Anda di halaman 1dari 22

NAMA : Nyimas Mahdiyah Feryanti

NPM : 1706048091
Kelas : Hukum Organisasi Perusahaan B - Reguler

Karakteristik Persekutuan Perdata Firma CV


Pengertian Perjanjian antara dua orang atau lebih yang Persekutuan perdata yang didirikan Persekutuan komanditer yang
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu untuk menjalankan perusahaan dengan diadakan antara seorang sekutu atau
ke dalam persekutuan dengan maksud nama bersama. lebih yang bertanggung jawab secara
membagi keuntungan yang diperoleh pribadi untuk seluruhnya dengan
karenanya. seorang atau lebih sebagai sekutu
yang meminjamkannya.
Dasar hukum Pasal 1618-1652 BW Pasal 16-35 KUHD Pasal 19-21 KUHD
Cara Konsensual Firma harus didirikan dengan akta KUHD tidak mengatur secara khusus
mendirikan (ps 1624 BW) otentik, akan tetapi ketiadaan akta yang mengenai cara mendirikan CV.
Akte notaris: demikian tidak dapat dikemukakan
Dimaksudkan untuk menghindari dari untuk merugikan pihak ketiga (ps 22 CV=firma dalam bentuk khusus,
persengketaan atau perselisihan di kemudian KUHD) maka ketentuan pendirian firma dapat
hari mengenai tanggung jawab, pembagian hal diberlakukan.
dan kewajiban masing-masing pihak. Akta pendirian firma harus didaftarkan
di kepaniteraan PN setempat. Setelah
didaftarkan, akta pendiriamn
diumumkan dalam Berita negara RI. Jika
kewajiban mendaftarkan dan
mengumumkan tidak dilakukan, maka
pihak ketiga dapat menganggap firma
sebagai persekutuan umum.
Ciri dan sifat - gunanya untuk mencari keuntungan - apabila terdapat hutang tak terbayar, - sulit untuk menarik modal yang
- cara pendirian sederhana maka setiap pemilik wajib melunasi telah disetor
- cara pembubarannya tidak memerlukan dengan harta pribadi - modal besar karena didirikan banyak
persyaratan formal - setiap anggota firma memiliki hak pihak
- cara pendirian persekutuan perdata dimulai untuk menjadi pemimpin - mudah mendapatkan kredit
saat ditandatanganinya akta pendirian di - seorang anggota tidak berhak pinjaman
notaris dan selanjutnya didaftarkan di memasukkan anggota baru tanpa seizin - ada anggota aktif yang memiliki
kepaniteraan pengadilan negeri anggota yang lainnya tanggung jawab tidak terbatas dan ada
- keanggotaan firma melekat dan berlaku yang pasif tinggal menunggu
seumur hidup keuntungan
- seorang anggota mempunyai hak untuk - relatif mudah untuk didirikan
membubarkan firma - kelangsungan hidup perusahaan cv
- pendiriannya tidak memerlukan akte tidak menentu
pendirian
- mudah memperoleh kredit usaha
Jenis dan -Persekutuan perdata umum/penuh: dimana -menggunakan nama bersama (nama -CV diam-diam:
macam para sekutu memasukkan seluruh hartanya sekutu yang dijadikan menjadi nama Persekutuan komanditer yang belum
atau bagian yang sepadan dengannya tanpa perusahaan) menyatakan secara terang-teranganh
adanya suatu perincian apapun kepada pihak ketiga sebagai
-persekutuan perdata khusus: persekutuan komanditer.
Dimana para sekutu menjanjikan pemasukan -CV terang-terangan:
benda-benda tertentu atau sebagian tenaga Persekutuan komanditer yang telah
kerjanya. menyatakan diri sebagai CV pada
pihak ketiga
-CV dengan saham:
Persekutuan komanditer terang-
terangan yang modalnya terdiri atas
saham-saham
Tanggung -merupakan kewajiban untuk mengganti -sekutu yang ditunjuk atau diberi kuasa -tanggung jawab intern:
jawab kerugian apabila perikatan yang sudah untuk menjalankan tugas pengurus Sekutu komanditer
dijanjikan tidak dilaksanakan, sehingga jika ditentukan dalam AD (akta pendirian) Tanggung jawab terbatas pada
perikatan itu benar-benar tidak dilaksanakan firma. inbreng yang disetor.
maka sekutu yang bertanggung jawab dapat -jika belum ditentukan, pengurus harus Sekutu biasa
diganggu gugat untuk memenuhi prestasinya. ditentukan dalam akta tersendiri dan Tanggung jawab secara pribadi untuk
-ps 1642-1645 BW: didaftarkan ke kepaniteraan PN setempat keseluruhan, meskipun sekutu yang
dan diumumkan dalam BNRI (supaya
1. sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga mengetahui siapa saja yang menurut AD tidak diperkenankan
pihak ketiga, maka sekutu tersebut harus menjadi pengurus yang berhubungan berhubungan dengan pihak ketiga.
bertanggung jawab penuh walaupun dengan dengannya.
alasan hubungan hukum tersebut dilakukan - semua anggota dianggap dapat dan -tanggung jawab ekstern:
untuk kepentingan persekutuan. dibolehkan bertindak keluar atas nama Sekutu komplementer yang
2. perbuatan hukum menjadi mengikat sekutu firma, seorang anggota dapat mengikat bertanggung jawab atas hubungan
lain jika ada surat kuasa dari sekutu lain, anggota lainnya. dengan pihak ketiga.
keuntungan yang didapat nyata-nyata -semua anggota dianggap berhak untuk
dinikmati oleh persekutuan. menerima dan mengeluarkan uang atas
3. beberapa sekutu mengadakan hubungan nama dan untuk kepentingan firma.
hukum dengan pihak ketiga, maka para sekutu
bertanggung jawab secara tanggung renteng
meskipun inbreng tidak sama kecuali telah
diperjanjikan sebelumnuya bahwa ada
berimbangan inbreng dengan
pertanggungjawaban.
4. apabila seorang sekutu melakukan
hubungan hukum dengan pihak ketiga atas
nama persekutuan, maka persekutuan dapat
langsung menggugat pihak ketiga itu.
unsur -persekutuan perdata merupakan perjanjian -persekutuan perdata (ps 1618 BW) 1.CV sebagai perkumpulan:
(kontrak) -menjalankan perusahaan (ps 16 KUHD) -sebagai kepentingan bersama
-prestasi para pihak dengan memasukkan -menggunakan nama bersama (ps 16 -sebagai kehendak bersama
sesuatu ke dalam persekutuan KUHD) -mempunyai tujuan bersama
-tujuan untuk membagi keuntungan -mempunya kerja sama
Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi 2.CV sebagai persekutuan perdata
untuk keseluruhan (ps 18 KUHD) -sebagai perjanjian timbal balik
-sebagai inbreng
-sebagai pembagian keuntungan
3.CV sebagai firma
-untuk menjalankan perusahaan
-dengan nama bersama atau firma
-sebagai tanggung jawab sekutu yang
sifatnya pribadi untuk keseluruhan
Modal Masing-masing sekutu diwajibkan untuk Masing-masing sekutu diwajibkan untuk Masing-masing sekutu diwajibkan
memberikan pemasukan ke dalam persekutuan memberikan pemasukan ke dalam untuk memberikan pemasukan ke
(ps 1619 BW) persekutuan (ps 1619 BW) dalam persekutuan (ps 1619 BW)
Pemasukan: Pemasukan: Pemasukan:
-uang -uang -uang
-benda-benda yang layak sebagai pemasukan -benda-benda yang layak sebagai -benda-benda yang layak sebagai
(kendaraan bermotor, alat perlengkapan pemasukan (kendaraan bermotor, alat pemasukan (kendaraan bermotor, alat
kantor) perlengkapan kantor) perlengkapan kantor)

Tenaga kerja, baik secara fisik maupun Tenaga kerja, baik secara fisik maupun Tenaga kerja, baik secara fisik
pikiran. pikiran. maupun pikiran.
pengurusan -pembebanan kepengurusan persekutuan Ada yang ditunjuk dalam Anggaran Sekutu bertanggung jawab atas semua
perdata dilakukan dengan cara: Dasar dan ada yang tidak didasarkan kerugian yang didasarkan atas
1.diatur sekaligus bersama dengan akta pada pengangkatan. inbreng.
pendirian persekutuan perdata > sekutu
statuter
2.diatur dengan akta tersendiri sesudah
pendirian persekutuan > sekutu mandater

-sekutu statuter tidak dapat diberhentikan,


kecuali atas dasar alasan-alasan berdasar
hukum

Sekutu mandater kedudukannya sama dengan


seorang pemegang kuasa yang kuasanya dapat
dicabut sewaktu-waktu. Dapat meminta
kekuasaannya dicabut.
Pembagian -cara pembagian keuntungan dan kerugian Apabila dalam perjanjian firma tidak 1.kesepakatan anggaran dasar
keuntungan sebaiknya ditentukan dalam perjanjian diatur secara khusus mengenai 2.berimbang
dan kerugian pendirian persekutuan dengan ketentuan tidak pembagian laba-rugi, maka sesuai
boleh memberikan seluruh keuntungan hanya dengan Undang-Undang firma laba atau
kepada salah seorang sekutu saja. rugi akan dibagi kepada para anggota
-dapat diperjanjikan bahwa seluruh kerugian dalam perbandingan yang sama besar
hanya akan ditanggung oleh salah seorang
sekutu saja.
-jika tidak diatur sebelumnya, maka ditentukan
bahwa pembagian keuntungan dan kerugian
berdasarkan asas keseimbangan (seimbang
dengan inbreng)

Asas keseimbangan dibatasi dengan ketentuan


bahwa pemasukan berupa tenaga kerja hanya
dipersamakan dengan pemasukan uang atau
benda terkecil.
Berakhirnya Persekutuan perdata dapat berakhir karena (ps 1.lampaunya waktu yang diperjanjikan -lampaunya waktu yang diperjanjikan
1646-1651 BW) 2.pengakhiran oleh seorang sekutu.
1.lewatnya waktu untuk mana persekutuan 3.kematian salah seorang sekutu -pengakhiran oleh salah seorang
telah diadakan 4.adanya kepailitan. sekutu
2.musnahnya barang atau diselesaikannya 5.menjalankan usaha yang tidak sesuai -pengakhiran berdasarkan alasan
perbuatan yang menjadi pokok persekutuan. dengan akta pendirian, melanggar yang sah
3.kehendak semata-mata dari beberapa atau kesusilaan atau ketertiban umum -selesainya suatu perbuatan
seorang sekutu. berdasarkan dengan putusan hakim. -musnahnya benda yang menjadi
4.pengakhiran berdasarkan alasan yang sah. objek persekutuan
-setiap pembubaran firma memerlukan -kematian salah seorang sekutu
Salah seorang sekutu meninggal, diletakkan di pemberesan > firma yang bubar -adanya pengampuan atau kepailitan
bawah pengampuan atau dinyatakan pailit. dianggap masih tetap ada apabila masih
ada hak dan kewajiban yang belum
diselesaikan
-pemberesan dilakukan oleh pemberes >
mereka yang ditetapkan di AD
-jika dalam AD tidak ditentukan, maka
pemberes adalah sekutu pengurus atau
dapat juga menunjuk sekutu bukan
pengurus dengan suara terbanyak.
-apabila suara terbanyak tidak tercapai,
maka pemberes ditetapkan oleh
Pengadilan Negeri.
-Tugas pemberes adalah menyelesaikan
semua utang firma dengan menggunakan
uang firma
1. jika masih ada saldo > dibagi untuk
para sekutu.
2. jika ada kekayaan berupa barang >
seperti pembagian warisan (pasal 1652
BW)

Jika ada kekurangan, berlaku ps 18


KUHD.
Menurut E. Utrecht/Moh. Soleh Djidang, dalam lalu lintas hukum ada berbagai macam-macam badan hukum, yaitu:
a. Perhimpunan (vereniging) yang dibentuk dengan sengaja dan dengan sukarela oleh orang yang bermaksud memperkuat kedudukan
ekonomis mereka, memelihara kebudayaan, mengurus soal-soal sosial dan sebagainya. Badan hukum semacam itu berupa-rupa, misalnya
Perseroan Terbatas (PT), perusahaan negara, joint venture;
b. Persekutuan orang (gemmenschap van mensen) yang terbentuk karena faktor-faktor kemasyarakatan dan politik dalam sejarah, misalnya
negara, propinsi, kabupaten dan desa;
c. Organisasi yang didirikan berdasarkan undang-undang tetapi bukan perhimpunan yang termasuk sub (a) di atas ini;
d. Yayasan.
Menurut pendapat ini, badan hukum terbagi ke dalam 2 (dua) tipe golongan, yakni macam-macam badan hukum yang disebut pada sub (a), (b),
dan (c) disebut korporasi (corporatie) serta yayasan. Perseroan sebagai suatu badan hukum merupakan salah satu bentuk dari korporasi, yaitu
perhimpunan atas gabungan orang yang dalam lalu lintas hukum bertindak secara bersama-sama sebagai satu subjek hukum tersendiri, guna
mencapai tujuan tertentu (biasanya tujuan ekonomis).
Perseroan sebagai badan hukum, secara hukum pada prinsipnya harta benda perseroan terpisah dari harta benda pendiri/pemiliknya, karena itu
tanggung jawab secara hukum juga dipisahkan dari harta benda pribadi pemilik perusahaan yang berbentuk badan hukum. Sehingga, karena tujuan
dari perseroan adalah ekonomis, dalam perkembangan ini muncul apa yang disebut hukum perusahaan yang menjadi wadah penggerak setiap jenis
kegiatan usaha, yang diatur dalam:
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata);
Terletak pada Buku III tentang Perikatan, seperti jual beli, asuransi, pengangkutan, makelar, komisioner, wesel, check, firma, CV, PT dan
sebagainya.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD);
Buku I tentang perdagangan pada umumnya, dan Buku II mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari pelayaran. Menurut KUHD
terdapat beberapa jenis perseroan yang ada, yaitu Persekutuan dengan Firma (Fa) diatur dalam Pasal 16-35 KUHD, Persekutuan
Komanditer (CV) diatur dalam Pasal 19-21 KUHD.
c. Peraturan perundang-undangan lainnya.
Dimana, bentuk-bentuk hukum perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai:
- Perusahaan bukan badan hukum
1. Firma
Didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama bersama, dimana anggotanya langsung dan secara sendiri-sendiri
bertanggung jawab sepemnuhnya terhadap pengurusan firma.
2. Persekutuan Komanditer (CV)
Merupakan firma yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya
menyerahkan uang atau barang modal sebagai pemasukan kepada persekutuan dan tidak ikut campur dalam pengurusan persekutuan
dan hanya memperoleh keuntungan dari pemasukannya tersebut serta tanggung jawabnya hanya terbatas pada pemasukannya tersebut.
- Perusahaan badan hukum
1. Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan badan hukum yang melakukan kegiatan usaha tertentu yang didalamnya terdiri dari persekutuan modal dan modal tersebut
terbagi-bagi dalam bentuk saham.
2. Badan Usaha Koperasi
Badan usaha beranggotakan orang perseorangan atau badan hukum dengan berlandaskan pada prinsip koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat, berdasarkan asas kekeluargaan.
Sehingga, yang akan dibahas berikutnya adalah perbedaan dari persekutuan perdata, firma, dan cv.
A. Persekutuan Peradata atau Maatschap
Dalam literatur Belanda, maatschap sering disebut burgerlijke maatschap atau “persekutuan perdata.” Menurut Pasal 1618
KUHPer, maatschap adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu, dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh. Dilihat dari bunyi pasal tersebut, dapat ditafsirkan bahwa maatschap memiliki unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Merupakan suatu perjanjian
2. Terdapat perikatan antara dua orang atau lebih
3. Terdapat pemasukkan (inbreng)
4. Terdapat tujuan untuk membagi keuntungan yang diperoleh
Unsur pemasukan (inbreng) tersebut bisa berupa sejumlah uang, barang dengan wujud tertentu, atau berupa tenaga, jasa, atau
keahlian (skill). Selain itu, dalam maatshcap juga harus ada kerjasama antar para sekutu dan kerjasama antara sekutu dengan maatschap
sebagai suatu kesatuan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan hukum dan hak serta kewajiban para sekutu satu sama lainnya, serta hak
dan kewajiban para sekutu terhadap maatschap sebagai suatu kesatuan.
Atas kekayaan maatschap ini, ada kepemilikan bersama yang terikat dimana semua sekutu memiliki hak yang sebanding atas
seluruh benda milik bersama sebagai suatu kesatuan. Atas benda milik bersama ini tidak dapat ditetapkan harta bagian masing-masing
sekutu atas masing-masing benda yang menjadi bagian dari keseluruhan benda milik bersama. Dengan demikian sekutu masing-masing
tidak bisa menjual atau mengalihkan benda milik maatschap tanpa persetujuan semua sekutu. Pada maatschap, tidak ada nama bersama
seperti halnya yang terjadi dalam persekutuan dengan firma. Konsekuensinya adalah masing-masing sekutu bertindak keluar (bertindak
dengan pihak ketiga) atas namanya sendiri, kecuali telah diperjanjikan bahwa sekutu yang bersangkutan bertindak atas nama maatschap
(seluruh sekutu), sehingga pihak ketiga tahu bahwa ia telah berhubungan dengan suatu maatschap.
Sifat Pendirian Maatschap

Menurut Pasal 1618 KUHPerdata, maatschap adalah persekutuan yang didirikan atas dasar perjanjian. Menurut sifatnya, perjanjian
itu ada dua macam golongan, yaitu perjanjian konsensual (concensuelle overeenkomst) dan perjanjian riil (reele overeenkomst). Perjanjian
mendirikan maatschap adalah perjanjian konsensual, yaitu perjanjian yang terjadi karena ada persetujuan kehendak dari para pihak atau
ada kesepakatan sebelum ada tindakan-tindakan (penyerahan barang). Pada maatschap, jika sudah ada kata sepakat dari para sekutu untuk
mendirikannya, meskipun belum ada inbreng, maka maatschap sudah dianggap ada.

Undang-undang tidak menentukan mengenai cara pendirian maatschap, sehingga perjanjian maatschap bentuknya bebas. Tetapi
dalam praktek, hal ini dilakukan dengan akta otentik ataupun akta dibawah tangan. Juga tidak ada ketentuan yang mengharuskan
pendaftaran dan pengumuman bagi maatschap, hal ini sesuai dengan sifat maatschap yang tidak menghendaki adanya publikasi (terang-
terangkan). Perjanjian untuk mendirikan maatschap, disamping harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, juga harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Tidak dilarang oleh hukum;


2. Tidak bertentangan dengan tatasusila dan ketertiban umum; dan
3. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu keuntungan.

Pembagian Keuntungan dan Kerugian

Para mitra bebas untuk menentukan bagaimana keuntungan maatschap akan dibagikan diantara mereka. Menurut Pasal 1633
KUHPerdata cara membagi keuntungan dan kerugian itu sebaiknya diatur dalam perjanjian pendirian maatschap. Bila dalam perjanjian
pendirian tidak diatur maka bagian tiap sekutu dihitung menurut perbandingan besarnya sumbangan modal yang dimasukkan oleh masing-
masing sekutu. Sekutu yang inbreng-nya hanya berupa tenaga, maka bagian keuntungan/rugi yang diperolehnya sama dengan bagian
sekutu yang memasukkan inbreng berupa uang atau barang yang paling sedikit. Menurut pasal 1634 KUHPerdata, para sekutu tidak boleh
berjanji bahwa jumlah bagian mereka masing-masing dalam maatschap ditetapkan oleh salah seorang sekutu dari mereka atau orang lain.
Perjanjian yang demikian harus dianggap tidak ada/tidak tertulis. Disamping itu, menurut Pasal 1635 KUHPerdata, para sekutu dilarang
memperjanjian akan memberikan keuntungan saja kepada salah seorang sekutu, tetapi harus mencakup dua-duanya, yakni keuntungan
(laba) dan kerugian. Bila hal itu diperjanjikan juga maka hal itu dianggap batal. Namun sebaliknya, para sekutu diperbolehkan
memperjanjikan bahwa semua kerugian akan ditanggung oleh salah seorang sekutu saja.

Keanggotaan Maatschap

Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pada sifat kapasitas kepribadian ( persoonlijke capaciteit) dari orang
(sekutu) yang bersangkutan. Pada asasnya maatschap terikat pada kapasitas kepribadian dari masing-masing anggota, dan cara masuk-
keluarnya ke dalam maatschap ditentukan secara statutair (tidak bebas). Adapun sifat kapasitas kepribadian dimaksud diutamakan, seperti:
sama-sama seprofesi, ada hubungan keluarga, atau teman karib. KUHPerdata (Bab VIII) sendiri juga tidak melarang adanya maatschap
antara suami-istri. Meskipun tidak dilarang, maatschap yang didirikan antara suami-istri, dimana ada kebersamaan harta kekayaan
(huwelijk gemeenschap van goederen), maka maatschap demikian tidak berarti apa-apa, sebab kalau ada kebersamaan harta kekayaan
(harta perkawinan), maka pada saat ada keuntungan untuk suami-istri itu tidak ada bedanya, kecuali pada saat perkawinan diadakan
perjanjian pemisahan kekayaan.

Pengurusan Maatschap

Pengangkatan pengurus Maatschap dapat dilakukan dengan dua cara (Pasal 1636), yaitu:
a. Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian maatschap. Sekutu maatschap ini disebut “sekutu statuter” ( gerant statutaire);
b. Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri dengan akta khusus. Sekutu pengurus ini dinamakan “sekutu mandater” ( gerant
mandataire).

Perbedaan kedudukan hukum antara sekutu statuter dan sekutu mandater yakni menurut Pasal 1636 (2) KUHPerdata, selama
berjalannya maatschap, sekutu statuter tidak boleh diberhentikan, kecuali atas dasar alasan-alasan menurut hukum, misalnya tidak cakap,
kurang seksama (ceroboh), menderita sakit dalam waktu lama, atau keadaan-keadaan atau peristiwa-peristiwa yang tidak memungkinkan
seorang sekutu pengurus itu melaksanakan tugasnya secara baik. Yang memberhentikan sekutu statuter ialah maatschap itu sendiri. Atas
pemberhentian itu sekutu statuter dapat minta putusan hakim tentang soal apakah pemberhentian itu benar-benar sesuai dengan kaidah
hukum. Sekutu statuter bisa minta ganti kerugian bila pemberhentian itu dipandang tidak beralasan. Sekutu mandater kedudukannya sama
dengan pemegang kuasa, jadi kekuasaannya dapat dicabut sewaktu-waktu atau atas permintaan sendiri. Kalau diantara para sekutu tidak
ada yang dianggap cakap atau mereka tidak merasa cakap untuk menjadi pengurus, maka para sekutu dapat menetapkan orang luar yang
cakap sebagai pengurus. Jadi, ada kemungkinan pengurus maatschap adalah bukan sekutu. Hal ini dapat ditetapkan dalam akta pendirian
maatschap atau dalam perjanjian khusus.

Pembubaran Maatschap

Mengenai pembubaran maatschap, Pasal 1646 KUHPer mengatur bahwa suatu maatschap hanya dapat berakhir apabila:

1. Lewatnya waktu untuk mana persekutuan telah diadakan;


2. Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan;
3. Atas kehendak semata-mata dari beberapa orang sekutu;
4. Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau dinyatakan pailit.
B. Firma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering
juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama.
Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai
yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Firma diatur pada Pasal 15 sampai dengan 35 KUHD (Kitab Undang-undang Hukum
Dagang). Pengertian Firma adalah tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama
atau firma.

Pendirian Firma

Bentuk usaha Firma diatur dalam perundangan warisan Belanda yaitu dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (“KUHD”)
Bab Ketiga, Bagian Kedua, Pasal 16 s/d 35. Didalamnya Bagian Kedua tersebut juga diatur mengenai Persekutuan Komanditer/CV yang
merupakan bentuk khusus dari Firma. Pasal 16 KUHD menerangkan pengertian Firma yaitu: tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk
menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu nama bersama. Selanjutnya Pasal 17 KUHD menerangkan bahwa tiap-tiap pesero(sekutu)
yang tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan
(persekutuan), pula untuk mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala tindakan yang tidak
bersangkutpaut dengan perseroan/persekutuan itu, atau yang para pesero/sekutu tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam
ketentuan (kuasa yang diberikan) diatas. Dalam Firma, tiap-tiap pesero/sekutu secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk
seluruhnya atas segala perikatan dari Firma (Pasal 18 KUHD).

Langkah-langkah mendirikan Firma adalah sebagai berikut:

Para pihak yang berkehendak mendirikan Firma menyiapkan akta yang didalamnya minimal memuat (Pasal 26 KUHD):
• Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para pendiri Firma;
• Nama Firma yang akan didirikan (termasuk juga tempat kedudukan Firma);
• Keterangan kegiatan usaha yang akan dilakukan Firma di kemudian hari;
• Nama Sekutu yang tidak berkuasa untuk menandatangani perjanjian atas nama Firma;
• Saat mulai dan berakhirnya Firma;
• Klausula-klausula yang berkaitan dengan hubungan antara pihak ketiga dengan Firma

Akta tersebut dibuat sebagai akta otentik yang dibuat di hadapan notaris (Pasal 22 KUHD), selanjutnya didaftarkan pada register
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana Firma berkedudukan (Pasal 23 KUHD). Akta yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri
selanjutnya diumumkan dalam Berita Negara.

Permodalan Firma

Pasal 1619 ayat (2) KUHPerdata menetapkan bahwa tiap-tiap sekutu dari persekutuan perdata diwajibkan memasukan dalam kas
persekutuan perdata yang didirikan itu:

1. uang;
2. benda-benda lain apa saja yang layak bagi pemasukan
3. tenaga kerja, baik fisik maupun tenaga pikiran

Menurut keilmuan dan yurisprudensi, persekutuan perdata itu belum mencapai status badan hukum, akan tetapi menurut Arrest H.G.H
tanggal 7 januari 1926, persekutuan perdata itu dinyatakan memiliki kekayaan sendiri. Putusan itu mendasarkan diri atas pasal 1618,
1640, 1641, dan 1645 KUHPerdata, serta asas- asas yang mendukung pasal-pasal tersebut. Kekayaan itu berdiri sendiri, terpisah dari
kekayaan pribadi sekutu masing-masing. Penyendirian harta kekayaan itu harus ditentukan dalam perjanjian pendirian persekutuan.

Kekayaan persekutuan perdata itu terdiri dari:

a. pemasukan (inbreng) dari masing-masing sekutu.


b. enagihan-penagihan kedalam, kepada sekutu-sekutunya, yaitu bunga-bunga dari pemasukkan yang disanggupkan, tetapi belum
masukdan lain-lain;
c. pergantian kerugian kepada persekutuan dari sekutu-sekutu yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi persekutuan;
d. penagihan-penagihan keluar kepada pihak ketiga.

Prof. Mr. J van Kan dalam anotasinya dibawah putusan H.G.H tanggal 7 Januari 1926 tersebut diatas, mengatakan bahwa adanya
kekayaan sendiri bagi persekutuan firma sudah lama diakui dalam keilmuan dan dalam yurisprudensi, walaupun pengakuan itu belum
meluas sampai dengan pengakuan bahwa persekutuan firma itu adalah badan hukum. Dengan adanya pengakuan terhadap adanya
kekayaan tersendiri bagi persekutuan fima itu, maka dicapailah sekaligus dua macam tujuan:

1. Persekutuan Firma dilindungi dari penuntutan pembagian kekayaan dari sekutu-sekutunya, sebelum semua utang persekutuan
dilunasi dahulu. (arrest H.R Tanggal 26 November 1897);
2. Dengan demikian persekutuan firma itu dilindungi terhadap penagihan- penagihan prive dari para sekutu, karena kekayaan sendiri
itu merupakan jaminan bagi semua kreditur persekutuan bukan kreditur-kreditur para sekutu
Pembubaran Firma

Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik;


2. Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;
3. Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4. Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5. Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang ditunjuk oleh Pengadilan.

C. Persekutuan Komanditer (CV)


Commanditaire Vennootschap atau biasa di sebut persekutuan komanditer merupakan suatu persekutuan yang di dirikan oleh dua
orang atau lebih. Sebuah CV mempunyai dua macam sekutu :
1. Sekutu aktif biasanya disebut dengan pengurus CV adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian
dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif.
2. Sekutu pasif atau biasa disebut komanditer adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Apabila perusahaan
rugi sekutu komanditer bertanggung jawab hanya sebatas modal yang ditanamkan demikian juga, apabila perusahaan untung maka
uang yang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.

Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer
dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam praktik di Indonesia
untuk mendirikan persekutuan komanditer dengan dibuatkan akta pendirian/berdasarkan akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. Hubungan perusahaan dengan pihak luar
dikerjakan oleh sekutu aktif sesuai pasal 19 KUH Dagang. Dalam pasal 16 KUH Dagang, CV merupakan persekutuan perdata yang masa
berakhirnya ditetapkan dalam pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata.

Pendirian CV

CV dapat didirikan dengan hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang dengan menggunakan akta notaris yang berbahasa
Indonesia. Walupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam Undang-undang Hukum Dagang
dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta Notaris. Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum
datang ke Notaris adalah Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut, tempat kedudukan dari CV, Siapa yang akan bertindak
selaku Persero aktif, dan persero diam, serta maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun sebenarnya bisa mencantumkan
maksdu dan tujuan yang seluas-luasnya). Untuk menyatakan berdirinya CV sebenarnya sudah cukup dengan akta notaris, tetapi untuk
memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada Pengadilan negeri setempat dengan membawa kelengkapan
berupa Surat keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan. Untuk CV yang ingin mengikuti
tender dari pemerintah semestinya mengurus kelengkapan dibawah ini:

1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP),


2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Tanda daftar Perseroan (khusus CV)
4. Keanggotaan pada KADIN.

Organ Persekutuan Komanditer


Sebagaimana dijelaskan bahwa di dalam CV ini terdapat dua macam sekutu, yaitu sekutu aktif yang di samping menanamkan modal
ke dalam perusahaan juga bertugas mengurus perusahaan dan sekutu pasif atau sekutu diam yang hanya memasukkan modal, tetapi tidak
terlibat di dalam pengurusan perusahaan. Akibatnya, terdapat juga dua macam tanggung jawab sekutu CV. Sekutu aktif bertanggung
jawab tidak saja terbatas pada kekayaan CV, tetapi juga kekayaan pribadi (kalau diperlukan). Di sini persis sama dengan sekutu pada
sebuah Fa. Lain halnya dengan sekutu pasif yang hanya bertanggung jawab terbatas pada modal yang dimasukkan saja.

Berakhir Persekutuan Komanditer

Berakhirnya Persekutuan Komanditer boleh dikatakan sama dengan berakhirnya persekutuan Firma, yaitu dianggap bubar apabila :

1. waktu yang ditentukan untuk bekerja telah lampau,


2. barang musnah atau usaha yang menjadi tugas pokok selesai
3. seorang atau lebih anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia,

Dalam prakteknya, seorang anggota persekutuan komanditer yang mundur digantikan oleh orang lain dengan tetap mempertahankan
persekutuan yang ada. Pasal 31 KUHD mengatur bahwa pembubaran persekutuan (firma ataupun komanditer) sebelum waktu yang
ditentukan (karena pengunduran diri atau pemberhentian) harus dilakukan dengan suatu akte otentik, didaftarkan pada Pengadilan Negeri,
dan diumumkan dalam Berita Negara. Apabila hal ini tidak dilakukan maka persekutuan tetap dianggap ada terhadap pihak ketiga. Pasal
32 KUHD mengatur cara penyelesaian pembubaran, yaitu dilakukan atas nama perseroan oleh anggota-anggota yang telah mengurus
perseroan, kecuali apabila ditunjuk orang lain dalam akte pendirian atau persetujuan kemudian, atau semua pesero (berdasarkan suara
terbanyak) mengangkat seseorang untuk menyelesaikan pembubaran. KUHD tidak mengatur tugas-tugas mereka, hal itu diserahkan
kepada para pesero. Pasal 1802 KUHPer mengatur bahwa orang yang ditunjuk untuk menyelesaikan pembubaran harus mempertanggung
jawabkan segala usaha dan hasil-hasilnya kepada para pesero dan berkewajiban mengganti kerugian apabila perseroan menderita kerugian
karena perbuatannya. Setelah urusan dengan orang yang ditugaskan ini selesai, maka pembagian kepada para pesero dapat dilakukan.
Selama proses pembubaran, persekutuan masih berjalan sehingga proses likuidasi benar-benar selesai. Apabila suatu persekutuan
komanditer jatuh pailit, maka seluruh anggotanya jatuh pailit karena hutang-hutang persekutuan juga menjadi hutang-hutang mereka yang
harus ditannggung sampai dengan kekayaan pribadi, kecuali untuk pesero komanditer, di mana ia hanya menanggung sebatas modal yang
telah disetornya.

DAFTAR PUSTAKA

Chidir, Ali. 1999. Badan Hukum. Bandung.

Fuady, Munir. 2002. Doktrin-Doktrin Moderen dalam Corporate Law & Eksistensinya dalam Hukum indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

C.S.T. Kansil, dan Christine S.T. Kansil. 2005. Hukum perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam Ekonomi) Bag I. Jakarta: Pradnya Paramita.

Purwostjipto. 2007. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia I : Pengetahuan Dasar Hukum Dagang. Jakarta: Djambatan.

Hasyim, Farida. 2009. Hukum Dagang. Jakarta: Sinar Grafika

Anda mungkin juga menyukai