Proker Kesehatan Gigi Dan Mulut
Proker Kesehatan Gigi Dan Mulut
A. PENDAHULUAN
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan dari
kesempatan yang berlandasan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, serta bagaimana cara dan melakukan apa
yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara berkelompok, dan
meminta pertolongan bila perlu. Program pengabdian masyarakat berupa
penyuluhan kepada masyarakat berupa penyuluhan terhadap kelompok
siswa sebagai kelompok yang potensial di masyarakat merupakan hal
efektif yang dapat ditempuh dalam rangka menunjukkan adanya gejala
yang sering dijumpai pada sebagian besar penderita. Yang dimaksud
dengan kesehatan gigi dan mulut.
B. TUJUAN
Masyarakat yang mengeluh sakit gigi diharapkan :
a. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengeluh sakit sakit gigi.
b. Untuk melakukan sikat gigi dengan baik dan benar.
c. Tidak mengonsumsi makanan manis berlebihan
C. SASARAN
Anak-anak Desa Gelebak Dalam I
D. STRATEGI
Penyuluhan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
E. PELAKSANAAN
Kegiatan Penyuluhan ini dimulai pada tanggal
1. Tempat
Di Desa Gelebak Dalam I
2. Peserta
Anak-anak di Desa Gelabak Dalam I
3. Media
F. SUSUNAN PANITIA
Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
G. PEMBIAYAAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang
dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman,
tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut
merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa
mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum
mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa.
Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan
gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi
berlubang atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari
permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses
tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi satu
sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu
tidak perlu dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini
menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan
anak berisiko menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat
secara dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia
sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin.
Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi
merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5
kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan penyebab patologi
primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang
dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan
perawat gigi. Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan
dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk
Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan
menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi
dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai
telah menggosok gigi dengan benar.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan data
memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun
mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak
Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia
memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya
dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar
1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah
penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan
mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi
prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga
dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam
masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung
dengan terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi,
morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah
(saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor
tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat
yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang
(karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat
ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya
kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab,
tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar
kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab
kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara
yang tepat untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat
membantu dalam masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah.
Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping
sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun
yang belum.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut,
diharapkan peserta mampu menjelaskan:
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
C. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah:
1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.
(Materi terlampir)
D. Metode
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ini adalah:
1. Ceramah
2. Demonstrasi
E. Alat dan Media
1. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini
adalah:
a. Meja
b. Sikat gigi
c. Pasta gigi
2. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ini adalah:
a. Leaflet
b. Lembar balik
F. Proses Kegiatan Penyuluhan
d. Menyebutkan 2 dari 4
penyebab terjadinya
kerusakan gigi secara benar
f. Memperagakan cara
menggosok gigi dengan
benar.
G. Evaluasi
1. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
2. Evaluasi kegiatan
A. Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa
digunakan dengan baik dalam penyuluhan yaitu lembar balik.
2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dengan baik antara lain :
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
3. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan lembar
balik agar lebih mudah saat penyampaian kepada anak.
4. Undangan
Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini saya
mengundang anak-anak Desa Gelebak Dalam I.
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan
terjadi proses interaksi antara penyuluh dengan anak yang
menerima penyuluhan.
2. Anak dapat menyimak dan memperhatikan penyuluh ketika
memberikan materi.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a. Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang
telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab
pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
b. Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
2. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan anak sejak dini tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-
hari.
H. Daftar Pustaka
Djuwita, I dan Sridadi. 2013. Pendidikan Kesehatan Gigi . Jakarta: Departemen
Kesehatan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang
dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu
ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Djuwita, 2013). Diharapkan dengan adanya informasi yang diberikan, anak-
anak mengerti tentang cara merawat gigi sehingga dapat mengurangi
timbulnya penyakit pada gigi serta dapat mencegah meningkatnya angka
kesakitan dari penyakit gigi berlumbang khususnya di anak didik SD 86
Palembang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Masyarakat belum memahami pengertian kesehatan gigi dan mulut secara
benar.
2. Masyarakat belum memahami fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Masyarakat belum memahami tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Masyarakat belum memahami penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar.
5. Masyarakat belum memahami cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Masyarakat belum memahami Memperagakan cara menggosok gigi dengan
benar.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan dapat menambah pengeta
huan tentang .
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Metode
a) Ceramah
b) Demontrasi
2. Media dan alat : Leaflet dan lembar balik
3. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal :
Jam :
Tempat : Desa Gelebak Dalam I
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi
faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1
dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel
tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus,
gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya
sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp,
dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat
memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya
telah melarutkan mineral gigi (Sriyono, 2009).
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat
meningkatkan karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut.
Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti
pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel
pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi
akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas,
namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-
anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada
anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi,
dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila
karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini
mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi (Pramono, 2014).
G. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar,
yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan
tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan
di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan
pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam
dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan
bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar
gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin (Djuwita, 2013).
H. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR
Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar
secara teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
A. KESIMPULAN
1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut
berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi
yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan
bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
2. Fungsi gigi antara lain gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan
(mastiksasi), gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan, gigi Seri
berfungsi untuk memotong makanan, untuk keindahan (estetika) dan untuk
membantu pengucapan kata-kata. Tanda kerusakan gigi antara lain muncul
plak putih seperti kapur pada permukaan gigi, warna berubah menjadi coklat
dan gigi mulai berlubang
3. Gejala gigi berlubang antara lain sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan
atau minum manis, asam, panas, atau dingin, terlihat atau terasa adanya lubang
pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut
(Halitosis).
4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi antara lain penyakit, anatomi gigi, bakteri,
dan waktu.
5. Cara perawatan gigi dan mulut dengan benar
a. Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat
b. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam.
c. Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk
nipis, garam,dan daun sirih dan ilmiah (kalsium dan fluoride).
6. Cara menyikat gigi yang benar
a. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
b. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
c. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
d. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
e. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
f. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
g. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
h. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
B. SARAN
Sebaiknya semua anak-anak Desa Gelebak Dalam I, harus memahami dan
mengenali tanda dan gejala penyebab gigi mengalami kerusakan, serta bagaimana
cara pengobatan demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal.