Kepala Puskesmas…….
…………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
C. SISTEMATIKA
Laporan Keuangan Puskesmas (ditulis sesuai nama Puskesmas ybs) disusun dengan
sistematika sebagal berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pokok
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
A. Gambaran Umum
1. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas merupakan
lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan
penyelenggaraan kesehatan di Puskesmas perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar
bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Mengingat bahwa
sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Adanya desentralisasi dan otonomi daerah memberlakukan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan peraturan terkait Badan Layanan
Umum Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan juga
Peraturan Pemerìntah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan perundangan tersebut mendasari terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memangkas ketidakefisienan pengambilan
keputusan dalam organisasi publik di daerah. Peraturan tersebut mendorong fleksibilitas
perangkat daerah yang tugas dan fungsi memberikan pelayanan masyarakat untuk
mengelola keuangannya sendiri dan mengembangkan kegiatan operasionalnya dalam
bidang pelayanannya. Pola pengelolaan yang dimaksud adalah Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Puskesmas yang pada awalnya hanya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
di Dinas Kesehatan di lingkungan Kabupaten Lebak kini dapat diajukan statusnya menjadi
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut tarif kepada masyarakat
sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan
yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan. Tarif layanan diusulkan oleh kepala puskesmas kepada Bupati
Lebak melalui kepala SKPD Dinas Kesehatan sesuai dengan kewenangannya, dan
kemudian ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Tarif layanan
yang diusulkan dan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut
ini :
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan;
b. Daya beli masyarakat;
c. Asas keadilan dan kepatutan; dan
d. Kompetisi yang sehat.
6. Lokasi Puskesmas
Puskesmas (ditulis sesuai nama Puskesmas ybs ) terletak di Jl. Raya Bayah –
Cikotok Km 1 Desa Bayah Barat Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Kode Pos 42393.
a. Jarak Puskesmas Rawat Inap Bayah dengan :
● Desa terjauh yaitu desa Cidikit dan Cisuren 20 KM
● Ibukota Kabupaten 140 km
b. Wilayah kerja Puskesmas (ditulis sesuai nama Puskesmas ybs ) berbatasan dengan
:
● Sebelah Timur : Kecamatan Cilograng
● Sebelah Utara : Kecamatan Cibeber
● Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
● Sebelah Barat : Kecamatan Panggarangan
c. Wilayah kerja Puskesmas (ditulis sesuai nama Puskesmas ybs )ada 11 Desa :
1) Desa Bayah Barat
2) Desa Bayah Timur
3) Desa Cidikit
4) Desa Cimancak
5) Desa Cisuren
6) Desa Darmasari
7) Desa Pamubulan
8) Desa Pasir Gombong
9) Desa Sawarna
10) Desa Sawarna Timur
11) Desa Suwakan
d. Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas (ditulis sesuai nama Puskesmas ybs) merupakan
daerah perkotaan yang mayoritas masyarakatnya sebagai pegawai dan karyawan
perusahaan. Transportasi antar desa dapat dilalui oleh semua kendaraan baik roda 2
ataupun roda 4. Luas Wilayah kurang lebih 156,43 Ha3 yang terbagi ke dalam 11 desa
seperti terlihat pada tabel dan gambar berikut :
KEPALA PUSKESMAS
Laoran Keuangan Pokok 15
MANAJEMEN KEPALA
MUTU PUSKESMAS
Laoran Keuangan Pokok 16
BAB III
LAPORAN KEUANGAN POKOK
A. Neraca
Neraca akhir tahun 2019 Puskesmas (tulis nama Puskesmasnya) sebagai berikut:
1 ASET
2 ASET LANCAR
3 Kas di Bendahara Pengeluaran - -
4 Kas di Bendahara Penerimaan 715,163,524.99 256,180,536.00
5 Piutang Retribusi - -
6 Penyisihan Piutang - -
7 Piutang Lainnya 124,120,000.00 -
8 Persediaan - -
9 RK SKPD - -
10 Jumlah Aset Lancar ( Jumlah 3 s.d 9) 839,283,524.99 256,180,536.00
11 INVESTASI JANGKA PANJANG
12 Investasi Non Permanen
13 Pinjaman Jangka Panjang - -
14 Investasi dalam surat utang Negara - -
15 Investasi dalam Proyek Pembangunan - -
16 Investasi Non Permanen Lainnya - -
17 Jumlah Investasi Non Permanen ( Jumlah 13 s.d 16 ) - -
18 Investasi Permanen - -
19 Penyertaan Modal - -
20 Investasi Permanen Lainnya - -
21 Jumlah Investasi Permanen ( Jumlah 19 s.d 20 ) - -
22 Jumlah Investasi Jangka Panjang ( Jumlah 17+ 21 ) - -
23 ASET TETAP
24 Tanah 190,855,000.00 190,855,000.00
25 Peralatan dan Mesin 1,454,692,750.00 1,454,692,750.00
26 Gedung dan Bangunan 4,320,992,106.37 4,320,992,106.37
27 Jalan, Irigasi dan Jaringan - -
28 Aset Tetap Lainnya - -
29 Konstruksi dalam Pengerjaan - -
30 Akumulasi Penyusutan (2,320,970,372.88) (2,320,970,372.88)
4 PENDAPATAN - LRA
41 PENDAPATAN BLUD - LRA 3,281,042,082 2,196,487,474
412 Pendapatan Jasa layanan BLUD - LRA 39,600,000 30,020,000
414 Lain-lain PAD yang sah 2,097,799,382 1,384,236,474
414 - BOP 33,218,700 16,914,600
414 - BOK 1,110,424,000 603,208,400
414 - Jampersal - 19,200,000
414 - non kapitasi - 142,908,000
Jumlah Pendapatan - LRA 3,281,042,082 2,196,487,474
5 BELANJA
51 BELANJA OPERASI
511 Belanja Pegawai - -
512 Belanja Barang dan Jasa 2,501,532,644 1,707,484,485
Jumlah Belanja Operasi 2,501,532,644 1,707,484,485
52 BELANJA MODAL
521 Belanja Modal Tanah - -
522 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 371,089,575 -
523 Belanja Modal Gedung dan Bangunan - -
Jumlah Belanja Modal 371,089,575 -
Penyetoran retribusi ke kas daerah 39,600,000 30,020,000
JUMLAH BELANJA 2,912,222,219 1,737,504,485
SURPLUS / (DEFISIT) 368,819,863 458,982,989
Puskesmas Bayah
01 Januari 2019 sd 30 September 2019
( dalam rupiah )
No Uraian 2018 30 Sep 2019
8 PENDAPATAN - LO
81 PENDAPATAN BLUD - LO
812 Pendapatan jasa layanan- LO 0.00 30,020,000
818 Lain-lain PAD yang sah 0.00 1,384,236,474
BOP 16,914,600
BOK 603,208,400
Jampersal 19,200,000
non kapitasi 142,908,000
Piutang 124,120,000
JUMLAH PENDAPATAN - LO 0.00 2,320,607,474
9 Beban
91 Beban OPERASI
911 Beban Pegawai 0.00 -
912 Beban Barang dan Jasa 0.00 1,707,484,485
Beban penyusutan aset tetap -
Beban penyisihan piutang -
JUMLAH BEBAN OPERASI 0.00 1,707,484,485
Penyetoran retribusi ke kas daerah 30,020,000
JUMLAH Beban 0.00 1,737,504,485
SURPLUS / (DEFISIT) 0.00 583,102,989
- Koreksi kas - -
- Koreksi Persediaan - -
- Koreksi Piutang - -
3 RK PPKD -
4 LAIN-LAIN - -
Dijelaskan…..
% Kenaikan/
ASET TETAP 30-Sep-2019 31-Des-18
(Penurunan)
Tanah 190,855,000 190,855,000
Peralatan dan Mesin 1,454,692,750 1,454,692,750
Gedung dan Bangunan 4,320,992,106 4,320,992,106
Jalan, Irigasi dan Jaringan - -
Aset Tetap Lainnya - -
Konstruksi dalam Pengerjaan - -
Akumulasi Penyusutan (2,320,970,372) (2,320,970,372)
Jumlah Aset Tetap 3,645,569,483 3,645,569,483
Dijelaskan…..
% Kenaikan/
ASET LAIN 30-Sep-2019 31-Des-18
(Penurunan)
Aset Lain-Lain 221,443,920 221,443,920
Akumulasi Penyusutan Rusak Berat (214,493,253) (214,493,253)
Dijelaskan…..
% Kenaikan/
ASET LAIN 30-Sep-2019 31-Des-18
(Penurunan)
Ekuitas 4,491,803,675 3,908,700,686
JUMLAH EKUITAS 4,491,803,675 3,908,700,686.
Dijelaskan…..
Dijelaskan…..
Pagu
Uraian Realisasi % Capaian
Anggaran
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai - -
Belanja Barang dan Jasa 2,501,532,644 1,707,484,485
Jumlah Belanja Operasi 2,501,532,644 1,707,484,485
BELANJA MODAL
Belanja Modal Tanah - -
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 371,089,575 -
Belanja Modal Gedung dan Bangunan - -
Jumlah Belanja Modal 371,089,575 -
Penyetoran retribusi ke kas daerah 39,600,000 30,020,000
JUMLAH BELANJA 2,912,222,219 1,737,504,485
Dijelaskan…..
PENDAPATAN - LO
PENDAPATAN BLUD - LO
Pendapatan jasa layanan- LO 0.00 30,020,000
Lain-lain PAD yang sah 0.00 1,384,236,474
BOP 0.00 16,914,600
BOK 0.00 603,208,400
Jampersal 0.00 19,200,000
non kapitasi 0.00 142,908,000
Piutang 0.00 124,120,000
JUMLAH PENDAPATAN - LO 0.00 2,320,607,474
Dijelaskan……
Dijelaskan……
Dijelaskan……
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa asumsi
yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu
indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas
untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan
yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana
tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
3. Keterukuran Dalam Satuan Uang
Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai
dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.
2. Belanja
Belanja Puskesmas adalah adalah kewajiban yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih yang telah dibayar dari kas dan bank pada periode tahun buku yang
bersangkutan.
1) Pengakuan
(1) Belanja dari realisasi DPA
Belanja dari realisasi DPA diakui pada saat kas keluar dari RKUD sesuai dengan
SPM/SP2D Belanja (belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal) .
(2) Belanja Puskesmas dari pengesahan beban dan/atau biaya perolehan aset dari
sumber dananya berasal dari layanan Puskesmas .
Belanja sumber dana Puskesmas dari pengesahan beban dan/atau biaya perolehan aset
diakui pada saat dilakukan pengesahan oleh BUD sesuai dengan SP3B/SP2B.
2) Pengukuran
(1) Nilai Belanja dari realisasi DPA diukur sebesar nilai realisasi Belanja sesuai
dengan SPM/ SP2D.
3. Beban
Beban Puskesmas adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas Puskesmas , yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Ruang lingkup beban Puskesmas meliputi: Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa,
Beban Persediaan, Beban Barang untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat, Beban
Pemeliharaan, Beban Perjalanan Dinas, Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih, Beban
Penyusutan Aset dan Beban Amortisasi
1) Pengakuan
Secara umum Beban diakui pada saat:
(1) timbulnya kewajiban;
(2) terjadinya konsumsi aset; dan/ atau
(3) terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
2) Pengukuran
Pengukuran beban Puskesmas sebagai berikut:
(1) Beban pegawai, beban barang dan jasa, beban pemeliharaan, dan beban perjalanan
dinas yang berasal dari pembebanan realisasi SP2D DPA diukur sebesar nilai
3) Penyajian
kPenyajian beban pada laporan Keuangan sebagai berikut:
(1) Nilai beban sehubungan dengan adanya realisasi belanja sesuai SP2D
Belanjanya, nilai beban yang sumber danaya berasal layanan Puskesmas , nilai
beban sehubungan dengan beban transaksional secara kas yang belum dilakukan
pengesahan Belanjanya, dan nilai beban sehubungan dengan penyesuaian
beban operasional disajikan di Laporan Operasional dalam pos Beban Operasional.
(2) Beban operasional Puskesmas di Laporan Operasional disajikan menurut
klasifikasi ekonomi, antara lain:
a. beban pegawai,
b. beban barang dan j asa
c. beban persediaan,
d. beban barang untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat
e. beban pemeliharaan,
f. beban perj alanan dinas,
g. beban penyisihan piutang tidak tertagih,
h. beban penyusutan dan amortisasi.
(3) Beban-beban yang disajikan dalam pos Kegiatan Non-Operasional misalnya beban
sehubungan dengan kerugian persediaan rusak atau usang, kerugian pelepasan aset,
1) Pengakuan
(1) Piutang atas layanan Puskesmas diakui pada saat tagihan layanan atau penetapan
Piutang terhadap layanan yang belum dilunasi berdasarkan dokumen tagihan
layanan atau ketetapan piutang atau yang dipersamakan.
(2) Piutang atas kegiatan perikatan dan/atau kerjasama diakui pada saat penetapan
Piutang Puskesmas terhadap hak pendapatan yang belum diterima setelah tanggal
jatuh tempo berdasarkan perjanjian atau dokumen yang dipersamakan.
(3) Piutang atas penagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, dan tuntutan
ganti rugi diakui pada saat penetapan penjualan angsuran/tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti rugi berdasarkan surat ketetapan piutang penagihan
atau dokumen yang dipersamakan.
(4) Belanja dibayar dimuka, uang muka belanja dan piutang atas perhitungan
akuntansi diakui pada saat akhir periode pelaporan keuangan berdasarkan masing-
masing buku pembantu piutangnya.
(5) Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Penyelesaian atas Tuntutan Ganti Rugi/Tuntutan Perbendaharaan dapat dilakukan
dengan cara damai (di luar pengadilan) atau melalui pengadilan. Apabila
penyelesaian tagihan ini dilakukan dengan cara damai, maka setelah proses
6. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Puskesmas dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kesehatan.
1) Pengakuan
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
Puskesmas dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, dan/
atau barang persediaan diterima dan/ atau hak kepemilikannya atau kepenguasaannya
berpindah
2) Pengukuran
Persediaan diukur sebesar:
(1) Nilai perolehan dari pembelian persediaan yang meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya penanganan, biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan, dan dikurangi adanya potongan harga,
rabat dan lainnya yang serupa.
(2) Nilai harga pokok produksi dari perolehan persediaan yang diproduksi secara
sendiri, yang meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang
7. Aset Tetap
Aset Tetap Puskesmas adalah aset berwujud yang dimiliki yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak ketiga, atau untuk tujuan administratif
operasional.
Aset tetap secara kelompok besar jenisnya dapat terdiri dari:
1) Tanah;
2) Peralatan dan Mesin;
3) Gedung dan Bangunan; .
4) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
5) Aset Tetap Lainnya; dan
6) Konstruksi dalam Pengerjaan
1) Pengakuan
Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya
dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi
kriteria sebagai berikut:
(1) Tanah
a Tanah harus berwujud dan mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan,
biaya perolehannya dapat diukur secara handal, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam kondisi normal entitas dan diperoleh dengan maksud untuk digunakan.
b Kepemilikan atas tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi
(1) Tanah
a Tanah dinilai dengan biaya perolehan.
Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah,
biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak seperti biaya
pengurusan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya
3) Penyajian
Penyajian Aset Tetap di Laporan Keuangan sebagai berikut:
(1) Tanah
a Tanah disajikan di Neraca dalam kelompok Aset Tetap .
b Mutasi Tanah pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan
dan pengurangan;
c Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan informasi mengenai:
a) Dasar penilaian yang digunakan untuk nilai tercatat (carrying amount)
Tanah;
b) Kebijakan akuntansi sebagai dasar kapitalisasi tanah, yang dalam hal tanah
tidak ada nilai satuan minimum kapitalisasi tanah.
(2) Peralatan dan Mesin
a Peralatan dan Mesin disajikan di Neraca dalam kelompok Aset Tetap dikurangi
kontra akun berupa akumulasi penyusutan peralatan dan mesin.
b Beban Penyusutan atas Peralatan dan Mesin pada suatu periode disajikan
sebagai beban penyusutan dalam Laporan Operasional.
c Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan informasi mengenai:
a) Dasar penilaian yang digunakan untuk nilai tercatat (carrying amount)
Peralatan dan Mesin;
b) Kebijakan akuntansi sebagai dasar kapitalisasi Peralatan dan Mesin;
c) Mutasi Peralatan dan Mesin pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan penambahan dan/ atau pengurangan;
1) Pengakuan
Puskesmas harus dapat membuktikan bahwa pengeluaran atas aktivitas/kegiatan
tersebut telah memenuhi definisi ATB dan kriteria pengakuan ATB, yaitu jika:
(1) Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang
diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari ATB tersebut akan mengalir
kepada/ dinikmati oleh entitas; dan
(2) Biaya perolehan atau nilai waj arnya dapat diukur dengan andal.
2) Pengukuran
Pengukuran ATB dinilai sebagai berikut:
(1) ATB yang diperoleh secara eksternal melalui:
a Pembelian, dinilai berdasarkan biaya perolehan.
Aset Tak Berwujud yang diperoleh dengan cara ini diukur sebesar nilai
nominal yang tertera dalam dokumen kuitansi, faktur, SPM/SP2D, dan
SP3B/SP2B.
b Pertukaran, dinilai sebesar nilai wajar dari aset yang diserahkan.
c Apabila terdapat aset lainnya dalam pertukaran, misalnya kas, maka
pengukuran dinilai sebesar aset yang dipertukarkan ditambah dengan kas
yang diserahkan.
d Kerjasama, dinilai berdasarkan biaya perolehan.
e Reklasifikasi masuk, diperoleh sebagai akibat adanya proses reklasifikasi aset
dari non-ATB menjadi ATB.
Dalam transaksi reklasifikasi masuk tersebut, pengukurannya diperlakukan
hal-hal sebagai berikut:
a) ATB yang masuk (bertambah) dicatat pada sisi debet dan ATB yang
keluar (berkurang) dicatat di sisi kredit sebesar nilai perolehannya.
b) Akumulasi amortisasi ATB terkait yang tercatat sampai dengan
periode dilakukannya reklasifikasi, dicatat dengan cara mendebet
Akumulasi penyusutan atas ATB yang keluar (berkurang) dan
mengkredit Akumulasi amortisasi atas ATB yang masuk (bertambah)
sebesar tarif amortisasi periode bersangkutan.
f Donasi/ Hibah.
ATB yang diperoleh dari Donasi/Hibah diukur sebesar nilai nominal yang
tertera dalam dokumen BAST Hibah. Jika tidak tersedia nilai perolehannya,
dapat digunakan nilai wajar aset yang ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas .
g Diperoleh dari pengembangan internal
ATB yang diperoleh dari pengembangan internal diukur sebesar biaya
1) Pengakuan
(1) Utang Usaha
Utang Usaha diakui pada saat Puskesmas menerima dana dan/atau fasilitas
pembiayaan jangka pendek, dan/atau diakui berdasarkan hasil reklasifikasi bagian
lancar utang jangka panjang dari aktivitas pembiayaan pada periode pelaporan.
(2) Utang Pihak Ketiga
Utang Pihak Ketiga diakui pada saat:
a Timbulnya kewajiban Puskesmas berupa tagihan atas perjanjian/kotrak/
dokumen yang dipersamakan terhadap barang dan jasa yang telah diterima;
dan/atau
b Diterima dana pihak ketiga berupa dana titipan pihak ketiga seperti honor
pegawai yang belum dibayarkan kepada pegawai yang berhak, atau uang
jaminan atau uang muka dari pengguna jasa Puskesmas .
(3) Utang Pajak Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor
Utang Pajak Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor diakui pada saat
Bendahara memungut pajak namun belum dilakukan penyetoran ke Kas Negara.
(4) Belanja yang Masih Harus Dibayar
Belanja yang Masih Harus Dibayar diakui pada saat timbulnya kewajiban berupa
tagihan atas sejumlah belanja yang sampai dengan tanggal pelaporan belum
dilakukan pembayaran dan/atau berupa perhitungan akrual biaya yang belum jatuh
tempo.
(5) Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan Diterima di Muka diakui pada saat terdapat atau timbul klaim dari
pihak ketiga kepada Puskesmas terkait kas yang telah diterima dari pihak ketiga
tetapi belum ada penyerahan barang/jasa dari Puskesmas pada akhir periode
pelaporan keuangan. Pendapatan Diterima di Muka diakui dengan menggunakan
pendekatan pendapatan sehingga akun ini hanya muncul pada akhir tahun sebagai
penyesuaian untuk memisahkan pendapatan yang benar-benar merupakan hak pada
periode berjalan dari pendapatan yang sebenarnya baru menjadi hak pada periode
berikutnya.
10. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih Puskesmas yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban Puskesmas pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE).
1) Pengakuan
Pengakuan atas ekuitas tergantung pada saat pengakuan aset dan kewajiban.
2) Pengukuran
Pengukuran atas ekuitas tergantung pada pengukuran atas aset dan kewajiban.
3) Penyajian
Ekuitas disajikan dalam Neraca dan dijelaskan rinciannya dalam CaLK.