“PEMBUATAN BIR”
Dosen Pengampu :
Ir. Lucky Indrati Utami, M.T.
Paralel A
Disusun Oleh :
1. Nira Safiera Andyana (1631010006)
2. Evyta Kartika Candra Dewi (1631010021)
3. Ahmad Fahri Husaini (1631010023)
4. Muhammad Aulia Rahman (1631010027)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pembuatan Bir”, dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi.
Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penyusun
hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran diperlukan demi perbaikan
penyusunan dimasa yang akan datang.
Penyusun
i
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………...…………………………………………….....................i
DAFTAR ISI...…………………………………………………………….…..…................ii
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang….....………………………………………………….……………...1
I.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
I.3 Tujuan…..................……………………………………………....………………...2
I.4 Manfaat…................……………………………………………...…………….…...2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi Bir…............................................……………………………….….…..3
II.2 Jenis-Jenis Bir...………………………….………………………………………….4
II.3 Bahan Baku………………………………………………....................................8
II.4. Eksogen enzim sebagai alat bantu pengolah………..........................................10
II.5. Proses dan menyeduh malting……….............................................................10
II.6. Proses pembuatan bir……….........................................................................11
II.7. Enzim dalam proses pembuatan bir……….....................................................12
II.8. Penggolongan Minuman Beralkohol………....................................................17
II.9. Manfaat Dan Kerugian Mengkonsumsi Bir………........................................18
BAB III. URAIAN PROSES
III.1. Proses Pembuatan Bir………..............................................................................21
III.2. Proses Pembuatan Bir (Minuman Beralkohol Golongan A) ………..................21
III.3. Skema Pembuatan Bir Secara Singkat………................................................26
III.4. Reaksi Pembuatan Bir……….............................................................................27
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan.….......…………………………………………………………….....28
IV.2 Saran…......…………………………………………………………....................28
DAFTAR PUSTAKA …........…………………………………………………....................29
ii
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
BAB I
PENDAHULUAN
1
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
I.4 Manfaat
1. Sebagai media pembelajaran mengenai proses Industri Pembuatan Bir.
2. Sebagai sarana dalam pengetahuan tentang Industri Pembuatan Bir.
2
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
4
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
3. Ale
7
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
membran selama pertumbuhan. Jika tidak, dapat memberikan off-rasa formasi (misalnya
trans-2-nonenal), baik melalui auto-oksidasi atau enzim katalis (lipoxygenase) oksidasi
selama proses menumbuk. Jelas bahwa alternatif substrat untuk malt, seperti barley, jagung,
beras gandum, atau sorgum bisa memberikan gula difermentasi.
8
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
Ragi sebenarnya bantuan pengolahan bahan baku sedang dikonsumsi. Bahkan, ragi
adalah biologis 'katalis', sebuah 'kantong enzim hidup', yang mengubah beberapa substrat
dalam Wort untuk bir yang mengandung alkohol, flavoursome.
II.3.4. Air
Air biasanya sumber mineral, yang akan mempengaruhi pengolahan dan juga rasa,
namun yang biasanya memiliki efek yang dapat diabaikan pada kinerja enzim, dengan
pengecualian amilase. Sebuah parameter yang lebih penting adalah pH mash. Tujuan dari bir
adalah untuk bekerja secara optimal dengan menumbuk pH sekitar 5,5 (±0,1).
9
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
10
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
11
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
sendiri atas 1-6 terkait glukosa, tetapi membutuhkan setidaknya glukosa 1-4 yang terhubung
pada setiap sisinya. Karena enzim ini dapat beroperasi pada suhu 60º C dan lebih tinggi,
amiloglukosidase sering digunakan untuk meningkatkan fermentabilitas. Amiloglukosidase
atau yang biasa disebut glukoamilase terdiri dari kedua 1-4 dan 1-6, tetapi hanya bertindak
secara exco. Dalam tahap ini disebut sakarifikasi. Terlepas dari analisis yang telah dipaparkan
sebelumnya bahwa kinerja enzim diukur pada skala laboratorium (metode EBC),
menganalisis degradasi pati (yodium pewarnaan dan memfermentasi kemampuan), degradasi
glucan (viskositas, filtrasi dan pewarnaan) dan degradasi protein [nitrogen amino bebas
(FAN) analisis]. Proses menumbuk dapat diambil sekitar 2 sampai 4 jam.
II.6.3. Enzim dalam tambahan masak.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tambahan diterapkan dalam pembuatan bir
karena mereka relative murah dibandingkan dengan barley yang sumbernya adalah jagung,
beras atau gandum. Semua jenis serealia membutuhkan penggunaan pati dalam merendahkan
enzim, atau sirup gula yang digunakan. Kelemehan dari sirup gula adalah bahwa mereka
mungkin akan memberikan efek pada saat fermentasi, karena komposisi gula tidak seimbang.
Enzim yang paling iptimal adalah bakteri Basillus yang stabil pada panas dan tidak
menghasilkan banyak gula bebas yang akan merugikan pada fermentasi. Penerapan enzim
jenis ini sangat cocok bila sumber pati adalah selain selai (misalnya jagung, beras dan
sorgum), suhu gelatinisasi ini adalah sekitar 63º C. enzim yang paling stabil adalah B
licheniformis yang optimal hingga suhu 105º C, sedangkan enzim dari B memiliki satabilitas
yang kurang (suhu 80º C). enzim ini memerlukan minimal 50 ppm kalsium dalam air. Dalam
kasur pembuatan bir gandum, enzim yang sama yang diperlukan seperti dalam malt (yaitu
proteolitik, glukolitik, dan amilolitik). Memang salah satu dapat dipertimbangkan pembuatan
bir jelai sebagai kasus pembuatan bir dengan dibawah modifikasi malt. Seringkali amylase
termostabil tinggi dalam pembuatan yang digunakan untuk konversi pati.
II.6.4. Enzim Filtrasi
Lautering adalah bentuk lain dari filtrasi dan bubur dan biasanya dilakukan pada apa
yang disebut ‘menumbuk’ pada suhu 75-78º C. seperti yang dapat dilihat pada table 3.4,
hampir semua enzim malt sudah tidak aktif pada suhu tersebut. Hanya sebagian kecil jumlah
sisa a-amilase dalam percobaan ini dengan suhu filtrasi relative rendah yang telah digunakan.
Selama sparging butir ini dihabiskan di air, filtrasi pada suhu 75-78º C, suhu tinggi yang
disukai karena viskositas berkurang, pemisahan mort tertinggi sampai batas tertentu
meningkat dalam pemulihan. Jika jumlah malt tambahan yang digunakan pati dapat dirilis
12
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
dalam siklus. Enzim amilolitik hanya menunjukkan terbatas jumlah aktivitas pada tahap ini
sehingga dapat mengakibatkan pati polimer yang terbawa dalam wort tersaring, terutama jika
menggunakan sparging.
II.6.5. Enzim dalam fermentasi
Untuk memulai fermentasi tidak memiliki aktivitas enzim. Proses perebusan telah
dilemahkan semua aktivitas enzim, baik berasal dari sumber ekstrogen. Melalui aktivitas
enzim dalam sel ragi, molekul gula (DP<4) yang diambil dalam fase anaerob diubah menjadi
etanol dan karbondioksida dan asam amino diubah menjadi protein ragi dan beberapa
komponen motivasional, misalnya fenil etanol seperti dekstrin, (3-glukan dan protein larut
dalam metabolisme oleh strain ragi bir). Enzim ekstrogen terpisah dari area aplikasi yang
dijelaskan dibawah ini, dalam penggunaan fermentasi untuk membantu mencegah kesulitan
kemudian dalam proses. Dalam kasus masalah filtrasi bir, | 3-glukonase dapat ditambahkan
ke fermentor atau selama pematangan, glukan yang dinyatakan akan menyebabkan filter
untuk memblokir. Aplikasi enzim selama fermentasi adalah untuk mengurangi masalah pada
tahap akhir. Setelah menganalisa bahan yang digunakan dengan menggunakan enzim jamur
a-amilase atau 3-glukonase dapat diterapkan.
Hanging Fermentation
Fermentasi bir beralkohol 5% biasanya memakan waktu 6-10 hari. Jenis gula seperti
glukosa, maltosa, dan sukrosa maltotriose dapat difermentasi, sedangkan maltodekstrin
dengan lebih dari tiga unit glukosa tidak dapat difermentasi. Salah satu masalah yang paling
menyusahkan saat pembuatan bir adalah 'hanging fermentation' dimana redaman tidak
dicapai dalam waktu fermentasi yang normal (atau bahkan tidak sama sekali).
Hanging fermentation dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Karbohidrat tidak seimbang, terlalu kecil jumlah gula yang difermentasi sebagai
akibat dari sakarifikasi enzimatik lengkap selama menumbuk, biasanya berhubungan
dengan penggunaan bahan tambahan atau undermodified malt.
b. Kegagalan ragi, untuk memanfaatkan fermentasi gula meskipun masih di suspensi,
biasanya karena ketidakmampuan ragi untuk melakukan metabolisme, dan diyakini
sebagai hasil dari mutasi yang dapat terjadi pada strain pembuatan bir.
c. Kekurangan nutrisi ragi seperti asam amino atau seng (terutama terkait untuk
tambahan pembuatan bir)
d. Prematur flokulasi ragi dalam fermentasi.
13
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
Masalah komposisi karbohidrat seimbang dapat dikontrol selama fermentasi dengan bantuan
eksogen a-amilase (bertindak sebagai a-1-4 obligasi) yang akan memperbaiki sakarifikasi
selama proses menumbuk.
II.6 Enzim dalam Pematangan
II.6.1. Enzim untuk memperbaiki masalah (filtrasi dan uap/kabut bir)
Enzim eksogen dapat memperbaiki degradasi yang tidak lengkap dari pati dan glukan
yang dapat menyebabkan masalah filtrasi bir atau masalah kabut bir di akhir, enzim eksogen
juga dapat digunakan selama pematangan. Penambahan yang baik dilakukan setelah
mentransfer ke tangki pematangan, sehingga pencampuran enzim dikendalikan.
II.6.2 Peningkatan Pematangan dengan Dekarboksilase Acetolactate (ALDC)
Jumlah konversi menyebabkan perubahan rasa yang terjadi selama pematangan. Salah
satu tujuan pematangan adalah untuk menyerap diacetyl, yang dianggap sebagai rasa dalam
bir. Komponen ini diproduksi oleh ragi selama fermentasi utama. Spontan konversi dari
prekursor diacetyl acetolacate menjadi sangat lambat. Reaksi ini dapat dipercepat dengan
meningkatkan suhu pada akhir fermentasi utama, tetapi ini juga akan meningkatkan laju
reaksi lainnya, beberapa di antaranya yang tidak diinginkan (terkait dengan stres ragi,
autolisis). Oleh karena itu enzim (mikroba Bacillus) dikembangkan untuk mengkonversi
acetolactate-ke acetoin, sebelum dapat dikonversi menjadi diacetyl. Enzim ini disebut
acetolactate dekarboksilase (ALDC).
II.9. Penggolongan Minuman Beralkohol
Tabel II.1. Kadar Alkohol
15
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
hari ternyata juga mampu mengurangi pembekuan darah, hal itu sangat baik untuk seseorang
yang menderita penyakit jantung untuk hidup lebih lama.
e. Memelihara Sistem Kekebalan Tubuh
Minum bir bisa memelihara sistem kekebalan tubuh, kok bisa? hal itu bisa terjadi karena
bir yang berbahan dasar gandum ini mengandung zat antioksida yang berguna untuk
melindungi sel dari kerusakan. Selain itu, bir juga dikenal sebagai anti-mikroba berkat hop
bunga pahit yang digunakan dalam pembuatan bir. Hal ini membantu peminum bir melawan
penyakit dan juga mengembangkan sistem kekebalan tubuh yang baik.
f. Mencegah Osteoporosis
Sering melihat banyaknya lansia yang masih gemar minum bir? Bir diketahui mengandung
sejumlah silicon bioavailable, yang merupakan sebuah elemen dasar yang berguna untuk
pembangunan tulang dan struktur tulang rangka. Sehingga meminum bir dengan porsi yang
tepat akan meningkatkan kepadatan mineral tulang sehingga mengurangi risiko terkena
osteoporosis.
2. Kerugian
a. Membuat Perut Buncit
Minum bir sebenarnya hanya akan membuat perut kamu menjadi buncit. Dan jika sudah
terlanjur seperti itu, akan sangat sulit untuk mengembalikannya.
b. Buruk Untuk Kesehatan Jantung
Beberapa studi memang telah menunjukkan bahwa minum bir tidak mengganggu kerja
jantung, tapi itu jika kamu minum dalam jumlah terbatas. Selain itu, seseorang yang memiliki
penyakit kardiovaskular sama sekali tidak akan mendapatkan keuntungan dari minum bir.
Malah hanya akan memperburuk kesehatan jantung mereka.
c. Menggangu Kadar Gula Darah
Ternyata, minum bir bisa mengganggu kadar gula darah yang ada pada tubuh kamu.
Organ hati kamu akan mengkonversi glikogen yang tersimpan di dalamnya dan
mengubahnya menjadi glukosa dan melepaskan ke dalam aliran darah. Alkohol yang ada di
dalam bir akan mengganggu proses ini. Hal ini dapat membuat rasa lapar dan akan
menimbulkan rasa keinginan untuk terus makan dan merasa lapar. Tentu ini akan membuat
berat badan kamu naik.
d. Membuat Paranoid
Bahaya minum bir secara berlebih juga bisa menimbulkan terjadinya paranoid, terkadang
peminum yang sudah kecanduan dengan alkohol akan merasa kepala seperti dipukuli atau
16
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
tidak tenang. Sehingga perilakunya biasanya akan menjadi lebih kasar terhadap orang yang
ada disekelilingnya, bahkan mereka akan merasakan halusinasi.
e. Asam Urat
Ada satu hal lagi yang akan terjadi pada diri kamu jika mengonsumsi bir secara
berlebihan. Bahaya minum bir yang dapat kamu rasakan juga terjadinya asam urat atau gout.
Asam urat atau gout adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh pembentukan kristal pada
darah. Bagi kamu yang memang telah memiliki penyakit asam urat, ada baiknya kamu segera
menghindari untuk mengonsumsi bir secara berlebih, karena ini bisa memperburuk kesehatan
kamu.
(Primrose. 1987)
17
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
18
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
amilase
2(C6H10O5) + n H2O n C12H22O11
(Polidekstrosa) (Air) (Sukrosa)
invertase
H2O + C12H22O11 2C6H12O6
(Air) (Sukrosa) (Glukosa)
zymase
C2H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
(Asam Asetat) (Ethanol) (Karbon Dioksida)
(Said, 1955)
19
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
1. Dalam proses pembuatan bir terdapat beberapa proses utam yaitu
lauthering,perubusan wort, fermentasi,penuaan
2. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bir adalah malt,hoops,yeast, air
IV.2. Saran
1. Sebaiknya penyusun mengambil literatur dari referensi yang dapat dipercaya.
2. Sebaiknya penyusun menambah literatur yang dipakai agar pengetahuan yang didapat
lebih banyak lagi.
20
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Makalah Mikrobiologi
“Pembuatan Bir”
DAFTAR PUSTAKA
21
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik