PENDAHULUAN
1
Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi pada khususnya dan
Pemerintah Kabupaten Luwu pada umumnya dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-
undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan-kegiatan di SKPD dalam kerangka Pemerintah Kabupaten/Kota Luwu
serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SKPD di Pemerintah Kabupaten/Kota
Luwu mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SKPD di Pemerintah
Kabupaten/Kota Luwu berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SKPD di Pemerintah
Kabupaten/Kota Luwu , apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SKPD di Pemerintah
Kabupaten/Kota Luwu menyediakan informasi mengenal pendapatan, belanja, aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah
keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
15. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
16. Peraturan Bupati Luwu Nomor 37 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Luwu.
17. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan.
18. Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2019 Tentang Teknis Pemberian Tunjangan Hari
Raya, Gaji dan Tunjangan ketigabelas kepada Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara
dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten
Luwu Tahun anggaran 2019.
3
C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
C. Sistematika
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
BAB II
4
PROFIL UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS LAROMPONG
6
BLUD diutamakan pelayanan kesehatan, maka Puskesmas didorong untuk
menerapkan BLUD.
8
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Esensial
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB
4) Upaya Pelayanan Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Pengembangan
1) Pelayanan Perkesmas
2) Pelayanan Kesehatan Jiwa
3) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Pelayanan Kesehatan Tradisional
5) Pelayanan Kesehatan Olahraga
6) Pelayanan Kesehatan Indera
7) Pelayanan Kesehatan Lansia
8) Pelayanan Kesehatan Kerja
9) Kesehatan Mata
5. Jumlah Pegawai
Tabel Perkembangan Jumlah SDM
2019 2020
No Indikator
PNS Non PNS Non
Dokter Umum 1 1 1 1
1
2 Promkes - 1 - 1
3 Kesling - 1 - 1
4 Gizi - 1 - 1
5 Rekam Medik - - - -
9
2019 2020
No Indikator
PNS Non PNS Non
6 Keuangan - - - -
7 Administrasi - 1 - 1
8 Perawat 4 10 4 3
9 Bidan 7 10 7 10
10 Dokter Gigi 1 1
11 Perawat Gigi - - - -
12 Apoteker - - - -
Asisten 1 1
13
Apoteker
Analis 1 1
14
Kesehatan
Pendukung 2 2
15
lainnya
Jumlah 17 27 15 17
11
d) Sarana Ibadah
- Gereja :1
- Masjid :7
- Mushola : 12
e) Perkantoran :8
d. Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong merupakan daerah
perkotaan yang mayoritas masyarakatnya sebagai pegawai dan karyawan
perusahaan. Transportasi antar kelurahan dapat dilalui oleh semua kendaraan baik
roda 2 ataupun roda 4. Luas wilayah kurang lebih 47,11 km2 yang terbagi ke
dalam 4(empat) kelurahan sperti terlihat pada tabel dan gambar berikut:
e. Data Kependudukan
Jumlah penduduk Wilayah UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Tahun
2020 adalah 9.876 jiwa yang terdiri dari:
- Laki-laki : 5.107 jiwa
- Perempuan : 4.769 jiwa
Secara umum profil penduduk dari wilayah puskesmas Larompong adalah sebagai
berikut:
- Jumlah KK : 4.325 KK
- Jumlah Masyarakat Miskin : 3.878 Jiwa
- Jumlah Rumah : 4.217 Rumah
- Jumlah Kelurahan ODF :4
- Jumlah Ibu Hamil : 216 Orang
- Jumlah Bayi : 119 Bayi
- Jumlah anak balita (1-4 Tahun) : 899 Balita
12
- Angka Kematian Ibu :1
- Angka Kematian Bayi :0
- Jumlah Balita Gizi Buruk :1
- Jumlah PUS : 1920
- Jumlah KB Aktif : 1.908
- Jumlah Peserta JKN : 6.739 (68,23 % dari Jml
Penduduk 9.876 jiwa)
13
Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola UPTD Kesehatan Puskesmas
Larompong
KEPALA PUSKESMAS
SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH TANGGA
PUSKESMAS
BAB III
14
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. ENTITAS AKUNTANSI
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalampelaporan keuangan. Salah satu
indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada
entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab
penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar
neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang
telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan niai
perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan
yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau bendahara
penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah daerah. Pendapatan diakui saat diterimanya kas oleh bendahara penerimaan
atau pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatatkan jumlah
netto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja
diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran atau Rekening Kas
Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima oleh bendahara
penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah.
16
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk
wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang
dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang
diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap diklasifikasikan
berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.
Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
17
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik,
dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nialinya signifikan dan masa
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
oeprasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria
sebagai berikut:
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar saat perolehan.
8. Ekuitas
18
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
a. Ekuitas Dana Lacar.
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan
Cadangan Persediaan.
Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara investasi jangka panjang, aset tetap dan
aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini antara lain terdiri dari:
19
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp 403.059.527 Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah berupa Pendapatan Dana kapitasi JKN dan Dana Klaim Non-
Kapitasi JKN.
2. Belanja
UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Pemerintah KabupatenLuwu memiliki belanja
senilai Rp838.718.966 Belanja tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung. Belanja Tidak Langsung berupa gaji PNS adalah sebagai berikut:
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung
20
Tahun 2020
Belanja Pegawai 0 0 0
Jumlah
1. Belanja Pegawai 0 0 0
1. Belanja Pegawai 0 0 0
21
2. Belanja Barang 958.327.227 783.533.066 81,760
dan Jasa 49
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah yang
memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang terdiri dari tanah,
peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya yang dikategorikan
menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 2020 mencapai nilai total Rp
55.185.900 Rinciannya dapat dijelaskan melalui table sebagai berikut ini:
3. Belanja Modal 0 0
Gedung dan
Bangunan
22
22
2. Piutang
Piutang merupakan tagihan Puskesmas kepada pihak lain sehubungan dengan transaksi di
masa yang lalu. Puskesmas Larompong Pemerintah Kabupaten Luwu mempunyai piutang
senilai Rp 0 per 31 Desember 2020.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapanyang dimaksudkan
untuk mendukung kegatan operasional pemerintah dan barang-barang untuk dijual ataupun
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan di Puskesmas Larompong
Pemerintah Kabupaten Luwu adalah persediaan obat senilai Rp 49.243.393 per 31 Desember
2020.
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di Puskesmas Larompong Pemerintah Kabupaten Luwu senilai Rp
981.307.310 per 31 Desember 2020.
Aset tetap UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Pemerintah Kabupaten/Kota terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp 140.430.000 untuk aset tetap
tanah tahun 2020 UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Pemerintah Kabupaten Luwu
Tidak ada penambahan ataupun penghapusan.
23
Tabel Daftar Peralatan dan Mesin
Per 31 Desember 2020
Pengadaan Penghapus
an
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Alat-alat Besar
4 Alat Pertanian
7 Alat-alat kedokteran
8 Alat Laboratorium
Rincian detail peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran Daftar Inventarisasi
Aset.
24
Tabel Daftar Gedung dan Bangunan
Per 31 Desember 2020
Pengadaan Penghapus
an
A B C D E F=(C+D)-(E)
Jumlah
Selama Tahun Anggaran 2020 belum terdapat penambahan aset Gedung dan Bangunan
pada UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2020 adalah Rp.0 Akumulasi
Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang
disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk Tanah dan
Konstruksi dalam Pengerjaan.
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp 0
6. Kewajiban
25
Kewajiban yang terdapat di UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Pemerintah Kabupaten
Luwu Merupakan Utang Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp 0
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 2020 sebesar Rp 1.078.966.654 Ekuitas Dana
merupakan kekayaan bersih UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong.
Retribusi Daerah 0
Pendapatan Lainnya 0
Jumlah 403.059.527
a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp 0 berasal dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp 0 Pendapatan Non Kapitasi.
- Sebesar Rp 0 Pendapatan Pasien Jamkesda/Lainnya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp 403.059.527 berasal
dari Pendapatan Dana Kapitasi JKN
2. Beban
Jumlah beban Puskesmas Larompong Per 31 Desember 2020
26
sebesar Rp 790.030.266 Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atas timbulnya kewajiban. Beban UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Per
31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai Puskesmas Larompong Sebesar Rp.0 yang terdiri dari Beban Pegawai
Tidak Langsung dan Beban Pegawai Langsung seperti tampak pada tabel berikut:
Jumlah 0
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas Larompong Per 31 Desember 2020 sebesar Rp 0
27
D. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas akhir UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong Per 31 Desember 2020 menunjukkan
surplus sebesar Rp. 1.078.966.654 Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp
-386.970.739 nilai RK PPKD sebesar Rp. 428.920.000 koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp. 0
koreksi persediaan GFK sebesar Rp. 0 dan koreksi lainnya sebesar Rp.0
Rincian Perubahan Ekuitas Puskesmas Larompong Per 31 Desember 2020 terlihat pada table
berikut :
Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas UPTD Kesehatan Puskesmas Larompong
Per 31 Desember 2020
Puskesmas Larompong
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2020-1 Dan 31 Desember 2020
(386.970.739)
Surplus/Defisit Lo
28
Koreksi Lainnya
1.037.017.393 1.078.966.654
Ekuitas Akhir
29
BAB V
PENUTUP
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek keuangan
Tahun Anggaran 2020 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah
tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi.
30