Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

STUDI KELAYAKAN PENGELOLA LABORATORIUM IPA


SMPN 4 SUMENEP BERDASARKAN PERMENDAGRI 26/2008

Nisfil Maghfiroh Meita


Universitas Wiraraja
nisfil@wiraraja.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja pengelola laboratorium IPA SMPN 4
Sumenep Tahun Pelajaran 2014/2015. Fokus penelitian diarahkan pada pengelola laboratorium
IPA berdasarkan kompetensi pengelola dalam Permendiknas 26/2008. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Seluruh data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode
interaktif Miles dan Huberman kemudian diperiksa kebenarannya menggunakan triangulasi. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa kompetensi pengelola laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep
belum memenuhi standar. Kepala laboratorium IPA kurang paham terhadap tanggung jawab dan
tugas yang diembannya, begitu pula guru-guru IPA yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium
IPA. Kompetensi pengelola laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep cenderung lebih berkompeten di
bidang pengadministrasian laboratorium dan mekanisme operasional laboratorium IPA.

Kata Kunci: Kompetensi, Pengelola, Laboratorium, IPA

PENDAHULUAN Tuntutan dalam pembelajaran IPA


Kondisi pembelajaran yang tersebut tidak akan terpenuhi jika tidak
berorientasi pada teori-teori tanpa proses ditunjang dengan pengalaman nyata
ilmiah akan berdampak pada kualitas kepada peserta didik, salah satunya
pendidikan anak bangsa yang cerdas dan dengan praktikum. Praktikum terlaksana
memiliki sikap ilmiah. Proses ilmiah dengan efektif jika dalam melaksanakan
pada dasarnya merupakan serangkaian kegiatan berpraktikum di laboratorium
proses untuk memecahkan permasalahan didukung oleh kemampuan guru yang
yang terjadi di lingkungan sekitar dan kompeten (Hofstein dan Naaman, 2007).
kehidupan sehari-hari (Habibi, 2010:14). Laboratorium merupakan tempat bagi
Terkait dengan karakteristik peserta didik untuk optimalisasi
pembelajaran IPA yang mengarahkan keterampilan proses dan pengembangan
peserta didik memiliki pengalaman dan sikap ilmiah. Aktivitas di dalam
kemampuan dalam metode ilmiah maka laboratorium IPA dapat meningkatkan
proses ilmiah penting untuk dilakukan ketertarikan peserta didik terhadap materi
dalam proses pembelajaran IPA IPA dan berpotensi sebagai media dan
(Donovan dan Bransford (2005) dalam alat pembelajaran yang menyumbangkan
Habibi, 2010:53). Tahapan metode ilmiah peningkatan hasil belajar peserta didik
atau proses ilmiah yang dapat dalam pembelajaran sains (Habibi,
dikembangkan dalam proses 2012:33). Jika di dalam pembelajaran
pembelajaran IPA yaitu identifikasi IPA, siswa diberikan kesempatan
masalah, kajian pustaka, penyusunan menggunakan sebagian ataupun seluruh
hipotesis, menguji hipotesis, dan inderanya secara tepat melalui aktivitas
membuat kesimpulan (Habibi, 2010:14). lab, maka siswa akan lebih mudah untuk
memahami ilmu dan pengetahuan IPA

40 Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

yang dipelajarinya seobyektif mungkin, yang ditetapkan yaitu harus memiliki


sehingga konsep IPA yang dipelajari sertifikat laboran atau teknisi dengan
akan cepat dipahami dan tidak mudah pendidikan minimal D2. Selain itu
terlupakan. laboran atau teknisi harus memiliki
Novianti (2011) mengemukakan kriteria empat dimensi kompetensi yaitu
bahwa pemanfaatan laboratorium IPA kompetensi kepribadian, sosial,
akan maksimal jika didukung dengan administrasi, dan profesional.
sistem pengelolaan atau manajemen Berdasarkan dimensi tersebut yang
sesuai dengan standar yang telah diatur menjadi karakteristik pada setiap
dalam Permendiknas. Sebagaimana hasil pengelola ditetapkan yakni pada dimensi
penelitian Yaman (2016) yang manajeral dan profesional (untuk kepala
menegaskan laboratorium IPA harus laboratorium), serta dimensi administrasi
dikelola dan diberdayakan menuju dan profesional (untuk laboran dan
laboratorium yang ideal, karena seperti teknisi).
halnya kondisi laboratorium IPA di Hasil wawancara awal dan kondisi
SMPN 7 Kubung yang dihasilkan sangat lapangan yang diobservasi peneliti
jauh dari kondisi ideal (kurang sesuai didapatkan bahwa sekolah belum
dengan Permendiknas) membutuhkan memiliki laboran ataupun teknisi
Kepala Laboratorium yang mempunyai laboratorium yang memiliki kualifikasi
kompetensi kepribadian, sosial, yang sesuai dengan Permendiknas seperti
manajerial, dan profesional dalam memiliki sertifikat laboran ataupun
mengelola laboratorium, sehingga teknisi. Kegiatan praktikum masih
laboratorium dapat difungsikan secara bertumpu pada guru yang sekaligus
optimal. Ketepatan pengelolaan akan bertindak sebagai laboran dan teknisi
berdampak pada keberhasilan serta kepala laboratorium, tidak ada
pembelajaran IPA, sehingga sangat jadwal praktikum yang terstruktur,
diperlukan untuk menganalisa praktikum yang dilakukan hanya 1-2 kali
pengelolaan laboratorium IPA yang dalam satu semester. Hal ini
dilakukan di sekolah, khususnya dalam mengisyaratkan bahwa sampai saat ini
penelitian ini terfokus pada kompetensi kepala laboratorium ataupun
pengelola laboratorium itu sendiri. laboran/teknisi (yang langsung diwakili
Permendiknas 26/2008 menyatakan oleh guru) belum bekerja secara
bahwa kualifikasi kepala laboratorium maksimal dan belum pernah diukur
IPA harus memenuhi kriteria yang bagaimana kinerja mereka dalam
ditentukan yakni dari 1) jalur guru harus melaksanakan tugas-tugas sesuai
memenuhi kualifikasi tingkat pendidikan tupoksinya. Sehingga penting dilakukan
minimal Strata 1 (S1), memiliki kajian sejauhmana kinerja tenaga laboran
pengalaman mengelola laboratorium dan teknisi serta faktor penunjang dan
selama 3 tahun, dan mempunyai sertifikat penghambat yang mempengaruhi kinerja
Ka. Lab atau 2) jalur laboran/teknisi tenaga laboran dan teknisi. Berdasarkan
dengan kualifikasi tingkat pendidikan permasalahan tersebut, maka perlu untuk
minimal D3, memiliki pengalaman melakukan penelitian terhadap kelayakan
selama 5 tahun sebagai laboran atau pengelola laboratorium IPA di SMPN 4
teknisi, dan mempunyai sertifikat Sumenep dengan tujuan untuk
laboran/teknisi. Selain itu kepala mengetahui kesesuaian kompetensi
laboratorium harus memiliki kriteria tenaga pengelola laboratorium IPA di
empat dimensi kompetensi yaitu SMPN 4 Sumenep dengan Permendiknas
kompetensi kepribadian, sosial, 26/2008 tentang Standar Tenaga
manajerial dan profesional. Pengelola Pengelola Laboratorium
bagian laboran dan teknisi kualifikasi Sekolah/Madrasah.

Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017 41


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

METODE PENELITIAN Teknik Analisis Data


Jenis Penelitian Teknik analisis data dalam
Penelitian ini menggunakan penelitian ini menggunakan analisis data
penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif yang hasilnya dipergunakan
penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan kesesuaian kinerja
menggambarkan secara kualitatif kepala laboratorium IPA, laboran, dan
berdasarkan hasil perbandingan dari teknisi dengan Permendiknas 26/2008
kompetensi yang dimiliki pengelola tentang Standar Tenaga Pengelola
laboratorium IPA dengan Permendagri Laboratorium Sekolah/Madrasah.
26/2008 tentang Standar Tenaga
Pengelola Laboratorium
Sekolah/Madrasah. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterlaksanaan tugas pengelola
Sumber dan Teknik Pengumpulan laboratorium IPA ditinjau dari kualifikasi
Data dan kompetensi pengelolaan laboratorium
Sumber data penelitian ini yaitu IPA di SMPN 4 Sumenep dibandingkan
guru IPA dan peserta didik dengan jenis dengan Permendiknas 26/2008 tentang
data primer yang diperoleh secara Standar Tenaga Pengelola Laboratorium
langsung pada saat penelitian berupa data Sekolah/Madrasah. Hasil yang
tertulis dari hasil wawancara dengan didapatkan bahwa sesuai standar
peserta didik dan guru serta dokumentasi pengelola laboratorium IPA yaitu
dalam bentuk rekaman wawancara dan pengelola terdiri dari kepala laboratorium
foto, sedangkan data sekunder yang IPA, laboran, dan teknisi, namun kondisi
diperoleh dari sekolah berupa dokumen di SMPN 4 Sumenep tahun pelajaran
terkait dokumen pengelolaan 2014/2015 pengelola hanya terdiri dari
laboratorium IPA. Kriteria kesesuaian kepala laboratorium IPA dan guru IPA
pelaksanaan tugas pengelola dengan sebagai pengelola yang bertugas
Permendiknas 26/2008 menggunakan sebagaimana laboran/teknisi (merangkap
kriteria dilakukan dengan skor 1 dan jabatan) sehingga pengambilan data
tidak dilakukan dengan skor 0 disertakan pelaksanaan tugas laboran/teknisi
juga dengan beberapa keterangan diindikasikan oleh Ka. Lab dan guru IPA
pendukung, kemudian hasil tersebut sendiri. Beberapa data kompetensi yang
dihitung persentasenya. Fokus penelitian dikumpulkan dibahas sebagai berikut.
ini yaitu kompetensi pengelola 1. Kualifikasi Pengelola Laboratorium
laboratorium IPA berdasarkan kualifikasi IPA
pengelola dan dimensi kompetensi yang Kualifikasi pengelola laboratorium
menunjukkan karakteristik pengelola IPA menunjukkan unsur pertama untuk
yaitu kompetensi manajerial dan meninjau kompetensi pengelola
profesional untuk kepala laboratorium laboratorium itu sendiri. Pengelola
IPA dan kompetensi administratif dan laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep
profesional untuk laboran/teknisi. dikelola oleh guru IPA sendiri yakni M.
Data diuji kredibilitasnya Syaiful Rahman, S.Pd dan siti Aisyah,
menggunakan metode triangulasi. S.Pd. Kualifikasi pengelola laboratorium
Triangulasi dilakukan melalui silang pada bagian kepala laboratorium IPA
sumber dari guru IPA dan peserta didik. SMPN 4 Sumenep yaitu dari jalur guru
Hal ini ditujukan untuk mengecek data IPA yakni Bapak M. Syaiful Rahman,
yang diperoleh dan dijadikan sebagai S.Pd, pendidikan terakhir yang ditempuh
pembanding sehingga data keseluruhan yakni S1 Pendidikan Biologi,
yang diperoleh akurat (dapat dipercaya). berpengalaman menjadi pengelola
laboratorium selama 4 tahun, dan tidak

42 Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

memiliki sertifikat kepala laboratorium. bulanan dan tahunan tentang kondisi


Berdasarkan ringkasan paparan tersebut, laboratorium.” Berdasarkan hasil tersebut
maka kualifikasi pengelola cukup baik maka kompetensi manajeral pengelola
karena sudah memiliki pengalaman yang laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep
cukup untuk mengelola laboratorium belum tercapai.
IPA. Tugas keprofesionalan kepala
Kualifikasi pengelola laboratorium laboratorium IPA dalam penelitian ini
IPA pada laboran dan teknisi yang bahkan tidak terpenuhi dengan indikasi
diwakili oleh guru IPA dan juga Ka. yang ditentukan yaitu menyusun petunjuk
Laboratorium IPA dan hanya memenuhi praktikum dan mempublikasikan karya
kualifikasi pendidikan minimal yang ilmiah. Berdasarkan hasil analisis data,
ditempuh yaitu S1, sedangkan secara keseluruhan meskipun pengelola
kepemilikan sertifikat laboran/teknisi laboratorium IPA bagian kepala
tidak ada. Sertifikat yang dimiliki hanya laboratorium IPA memenuhi kualifikasi
berupa sertifikat yang diperoleh dari menjadi kepala lab, namun dalam hal ini
mengikuti pelatihan-pelatihan tentang belum dapat dikatakan memiliki
pengelolaan laboratorium IPA. kompetensi yang sesuai dengan standar
minimal kompetensi pengelola yang
2. Tugas-tugas Kepala Laboratorium diatur dalam Permendiknas No. 26 tahun
IPA SMPN 4 Sumenep 2008. Padahal Asmani (2011:92)
Kompetensi manajeral kepala menyatakan kompetensi profesional
laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep seseorang dapat dipacu secara maksimal
yaitu mampu menyusun laporan kondisi dengan integritas yang baik.
laboratorium, namun hanya dilaporkan Berdasarkan kompetensi yang
setiap akhir tahun, sedangkan kompetensi ditentukan kompetensi pengelola bagian
yang ditetapkan bersesuaian dengan kepala laboratorium IPA SMPN 4
Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Sumenep hanya meliputi kompetensi
Standar Tenaga Pengelola Laboratorium bagian ketatausahaan yang sekedar
Sekolah/ Madrasah, Kompetensi melengkapi dokumen-dokumen yang
manajeral kepala laboratorium yang harus diperlukan untuk pelaporan. Gambaran
dipenuhi yaitu “penyusunan jadwal secara keseluruhan tugas-tugas kepala
praktikum, rincian tugas laboran/teknisi, laboratorium IPA yang terlaksana adalah
jadwal laboran/teknisi, penilaian kinerja sebagai berikut.
teknisi/laboran, serta laporan berkala

Tabel 1. Keterlaksanaan Tugas-tugas Ka. Laboratorium IPA


No Kompetensi Indikator Keterangan
Kepala Laboratorium IPA
1 Manajeral “Menyusun jadwal kegiatan laboratorium” Tidak dilakukan
“Menyusun rincian tugas teknisi dan laboran” Tidak dilakukan
“Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran” Tidak dilakukan
“Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan Dilakukan, tetapi
pemanfaatan laboratorium” laporan yang disusun
hanya pertahun
“Menilai kinerja teknisi dan laboran praktikum” Tidak dilakukan
2 Profesional “Menyusun panduan/penuntun praktikum” Tidak dilakukan
“Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian” Tidak dilakukan
Sumber : Data Primer, diolah Agustus 2015

Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017 43


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

3. Tugas-tugas Laboran dan Teknisi pengelolaan laboratorium IPA yang baik.


Laboratorium IPA SMPN 4 Sebab bedasarkan pendapat Decaprio
Sumenep (2013:73) kemampuan dalam
Tanggung jawab laboran dan administratif itu penting karena hasil
teknisi lab IPA SMPN 4 Sumenep pencacatan yang dilakukan dapat
dilimpahkan kepada kepala laboratorium memberikan gambaran secara
IPA dan guru IPA. Berdasarkan hasil menyeluruh tentang kondisi dan
analisis data, kompetensi administratif pelayanan di laboratorium.
laboran dan teknisi lab SMPN 4 Sumenep Kompetensi profesional laboran
meliputi inventarisasi alat bahan dan suku dan teknisi meliputi pelayanan
cadang, catatan peminjaman alat dan laboratorium secara penuh yang
jurnal yang disusun oleh kepala ditanggung oleh guru IPA sebagai
laboratorium IPA serta terampil pengganti laboran dan teknisi dan
menggunakan TIK. Kompetensi laboran perbaikan alat dibantu oleh bagian sarana
dan teknisi yang ditentukan dalam dan prasarana. Beberapa hal yang belum
penelitian ini adalah “1) membuat daftar mencapai kompetensi profesional laboran
bahan, peralatan, dan suku cadang yang dan teknisi berdasarkan hasil paparan
diperlukan laboratorium, 2) mencatat data yaitu kebersihan alat dan lab tidak
bahan, peralatan, dan fasilitas diperhatikan, kebersihan lab hanya
laboratorium dengan memanfaatkan dilakukan secara insidentil ketika
peralatan teknologi informasi dan digunakan untuk praktikum, kebersihan
komunikasi (TIK), 3) mengatur tata letak alat hanya dilakukan setelah praktikum
bahan, peralatan, dan fasilitas lab, 4) (mengembalikan dalam keadaan bersih)
mencatat bahan laboratorium, 5) dan tidak dilakukan secara berkala.
mencatat penggunaan bahan Padahal menurut Decaprio (2013:107)
laboratorium, 6) melaporkan penggunaan kebersihan laboratorium merupakan salah
bahan laboratorium, 7) mencatat satu sistem keamanan laboratorium yang
kehadiran guru dan peserta didik, 8) harus disadari sebagi tanggung jawab
mencatat penggunaan alat, 9) mencatat semua pengguna laboratorium, termasuk
penggunaan penuntun praktikum, 10) pengelola dan ketua laboratorium, karena
mencatat kerusakan alat.” Apabila ruang ataupun alat yang kotor akan
dibandingkan antara kompetensi yang membuat peserta kegiatan di
dimiliki pengelola SMPN 4 Sumenep laboratorium merasa tidak nyaman
dengan indikator yang ditetapkan, maka bahkan cenderung menimbulkan
kompetensi yang dimiliki tidak kecelakaan, seperti lantai licin, minyak
mengindikasikan sesuai dengan standar tumpah, dan lainnya.
yang ditentukan. Padahal laboran/teknisi Gambaran seluruh data pelaksanaan
perlu untuk memiliki kompetensi tugas teknisi ataupun laboran adalah
administratif dalam mendukung sebagai berikut.

Tabel 2. Keterlaksanaan Tugas-tugas Laboran dan Teknisi Lab


No Kompetensi Indikator Ket
Teknisi Laboratorium IPA
1 Administratif “Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang Dilakukan, namun tidak
yang diperlukan laboratorium” sesuai dengan kondisi alat

“Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas Dilakukan


laboratorium dengan memanfaatkan peralatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)”
“Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas Dilakukan, namun beberapa
laboratorium” masih berantakan

44 Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

No Kompetensi Indikator Ket


2 Profesional “Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium” Dilakukan untuk alat yang
mudah-mudah
“Menangani limbah laboratorium sesuai dengan Tidak dilakukan, namun
prosedur yang berlaku” dilimpahkan pada guru/siswa
yang berpraktikum
Laboran Laboratorium IPA (Guru IPA)
1 Administratif “Mencatat bahan laboratorium” Tidak dilakukan
“Mencatat penggunaan bahan laboratorium” Dilakukan
“Melaporkan penggunaan bahan laboratorium” Dilakukan
“Mencatat kehadiran guru dan peserta didik” Tidak dilakukan, (mengguna-
kan absensi sekolah)
“Mencatat penggunaan alat” Dilakukan
“Mencatat penggunaan penuntun praktikum” Tidak dilakukan
“Mencatat kerusakan alat” Tidak dilakukan
2 Profesional “Menjaga kebersihan ruang laboratorium” Tidak dilakukan, langsung
ditanggung guru/siswa yang
memakai lab
“Mengklasifikasikan bahan dan peralatan Dilakukan
praktikum”
“Menata bahan dan peralatan praktikum” Dilakukan
“Menjaga kebersihan alat lab” Dilakukan
“Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun Dilakukan
praktikum”
“Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun Dilakukan
praktikum”
“Melayani guru dan peserta didik saat pelaksanaan Dilakukan
praktikum”
“Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum Dilakukan
(lembar kerja, lembar rekam data, dan lain-lain)”
“Menangani limbah laboratorium sesuai dengan Dilakukan
prosedur yang berlaku”
Sumber : Data Primer, diolah Agustus 2015

Secara keseluruhan kompetensi kabupaten Jembrana juga masih


yang dimiliki oleh pengelola berkualifikasi kurang, hal ini disebabkan
laboratorium IPA meliputi kepala oleh kurangnya pengetahuan pengelola
laboratorium IPA dan guru-guru IPA di laboratorium tentang pengelolaan
SMPN 4 Sumenep tidak sesuai dengan laboratorium yang seharusnya dapat
standar pengelola laboratorium IPA, menunjang proses belajar siswa, dan
banyak beberapa hal mekanis dan teknis kurang optimalnya supervisi yang
yang seharusnya dilakukan oleh dilakukan oleh kepala terhadap pengelola
pengelola laboratorium IPA tidak laboratorium fisika di sekolah. Oleh
terpenuhi. Kompetensi pengelola karena itu pengelolaan laboratorium yang
laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
cenderung lebih berkompeten di dalam oleh pemerintah tidak terlaksana dengan
pengadministrasian laboratorium dan baik.
mekanisme operasional laboratorium
IPA. Hanya saja tidak ada prosedur yang
tertulis mengenai mekanisme tersebut.
Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian Katili, dkk (2013) yang
menyebutkan kompetensi pengelola
laboratorium IPA di lima SMA negeri

Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017 45


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

PENUTUP Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips


Simpulan Praktis Membangun dan Mengolah
Simpulan dalam penelitian ini adalah Administrasi Sekolah. Yogyakarta :
Tugas-tugas pengelola laboratorium IPA Diva Press.
SMPN 4 Sumenep belum memenuhi Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola
standar tenaga laboratorium IPA SMP. Laboratorium Sekolah : IPA,
Banyak beberapa hal mekanis dan teknis Bahasa, Komputer, dan Kimia.
yang seharusnya dilakukan oleh Jogjakarta : Diva Press.
pengelola laboratorium IPA namun tidak Depdiknas. TT. Panduan Model
dilakukan. Kompetensi manajeral dan Pembelajaran Terpadu IPA
profesional Kepala laboratorium IPA SMP/MTs/SMPLB. Jakarta :
hampir keseluruhan belum terlaksana, Depdiknas (Bagian Proyek
sedangkan guru-guru IPA yang terlibat Pengembangan Kurikulum).
dalam pengelolaan laboratorium IPA Habibi., Anik Anekawati., dan Sayyida.
sebagai laboran/teknisi yakni sebagian 2012. Pembelajaran IPA Berbasis
terlaksana dan sebagian tidak terlaksana. Kultur Masyarakat (Buku Panduan
Pelaksanaan tugas pengelola Guru). Penelitian PHB. Sumenep :
laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep Unija Sumenep.
cenderung lebih berkompeten dalam hal Habibi. 2010. Pembelajaran IPA 1.
pengadministrasian laboratorium dan Sumenep : Unija Press.
mekanisme operasional laboratorium Habibi. 2012. Pembelajaran IPA 1 (edisi
IPA. Hanya saja tidak ada prosedur yang revisi). Sumenep : Unija Press.
tertulis mengenai mekanisme tersebut. Hofstein, A dan R.M. Naaman. (2007).
The laboratory in science
Saran education: the state of the art.
Saran untuk menindaklanjuti Journal the Royal Society of
keterbatasan penelitian adalah sebagai Chemistry, 8. (2), 105-107.
berikut. Katili, dkk. 2013. Analisis Sarana dan
1. Pada penelitian selanjutnya, Intensitas Penggunaan
diharapkan memperluas memilih Laboratorium Fisika Serta
indikator kompetensi pengelola lab. Kontribusinya Terhadap Hasil
IPA. Belajar Siswa SMA Negeri di
2. Peneliti menyarankan kepada pihak Kabupaten Jembrana. Singaraja :
pengelola laboratorium IPA SMN 4 Vol. 3 Tahun 2013. E-Journal
Sumenep untuk menginventarisasi alat Program Pascasarjana Universitas
dan bahan berdasarkan kondisi Pendidikan Ganesha Prodi IPA.
sebenarnya alat yang dimiliki dan Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan
dapat memberikan kode dari setiap Implementasi Kurikulum 2013.
alat serta menggolongkan berdasarkan Jakarta: Kementerian Pendidikan
bidang ilmu fisika/biologi untuk dan Kebudayaan.
memudahkan penataan alat dan bahan Novianti, N.R. 2011. Kontribusi
serta memudahkan pengambilan Pengelolaan Laboratorium dan
alat/bahan pada saat melakukan Motivasi Belajar Siswa Terhadap
praktikum. Efektivitas Pembelajaran
Penelitian pada SMP Negeri dan
Swasta di Kabupaten Kuningan
DAFTAR PUSTAKA Provinsi Jawa Barat. Jurnal UPI
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar (1). 158-166.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
Bumi Aksara. Tahun 2005 tentang Standar

46 Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017


Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA

Nasional Pendidikan. [Versi


Elektonik].
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.
[Versi Elektonik].
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Standar Tenanga Laboratorium
Sekolah/Madrasah. [Versi
Elektonik].
Subamia., Nyoman Sukarta., dan I.D
Ketut Sastrawidana. 2013.
Pelatihan Keterampilan Khusus
(Reparasi, Modifikasi dan
Duplikasi) Alat-Alat Laboratorium
IPA bagi Staf Laboratorium SMP
Se-Kabupaten Buleleng. Laporan
PPM Undiksha. Singaraja :
Universitas Pendidikan Ganesha.

Jurnal Lensa, Volume 7 Jilid 1 Mei 2017 47

Anda mungkin juga menyukai