Anda di halaman 1dari 3

TES-TES PENUNJANG MATA

Dalam dunia kedokteran, dikenalkan berbagai macam tes pemeriksaan penunjang mata.
Pemeriksaan ini coba saya list kan, dan rangkumkan. Sebagai berikut ini:

1. Tes Schirmer adalah tes untuk memeriksa produksi air mata. Tes ini dilakukan dengan
cara menyisipkan kertas saring di fornix inferior mata, kemudian ditunggu selama 5 menit.
Pada kondisi normal, glandula lacrimalis dapat memproduksi air mata 10 mm dari pangkal
ketrtas saring basah oleh air mata.
2. Tes Regurgitasi adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya patensi saccus
lacrimalis, dimana dilakukan dengan cara menekan saccus lacrimalis dan dilihat ada
tidaknya sekret yang keluar dari saccus tersebut. Tes ini bernilai positif bila terdapat secret
yang keluar. Tes ini positif pada Dacriocystitis.
3. Tes Anel adalah tes yang dilakukan untuk melihat patensi ductus lakrimalis. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum lakrimalis ke dalam saccus
lakrimalis, kemudian disemprotkan larutan garam fisiologis (NaCl). Tes anel bernilai
positif bila ada rasa asin di tenggorokan, dan tes anel bernilai negatif bila tidak ada asin.
Tes anel negatif berarti terdapat patensi pada duktus nasolakrimalis.
4. Tes Amsler Grid adalah tes untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral makula. Pada tes
ini juga dapat dilakukan untuk melihat adanya skotoma pada lapang pandang dan
dokumentasi metamorfosa.
5. Tes Plasido adalah tes untuk menilai rata tidaknya kurvatura permukaan kornea. Tes ini
menggunakan piringan dengan lingkaran berwarna hitam putiih.
6. Tes Flouresin adalah tes untuk melihat adanya defek pada sel epitel kornea. Pada tes ini
dilakukan dengan kertas flouresin dibasahi terlebih dahulu dengan NaCl kemudian
diletakkan pada saccus konjunctiva inferior, setelah terlebih dahulu pasien diberi anestesi
lokal. Pasien diminta menutup matanya selama 20 detik, kemudian kertas diangkat. Defek
kornea akan terlihat berwarna hijau dan disebut sebgai uji flouresin positif.
7. Tes Seidel adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui adanya perforasi kornea. Tes ini
dilakukan dengan cara setelah flouresin menempel pada kornea, dilakukan sedikit
penekanan pada korna. Apabila terdapat lubang di kornea, maka floresin akan tercecer oleh
aquos humor dan keluar sehingga tampak sebagai suatu aliran.
8. Tes shadow adalah tes yang digunakan untuk mengetahui stadium katara. Prinsipnya,
apabila lensa belum keruh seluruhnya, ketika disinari menggunakan senter dari depan bola
mata dengan sudut 45oC, sinar akan dipantulkan dan mengenai iris, sehingga terbentuk
bayangan iris pada pupil yang terlihat seperti bulan sabit. Shadow tes positif bila
didapatkan pupil terlihat seperti bulan sabit.
9. Tes Hirschberg adalah tes skrining yang digunakan untuk melihat misalignment dari
ocular (strabismus). Dilakukan dengan cara mata disinari dan diamati pantulan kornea.
Pada saat melakukan tes, refleks cahaya kedua mata dibandingkan. Pada orang normal,
refleks tersebut akan simetris, berbeda pada orang strabismus.
10. Tes cover-uncover adalah tes yang digunakan untuk melihat deviasi dari strabismus.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa deviasi okular, ada 2, yakni tropia dan
phoria. Tropia adalah misalignment dua mata ketika pasien melihat dengan kedua mata
yang tidak ditutupi. Phoria adalah hanya muncul bila penglihatan binocular rusak, dan dua
mata tidak lagi melihat obyek yang sama. Phoria disebut juga deviasi laten.
11. Tes ophthalmoscopy direct adalah tes yang digunakan untuk mengamati retina dengan
sinar konvergen yang dipantulkan dalam pupil pasien. Sinar muncul dari setiap titik di
fundus pasien mencapai retina melalui lubang di ophthalmoscop. Dalam ophtalmoscopy
langsung, terlihat obyek tegak, virtual, dan diperbesar 15 kali dari kondisi emetrop.
12. Tes ophthalmoscopy indirect adalah tes ini dilakukan dengan menempatkan lensa
cembung di depan mata pasien, sehingga sinar muncul dari daerah fundus membuat
bayangan nyata, dan terbalik antara lensa dan mata pengamat. Bayangan yang dibentuk di
ophthalmoscopy indirect adalah nyata, terbalik dan diperbesar. Ophthalmoscopy indirect
sangat penting dalam manajemen retinal detachment dan lesi di retina perifer.
13. Tes perimetri adalah tes untuk menilai lapang pandang. Tes ini dapat melihat kelainan
penglihatan sentral dan perifer yang disebabkan berbagai penyakit mata seperti glaucoma,
stroke, tumor otak, dan defisit neurologis. Alat yang digunakan adalah perimeter
goldmann.
14. Tes tonometri adalah tes untuk menilai tekanan intraokular. Tonometri indirectterbagi
atas 2 kelompok besar yaitu indentasi dan aplanasi. Pengukuran tekanan intraokular pada
tonometri indentasi didasarkan atas besarnya deformasi atau indentasi terhadap bola mata.
Prototipe tonometer indentasi adalah tonometer Schiftz. Tonometri aplanasi menggunakan
hukum Imbert-Fick yaitu besar tekanan intraokular sama dengan jumlah energi yang
digunakan untuk mendatarkan permukaan sferik dibagi area yang terdatarkan (aplanasi).
Jenis tonometri aplanasi antara lain tonometer aplanasi Goldmann, Perkins, Draeger,
pneumatik, noncontact, Tono-pen, dan lain-lain.
15. Tes goniometri adalah tes untuk menilai sudut iridokornealis.
16. Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes
buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan
berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk
lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan
melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism).

PROSEDUR
Selain tes-tes yang kami sebutkan diatas, terdapat juga prosedur-prosedur yang biasa dilakukan
dalam ilmu penyakit mata, diantaranya:

1. Enucleasi adalah tindakan remove mata dengan meninggalkan otot mata dan menyisakan
isi dari bola mata tetap intak. Indikasi prosedur ini diantaranya tumor mata, mata lelah,
trauma berat dan kebutaan, dan nyeri mata.
2. Eksenterasi adalah prosedur operasi dimana semua isi dari orbita bersama-sama dengan
periorbita dikeluarkan melalui sayatan yang dibuat sepanjang tepi orbita. Indikasi prosedur
ini adalah tumor ganas di orbita atau yang metastase ke bola mata.
3. Eviscerasi adalah tindakan removal isi mata, dengan meninggalkan dinding sklera dan otot
ekstraocular dibiarkan utuh. Indikasi tindakan ini adalah panoftalmitis, perdarahan koroid,
perdarahan staphyloma anterior.

PERBEDAAN OPHTHALMOSCOPY DIRECT DAN INDIRECT

No Pembeda Direct Ophtalmoscopy Indirect Ophthalmoscopy


1 Lensa kondensasi Tidak perlu Perlu
2 Gambar Maya, tegak Nyata, terbalik
3 Pembesaran 15 kali pembesaran 4-5 kali pembesaran
4 Illuminasi Tidak terang Terang
5 Area lapang pandang 2 disk dioptri 8 disk dioptri
6 Stereopsis Tidak ada Ada
7 Melihat fundus Sedikit diluar equator Di atas ora serata
8 Pemeriksaan dengan hazy Tidak bisa Bisa
media

Demikian sedikit rangkuman terkait tes-tes khusus pada pemeriksaan penunjang mata, dan sedikit
pembahasan prosedur di mata. Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Silahkan komentar apabila
mempunyai referensi yang lebih, dan apabila terdapat salah dan kurang faham silahkan tulis
dikomentar. Semoga bermanfaat.

Dr. M. Wiwid Santiko


Author, webmaster and Chief Editor at DokterMuslim.com

Anda mungkin juga menyukai