Anda di halaman 1dari 11

Nama : Pratama Hadi W

Npm : 17051010020

A. Pengertian Definisi Bangunan Komersial


Pengertian bangunan komersial yaitu bangunan yang sengaja didirikan untuk
menghasilkan keuntungan dari aktivitas komersial bangunan tersebut bagi pemiliknya.
Definisi aktivitas komersial adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan
jual, beli, dan sewa. Jadi bangunan komersial merupakan bangunan yang dijual kembali ke
pembeli atau disewakan selama periode waktu tertentu.

Seseorang yang menyewa atau membeli bangunan komersial umumnya akan menjual
barang dan atau jasa. Contoh bangunan komersial yang digunakan untuk menjual barang
antara lain kios, ruko, supermarket, mall, pasar, dan restoran. Sedangkan bangunan komersial
yang dipakai untuk menjual jasa misalnya laundry, hotel, dan perkantoran.

B. Jenis-Jenis Bangunan Komersial


1. Jasa kantor sewa

(Gedung Graha Pena, Surabaya)

Menurut Hunt.W.D Dalam Marlin (2008), Kantor Sewa adalah suatu


bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secar Profesional
memaparkan bahwa Kantor Sewa merupakan suatu fasilitas perkantoran yang
berkelompok dalam suatu bangunan sebagai respon terhadap pesatnya pertumbuhan
ekonomi khusus di kota-kota besar (Perkembangan industry bangunan/Konstruksi,
Perdagangan, Perbankan, dll).
Fungsi kantor sewa adalah untuk menampung perusahaan-perusahaan
penyewa dalam melaksanakan atau melakukan pelayanan, kegiatan administrasi
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pokok, yaitu untuk mendapatkan
keuntungan finansial.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

2. Hunian Apartemen

(Apartement Sumatra 36, Surabaya)

Bangunan yang memuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau
rumah petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat
kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau
disesuaikan dengan sasaran konsumen bagi setiap apartemen (Endy Marlina,Panduan
Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta, 2008).
Bangunan apartmen memiliki beberapa syarat, yaitu:
Syarat – syarat bangunan apartemen menurut (Times-Saver Standards For
Building Types), adalah:
 ENTRANCE APARTEMEN
o Bagian entrance apartemen harus menarik dan mudah dilihat.
o Bagian entrance menyediakan tempat untuk: berjalan, kendaraan
menurunkan penumpang, menaikkan barang bawaan, dan tempat
untuk menurunkan barang bawaan.
o Bagian entrance harus mudah di akses, dan mudah akses bila
terjadi kebakaran.
o Kanopi entrance melindungi dari angin dan hujan.
o Skala dan karakter entrance mengikuti desain bangunan.
o Lebar entrance minimal 5,5 meter, atau dapat dilalui untuk 2 mobil.
 PENGIRIMAN BARANG
Pengiriman dan pengantaran barang, pengantar barang tidak
boleh hingga depan pintu.
 AKTIVITAS ORANG TUA DAN ANAK DILAKUKAN DI RUANG
KELUARGA
Kamar anak sebisa mungkin dapat diakses dari ruang keluarga,
sehingga dapat diawasi.
 AKSES DARI RUANG TIDUR KE KAMAR MANDI
Akses dari ruang tidur ke kamar mandi tidak menjadi satu jalur
dengan ruang keluarga.
 AKSES DARI DAPUR KE KAMAR MANDI
Akses dari dapur ke kamar mandi, dapat dimungkinkan satu
jalur dengan ruang keluarga.
 SERVIS DARI DAPUR KE RUANG MAKAN
Servis dari dapur ke ruang makan dapat berhubungan dengan
ruang lainnya.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

3. Hotel

(Fairfield by Marriott, Surabaya)


Menurut keputusan Parpostel No KM 94/HK103/MPPT 1987, Hotel adalah
salah satu jenis akomodasi yang menerapkan sebagai atau semua bagian untuk jasa
fasilitas penginapan, fasilitas makan dan makanan serta jasa lainnya bagi masyarakat
umum yang dioperasikan secara komersial.
Menurut SK. Menteri perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/ Phb.77; Hotel
merupakan salah satu jenis akomodasi komersil, yaitu suatu bentuk akomodasi yang
dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
dan penginapan berikut makan dan minum. Lebih lanjut, Abbott & Lewry
(2002) mengklasifikasikan hotel berdasarkan jumlah bintangnya menjadi:
a) Hotel bintang satu
Berukuran kecil dengan kamar mandi yang memadai. Makanan
disediakan terbatas untuk tamu yang menginap.
b) Hotel bintang dua
Akomodasi dengan standar yang lebih tinggi, dilengkapi dengan kamar
mandi pribadi.
c) Hotel bintang tiga
Akomodasi yang lebih luas, semua kamar dilengkapi dengan
kamar mandi pribadi. Perabotan dan fasilitas di dalam kamar lebih baik
dan lebih lengkap.
d) Hotel bintang empat
Standar yang tinggi untuk kenyamanan dan pelayanannya. Semua
kamar dilengkapi dengan kamar mandi pribadi.
e) Hotel bintang lima
Hotel dengan desain mewah yang menawarkan standar
internasional tertinggi.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

4. Perdagangan Pusat Perbelanjaan

(Ciputra World, Surabaya)


Suatu wadah yang dipergunakan sebagai tempat untuk menampung kelompok
pedagang dalam suatu system menejemen terancang yang memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan eknomi masyarkat dalam suatu lingkaran tertentu dan merupakan
salah satu fasilitas kota untuk memberikan kenikmatan berbelanja. (The American
People Encyclopedia, Grolier Incorporated, New York, 1981).

Klasifikasi Pusat Perbelanjaan


a. Dilihat dari luas areal pelayanan berdasarkan U.L.I standar (Shopping
Centers,Planning,Development dan Administration,Edgar lion P.Eng).
i. Regional Shopping Centers Luas areal antara 27.870 – 92.900
m2 ,terdiri dari 2 atau lebih yang seukuran dengan department
store. Skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 10
penduduk,terletak pada lokasi yang strategis,tergabung dengan
lokasi perkantoran,rekreasi dan seni.
ii. Community Shopping Centre Luas areal antara 9.290 – 23.225
m2 ,terdiri atas junior department store,supermarket dengan
jangkauan pelayanan antara 40.000 – 150.000
penduduk,terletak pada lokasi mendekati pusat-pusat kota
(wilayah).
iii. Neigbourhood Shopping Centre Luas areal antara 2.720 – 9.290
m2 . Jangkauan pelayanan antara 5.000 – 40.000 penduduk.
Unit terbesar berbentuk supermarket,berada pada suatu
lingkungan tertentu.

b. Dilihat dari jenis barang yang dijual ( Design for Shopping


Centers,1982, Nadine Beddington).
i. Demand (permintaan),yaitu menjual kebutuhan sehari-hari
yang juga merupakan kebutuhan pokok.
ii. Semi Demand (setengah permintaan),yaitu yang menjual
barang-barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan
sehari-hari.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

iii. Implus (barang yang menarik),yaitu yang menjual barang-


barang mewah yang menggerakan hati konsumen pada waktu
tertentu untuk membelinya.
iv. Drugery,yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti
sabun,parfum dan lain-lain.

C. Faktor-faktor Rancangan Bangunan Komersial


Keberhasilan dalam membuat bangunan komersial di antaranya dapat diketahui dari
jumlah keuntungan yang dihasilkan dan feedback yang disampaikan oleh pembeli/penyewa.
Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin sukses pula pengadaan bangunan tersebut.
Begitupun dengan feedback yang diterima, kesan yang positif diharapkan dapat memikat hati
para calon konsumen yang lain.

Agar harapan di atas bisa terwujud, perancangan dan pendirian bangunan komersial
harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini!

1. Faktor pencitraan adalah nilai yang melekat pada suatu bangunan. Setiap bangunan
komersial harus memiliki citra yang kuat dan bagus sebagai daya tarik terhadap calon
konsumen.
2. Faktor ekonomi berkaitan langsung dengan aspek keuangan. Harga bangunan perlu
disesuaikan terhadap target pasar dengan perawatan yang mudah dan hemat.
3. Faktor lokasi diukur dari strategis tidaknya posisi bangunan tersebut. Bangunan
komersial sebaiknya dibuat di daerah-daerah yang mudah dicari, dilihat, dan
dijangkau.
4. Faktor keamanan erat kaitannya dengan keselamatan para penghuni bangunan.
Sebagai antisipasi juga perlu disediakan sarana dan prasarana pendukung keamanan
bangunan.
5. Faktor kenyamanan menciptakan perasaan betah bagi konsumen selama memiliki
bangunan tersebut. Hal-hal yang terkait dengan faktor ini yaitu penghawaan,
pencahayaan, audio, dan sirkulasi.
6. Faktor investasi menyangkut kebutuhan jangka panjang konsumen. Faktor ini penting
diperhatikan untuk mengantisipasi dinamika perubahan sosial.
7. Faktor kondisi wajib seirama dengan potensi dan karakter daerah pembangunan.
Sebab faktor ini mampu menunjang kelancaran aktivitas komersial dari bangunan
tersebut.
8. Faktor sosial budaya menarik minat masyarakat setempat untuk menerima keberadaan
bangunan seutuhnya. Hal ini juga akan mendorong kelancaran bisnis dari bangunan
komersial tersebut.
9. Faktor teknologi artinya bangunan komersial seyogyanya dilengkapi dengan teknologi
terbaru. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan manfaat bangunan tersebut secara
efektif dan efisien.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

D. Tahap Kegiatan Bangunan Komersial


 Pengurusan Izin
Perizinan bangunan komersial meliputi izin lokasi, advice planning , RTLB
(Rencana Tata Letak Ba-ngunan), UKL-UPL, HO (izin gangguan), IMB (Izin
Mendirikan Bangunan), dan perizinan lainnya sesuai dengan peraturan daerah tempat
gedung berdiri.
 Pembebasan lahan
Lahan tempat mendirikan bangun-an seringkali masih dikuasai oleh pemilik
tanah atau sudah berdiri bangunan. Karenanya, lahan tersebut harus dibebaskan lebih
dahulu. Pembebasan lahan seringkali me-nimbulkan mispersepsi di antara pemrakarsa
dengan masyarakat.
 Mobilisasi Tenaga Kerja dan Bahan Bangunan
Untuk kelancaran pembangunan fisik bangunan, dibutuhkan tenaga kerja dari
bebagai kualifikasi. Sedapat mungkin tenaga kerja diambil dari penduduk sekitar
lokasi proyek. Mobilisasi bahan bangunan dan peralatan juga dilakukan termasuk
mesin, alat berat, material bangunan, kayu, pipa, besi beton, dan bahan bangunan
lainnya.
 Penanganan Limbah
Limbah cair yang biasanya dihasilkan dari kamar mandi, WC, wastafel, dan
dapur harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air. Limbah padat
lainnya sebagai hasil kegiatan akan ditampung dalam bak sampah yang disediakan.
Sampah dalam bak akan diambil oleh petugas secara rutin.
 Penyediaan Air Bersih
Kebutuhan air bersih perlu diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah
orang yang akan beraktivitas dalam kegiatan di dalam gedung setiap hari. Kebutuhan
air biasanya dipergunakan untuk karyawan, pengunjung, pemeliharaan bangunan,
taman, dan hidran.
 Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang
Sebelum bangunan fisik, dilakukan pembangunan base camp untuk tempat
kerja yang dilengkapi dengan fasilitas MCK non-permanen, sarana air bersih, gudang
penyimpanan peralatan dan bahan bangunan, sarana proteksi kebakaran, sarana K3,
dan lain-lain.
 Perencanaan Kebutuhan Air dan Pengolahan Limbah pada Saat Konstruksi
Volume air yang dibutuhkan pada saat konstruksi sangat besar. Penggunaan
air untuk memenuhi kebutuhan kegiatan kons-truksi bangunan dan pekerja. Sumber
air dapat diperoleh dari PDAM atau air tanah.
 Mobilisasi Tenaga Kerja
Saat beroperasi gedung akan membutuhkan cukup banyak tenaga kerja. Untuk
gedung pusat perbelanjaan yang dibutuhkan, misalnya, pramuniaga, cleaning service,
satpam, petugas parkir, dan tenaga kerja untuk pemeliharaan sarana dan prasarana.
 Pembangunan Fisik Bangunan
Pembangunan fisik dimulai dengan pembangunan pondasi, kemudian
dilanjutkan dengan pembangunan kerangka beton. Dalam pembangunan fisik yang
perlu diperhatikan adalah instalasi listrik, telekomunikasi, jaringan air bersih,
jaringan air kotor, saluran air limpasan, instalasi tata udara, instalasi pemadam
kebakaran, sarana transportasi dalam gedung, taman dan penghijauan, dan lainnya.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

E. Citra Visual Bangunan Komersial


Penampilan visual penting artinya bagi bangunan komersial guna memberi persepsi
pada orang yang melihatnya untuk mengetahui keberadaan bangunan komersial tersebut
dengan cara menyesuaikan citra visual bangunan komersial tersebut dengaan image orang yang
melihatnya. Untuk itu perlu diupayakan citra suatu bangunan komersial yang meliputi (Hoyt.
1918):
1. Clarity ( kejelasan ) yaitu sifat dari penampilaan visual yang dapat memmjukkan
gambaraan mengenai fungsi fasilitas tersebut Maksudnya adalah visual pusat
perbelanjaan harus dapat menunjukkaan dengan jelas fungsi bangunan tersebut yaitu
Sebagai pusat perbelanjaan.
2. Boldness ( menonjol ) yaitu sifat yang menunjukkan kesan menonjol Jadi suatu pusat
perbelanjaan penampilannya harus menonjol dari lingkungan sekitarnya agar fasilitas
perdagangan tersebut dapat menarik perhatian dari pembeli / pengunjung.
3. Intimacy ( akrab ) yaitu sifat penampilan visual yang menunjukkan keakraban
bangunan dengan lingkungan sekitanya.
4. Flexibility ( fleksibelitas ) yaitu suatu citra yang memungkinkan alih guna alih citra
dan alih waktu serta membawa pengunjung untuk senantiasa mencari dan
mendapatkannya.
5. Complexity ( kompleksitas ) yaitu suatu citra penampilan bangunan yang tidak
monoton.
6. Efficiency ( efisiensi ) yaitu suatu citra penggunaan yang optimal dari setiap jengkal
ruang dan setiap biaya yang dikeluarkan.
7. Investinese ( kebaruan ) yaitu suatu sifat penampilan pusat perbelanjaan yang
memberikan citra yang mencerminka inovasi baru, ekspresif dan spesifik.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

F. Utilitas Bangunan Tinggi


1. AIR BERSIH

Sistem Pemipaan Plambing Ada dua cara system pengaturan air yaitu : system horizontal
dan system vertical.
Sistem horizontal adalah system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirkan
kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak
bertingkat. Ada dua cara yang dipakai untuk sistem pemipaan horizontal, yaitu sebagai
berikut :
a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir.
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efisien, dan
kerugiannya adalah daya pancar pada titik kran tidak sama, semakin jauh semakin
kecil daya pancarannya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring.
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan
daya pancar air ke semua titik-titik akan menghasilkan air yang sama.
Sistem Vertikal adalah Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical
banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi.
Pengambilan sumber air bersih sistem vertikal ini adalah melalui jaringan PDAM
dengan sumber cadangan dari sumur artesis, untuk bangunan berlantai banyak disediakan
bak reservoir yang terdiri dari ground reservoir dan top reservoir.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

2. AIR KOTOR

a. Pembuangan Air Bekas


Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian baik itu pakaian, peralatan
masakan dan peralatan lainnya. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran
lingkungan atau saluran roil kota.
b. Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan ayng bercampur kotoran. Air bekas/air
limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarang/dibuang ke seluruh lingkungan,
tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
c. Air Limbah Khusus
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus
seperti restoran, pabrik/industri kimia, bengkel, rumah sakit, dan laboratorium. Air
limbah khusus ini harus ditampung di tempat tertentu dengan treatment tersendiri,
lalu dapat dibuang bersama-sama dengan air bekas biasa.
d. Air Hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut
dialirkan ke saluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau
kompleks perumahan disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3”
(minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5 –
1% dengan jarak terpendek ke saluran terbuka lingkungan.
Pipa pembuangan/pipa vertical di pasang pada shaft untuk air hujan yang dapat
dibuang sejajar dengan pipa-pipa plambing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan
luas atap yang menampung air hujan tersebut.

3. LISTRIK
Penggunaan Listrik pada bangunan komersial terbilang cukup besar. Terdapat
2 sumber listrik yang dapat digunakan oleh bangunan yaitu PLN dan Genset.
Kebanyakan bangunan komersial menggunakan Genset sebagai sumber listrik.

4. TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN


Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang
atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan-
bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun
dalam menjalankan tugas atau keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

dilakukan sampai dengan 4 lantai. Bentuk dan macam lift tergantung dari fungsi dan
kegunaan gedung.
a. Lift Penumpang (yang tertutup) yaitu suatu lift penumpang dengan ukuran, berat
dan kecepatan tertentu sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Kecepatan rendah
untuk low zone biasanya melayani bangunan bertingkat tidak lebih dari 10 lantai.
Kecepatan sedang atau tinggi untuk high zone biasanya melayani bangunan
bertingkat lebih dari 10 lantai.
b. Lift penumpang yang interiornya satu bidang atau lebih berupa kaca tembus supaya
dapat menikmati pemandangan luar. Bentuk lift ini bermacam-macam, ada yang
segi lima, segi empat, bulat dan sebagainya.
c. Lift untuk kebakaran/barang, lift ini semua peralatan/perlengkapan, rangka dan
interornya harus tahan terhadap kebakaran.
Eskalator adalah suatu alat angkut yang serupa dengan alat angkut konveyor hanya
lebih dititik beratkan untuk pengangkutan orang dari lantai bawah kearah miring
menuju lantai atasnya. Dengan demikian pemasangan dengan miring > 10 dan dengan
kemiringan tertentu sesuai dengan standard perbandingan antara datar dan ketinggian
30 s.d. 35 derajat. Selain itu, ada alat angkut yang merupakan perpaduan antara
escalator dan konveyor, yang bentu jalurnya melingkar atau berbelok-belok. Panjang
eskalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang lebih kurang 60 cm dan
untuk dua orang lebih kurang 100 – 120 cm.
5. FIRE PROTECTION
Ada dua macam sistem proteksi kebakaran, yaitu :
a. Sistem proteksi aktif adalah kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan
memadamkan kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan
kebakaran.
b. Sistem proteksi pasif adalah kemampuan stabilitas struktur dan elemennya,
konstruksi tahan api kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada
bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan menjalarnya api dan
asap kebakaran.

6. PENANGKAL PETIR
Petir adalah suatu gejala listrik di atmosfir yang timbul bila terjadi banyak
kondensasidari uap air dan ada arus udara naik yang kuat. Penangkal petir ialah suatu
sistem dengan komponnen-komponen dan peralatan yang secara keseluruhan berfungsi
untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari
bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya
sambaran petir.

7. TATA UDARA (AC)


Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara
sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain
itu, mengatur aliran udara dan kebersihannya.

Penyegar udara yang baik harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :


a. Dapat mengatur dan menyesuaikan suhu didalam ruangan.
b. Dapat menjaga dan mengatur kelembaban udara.
c. Memperlengkapi penukaran udara dengan baik.
Nama : Pratama Hadi W
Npm : 17051010020

d. Dapat mengedarkan kembali udara yang telah ada di dalam ruang yang sudah
diberikan pengaturan udara.
e. Dapat menyaring dan membersihkan udara.
8. SAMPAH (LIMBAH)
Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya
bangunan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel,
restoran dan supermarket.

Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu dipersiapkan :


a. Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak ditempat-tempat bagian service
di setiap lantai, dan
b. Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan/gudang dengan
dilengkapi kereta-kereta bak sampah.
Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas :
a. Kran air untuk pembersihan
b. Sprinkler untuk mencegah kebakaran.
c. Lampu sebagai penerangan, dan
d. Alat pendingin untuk sampah basah supaya tidak terjadi pembusukan.

Anda mungkin juga menyukai