Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
LEMBAR TUGAS MAHASISWA
MATA KULIAH SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS
KODE TF181601 sks 4 SEMESTER 6
DOSEN PENGAMPU Aulia Siti Aisjah, Syamsul Arifin

TUGAS KULIAH KE:


JUDUL TUGAS
Tuliskan judul Tugas

Capaian Pembelajaran:
Ketepatan penjelasan fungsi dari masing – masing komponen dalam sistem pengendalian otomatis

Nama: Radya Jatmika Ristananda


NRP : 02311940005036

Hasil Tugas

1. Link sumber acuan

https://katadata.co.id/berita/2018/04/06/begini-proses-revolusi-industri-40-diterapkan-
perusahaan-skala-besar

2. Deskripsi Plant
Pemerintah meluncurkan peta jalan (roadmap) industri bertajuk Making Indonesia 4.0 untuk
mempercepat implementasi revolusi industri 4.0 di lima sektor manufaktur. Sebelum peluncuran
peta jalan ini, beberapa perusahaan skala besar telah menerapkannya dalam proses produksi
mereka. Penerapan revolusi industri 4.0 ini dinilai membuat rantai nilai produksi yang dilakukan
lebih efektif dan efisien. Salah satunya dirasakan oleh PT PAN Brothers Tbk yang memproduksi
beberapa produk tekstil dengan merk ternama seperti Uniqlo, Adidas, The North Face, H&M,
IKEA dan puluhan merk internasional lainnya.
Gambar 1. Kondisi Pabrik PT PAN Brothers Tbk
PAN Brothers telah menggunakan berbagai teknologi 4.0, seperti artificial intelligence (AI),
Internet of Things (IoT), Augmented Reality (AR), Advanced Robotics, dan 3D Forming dalam
rangkaian proses produksinya. dalam proses perencanaan, AI mampu meminimalisir biaya yang
dikeluarkan klien saat menyerahkan desain produk. Selama ini, klien yang berasal dari Amerika
Serikat ataupun Eropa harus bertemu dengan tim perusahaan untuk memberikan rancangan desain.
Dengan teknologi AI, desain dapat dijahit secara virtual menggunakan program virtual stitcher
tanpa kehadiran klien. Jika desain tersebut telah disepakati, PAN Brothers dapat langsung
membuat cetakan dan membuat polanya. Material yang digunakan juga dapat terhitung secara
rinci.
PAN Brother menggunakan IoT untuk memantau proses produksi hingga distribusi mereka.
Pemantauan juga dilakukan melalui AR. PAN Brothers menggunakan pemilihan visual atas
produk mereka dengan headmounted display (HMD). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
keamanan dari rantai nilai produksi mereka. Adapun, advance robotics dan 3D Forming digunakan
untuk membantu produksi melalui proses otomatisasi. Penggunaan teknologi 4.0 ini membuat
proses produksi PAN Brothers menjadi lebih cepat dan akurat. Teknologi 4.0 mengurangi waktu
handling. Tak perlu disangkal kalau selama ini 80% total produksi berasal dari handling process,"
kata Ade dalam acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2018 di Jakarta Convention Centre,
Jakarta.
3. Referensi tambahan (selain dalam link sumber acuan)
1. Internet of Things

Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk
mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia
ataupun dari manusia ke perangkat komputer. Internet of Things leih sering disebut dengan
singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi
nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet. IoT ini juga kerap
diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa
mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR
yang sering kita temukan di sekitar kita. Jadi, sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu
pada mesin atau alat yang bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual dalam strukturnya
yang berbasis Internet.

Cara Kerja IoT:

Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya IoT bekerja dengan memanfaatkan
suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa
menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur
tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya.

Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut. Lalu di mana
campur tangan manusia? Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan
pengawas dari mesin-mesin yang bekerja secara langsung tersebut.

Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan dalam mengkonfigurasi IoT adalah
bagaimana menyusun jaringan komunikasinya sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan
problematik? Ini sebenarnya dikarenakan jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu, IoT
juga sesungguhnya sangat perlu suatu sistem keamanan yang cukup ketat. Disamping masalah
tersebut, biaya pengembangan IoT yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya.
Ujung-ujungnya, pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.

Unsur-unsur pembentuk IoT:


Ada beberapa unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk kecerdasan buatan, konektivitas,
sensor, keterlibatan aktif serta pemakaian perangkat berukuran kecil. Berikut, kami akan
menjelaskan masing-masing unsur pemberntuk tersebut dengan singkat:

 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat hampir semua mesin


yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita
dengan pengembangan teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi
yang ada dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan
yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana semacam
meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika stok
susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke
supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan ini memang
sangatlah menarik.

 Konektivitas − Dalam IoT, ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan
jaringan khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya
saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada skala yang jauh
lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan kecil tersebut di antara
perangkat sistem.
 Sensor − Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih
lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari jaringan
standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu sistem aktif yang
sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
 Keterlibatan Aktif (Active Engagement) − Engangement yang sering diterapkan
teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT ini mengenalkan paradigma yang baru bagi
konten aktif, produk, maupun keterlibatan layanan.
 Perangkat Berukuran Kecil − Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi,
memang menjadi semakin kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT
memanfaatkan perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan
ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.

2. Augmented Reality (AR)


Augmented Reality adalah teknologi yang memperluas dunia fisik kita dengan cara
menambahkan lapisan informasi digital ke dalamnya. Berbeda dengan VR (Virtual Reality), AR
tidak menciptakan seluruh lingkungan buatan untuk menggantikan yang asli dengan yang virtual.
AR muncul di tampilan langsung dari lingkungan yang ada dan menambahkan suara, video, dan
grafik ke dalamnya.
Jadi, AR adalah kenampakan lingkungan fisik dunia nyata, dibarengi dengan gambar yang
dihasilkan komputer sehingga mengubah persepsi realitas.

Cara Kerja Augmented Reality (AR):


AR dapat ditampilkan pada berbagai perangkat seperti kacamata, layar, ponsel, dan
sebagainya. Agar perangkat berfungsi dengan baik, sejumlah data tertentu dalam bentuk
video, gambar, animasi, dan model 3D perlu digunakan.
Sehingga, orang bisa melihat hasilnya dalam cahaya buatan dan alami. AR menggunakan
teknologi SLAM (Simultaneous Localization and Mapping), sensor, dan pengukur
kedalaman. Misalnya, mengumpulkan data sensor untuk menghitung jarak dari lokasi sensor
ke objek.
Berikut adalah beberapa komponen AR:
Kamera dan Sensor
Kamera dan sensor digunakan untuk mengumpulkan informasi kolaborasi pengguna dan
mengirimkannya untuk diproses.

Proyeksi
Komponen ini mengacu pada proyektor yang lebih kecil dari yang biasa ada pada headset AR,
yang mengambil informasi dari sensor dan memproyeksikan konten yang terkomputerisasi ke
permukaan untuk dilihat. For your information, sebenarnya, pemanfaatan proyeksi di AR
belum sepenuhnya dirancang untuk dapat digunakan dalam barang atau layanan komersial.

Refleksi
Beberapa gadget AR memiliki cermin untuk membantu mata manusia melihat gambar virtual.
Beberapa darinya memiliki variasi cermin kecil yang ditekuk dan beberapa lagi memiliki
cermin sisi ganda untuk memantulkan cahaya ke kamera dan mata pengguna. Tujuan dari cara
refleksi tersebut adalah untuk memainkan pengaturan gambar yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai