Anda di halaman 1dari 24

Planning Of Action PKL di Desa Gelebak Dalam I

No Rumusan Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Strategi Waktu/ Metode PJ


Masalah Tempat
1. Kesehatan Setelah dilakukan 1. Memberikan Anak- KIE Ceramah, Aqilla
gigi dan penyuluhhan daan penyuluhan anak di tanya jawab
mulut tindakan implementasi tentang Desa
pada anak diharapkan anak-anak kesehatan Gelebek
Desa Gelebek Dalam I gigi dan Dalam I
mampu: mulut
a. Melakukan sikat 2. Memberikan
gigi dengan cara contoh cara
yang benar yang sikat gigi
sudah di ajarkan yang baik
b. Untuk mengurangi dan benar.
penderita sakit gigi
yang ada di desa
gelebak dalam I
KERANGKA ACUAN

KEGIATAN IMPLEMENTASI PENYULUHAN KESEHATAN

PENYULUHAN TENTANG SAKIT LEHER DAN BAHU

DESA GELEBAK DALAM I

A. PENDAHULUAN
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan dari
kesempatan yang berlandasan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, serta bagaimana cara dan melakukan apa
yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara berkelompok, dan
meminta pertolongan bila perlu. Program pengabdian masyarakat berupa
penyuluhan kepada masyarakat berupa penyuluhan terhadap kelompok
siswa sebagai kelompok yang potensial di masyarakat merupakan hal
efektif yang dapat ditempuh dalam rangka menunjukkan adanya gejala
yang sering dijumpai pada sebagian besar penderita. Yang dimaksud
dengan kesehatan gigi dan mulut.

B. TUJUAN
Masyarakat yang mengeluh sakit gigi diharapkan :
a. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengeluh sakit sakit gigi.
b. Untuk melakukan sikat gigi dengan baik dan benar.
c. Tidak mengonsumsi makanan manis berlebihan

C. SASARAN
Anak-anak Desa Gelebak Dalam I

D. STRATEGI
Penyuluhan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)

E. PELAKSANAAN
Kegiatan Penyuluhan ini dimulai pada tanggal
1. Tempat
Di Desa Gelebak Dalam I
2. Peserta
Anak-anak di Desa Gelabak Dalam I
3. Media

F. SUSUNAN PANITIA
Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :

G. PEMBIAYAAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Gigi dan Mulut


Sub Pokok Bahasan : Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Tempat : Desa Gelebak Dalam I
Sasaran : Anak Desa Gelebak Dalam I
Tanggal : ................
Waktu : 30 Menit
Penyaji :

A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang
dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman,
tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut
merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa
mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum
mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa.
Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan
gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi
berlubang atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari
permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses
tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi satu
sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu
tidak perlu dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini
menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan
anak berisiko menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat
secara dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia
sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin.
Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi
merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5
kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan penyebab patologi
primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang
dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan
perawat gigi. Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan
dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk
Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan
menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi
dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai
telah menggosok gigi dengan benar.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan data
memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun
mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak
Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia
memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya
dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar
1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah
penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan
mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi
prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga
dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam
masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung
dengan terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi,
morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah
(saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor
tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat
yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang
(karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat
ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya
kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab,
tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar
kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab
kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara
yang tepat untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat
membantu dalam masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah.
Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping
sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun
yang belum.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut,
diharapkan peserta mampu menjelaskan:
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
C. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah:
1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.
(Materi terlampir)
D. Metode
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ini adalah:
1. Ceramah
2. Demonstrasi
E. Alat dan Media
1. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini
adalah:
a. Meja
b. Sikat gigi
c. Pasta gigi
2. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ini adalah:
a. Leaflet
b. Lembar balik
F. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Respon Peserta

1 Pembukaan o Mengucapkan salam o Menjawab salam


(5 menit) o Memperkenalkan diri o Mendengarkan
o Menjelaskan maksud dan o Menyimak,
tujuan mendengarkan dan
memahami penjelasan
yang diberikan

2 Inti (20 Menguraikan tentang: Menyimak, mendengarka


menit) dan memahami penjelasan
a. Menjelaskan pengertian
yang diberikan
kesehatan gigi dan mulut
secara benar.

b. Menjelaskan 2 fungsi gigi


dan manfaat menggosok gigi

c. Menyebutkan 3 tanda dan


gejala adanya kerusakan gigi.

d. Menyebutkan 2 dari 4
penyebab terjadinya
kerusakan gigi secara benar

e. Menjelaskan 3 dari 5 cara


perawatan gigi dan mulut
secara tepat.

f. Memperagakan cara
menggosok gigi dengan
benar.

3 Penutup o Menyimpulkan materi yang o Menyimak ,


(5 menit) telah diberikan mendengarkan dan
o Memberikan kesempatan memahami
kepada pasien untuk penjelasam yang
bertanya tentang hal - hal diberikan
yang belum dimengerti o Menanyakan hal – hal
o Mengucapkan salam yang belum di
mengerti
o Anak menjawab
salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

2. Evaluasi kegiatan
A. Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa
digunakan dengan baik dalam penyuluhan yaitu lembar balik.
2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dengan baik antara lain :
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
3. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan lembar
balik agar lebih mudah saat penyampaian kepada anak.
4. Undangan
Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini saya
mengundang anak-anak Desa Gelebak Dalam I.
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan
terjadi proses interaksi antara penyuluh dengan anak yang
menerima penyuluhan.
2. Anak dapat menyimak dan memperhatikan penyuluh ketika
memberikan materi.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a. Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang
telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab
pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
b. Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
2. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan anak sejak dini tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-
hari.

H. Daftar Pustaka
Djuwita, I dan Sridadi. 2013. Pendidikan Kesehatan Gigi . Jakarta: Departemen
Kesehatan.

Sriyono, NW.2009. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatka


Kalitas Hidup: Jakarta.

Saputra, Dc.Perawat Gigi Bukan Profesi Pembantu,Dental&Dental.Yogyakarta

Pangarso, Pramono Rendro. 2014. Tubuh Sehat Giginya. Bandung: Qanita


Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang
dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu
ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Djuwita, 2013). Diharapkan dengan adanya informasi yang diberikan, anak-
anak mengerti tentang cara merawat gigi sehingga dapat mengurangi
timbulnya penyakit pada gigi serta dapat mencegah meningkatnya angka
kesakitan dari penyakit gigi berlumbang khususnya di anak didik SD 86
Palembang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Masyarakat belum memahami pengertian kesehatan gigi dan mulut secara
benar.
2. Masyarakat belum memahami fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Masyarakat belum memahami tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Masyarakat belum memahami penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar.
5. Masyarakat belum memahami cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Masyarakat belum memahami Memperagakan cara menggosok gigi dengan
benar.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan dapat menambah pengeta
huan tentang .
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Metode
a) Ceramah
b) Demontrasi
2. Media dan alat : Leaflet dan lembar balik
3. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal :
Jam :
Tempat : Desa Gelebak Dalam I
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan
kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul
atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf
hidup (Pramono, 2014).
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
baik sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap
orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara
optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan
mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi
bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya
plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki
kekuatan yang baik (Pramono, 2014).
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak makanan yang
mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa
makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan
sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan
penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi
hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan
ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka
akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang
dan karang gigi serta masalah bau mulut (Djuwita, 2013).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI GIGI
Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada
mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian antara lain sebagai berikut :
1. Gigi ser

Dikenal dengan istilah "Incisivus", adalah gigi yang memiliki satu


akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda
lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4
berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi berkisar
antara usia 4 hingga 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen
pada usia 5 hingga usia 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga
8 tahun pada rahang atas (Pramono, 2014).
2. Gigi Taring

Dikenal dengan istilah "Caninus", adalah gigi yang memilki satu


akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya.
umlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di
kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada
usia 11 hingga 13 tahun. Selanjutnya adalah gigi geraham. Gigi geraham
terdiri atas dua bagian, antara lain sebagai berikut:
3. Gigi Graham Kecil

Dikenal dengan istilah "Pra-Molar", adalah gigi geraham kecil


adalah gigi yang punya dua akar yang berfungsi untuk menggilas dan
mengunyah makanan atau benda lainnya. Umumnya tumbuh pada usia 10
hingga usia 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu.
Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan, dan
pada proses orthodontie (Pramono, 2014).
4. Gigi Graham

Dikenal dengan istilah "Molar", adalah gigi yang memiliki tiga


akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah makanan atau
benda-benda lainnya. Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar,
kemudian lepas pada usia 10 hingga 11 tahun dan digantikan oleh gigi
premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi
premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar.
Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap
rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang
paling banyak keluhan karena umumnya mudah berlubang, sehingga
dokter gigi menganjurkan minimal setiap 6 bulan sekali cek kesehatan gigi
(Pramono, 2014).
Pada bagian gigi manusia terstruktur / tersusun atas 4 (empat)
jaringan yakni :
1. Mahkota : Merupakan bagian yang menonjol dari rahang
2. Leher : Merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagian
akar gigi
3. Akar : Merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang
C. FUNGSI GIGI
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan
ektoderm, yang memiliki 3 fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan
melumat.
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic) (Saputra, 2013).
D. MANFAAT MENGOSOK GIGI
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan
senyum yang sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.

E. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG


1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan
munculnya plak putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya,
warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk
lubang. Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses
demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan
rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk
pokok dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh
sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas
atau dingin. Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi
menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau
dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar
gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis) (Saputra, 2013).
F. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI
Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :

1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi
faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1
dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel
tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus,
gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya
sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp,
dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat
memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya
telah melarutkan mineral gigi (Sriyono, 2009).
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat
meningkatkan karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut.
Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti
pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel
pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi
akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas,
namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-
anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada
anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi,
dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila
karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini
mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi (Pramono, 2014).
G. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar,
yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan
tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan
di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan
pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam
dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan
bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar
gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin (Djuwita, 2013).
H. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR
Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar
secara teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:

1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.


2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi
(Pramono, 2014).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut
berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi
yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan
bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
2. Fungsi gigi antara lain gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan
(mastiksasi), gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan, gigi Seri
berfungsi untuk memotong makanan, untuk keindahan (estetika) dan untuk
membantu pengucapan kata-kata. Tanda kerusakan gigi antara lain muncul
plak putih seperti kapur pada permukaan gigi, warna berubah menjadi coklat
dan gigi mulai berlubang
3. Gejala gigi berlubang antara lain sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan
atau minum manis, asam, panas, atau dingin, terlihat atau terasa adanya lubang
pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut
(Halitosis).
4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi antara lain penyakit, anatomi gigi, bakteri,
dan waktu.
5. Cara perawatan gigi dan mulut dengan benar
a. Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat
b. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam.
c. Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk
nipis, garam,dan daun sirih dan ilmiah (kalsium dan fluoride).
6. Cara menyikat gigi yang benar
a. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
b. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
c. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
d. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
e. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
f. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
g. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
h. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
B. SARAN
Sebaiknya semua anak-anak Desa Gelebak Dalam I, harus memahami dan
mengenali tanda dan gejala penyebab gigi mengalami kerusakan, serta bagaimana
cara pengobatan demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai