Anda di halaman 1dari 5

A.

Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri)

Kepmenkes RI Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene


Sanitasi Makanan menyebutkan bahwa, hygiene tenaga penjamah makanan dengan tujuan
untuk mewujudkan penyehatan perorangan yang layak dalam penyelenggaraan makanan,
diperlukan tenaga penjamah makanan yang memenuhi syarat sebagai berikut : tidak
menderita penyakit yang mudah menular, menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka
lainnya), memakai celemek dan tutup kepala, mencuci tangan setiap kali hendak menangani
makanan, menjamah makanan harus memakai alat atau perlengkapan dengan alas kaki, tidak
merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut, atau badan lainnya), tidak batuk
atau bersin dihadapan makanan yang disajikan.

Penajamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan dan terlibat
langsung dalam menyiapkan, mengolah, mengangkut maupun menyajikan makanan. Tenaga
penjamah mempunyai peran yang tidak kecil terhadap kemungkinan terjadi kontaminasi
makanan yang disajikan.

Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja pada jasa boga memiliki sertifikat
kursus hygiene sanitasi makanan, berbadan sehat, dan tidak menderita penyakit menular, dan
melakukan cek kesehatan minimal dua kali dalam setahun (Permenkes, 2011).

Prinsip hygiene perorangan :

1. Mengetahui sumber cemaran


a. Sumber cemaran dari tubuh. Tubuh manusia merupakan cemaran bagi
manusia lain, lingkungan, dan makanan minuman. Sumbernya terdapat
pada hidung, mulut, terlinga, rambut, dan kulit yang luka.
b. Sumber cemaran karena perilaku. Perilaku yang salah dalam
pengelolaan makanan dapat menularkan penyakit pada makanan.
Contohnya berbicara saat berhadapan dengan makanan tanpa
menggunakan masker.
2. Perilaku yang perlu dikerjakan untuk mencegah pencemaran
a. Memotong kuku
b. Menjaga kebersihan diri
c. Tidak memakai kosmetik yang berlebihan
d. Dilarang merokok saat mengolah makanan
e. Menggaruk-garuk kulit, rambut, lubang hidung. Telinga dan sela-sela
jari
f. Mencicipi makanan dengan jari
g. Tidak meludah sembarangan
h. Memakai pakaian kerja yang hanya dipakai ditempat kerja
i. Tidak memakai perhiasan kecuali perhiasan yang tidak berukir seperti
cicin kawin
j. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dengan menggunakan
alat : sarung tangan plastik sekali pakai, penjepit makanan, sendok
garpu, cempal (PASEAN, 2001)

Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari
kontak langsung dengan tubuh (Aritong, 2012).

Perlindungan secara langsung dengan makanan dilakukan dengan :

a. Sarung tangan plastik sekali pakai


b. Penjepit makanan
c. Sendok garpu

Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan digunakan :

a. Celemek/apron
b. Penutup kepala
c. Sepatu dapur

Menurut Riyadi dalam Ruhyandi and Candra (2008) menjelaskan bahwa kepatuhan
menggunakan APD memiliki peran yang penting dalam menciptakan keselamatan di tempat
kerja. Berbagai contoh perilaku (tindakan) tidak aman sering ditemukan di tempat kerja pada
dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja/operasi, seperti menjalankan
mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan keamanan, kesalahan
kecepatan pada saat mengoperasikan peralatan, tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dan
memperbaiki peralatan yang sedang bergerak atau dengan kata lain tidak mengikuti prosedur
kerja yang benar.
B. Penyediaan APD

Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku berupa lingkungan fisik, sarana


kesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung dan keterjangkauan sumber dan
fasilitas kesehatan (Maulana, 2009).

1) Defini Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration), Alat


Pelindung Diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak
bahaya (hazard) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, mekanik dan
lainnya. Pemakaian APD merupakan upaya untuk menciptakan kesehatan dan
keselamatan kerja yang optimal.

2) Pemakaian APD

Kewajiban memakai Alat Pelindung Diri (APD) tidak hanya berlaku bagi
pekerja saja, melainkan juga bagi pimpinan, pengawas, kepala bagian dan siapa
saja yang akan memasuki tempat tersebut. Dalam pelaksanaannya ketika sedang
bekerja seorang petugas seharusnya selalu menggunakan Alat Pelindung Diri yang
tepat, dimana dalam penggunaannya seorang petugas harus mengetahui betapa
pentingnya menggunakan APD ketika sedang bekerja atau ketika sedang berada di
dalam laboratorium kesehatan.

Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) meliputi sarung tangan, masker,


apron atau celemek, dan alas kaki. APD yang sangat efektif terbuat dari kain yang
diolah atau bahan sintetis yang dapat menahan air, darah dan cairan lain untuk
menembusnya (Tietjen, 2004).

a. Celemek

Celemek wajib digunakan oleh penjamah makanan untuk menghindari


pakaian terkena kotoran. Celemek yang digunakan harus bersih dan tidak
boleh digunakan sebagai lap tangan. Celemek tidak dianjurkan digunakan
pada saat penjamah makanan meninggalkan ruang produksi. Celemek
harus dicuci secara periodik untuk menjaga kebersihan.
b. Masker

Alat pelindung pernafasan harus tersedia di instalasi gizi adalah


masker. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar dari sewaktu
penjamah makanan bicara, batuk, bersih dan juga mencegah cipratan darau
atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau ,ulut
petugas kesehatan.

c. Penutup rambut (hairnet)

Dipakai untuk menutup rambut pekerja, tujuan utamanya adalah untuk


mencegah kotoran dan rambut jatuh ke makanan yang merupakan sumber
kontaminan (Aritonang, 2009). Penutup kepala ini wajib dipakai oleh
tenaga kerja pada saat pengolahan supaya dapat mencegah dan melindung
jatuhnya rambut dan kotoran dari kepala ke dalam makanan pada saat
pengolahan makanan berlangsung. Sehingga makanan tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang jatuh dengan rambut dan kotoran yang
ada di rambut.

d. Alas kaki

Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda
tajam atau cairan yang jatuh atau menetes ke kaki. Alas kaki yang
digunakan disarankan tidak terbuka pada bagian jari-jari kakinya, terbuat
dari bahan karet dan tidak licin.

e. Sarung tangan

Sarung tangan merupakan jenis alat pelindung tangan untuk


melindungi tangan dan bagian lainnya dari benda tajam atau goresan,
selain itu juga digunakan pada saat tangan kontak dengan makanan supaya
makanan terhindar dari bakteri-bakteri yang ada di tangan yang akan
menyebabkan makanan terkontaminasi (Aritonang, 2009).
Aritonang, Irianto dan Endah Priharsiwi. 2009. Manajemen Penyelenggraan Makanan dan
Asuhan Gizi. Yogyakarta : Leutika.

Maulana, D.J.H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Kedokteran EGC.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Men Kes
SK/VI/2011 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI.

Ruhyandi and Candra, E. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kepatuhan
Penggunaan APD pada Karyawan Bagian Press Shop Di Pt. Almasindo di Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2008, pp. 29-44.

Tietjen, B.M. 2004. Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan
Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo

Anda mungkin juga menyukai