Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SURVEY REKAYASA IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Disusun Oleh :

1. Moammar Zachari 21010116140208


2. Hapsari Wildaningrum 21010116140137
3. Chika Diaz IA 21010116130203
4. El Riedlo Abdul Ali 21010116130196

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Survey Rekayasa
Irigasi dan Banguan Air untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Irigasi dan Bangunan Air.

Penulis berharap agar penyusunan Laporan Tugas Survey Rekayasa Irigasi dan Banguan Air
dapat menambah informasi bagi pembaca dan bias menjadi sumber referensi dan bahan telaah
untuk memperdalam pembelajaran dalam mata kuliah Rekayasa Irigasi dan Bangunan Air.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan masih banyak kekurangan,


untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan penyusunan Laporan Tugas Survey Rekayasa Irigasi dan Banguan Air.

Semarang, November 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Irigasi adalah pemberian air ke suatu tempat untuk kepentingan pertanian, karena
irigasi menyangkut kepentingan umum khususnya produk agrikultur maka harus
direncanakan secermatnya. Irigasi sering disatukan dengan drainase, yaitu sistem
pembuangan air yang kelebihan air baik yang berasal dari permukaan tanah maupun bawah
tanah. Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan erat
dengan pengendalian banjir dan pemberian suplai air bagi tanaman.

Dalam tugas ini akan dibahas mengenai bagian dari bangunan bendung dan
fungsinya.

1.2 Maksud dan Tujuan

a. Mengetahui kondisi Bendung Pucang Gading.

b. Mengetahui bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung Pucang Gading.

c. Mengetahui fungsi Bendung Pucang Gading.

d. Mengetaui perawatan pada Bendung Pucang Gading.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat : Bendung Pucang Gading.

Hari,tanggal : Jumat, 17 November 2017


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bendung

Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan dengan
bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai
atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk
mendapatkan tinggi terjun. Sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke
tempat yang membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil
yang dibangun dibadan sungai untuk berbagai keperluan. Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia 03-2401-1991 tentang pedoman perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk
bangunan di sungai adalah bangunanini dapat didesain dan dibangunan sebagai bangunan
tetap, bendung gerak, atau kombinasinya, dan harus dapat berfungsi untuk
mengendalikan aliran dan angkutan muatan di sungai sedemikian sehingga dengan
menaikkan muka airnya, air dapat dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan
kebutuhannya. Definisi bendung menurut analisa upah dan bahan BOW (Burgerlijke
Openbare Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang
dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat dialirkan
secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Fungsi utama dari bendung adalah
untuk meninggikan elevasi muka air darisungai yang dibendung sehingga air bisa disadap
dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan (intake structure), dan untuk
mengendalikan aliran, angkutan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat
dimanfaatkan secara aman, efisien, dan optimal, (Mawardi & Memet, 2010).
2.2 Klasifikasi Bendung

Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi: a. Bendung


penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai keperluan seperti
untuk irigasi, air baku, dan sebagainya. b. Bendung pembagi banjir, dibangun di
percabangan sungai untuk mengatur muka air sungai, sehingga terjadi pemisahan antara
debit banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitasnya. c. Bendung penahan
pasang,dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut antara lain
untuk mencegah masuknya air asin.

Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas :

a. Bendung tetap

b. Bendung gerak

c. Bendung kombinasi

d. Bendung kembang kempis

e. Bendung bottom intake

Ditinjau dari segi sifatnya, bendung dapat pula dibedakan

a. Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi


beton dan pasangan batu.

b. Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu, dan


sebagainya.

c. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung


tumpukan batu, dan sebagainya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Letak Bendung Simongan Secara geografis Bendungan Pucang Gading terletak di Jl.
Pekuncen, Batursari, Mranggen, Kota Semarang, Jawa Tengah 50192

3.2 Bagian Bendung yang Diobservasi

a. Pelimpah

Bangunan pelimpah pada bendung berguna untuk penguatan bendungan dan


memperlambat aliran air yang datang dari hulu sungai. Lebar dari bangunan
pelimpah ini sepanjang 10 meter dengan ketinggian 1,5 meter dari elevasi dasar
hulu sungai.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Bendung Pucang Gading termasuk jenis bendung tetap dengan lebar bendung 10 m dan tinggi
bendung 1,5 m.

b. Kondisi infrastruktur Bendung Pucang Gading masih baik karena telah mengalami perbaikan
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai