dapat menjadi sarana bagi rakyat untuk menyampaikan
aspirasinya kepada pemimpin negara, sehingga pemimpin negara dapat mengetahui keluhan apa yang
sedang rakyat rasakan.

B. Sisi Negatif Reformasi

1. Pembangunan tidak merata


Hal ini sangat kentara apalagi jika dibandingkan antara pusat dan daerah. Ketidakmerataan ini disebabkan
oleh sebagian kekayaan daerah banyak yang ditarik ke pusat. Sebagai akibatnya, timbul rasa ketidakpuasan
di sejumlah daerah karena terjadi kesenjangan pembangunan.

2. Munculnya euforia kebebasan


Pada era reformasi, rakyat diberi kebebasan untuk menyampaikan aspirasi atau pendapatnya mengenai
kebijakan politik maupun kritik terhadap kinerja aparatur negara. Bahkan tidak jarang sampai terjadi
demonstrasi terhadap kinerja pemerintah. Namu sayangnya, ditemukan adanya kelompok yang
memanfaatkan kebebasan ini untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri, sehingga ditakutkan ini dapat
mengganggu integrasi nasional.

3. Banyak terjadinya kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)


Pada era reformasi kasus KKN bukannya berkurang namun malah bertambah banyak. Padahal mulai tahun
2003 telah didirikan lembaga resmi yang berwenang menangani korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Faktanya, kasus KKN memang telah mengakar di ranah pemerintahan Indonesia, dan tidak
semuanya dapat terjamah oleh KPK. Ini juga dikarenakan masih lemahnya hukum di Indonesia, sehingga
para koruptor bisa dengan bebasnya masih berkeliaran di dunia luar.

5. Jelaskan peranan parpol bagi generasi muda? Sudahkah peran itu menurut saudara di
jalankan?

Anda mungkin juga menyukai