TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan pelayanan
pemeliharaan/perlindungan kesehatan pekerja dari suatu pelayanan kesehatan kerja. Promosi
kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan
kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di
tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan
penyakit baik penyakit umum maupun penyakit yang berhubungan dengan perilaku serta
peningkatan kesehatan pekerja secara optimal.
3. Friday No Fried
Kegiatan ini berupa pembiasaan satu hari makan tanpa gorengan. Gorengan
menjadi snack favorit untuk mayoritas pekerja dikarenakan harganya yang murah, cepat
saji, serta lebih nikmat. Tentunya kebiasaan makan gorengan ini dapat berkontribusi pada
tingginya kandungan lemak dan kolesterol pada pekerja. Jika hal tersebut terjadi maka
akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada pekerja yang akan berdampak
pada produktivitas mereka sehari-hari. Untuk itu, perusahaan menyiasati dengan
menyediakan snack atau makan siang yang disajikan tanpa digoreng. Misalnya,
pemberian bubur kacang hijau untuk sarapan pagi dan kacang rebus untuk snack pada
coffee break.
4. Fitness at Work
Agar para pekerja lebih banyak bergerak, sejumlah perusahaan membuat ide-ide
sedemikian rupa sehingga pekerja mau tidak mau meninggalkan kursi mereka setiap
beberapa saat. Biasanya dengan menempatkan printer agak jauh dari meja kerja sehingga
pekerja terdorong untuk berjalan kaki menggapai kertas print. Bisa juga dengan promosi
penggunaan tangga untuk akses naik-turun lantai sehingga pekerja tidak melulu
menggunaka lift. Selain itu, beberapa perusahaan juga menyediakan fasilitas gym
maupun olahraga lainnya untuk pekerjanya yang dapat dinikmati pada waktu pulang
kerja maupun saat cuti.
Keseluruhan contoh program kesehatan tersebut seyogyanya dapat dilengkapi
dengan evaluasi dan monitoring yang konsisten. HSE Manager, HR, dan top management
sepatutnya bekerja sama untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan kegiatan ini agar
benar-benar tercapai tujuan yang dihasilkan dan berkontribusi positif terhadap
produktivitas perusahaan.
10. Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training)
Elemen ini prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan pekerja.
Beberapa para ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu
mengenai CPR dan paling sedikit mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para
pekerja paling sedikit bisa berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya
tempat kerja merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.
Kesempatan mengubah perilaku sehat pekerja . Mengalakan dan dukungan bagi teman
kerja untuk membangun kepercayaan diri dalam menurunkan BB.
Tujuan:
Meningkatkan tanggung jawab sendiri dan pembuat keputusan dalam menentukan pola
makan dan gaya hidup
Mencapai dan menjaga BB dan komposisi tubuh yang di harapkan
Meningkatkan gizi dan kesehatan secara optimal
Gambar:
Guidelines for
a Sound
Weight-
reduction
Programme
15. Safety talk
Safety talk merupakan briefing terkait keselamatan dan kesehatan kerja yang
disampaikan di hadapan para pekerja. Dalam safety talk, biasanya pekerja dikumpulkan
dalam sebuah area yang lapang untuk mendengarkan orasi, semangat, pengarahan,
penjelasan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Biasanya pula, safety
talk hanya diberikan selama 5 menit sehingga sering disebut P5M (pembicaraan 5 menit).
Pengukuran dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan penguji bisa
dari Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) ataupun dari tenaga kerja
yang berkompeten. Hasil dari pengukuran dapat digunakan untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja.
21. Audit K3
Audit Keselamatan dan kesehatan kerja bisa membantu kita untuk memeriksa
implementasi program K3 yang telah kita jalankan. Melalui audit, kita dapat memperoleh
masukan pandangan yang baru dari auditor. Temuan-temuan audit yang ditentukan
merupakan kesempatan bagi kita untuk meningkatkan manajemen K3. Audit yang
dilaksanakan bisa berdasarkan Sistem Manajemen K3 PP 50 Tahun 2012, OHSAS 18001
dan peraturan lain yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.