Anda di halaman 1dari 3

Telaah Kurikulum Reni Dwi Susanti, M.

Pd

NAMA : Ifones Putri Listiana Kartika Sari


NIM : 201810060311114

TELAAH KURIKULUM
1. ISI
Arah dan tujuan kurikulum pendidikan akan mengalami pergeseran dan perubahan seiring
dengan dinamika perubahan sosial yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal. Karena sifatnya yang dinamis dalam menyikapi perubahan, kurikulum
mutlak harus fleksibel dan futuristik. Ketimpangan-ketimpangan dalam disain kurikulum
karena kurang respon terhadap perubahan sosial boleh jadi berkonsekuensi kepada lahirnya
output pendidikan yang ‘gagap’ dalam beradaptasi dengan kondisi sosial yang dimaksud.
Atas dasar pertimbangan ini, maka pengembangan kurikulum menjadi salah satu tugas
pokok pemerintah untuk mengatur dan me- ngembangkan pendidikan. Demikian juga halnya
dengan peran tokoh maupun pemerhati pendidikan agar mengikuti setiap episode dari
perubahan sosial, karena semua itu akan menjadi bahan pertimbangan dalam mendisain serta
mengembangkan kurikulum. Selain itu, par- tisipasi masyarakat aktif juga sangat diharapkan
untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam merespon setiap perubahan.
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitucurir yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada
zaman Romawi. Mengambil makna dari istilah yang digunakan ini maka curriculum adalah
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari sehingga sampai pada garis finish yang ditetapkan
(drs. zainal arifin, 2011). Ada dua unsur pokok yang menjadi tekanan dari pengertian
kurikulum tersebut, yaitu:
1. Isi kurikulum, adalah mata pelajaran (subject matter) yang diberikan pihak sekolah dan
harus ditempuh oleh setiap siswa, dan
2. Tujuan utama pendidikan atau kurikulum, agar siswa menguasai setiap mata pelajaran yang
diberikan dan akhirnya siswa tersebut berhak untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah
sebagai bukti telah menyelesaikan program pendidikan (a racecourse of subject matters to
be mastered: Robert S. Zais, 1976). Sampai saat ini pengertian kurikulum tersebut masih
mewarnai dan pada bagian-bagian tertentu masih digunakan dalam setiap praktik
Pendidikan (drs. zainal arifin, 2011).
Kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam sistem Pendidikan nasional yang
senantiasa dikembangkan sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan masyarakatnya dan
diselaraskan dengan tujuan pendidikan untuk mewujudkan kehidupan di masa depan yang
lebih baik (Freeman, 2013). Sejarah kurikulum Indonesia yang dimulai tahun 1945 telah
mengalami banyak perubahan. Tahun 1947 kurikulum rencana pelajaran dirinci dalam
Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum
Sekolah Dasar, 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975
Telaah Kurikulum Reni Dwi Susanti, M.Pd

Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi
Kurikulum 1994, 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), 2006 Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) (Enst et al., 2015). Kurikulum menurut Oemar Hamalik (2007:
96) dalam (Freeman, 2013) mengandung pokok-pokok pikiran yang terdiri dari: pertama,
kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan. Kedua, kurikulum merupakan pengaturan
berarti memiliki sistematika dan struktur tertentu. Ketiga, kurikulum memuat isi dan bahan
pelajaran menunjuk kepada perangkat mata ajar atau bidang studi tertentu. Keempat,
kurikulum mengandung cara, atau metode serta strategi pengajaran. Kelima, kurikulum
merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Keenam, kendatipun tidak
tertulis, namun telah tersirat dalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka kurikulum adalah suatu alat Pendidikan.
Tujuan Kuriulum 2013 di Indonesia : Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia. Dalam hal ini, pengembangan
kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat di demontrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. Tujuan
kompetensi transversal ditentukan dalam kurikulum inti nasional (Maknun, L. & Royani,
2019). Jadi kurikulum bisa dikatakan sebagai acuan untuk membuat pembelajaran yang lebih
terorganisir. Modifikasi pembelajaran, modifikasi rancangan dan tujuan pembelajaran adalah
hal sangat mempengaruhi tingkah laku dan perilaku karakter yang di buat di dalam kurikulum
(Rahayu, 2016).
Dalam pengembangan kurikulum sekolah berpusat pada potensi siswa yang ada di dalam
sasaran kurikulum tersebut (Takaria, 2013). Kurikulum sekolah dapat ditetapkan dan di
implementasikan apabila kurikulum tersebut berkaitan dengan kurikulum yang pemerintah
sudah tetapkan (Asikin et al., 2017). Pemerintah telah menetapkan standar kualifikasi
pendidikan dan standar keprofesionalan guru untuk mendukung ketercapaian tujuan
kurikulum dan tujuan pendidikan nasional (Yulianto et al., 2017). Jadi kurikulum menjadi
semacam barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran, sehingga
salah satu entitas yang dikatakan sangat urgen dalam pendidikan adalah anatomi kurikulum
itu sendiri (Kurikulum, 2013).

2. KOMENTAR
Kurikulum terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi hal itu juga akan
dapat membuat sasaran kurikulum akan menjadi bingung karena perubahan tersebut.
3. SARAN
Kurikulum tidak hanya dikembangkan berdasarkan perkembangan zaman saja akan tetapi
kurikulum juga harus dikembangkan dengan perubahan atau perkembangan oleh sasaran dari
kurikulum
Telaah Kurikulum Reni Dwi Susanti, M.Pd

4. REFERENSI
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2008.
drs. zainal arifin, M. P. (2011). Hakikat kurikulum. Hakikat Kurikulum, 317.
repository.ut.ac.id/3815/1/PGTK2403-M1.pdf
Tirtaraharja, Umar dan La Sula. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Freeman. (2013). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kurikulum, P. (2013). Pengembangan Kurikulum 2013
....................................................................... (A. Sulaeman). 71–95.
Maknun, L. & Royani, A. (2019). Sekolah Dasar Di Finlandia Serta Persamaan. Telaah Kurikulum
Dan Sistem Pembelajaran Sekolah Dasar Di Finlandia Serta Persamaan Dan Perbedaannya
Dengan Kurikulum 2013 Di Indonesia, 64–70.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/9947
Oliver, J. (2013). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Rahayu, Y. M. (2016). Pengaruh Perubahan Kurikulum 2013 Terhadap Perkembangan Peserta
Didik. Jurnal Logika, XVIII(3), 33–35.
Takaria, I. (2013). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pembelajaran
Karakter Bidang Studi IPS di SMP Negeri 1 Nglames Madiun. 1, 18–25.
Yulianto, S., Roesdiyanto, & Sugiharto. (2017). Analisis Perubahan Kurikulum Pada Proses
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(1), 130–140.
https://doi.org/10.17977/jp.v2i1.8477

Anda mungkin juga menyukai