Anda di halaman 1dari 4

ANTIHISTAMIN H1

A. FEXOFENADINE
Fexofenadine (paten: Allegra dan Telfast) adalah suatu obat antihistamin yang
digunakan untuk pengobatan demam dan gejala alergi yang mirip lainnya. Obat ini
merupakan obat alternatif dari terfenadine yang memiliki kontra indikasi yang serius.
Fexofenadine seperti antagonis H1 generasi 2 dan 3 lainnya, tidak dapat melewati blood
brain barrier dan kurang menyebabkan efek sedative dibandingkan dengan obat generasi
1. kerja dari obat ini adalah sebagai antagonis dari reseptor H1.
1. Indikasi : seasonal allergic rhinitis, chronic idiopathic urticaria.
2. Efek samping : dizziness, back pain, cough, stomach discomfort, pain in
extremity.
3. Kontraindikasi : pada pasien dengan hipersensitifitas dengan fexofenadine dan
beberapa aksus lainnya yang jarang terjadi menyebabkan angiodema, sesak nafas,
kemerahan pada kulit dan anafilaksis.

Terdapat obat-obat generasi dua yang dapat mengakibatkan cardiotoxic seperti


astemizole. Obat astemizole dapat berikatan dengan potassium (K) channel, yang
merupakan reglator potensial membrane sel. Ikatan ini dapat menyebabkan terganggunya
fungsi potassium channel menyebabkan Long QT Syndrome. Long DT Syndrome
merupakan perpanjangan dari QT interval. Apabila QT interval panjang, secara otomatis
ritme jantung akan menurun, disebut juga dengan bradycardia. Bradycardia akan
menyebabkan kurngnya supply oksigen dalam tubuh dan juga penyumbatan aliran darah
(heart block).

B. STRUKTUR UMUM
4- [1-Hydroxy-4- [4- (hydroxydiphenylmethyl) -1-piperidinyl] butyl] -α, α-
dimethylbenzeneacetic acid hydrochloride

Fexofenadine secara kimia dikenal 4- [1-Hydroxy-4- [4 (hydroxydiphenylmethyl)


-1-piperidinyl) butil] asid asetik alfa, dimetil-benzena. Memiliki rumus molekul
C32H39NO4, dengan berat bobot molekul 501.66 g/mol. Bentuk fisik Fexodenadine serbuk
kristal, putih atau tidak berwarna dengan titik didih 697.3°C at 760 mmHg dan titik nyala
atau leleh 375.5°C
Fexofenadine (FEX) merupakan antihistamin-H1, dan termasuk kelas piperidine.
Fexofenadine adalah bentuk metabolit aktif dari terfenadine, dan beberapa studi
menunjukkan bahwa fexofenadine merupakan suatu substrat P-glycoprotein (P-gp), human
and rat Bile Salt Export Pump (hBSEP & rBSEP), serta human Multidrug Resistance-
associated Protein 3 (hMRP3). P-gp telah diketahui sebagai faktor yang penting dalam
membatasi permeabilitas membran di beberapa jaringan dan/atau jalur eliminasi menuju
urin dan empedu. P-gp terdapat banyak di sel endotel kapiler otak dan banyak studi
menunjukkan bahwa P-gp mampu memompa xenobiotik dengan struktur yang berbeda
keluar dari otak, maka penetrasi obat mampu dihalangi serta efek yang tidak diinginkan
pada sistem saraf pusat berkurang.

C. STRUKTUR KIMIA

Gambar 1. Struktur kimia fexofenadine


Antihistamin generasi kedua, fexofenadine, didesain oleh para
pendesain obat dengan menambahkan gugus –OH dan –COOH pada
zat aktifnya, menyebabkan obat ini bersifat lebih polar, sehingga lebih
hidrofil. Karena relative lebih hidrofil, maka fexofenadine tidak diijinkan
menembus sawar darah otak yang notabene sangat lipofil. Therefore,
obat ini bila dikonsumsi oleh para penderita alergi, dia nggak bakal
menimbulkan kantuk. Bisa dijumpai di apotek dengan merk Allegra

D. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS PADA STRUKTUR OBAT


1. Generasi ketiga
Feksofenadin (Telfast ®) merupakan metabolit karboksilat dari antihistamin generasi
kedua terfenadin dan diijinkan untuk dipasarkan oleh FDA pada Juli 1996. Setelah diketahui
bahwa feksofenadin tidak berpengaruh buruk terhadap elektrofisiologi jantung dan mempunyai
efektivitas sama seperti terfenadin maka feksofenadin menggantikan terfenadin dan telah
dipasarkan di Indonesia dengan nama dagang Telfast ( di Amerika : Allegra ®).
Sifat-sifat kimia feksofenadin adalah : secara oral cepat diabsorpsi, hanya sekitar 5%
mengalami metabolisme, sisanya diekskresi dalam urin dan feses tanpa mengalami perubahan.
Hasil ini tidak dipengaruhi oleh adanya gangguan pada fungsi hati atau ginjal. Pada penderita
usia lanjut atau penderita dengan gangguan fungsi ginjal, kadar feksofenadine dalam plasma
darah dapat meningkat 2 kali dari pada normal. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena
indeks terapi obat ini relatif tinggi. Feksofenadin tidak berpengaruh pada interval QT pada
percobaan binatang atau pada manusia yang diberi 10 kali lipat dosis standar 60 mg 2 kali
sehari. Feksofenadin tidak menembus sawar darah otak sehingga tidak mempunyai efek
samping terhadap susunan saraf pusat.
2. Generasi kedua
Terfenadin diperkenalkan di Eropa pada tahun 1981 dan merupakan antihistamin
pertama yang tidak mempunyai efek sedasi dan diijinkan beredar di Amerika Serikat pada tahun
1985. (7) Namun, pada tahun 1986 pada keadaan tertentu dilaporkan terjadinya aritmia
ventrikel, gangguan ritme jantung yang berbahaya, dapat menyebabkan pingsan dan kematian
mendadak. (8) Beberapa faktor seperti hipokalemia, hipomagnesemia, bradikardia, sirosis atau
kelainan hati lainnya atau pemberian bersamaan dengan juice anggur, antibiotika makrolid
(misalnya eritromisin), obat anti jamur (misalnya itraconazole atau ketoconazole) berbahaya
karena dapat memperpanjang interval QT.(8,9) Pada tahun 1997 FDA menarik terfenadin dari
pasaran karena telah ditemukannya obat sejenis dan lebih aman.

PERBEDAAN OBAT BEDASARKAN GENERASI


Generasi pertama dan kedua berbeda dalam dua hal yang signifikan. Generasi
pertama lebih menyebabkan sedasi dan menimbulkan efek antikolinergik yang lebih nyata.
Hal ini dikarenakan generasi pertama kurang selektif dan mampu berpenetrasi pada sistem
saraf pusat (SSP) lebih besar dibanding generasi kedua. Sementara itu, generasi kedua lebih
banyak dan lebih kuat terikat dengan protein plasma, sehingga mengurangi kemampuannya
melintasi otak.
Sedangkan generasi ketiga merupakan derivat dari generasi kedua,
berupa metabolit (desloratadine dan fexofenadine) dan enansiomer (levocetirizine).
Pencarian generasi ketiga ini dimaksudkan untuk memperoleh profil antihistamin yang
lebih baik dengan efikasi tinggi serta efek samping lebih minimal. Faktanya,
fexofenadine memang memiliki risiko aritmia jantung yang lebih rendah dibandingkan
obat induknya, terfenadine. Demikian juga dengan levocetirizine atau desloratadine,
tampak juga lebih baik dibandingkan dengan cetrizine atau loratadine.
E. CARA INDENTIFIKASI SECARA KUALITATIF
Pengujian dilakukan pada sampel fexofenadine yang juga merupakan salah satu
senyawa obat yang berkhasiat sebagai antihistaminikum. Analisis kualitatif sampel
fexofenadine ditambahkan H2SO4 pekat dan diencerkan dengan akuades
menghasilkan warna merah-coklat. Dan juga senyawa fexofenadine dapat dianalisis secara
kualitatif menggunakan metode spektroskopi inframerah dengan cara mengidentifikasi
gugus fungsi yang dihasilkan pada spectrum inframerah.

Anda mungkin juga menyukai