Anda di halaman 1dari 11

JDEP Vol. 2 No.

2 (2019)

Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan (JDEP)


UR L: h t t p:/ / j de p . up nj a t im. a c . id / i ndex . p hp / j dep

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM


MENGGUNAKAN INTERNET BANKING DI SURABAYA
Melanie1. M.Taufiq2.
I NF OR M AS I ARTI KE L ABS TR AC T
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
melanie0201@gmail.com1. taufiqtbn4@gmail.com2
This research is used to find out the factors that influence the customer's decision to use
Article history:
Dikirim tanggal: internet banking.This research uses analysis techniques in the form of factor analysis. The
Diterima tanggal: data used are primary data. The sample used was 100 respondents. The number of
Tersedia online tanggal: variables studied was 18 variables. Data from respondents is processed by SPSS 13.The
result of this research showed that there were 4 factors that influenced customer decisions
to use internet banking, namely the security factor of money transferred with eigen value
8,023, the effective and efficient factor with eigen value 1,774, the magnitude of risk factor
with eigen value 1,226 and the flexible use factor with eigen value 1,180
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan
Internet banking, the security
nasabah dalam menggunakan internet banking. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
factor of the money being transferred, the
berupa analisis faktor. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang digunakan
effective and efficient factor, the magnitude
sebanyak 100 responden. Jumlah variabel yang diteliti sebanyak 18 variabel. Data yang
of the risk factor, the flexible usage factor
diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS 13. Hasil penelitian menunjukkan. bahwa
ada 4 faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah menggunakan internet banking yaitu
faktor keamanan uang yang ditransfer dengan eigen value 8.023, faktor efektif dan efisien
dengan eigen value 1.774, faktor besarnya resiko dengan eigen value 1.226 dan faktor
penggunaan yang fleksibel dengan eigen value 1.180

2019 FEB UPNVJT. All rights reserved


JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

1. PENDAHULUAN perbankan, sedangkan manfaat bagi bank dengan


Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh mengembangkan layanan internet banking yakni dapat
dengan pesat dan mendominasi kegiatan perekonomian menjadi solusi murah untuk perkembangan
di Indonesia. Jika dulu bank berlomba – lomba untuk infrastruktur jika dibandingkan dengan membuka
ekspansi dengan membuka kantor cabang untuk dekat outlet ATM (Automated Teller Machine).
dengan nasabahnya. Nasabah jika ingin menabung Walaupun internet banking memberikan
maka harus mendatangi bank dan menyetorkan uang banyak manfaat, pada kenyataannya masih banyak
melalui teller. Begitupun jika nasabah ingin menarik masyarakat yang belum berminat menggunakan
uang, melakukan transfer, maupun melakukan internet banking. Penggunaan yang mudah belum tentu
pembayaran. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan menjadi bahan pertimbangan nasabah dalam
yang umum dilakukan pada transaksi perbankan secara menggunakan internet banking. Nasabah masih
manual. mempertimbangkan faktor resiko yang didapat dari
Namun sekarang selama hampir dua dekade penggunaan internet banking. Nasabah masih khawatir
terakhir transaksi di cabang kini tak banyak menjadi akan penyalahgunaan data privasi nasabah oleh oknum
pilihan nasabah. Antrean panjang bak ular di kantor – oknum yang tidak bertanggung jawab. Selain itu
cabang kini sudah jarang terlihat. . Hal itu didorong faktor kepercayaan nasabah juga menjadi salah satu hal
dengan adanya perkembangan terutama teknologi yang dipertimbangkan. Nasabah harus benar – benar
digital. Perkembangan teknologi digital yang sangat yakin bahwa layanan internet banking ini tidak rawan
pesat membuat perbankan mulai beralih untuk dengan serangan virus yang akhirnya dapat merugikan
mengembangkan layanan perbankan dengan sentuhan pihak nasabah.
digital. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari
Berdasarkan data yang ditampilkan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor
cnbc indonesia, saat ini jumlah bank komersial sudah apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan
berkurang yang sebelumnya berjumlah 120 bank pada nasabah dalam menggunakan internet banking di
tahun 2014 kini menjadi 111 bank pada tahun 2019. Surabaya.
Begitupula dengan kantor cabang pada Oktober 2015
mencapai 32.963 kantor dan pada Agustus 2019 turun 2. KAJIAN LITERATUR
menjadi 31.411 cabang. A. PENGERTIAN BANK
Selain itu berkembangnya fintech dengan Secara sederhana, bank merupakakan lembaga
persyaratan yang lebih mudah juga dapat menarik keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana
minat masyarakat dalam menggunakannya. Jika dari masyarakat pemilik dana dan menyalurkan dana
dibandingkan dengan persyaratan internet banking, yang dihimpun kepada masyarakat yang memerlukan
nasabah terlebih dahulu perlu membuat rekening lalu dananya (Mahardika, 2015).
barulah bisa nasabah menggunakan internet banking B. INTERNET BANKING
sedangkan untuk penggunaan fintech sendiri jauh lebih Menurut Hettiarachchi dalam jurnal yang berjudul
mudah dan sederhana. Pengguna cukup melakukan “Factor Affecting To Customer Adoption of Internet
registrasi sederhana pada aplikasi fintech, lalu Banking”, Internet banking memiliki banyak istilah
pengguna dapat menggunakan untuk berbagai seperti online banking, electronic banking, internet
transaksi. banking, e-banking, virtual banking dan lain lain. Pada
Di sisi lain peran kantor cabang mulai umumnya internet banking adalah sebuah fitur yang
tergantikan oleh bank yang ada dalam genggaman diperkenalkan oleh bank kepada nasabahnya untuk
tangan alias ponsel. Dulu sebelum adanya internet mengakses ke akun yang terdaftar pada website bank
banking dan mobile banking, untuk mentransfer uang dan melalukan transaksi perbankan seperti membuka
saja nasabah perlu pergi ke cabang bahkan ke ATM. rekening, mentransfer dana antar rekening bank yang
Namun sekarang dengan adanya mobile banking dan berbeda, menyajikan tagihan elektronik dan
internet banking, nasabah tidak perlu repot – repot pembayaran.
untuk datang ke ATM atau ke cabang untuk C. PERSEPSI
melakukan transaksi perbankan pada umumnya. Persepsi adalah suatu proses yang
Internet banking dapat memberikan manfaat memungkinkan kita mengorganisir informasi dan
baik bagi nasabah maupun bagi bank. Manfaat bagi mengintepretasikan kesan terhadap lingkungan
nasabah yaitu internet banking menawarkan sekitarnya (Wibowo, 2014).
kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

D. Faktor mempengaruhi Persepsi banking. Hal yang paling penting dari persepsi resiko
Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi nasabah ialah keamanan dari layanan internet banking
tersebut digambarkan oleh Robbin dan Judge yang ditawarkan yang mana dapat mempengaruhi
(2011 : 203) dalam Wibowo (2014) : Persepsi keputusan pembelian nasabah.
dibentuk oleh tiga faktor yaitu perceiver, orang H. PERSEPSI KEPERCAYAAN (TRUST)
yang memberikan persepsi ; target, orang atau Berdasakan Mayer et al (1995) kepercayaan
konsumen dapat didefinisikan sebagai kesediaan satu
objek yang menjadi sasaran persepsi ; dan situasi,
pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain
keadaan pada saat persepsi dilakukan. berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan
E. PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya,
(PERCEIVED EASE OF USE) terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan
Berdasar Jogiyanto (2007 : 115), Persepsi mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Hafid
kemudahan penggunaan (perceived ease of use) Nur Yudha,Jaka Isgiyarta, 2015).
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya Kepercayaan secara signifikan mempengaruhi
bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari kesediaan nasabah untuk menggunakan internet
usaha (Hafid Nur Yudha,Jaka Isgiyarta, 2015). Davis banking (Suh et al,2007 dalam jurnal Alkailani
(1989) menyebutkan indikator yang digunakan yang “Factor Affecting the Adoption of Internet Banking in
digunakan untuk mengukur perceived ease of use yaitu Jordan). Para peneliti memperkirakan ada hubungan
mudah dipelajari, fleksibel, dapat mengontrol antara kepercayaan konsumen dengan internet
pekerjaan serta mudah digunakan. Menurut banking. Page dan Lunding (2003) juga
Rigopoulos dan Askounis (2007), Gefen et al. (2003) mempertimbangkan bahwa kepercayaan adalah salah
serta Yahyapour (2008) perceived ease of use juga satu faktor pendorong yang penting dalam adopsi
dapat diukur melalui indikator jelas dan mudah internet banking (Alkailani, 2016).
dimengerti serta mudah dikuasai (Yudha, 2015). I. FITUR LAYANAN
F. PERSEPSI MANFAAT (PERCEIVED Menurut Schmitt (2010) dalam Setyo Ferry
USEFULNESS) Wibowo dan Dede Rosmadi (2015), fitur adalah
Menurut Davis (1989) dalam Alkailani (2016) pada karakteristik yang menambah fungsi dasar suatu
jurnalnya yang berjudul “Factor Affecting the produk karena fitur ini menjadi alasan konsumen untuk
Adoption of Internet Banking in Jordan”, memilih suatu produk, maka bagi pemasar tradisional
mengemukakan bahwa persepsi manfaat ialah sejauh fitur adalah alat kunci untuk mendefensiasikan produk
mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan mereka dengan produk pesaing.
suatu teknologi dapat meningkatkan kinerja J. KEPUTUSAN NASABAH
pekerjaannya. Menurut Almuntaha (2008 : 14) Menurut Kotler (2008) dalam Ekadhesti
dalam Ahmad (2014) persepsi pengguna terhadap (2017),proses keputusan nasabah yang spesifik terdiri
manfaat teknologi dapat diukur dari beberapa dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah
faktor berikut : kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
1. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
produktivitas pengguna Secara rinci tahap – tahap ini dapat diuraikan sebagai
2. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan berikut :
kinerja pengguna 1. Pengenalan masalah, yaitu konsumen
menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen
3. Pengguna teknologi dapat meningkatkan
menyadari adanya perbedaan antara kondisi
efisiensi proses yang dilakukan pengguna sesungguhnya dengan kondisi yang
G. PERSEPSI RESIKO (RISK) diharapkan.
Menurut Pavlou (2011) dalam Amijaya (2010),
2. Pencarian informasi, yaitu konsumen ingin
Resiko didefinisikan sebagai perkiraan subyektif
mencari lebih banyak konsumen yang
konsumen untuk menderita kerugian dalam menerima
mungkin hanya memperbesar perhatian atau
hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini indikator
melakukan perncarian informasi secara aktif.
resiko dilihat dari tindakan yang dilakukan bank dalam
3. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan
memperkecil resiko dari penggunaan internet banking
mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui
sehingga diharapkan dengan tindakan bank untuk
pencarian informasi untuk mendapatkan
memperkecil resiko dapat berdampak positif pada
alternatif pilihan terbaik yang akan digunakan
minat konsumen dalam menggunakan layanan internet
untuk melakukan keputusan pembelian.
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

4. Keputusan membeli, yaitu melakukan 3. METODOLOGI PENELITIAN


keputusan untuk melakukan pembelian yang A. Definisi Operasional
telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel
merek yang akan dipilih. yang berjumlah 18 variabel. Adapun variabel –
5. Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
dimana sesudah pembelian terhadap suatu berikut :
produk atau jasa maka konsumen akan 1. Mudah dipraktekkan (X1)
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau Internet banking dikatakan mudah dalam
tidak kepuasan. penggunaan jika internet banking dapat dan mudah
K. KERANGKA KONSEPTUAL dipraktekkan oleh semua nasabah dan nasabah tidak
memperlukan usaha yang lebih dalam
menggunakannya.
2. Mudah dipelajari (X2)
Internet banking dikatakan mudah dalam
penggunaan jika internet banking mudah dipelajari
oleh semua nasabah.
3. Kemampuan melakukan segala transaksi (X3)
Internet banking dikatakan mudah dalam
penggunaan jika dapat melakukan segala transaksi
perbankan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
4. Penggunaan yang fleksibel (X4)
Internet banking dikatakan mudah dalam
penggunaan jika dalam penggunaan internet
banking cukup fleksibel tanpa terikat waktu dan
tempat.
5. Efektif dan Efisien (X5)
Internet banking dikatakan bermanfaat bagi nasabah
jika aktivitas transaksi keuangan menjadi lebih
efektif dan efisien.
6. Menghemat Waktu (X6)
Internet banking dikatakan bermanfaat bagi nasabah
jika dengan penggunaan internet banking dapat
menghemat waktu nasabah. Nasabah tidak perlu
datang ke bank hanya untuk melakukan transaksi
keuangan.
7. Lebih murah (X7)
Internet banking dikatakan bermanfaat bagi nasabah
jika biaya untuk menggunakan internet banking
lebih murah jika dibandingkan dengan fasilitas
perbankan yang lainnya.
8. Besarnya resiko (X8)
Gambar 1. Kerangka Konseptual Internet banking dikatakan tidak beresiko bagi
Sumber : Peneliti nasabah jika dalam penggunaannya besar resiko
L. HIPOTESIS yang ditimbulkan lebih kecil atau bahkan tidak ada
Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka resiko.
penulis membuat hipotesis sementara bahwa faktor – 9. Keamanan transaksi (X9)
faktor diatas adalah faktor – faktor yang Internet banking dikatakan tidak beresiko bagi
dipertimbangkan oleh nasabah dalam pengambilan nasabah jika dalam menggunakan internet banking
keputusan menggunakan internet banking. untuk transaksi perbankan, nasabah merasa aman
akan transaksi yang dilakukannya.
10. Kebutuhan transaksi (X10)
Internet banking dikatakan tidak beresiko bagi
nasabah jika Internet banking dapat menjamin
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

setiap kebutuhan nasabah dalam melakukan a. Nilai 1 artinya Sangat Tidak Setuju (STS)
transaksi. b. Nilai 2 artinya Tidak Setuju (TS)
c. Nilai 3 artinya Netral (N)
d. Nilai 4 artinya Setuju (S)
e. Nilai 5 artinya Sangat Setuju (SS)
11. Jaminan keamanan dari bank (X11)
C. Populasi dan Sampel
Internet banking dikatakan tidak beresiko jika bank Populasi untuk pengujian hipotesis penelitian ini
dapat menjamin keamanan setiap transaksi yang adalah nasabah bank yang menggunakan layanan
dilakukan oleh nasabah. internet banking di Surabaya. Dikarenakan jumlah
12. Kerahasiaan Informasi Privasi (X12)
nasabah ini tersebar dan sulit untuk diketahui secara
Internet banking dikatakan dapat dipercaya jika pasti, maka penentuan jumlah sampel yang akan
informasi yang bersifat privasi dan pribadi dapat digunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran
dirahasiakan oleh bank ketika nasabah melakukan sampel menurut Ghozali (2011) yaitu 5 – 10 kali dari
transaksi melalui internet banking. jumlah indikator.
13. Sistem keamanan bertingkat dan teruji (X13)
Pada penelitian ini, terdapat 18 indikator dan
Internet banking dikatakan dapat dipercaya jika jumlah parameter yang digunakan adalah sebanyak 18
bank memiliki sistem keamanan yang bertingkat parameter, oleh sebab itu jumlah sampel yang
dan teruji yang aman dari kejahatan. ditetapkan dalam penelitian ini sebesar (18*5 = 90),
14. Keamanan uang yang ditransfer (X14)
maka sampel yang akan digunakan minimal 90
Internet banking dikatakan dapat dipercaya jika responden namun dibulatkan oleh penulis menjadi 100
nasabah melakukan transfer maka keamanan uang responden. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian
yang ditransfer dapat dijamin oleh bank. ini yaitu :
15. Perlindungan privasi (X15)
a. Responden sudah menggunakan internet
Internet banking dikatakan dapat dipercaya jika banking minimal 1 bulan
instansi perbankan memberikan perlindungan b. Responden berusia lebih dari 15 tahun
privasi kepada nasabah yang memiliki internet c. Responden berasal atau berdomisili di
banking. Surabaya
16. Kelengkapan fasilitas transaksi (X16)
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
Dalam fitur layanan, bank menyediakan ini adalah nonprobability sampling. Nonprobability
kelengkapan fasilitas transaksi internet banking sampling adalah teknik pengambilan sampel random
bagi nasabah. yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang
17. Kesesuaian fasilitas yang dibutuhkan (X17)
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
Dalam fitur layanan, Bank menyesuaikan fasilitas dipilih menjadi sampel (Sujarweni,2015).
yang ada pada internet banking dengan kebutuhan D. Teknik Pengumpulan Data
nasabah sehingga hanya dengan menggunakan 1. Jenis Data
internet banking saja, segala kebutuhan nasabah Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
dapat terpenuhi. adalah kualitatif yaitu data hasil kategori dari data
18. Keamanan fasilitas dari virus (X18)
bukan angka yang diubah menjadi data berupa
Dalam fitur layanan, bank menjamin keamanan angka.
fasilitas internet banking agar terhindar dari 2. Sumber Data
serangan virus yang akhirnya dapat merugikan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
pihak nasabah. adalah data primer, yaitu data yang diambil secara
B. Pengukuran Variabel
langsung dari responden dengan cara memberikan
Dalam penelitian ini, skala pengukuran variabel pertanyaan langsung atau wawancara maupun
yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu dengan memberikan lembaran kuesioner.
menggunakan teknik pembobotan skala likert. Analisis 3. Metode Pengumpulan Data
yang dilakukan dengan cara meminta responden Pengumpulan data yang dilakukan dalam skripsi ini
menyatakan pendapanya tentang beberapa pernyataan dilakukan dengan cara kuesioner, dengan
yang berkaitan dengan objek penelitian dalam tingkat melakukan penyebaran kuesioner pada responden.
persetujuan mereka dengan cara memilih salah satu E. Teknik Analisis Data
pilihan yang tersedia. Dalam penelitian ini, setiap
1. Uji Validitas
pertanyaan yang ada akan terdapat masing – masing Validitas sebagai ukuran seberapa akurat alat ukur
pilihan skala seperti berikut : yang digunakan. Semakin tinggi nilainya maka tes –
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

tes tersebut semakin mengenai sasaran dan semakin unit fsn


menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkan. Ui = Faktor unit variabel 1
Pengujian validitas ini dimulai dengan melakukan Faktor unik tidak berkorelasi dengan faktor – faktor
internal validity,dimana kriteria yang dipakai berasal unik lainnya dan juga terhadap common factor.
dari dalam tes itu sendiri dan masing – masing item Common factor itu sendiri sebenarnya dapat
variabel dikorelasikan dengan nilai total yang diekspresikan sama bagi kombinasi linier dari variabel
diperoleh dari koefisien korelasi product moment. Jika – variabel yang diobservasi. Sehingga dapat
korelasi rendah dan tidak signifikan, maka item yang dirumuskan sebagai berikut :
bersangkutan gugur. Taraf signifikan yang digunakan Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 +........ + WiKXK
sebesar 5% perhitungan korelasi pada masing – masing Dimana :
variabel dengan skor total menggunakan teknik Fi = Estimasi faktor ke -1
korelasi product moment dengan formulasi sebagai W = Bobot atau scor koefisien factor
berikut : K = Jumlah variabel
Proses utama analisis faktor meliputi hal – hal berikut :
√[ ] [ ] a. Menentukan faktor apa saja yang akan dianalisis
r = korelasi b. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji
n = Jumlah responden bahwa variabel – variabel dalam sampel
x = skor tiap variabel berkorelasi
y = skor total tiap responden c. Uji Kaiser – Mayer – Olkin (KMO) untuk
2. Uji Reliabilitas mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran
Uji reliabilitas merupakan indeks yang kelayakan sampel. Uji KMO dan Barlett’s Test
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat memiliki beberapa ketentuan, yaitu angka KMO
diandalkan. Cara mencari reliabilitas untuk seluruh (Kaiser – Mayer – Olkin) haruslah berada di atas
item adalah dengan mengkorelasikan angka yang 0,5
diperoleh dengan menggunakan rumus : d. Uji MSA (Measure of Sampling Adequancy)
[ dipergunakan untuk menganalisis setiap variabel
][ ]
berikutnya. Angka MSA haruslah berada pada 0
r = reliabilitas instrumen (cronbachalfa) sampai 1 dengan kriteria :
k = banyaknya butir pertanyaan a) MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa
Ʃσb² = total varian butir kesalahan oleh variabel yang lain
σt² = total varian b) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama – dan bisa dianalisis lebih lanjut
sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai c) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan
cronbachalfa > 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan tidak bisa dianalisis lebih lanjut atau
reliabel. dikeluarkan dari variabel lainnya.
3. Teknik Analisis Data e. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis didapat, kegiatan berlanjut ke proses inti pada
faktor, yaitu sebuah teknik analisis yang digunakan analisis faktor , yakni factoring, proses ini akan
untuk mencari faktor – faktor yang mampu mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel –
menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai variabel yang telah lolos pada uji variabel
indikator independen yang diobservasi (Gunawan, sebelumnya.
2016). Dalam upaya mengolah data guna menarik f. Melakukan proses factor rotation atau rotasi
kesimpulan peneliti maka penelitian menggunakan terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan
bantuan aplikasi komputer melalui program SPSS. rotasi faktor untuk memperjelas masuknya
Model analisis faktor secara umm sebagai berikut : variabel kedalam faktor tertentu. Beberapa
Xi = Ai1F1 + Ai2F2 + Ai3F3 + Ai4F4 + Ai5F5 + AIM + metode rotasi :
ViUi a) Rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90
Dimana : derajat. Proses rotasi orthogonal dibedakan
Xi = Standarisasi variabel ke -1 lagi menjadi Quartimax, Varimax dan
Ai = Standarisasi koefisien regresi berganda variabel 1 Equamax.
pada common factor b) Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu ke
F = Common factor kanan tetapi tidak harus 90 derajat. Proses
Vi = Standarisasi koefisien regresi dari variabel 1 pada rotasi oblique dibedakan lagi menjadi
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

Oblimin, Promax dan Orthoblique. Tidak ada dengan nilai Alpha sebesar 0,917 maka data tersebut
aturan khusus kapan harus memilih rotasi adalah reliable.
orthogonal atau oblique. Pemilihan rotasi ini C. Hasil Analisis Faktor
didasarkan pada kebutuhan khusus masalah a) Nilai KMO dan Barlett’s Test
penelitian. Jika tujuan penelitian adalah Hasil KMO Measure of Sampling Adequancy
mengurangi jumlah variabel asli (awal) maka (MSA) sebesar 0,845, dimana nilai signifikansi
pilihan rotasi yang cocok adalah orthogonal. yang diperoleh sebesar 0,000 atau lebih kecil dari
Namun demikian jika tujuan kita ingin 0,05, seperti terlihat dalam tabel berikut ini :
mendapatkan faktor atau konstruk yang
Items Coefesien Sig Keterangan
Tabel 3 KMO and Bartlett's Test
1 0,689 0,000 Valid
2 0,634 0,000 Valid
3 0,680 0,000 Valid
4 0,464 0,000 Valid
5 0,697 0,000 Valid
6 0,608 0,000 Valid
7 0,573 0,000 Valid
8 0,545 0,000 Valid
9 0,592 0,000 Valid
10 0,705 0,000 Valid Karena angka KMO dan Bartlett’s test tersebut
11 0,747 0,000 Valid sudah diatas 0,5 dan tingkat signifikansi yang muncul
12 0,799 0,000 Valid jauh dibawah 0,05 maka variable atau atribut yang ada
13 0,708 0,000 Valid dapat dianalisis lebih lanjut.
14 0,732 0,000 Valid b) MSA (Measure of Sampling Adequancy)
15 0,782 0,000 Valid
16 0,746 0,000 Valid
Tabel 4 Nilai MSA
17 0,660 0,000 Valid
18 0,482 0,000 Valid
sesuai dengan teori, maka rotasi yang dipilih
sebaiknya oblique.
g. Interpretasi faktor
Interpretasi faktor dilakukan dengan cara
mengelompokkan variabel yang mempunyai
factor lading yang tinggi ke dalam faktor tersebut.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas
Tabel 1 Uji Validitas
Koefesien korelasi yang di nilai signifikansinya
lebih kecil dari 5 % menunjukkan bahwa item-item
yang sudah dipilih sebagai pembentuk indikator dari
tabel diatas semua variabel mempunyai tingkat
signifikansi dibawah 0,05 yang berarti semua data
tersebut valid.
B. Uji Reliabilitas
Tabel 2 Uji Reliabilitas Berdasarkan table tersebut terlihat dari 18 (Delapan
Belas) variable, semua variable mempunyai nilai
Cronbach's N of MSA lebih dari 0,5. Maka analisis faktor dapat
Alpha Items dilanjutkan untuk menentukan pengelompokan
,917 18 variable-variabel tersebut ke dalam suatu faktor
Hasil perhitungan dengan menggunakan program tertentu.
SPSS didapat nilai Alpha sebesar 0,917 lebih besar c) Nilai Communality
dari batas bawah yang ditentukan sebesar 0,6. Bila Communality pada dasarnya merupakan jumlah
hasilnya kurang dari 0,6 berarti buruk; 0,6 dapat varians (perubahan atau variasi yang mungkin
diterima dan lebih dari 0,6, maka hasilnya baik. Jadi
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

terjadi) dari suatu variable yang dipengaruhi faktor e) Component Matrix


yang akan terbentuk. Tabel 7 Component Matrix

Tabel 5 Nilai Communality

Untuk menerangkan suatu variable ikut pada


kelompok faktor yang mana, dalam kasus ini adalah
sebagai berikut untuk variable X1 yaitu persyaratan
yang mudah, secara singkat dapat diterangkan sebagai
berikut :
1. Korelasi antara variabel X1 dengan faktor 1
adalah sebesar + 0,692
2. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 2
d) Total Variance Explained adalah sebesar - 0,400
Tabel 6 Total Variance Explained 3. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 3
adalah sebesar + 0,233
4. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 4
adalah sebesar – 0,062
Nilai faktor loadings yang terbesar dari variable X1
berada pada component 1, dimana nilai korelasi antara
variable X1 dengan faktor 1 adalah sebesar + 0,692,
maka variable X1 mengenai persyaratan yang mudah
dapat dimasukan ke dalam faktor 1.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh nilai faktor
Pada component 1 sampai dengan component 4, loadings masing-masing variable yang menunjukkan
angka eigenvalue diatas 1, yaitu masing-masing korelasi antara variable yang bersangkutan dengan
sebesar 8,023 untuk component 1, untuk 1,774 faktor yang terbentuk.
component 2, untuk 1,226 component 3 dan untuk f) Rotasi Komponen Matrix
1,180 component 4 . Namum pada saat akan Tabel 8 Rotated Component Matrix
membentuk component 5 maka angka eigenavalue
sudah turun di bawah 1, maka proses analisis faktor
dapat dihentikan.
Berdasarkan nilai egenevalue yang bernilai di atas 1
terdapat pada component 1 sampai dengan component
4, maka hal ini menunjukkan hasil analisis faktor
menghasilkan pengelompokkan variable menjadi 4
(empat) faktor, karena 4 faktor merupakan hasil yang
paling bagus untuk meringkas atau mereduksi
kedelapan belas faktor yang telah dianalisis.

Matriks komponen hasil proses rotasi tersebut


memperlihatkan distribusi atau pengelompokan
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

variable yang lebih jelas dan nyata. Sebagai contoh


adalah pada variable X1 yaitu persyaratan yang mudah
dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 1 adalah
+ 0,306
2. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 2 adalah D. Pembahasan Hasil Penelitian
+ 0,458 Dengan melihat hasil interpretasi hasil pengolahan
3. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 3 adalah data diatas dapat diketahui perilaku nasabah dalam
+ 0,028 pengambilan keputusan menggunakan internet banking
4. Korelasi antara variable X1 dengan faktor 4 adalah di Surabaya. Ada 4 faktor yang mempengaruhi
+ 0,627 keputusan nasabah dalam menggunakan internet
Dari proses rotasi nilai faktor loadings dari variable banking di Surabaya, yaitu :
X1 yang terbesar berada pada komponen 4 (faktor 4), Pertama : Faktor keamanan uang yang ditransfer,
dimana nilai korelasi antara variable X1 dengan faktor perlindungan privasi, kerahasiaan informasi privasi,
4 adalah sebesar + 0,627 diamana nilai faktor loadings sistem keamanan bertingkat dan teruji, kesesuaian
tersebut sangan jauh lebih besar daripada nilaia fasilitas yang dibutuhkan, kebutuhan transaksi,
korelasi antara variable X1 dengan faktor yang lain. jaminan keamanan dari bank. Hal ini dapat menjadi
Oleh karena itu, maka variable X1 tersebut bahan pertimbangan bagi pihak bank di Surabaya dapat
dimasukkan ke dalam faktor 4. Dengan cara yang lebih memperhatikan perilaku nasabah dalam
sama dapat diperoleh nilai loading faktors masing pengambilan keputusan menggunakan internet banking
–masing variable yang menunjukkan korelasi di Surabaya. Misalnya dengan keamanan uang yang
antara variable yang bersangkutan dengan faktor ditransfer.
yang terbentuk. Kedua : Faktor efektif dan efisien, menghemat
g) Penyusunan Nama Faktor yang terbentuk waktu, kemampuan melakukan segala transaksi. Hal
Pemberian nama konsep pada keempat faktor yang ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak bank
terbentuk dari penelitian dilakukan berdasarkan di Surabaya dapat lebih memperhatikan perilaku
indikator yang mengelompokkan pada masing – nasabah dalam pengambilan keputusan menggunakan
masing faktor tersebut. Nama faktor berpedoman pada internet banking di Surabaya. Misalnya dengan efektif
nama variabel yang memilik faktor loading terbesar dan efisien penggunaan.
pada faktor tersebut. Ketiga : Faktor besarnya resiko, keamanan
Besarnya faktor loading mencerminkan urutan variabel transaski, lebih murah. Hal ini dapat menjadi
dalam suatu faktor yang menjadi perhatian responden. pertimbangan bagi pihak bank di Surabaya dapat lebih
Untuk lebih jelasnya, hasil analisis faktor memperhatikan nasabah dalam pengambilan keputusan
selengkapnya dan pemberian nama faktor yang menggunakan internet banking di Surabaya. Misalnya
terbentuk dijelaskan sebagai berikut : dengan besarnya resiko.
Tabel 9 Nilai Faktor Loading Keempat : Faktor penggunaan yang fleksibel,
mudah dipelajari, mudah dipraktekkan, keamanan
fasilitas dari virus. Hal ini dapat menjadi pertimbangan
bagi pihak bank di Surabaya dapat lebih
memperhatikan nasabah dalam pengambilan keputusan
menggunakan internet banking di Surabaya.
Misalnya dengan penggunaan yang fleksibel.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat
dibuat kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Pada perhitungan analisis faktor dengan
memasukkan 18 variabel didapat hasil KMO
Measure of Sampling Adequancy (MSA), sudah
diatas 0,5 dan tingkat signifikansi yang muncul
jauh dibawah 0,05 maka variabel atau atribut yang
ada dapat dianalisis lebih lanjut.
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

2. Berdasarkan hasil analisis faktor dengan Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank
menggunakan rotasi faktor (varimax) diperoleh 4 Dalam Menggunakan Internet Banking (Studi
faktor baru. Pada Nasabah Bank BCA). 2.
3. Faktor – Faktor yang diperoleh tersebut yaitu : Azzura, S. N. (2019, Januari 9). Uang. Retrieved
a. Faktor keamanan uang yang ditransfer September 17, 2019, from
Komponen pertama terbentuk 8 variabel http://www.merdeka.com
indikator yaitu keamanan uang yang Brian Dwi Saputro, Sukirno. (2013). PENGARUH
ditranfer, perlindungan privasi, kerahasiaan PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN,
informasi privasi, sistem keamanan KEPERCAYAAN, KECEMASAN
bertingkat dan teruji, kesesuaian fasilitas BERKOMPUTER DAN KUALITAS
yang dibutuhkan, kelengkapan fasilitas LAYANAN TERHADAP MINAT
transaksi, kebutuhantransaski, jaminan MENGGUNAKAN INTERNET BANKING .
keamanan dari bank. Jurnal Nominal Volume II Nomor I, 37-38.
b. Faktor efektif dan efisien Dwika Lodia Putri dan Souvya Fithrie. (2019).
Komponen kedua terbentuk 3 variabel Pengaruh Resiko, Kemudahan, Manfaat
indikator yaitu efektif dan efisien, Penggunaan Terhadap Kepercayaan Nasabah
menghemat waktu, kemampuan melakukan Dalam Menggunakan Internet Banking di
segala transaksi. Pekanbaru. IKRAITH EKONOMIKA vol 2 no
c. Faktor besarnya resiko 2, 21 - 28.
Komponen ketiga terbentuk 3 variabel Ekadhesti, A. (2017). Identifikasi Faktor - Faktor yang
indikator yaitu besarnya resiko, keamanan Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk
transaksi, lebih murah. Menggunakan Jasa Bank Muamalat Indonesia
d. Faktor Penggunaan yang fleksibel Kantor Cabang Pembantu Purbalingga.
Komponen keempat terbentuk 4 variabel Fitriyani, Y. (2016). Analisis Faktor - Faktor yang
indikator yaitu penggunaan yang fleksibel, Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
mudah dipelajari, mudah dipraktekkan, Nasabah Memilih Bank Syariah di Kecamatan
keamanan fasilitas dari virus. Ciputat.
Gunawan, I. (2016). Pengantar Statistika Inferensial.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ahmad, & Pambudi, B. S. (2014). Pengaruh Persepsi Hafid Nur Yudha,Jaka Isgiyarta. (2015). ANALISIS
Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan, PENGARUH PERSEPSI NASABAH BANK
dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang TERHADAP INTERNET BANKING
Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet ADOPTION (Studi Pada Nasabah Perbankan
Banking (Studi Pada Layanan Internet yang Menggunakan Internet Banking di Kota
Banking BRI). Jurnal Studi Manajemen vol 8 Surakarta). journal of accounting Volume 4,
no 1, 4. Nomor 4, 2.
Alkailani, M. (2016). Factor Affecting the Adoption of Hanifa, A. (2017). Analisis Technology Acceptance
Internet Banking in Jordan : An Extended Model (TAM) Terhadap Penggunaan Layanan
TAM Model. Journal of Marketing Internet Banking .
Development and Competitiveness vol 10 no 1, Hettiarachchi, H. (n.d.). Factors Affecting to Customer
39 - 52. Adoption of Internet Banking. Departement of
Amaliyah, Y. (2019). Pengaruh Persepsi Nasabah Commerce and Financial Management.
Perbankan Terhadap Minat Menggunakan Ismoyo, P. (2012). Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Internet Banking (Studi Pada Nasabah Sikap Nasabah Dalam Memilih Jasa
Perbankan Internet Banking di BRI Kantor Perbankan Syariah.
Cabang Purwokerto). Joni Hendra dan Ahmad Iskandar R. (2016). Aplikasi
Amanullah, B. (2014). Pengaruh Persepsi Manfaat, Model TAM Terhadap Pengguna Layanan
Kemudahan Penggunaan, dan Kepercayaan Internet Banking di Kantor Bank Jatim Cabang
Terhadap Sikap Positif Penggunaan Layanan Situbondo. jurnal ecobuss vol 4 nomor 1, 40-
Mobile Banking (Survey Pada Nasabah Bank 48.
BCA Semarang). 4. Kasmir. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan
Amijaya, G. R. (2010). Pengaruh Persepsi Teknologi Lainnya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Informasi, Kemudahan, Resiko, dan Fitur Mahardika, D. P. (2015). Mengenal Lembaga
JDEP Vol. 2 No. 2 (2019)

Keuangan. Bogor: Gramata Publishing.


Murni, A. (2009). Ekonomika Makro. Bandung: Refika
Aditama.
Nasri, W. (2011). Factors Influencing the Adoption of
Internet Banking in Tunisia. Internasional
Journal Business and Management Vol 6 no.
8, 143-160.
Osman Demirdogen, Sukru Yaprakli, Mustafa Kemal
Yilmaz, Jamaluddin Husain. (2010). Customer
Risk Perceptions of Internet Banking (A Study
in Turkey). The Journal of Applied Business
Research Volume 26 no 6.
Setyo Ferry Wibowo, Dede Rosmauli, Usep Suhud.
(2015). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi
Kemudahan, Fitur Layanan dan Kepercayaan
Terhadap Minat Menggunakan E-Money Card.
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia
(JRMSI) Vol.6 no. 1, 440 - 456.
Smadi, M. O. (2012). Factor Affecting Adoption of
Electronic Banking : An Analysis of the
Perspective of Banks' Customers.
Internasional Journal Business and Social
Science Vol 3 no 17, 294 - 309.
Sujarweni, V. W. (2015). Statistik untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Supriyono, M. (2010). Buku Pintar Perbankan.
Bandung: Andi Yogyakarta.
Wibowo. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai