Anda di halaman 1dari 12

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan pelayanan
pemeliharaan/perlindungan kesehatan pekerja dari suatu pelayanan kesehatan kerja. Promosi
kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan
kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di
tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan
penyakit baik penyakit umum maupun penyakit yang berhubungan dengan perilaku serta
peningkatan kesehatan pekerja secara optimal.

1.2 Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja


Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk
memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah :
1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
2) Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
3) Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja
4) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
5) Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat
6) Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat

1.3 Program-Program Promosi Kesehatan di tempat kerja


1. One Day Fruit Day
Beberapa perusahaan memiliki program ini yaitu kegiatan satu hari makan buah-
buahan sebagai pengganti snack di kantor. Tujuan dari program ini biasanya untuk
mempromosikan gaya hidup sehat dengan makan buah-buahan. Dengan adanya program
ini, karyawan diajak membiasakan diri untuk memasukkan buah-buahan sebagai menu
diet mereka sehari-hari.
2. Senam Ria
Senam bersama di kantor sudah banyak ditemukan di sejumlah perusahaan.
Biasanya kegiatan senam ini dilakukan di pagi hari Jumat seminggu sekali. Namun, bisa
juga dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati. Kegiatan senam sebaiknya dipimpin
oleh instruktur yang berkompeten agar terhindar dari risiko cidera otot akibat kesalahan
gerak. Aktivitas fisik ini akan lebih baik jika dibarengi dengan program menu makanan
sehat untuk karyawan yang bisa dilaksanakan oleh kantin perusahaan maupun
penyelenggara jasa boga pihak ketiga.

3. Friday No Fried
Kegiatan ini berupa pembiasaan satu hari makan tanpa gorengan. Gorengan
menjadi snack favorit untuk mayoritas pekerja dikarenakan harganya yang murah, cepat
saji, serta lebih nikmat. Tentunya kebiasaan makan gorengan ini dapat berkontribusi pada
tingginya kandungan lemak dan kolesterol pada pekerja. Jika hal tersebut terjadi maka
akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada pekerja yang akan berdampak
pada produktivitas mereka sehari-hari. Untuk itu, perusahaan menyiasati dengan
menyediakan snack atau makan siang yang disajikan tanpa digoreng. Misalnya,
pemberian bubur kacang hijau untuk sarapan pagi dan kacang rebus untuk snack pada
coffee break.

4. Fitness at Work
Agar para pekerja lebih banyak bergerak, sejumlah perusahaan membuat ide-ide
sedemikian rupa sehingga pekerja mau tidak mau meninggalkan kursi mereka setiap
beberapa saat. Biasanya dengan menempatkan printer agak jauh dari meja kerja sehingga
pekerja terdorong untuk berjalan kaki menggapai kertas print. Bisa juga dengan promosi
penggunaan tangga untuk akses naik-turun lantai sehingga pekerja tidak melulu
menggunaka lift. Selain itu, beberapa perusahaan juga menyediakan fasilitas gym
maupun olahraga lainnya untuk pekerjanya yang dapat dinikmati pada waktu pulang
kerja maupun saat cuti.
Keseluruhan contoh program kesehatan tersebut seyogyanya dapat dilengkapi
dengan evaluasi dan monitoring yang konsisten. HSE Manager, HR, dan top management
sepatutnya bekerja sama untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan kegiatan ini agar
benar-benar tercapai tujuan yang dihasilkan dan berkontribusi positif terhadap
produktivitas perusahaan.

5. Kebugaran fisik (physical fitness)


Elemen ini fokusnya latihan aerobik, ketahanan dan kekuatan otot serta
kelenturan tulang sendi. Strategi program yang dilakukan baik secara individu maupun
secara kelompok dan diatur sesuai jenis kelamin dan berbagai kelompok umur. Semua
program yang dilaksanakan harus diawasi oleh penasehat kebugaran baik secara langsung
maupun tidak langsung dan setiap peserta harus sehat secara medis sebelum masuk.
Program harus dapat mengakomodasi pekerja yang mengalami cacat fisik dan masing-
masing kegiatan kebugaran dilakukan tes secara reguler untuk mangukur kemajuan yang
dicapai oleh pekerja.

6. Manajemen stress (stress management)


Fokus elemen ini adalah pemberian dukungan dan motivasi pada para pekerja
dalam hal mengatasi stress dalam kehidupan kerjanya sehari-hari dan kadang-kadang
termasuk dukungan pada kejadian-kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program
yang diberikan sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat
serta psikoterapi.
7. Penghentian merokok (smoking cessation)
Elemen ini menerapkan berbagai teknik untuk membantu pekerja berhenti
merokok. Penyusunan program didasarkan atas informasi yang didapat dari pekerja yang
berhenti merokok. Yang paling banyak dilakukan di tempat kerja adalah dengan
menerapkan metode yang tidak disukai (aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok
di tempat kerja.

8. Penyalahgunaan obat dan alkohol (alcohol and drug abuse)


Elemen ini sifatnya pencegahan dengan memberikan program bantuan pada para
pekerja, berupa informasi untuk meningkatkan kesadaran sendiri melalui berbagai
pendekatan seperti; demonstrasi, film dan bahan-bahan cetakan tertulis. Salah satu materi
yang dicetak mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan yang tidak
semestinya.

9. Pendidikan kesehatan (health education)


Elemen ini sangat populer sekali. Disini, para pekerja mempelajari masalah yang
berkaitan dengan medis secara umum dan bagaimana memelihara kesehatan diri mereka
beserta keluarganya. Informasi yang diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut
dideteksi, patofisiologi dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah
dan dikontrol.
Beberapa topik yang tetap paling menarik adalah kanker (dengan segala
bentuknya), penyakit jantung, masalah tulang punggung dan musculoskeletal lainnya,
kedokteran olah raga, diabetes, AIDS dan gangguan mental. Pada umumnya materi yang
disampaikan antara lain : Materi yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran pekerja
terhadap bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pekerjaannya. Risiko kesehatan kerja,
fokus pada bahaya-bahaya potensial dan langkah preventif praktis. Bagaimana
melindungi kesehatannya, termasuk tindakan proteksi dan penggunaan APD.
Motivasi kerja pekerja untuk berperilaku yang sehat dan aman di tempat kerja.
Materi mengenai keberadaan bahaya kerja di tempat kerja. Materi mengenai pengenalan
terhadap teknologi peralatan baru, berikut standar operasional prosedurnya. Materi
pengetahuan mengenai ; bagaimana mengeliminasi atau meminimalisasi risiko di tempat
kerja dan mencegah atau mengurangi cidera/penyakit akibat kerja.
Standar kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan tempat kerja. Materi yang
disampaikan harus ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh pekerja. Informasi
disediakan secara berkala dan menitikberatkan pada substansi/peralatan baru dan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja.

10. Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training)
Elemen ini prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan pekerja.
Beberapa para ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu
mengenai CPR dan paling sedikit mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para
pekerja paling sedikit bisa berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya
tempat kerja merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.

11. Pemasangan Poster dan Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pemasangan poster merupakan salah satu proses pelaksanaan promosi K3 dengan
menggunakan media tertulis yang disertai dengan gambar-gambar yang mudah
diterapkan dan efektif dipahami secara visual. Isi dari poster tersebut adalah untuk
mengajak dan menghimbau serta menginformasikan kepada pekerja tentang faktor
bahaya dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja serta akibat-akibat yang
ditimbulkannya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi peringatan keselamatan kerja bagi
semua tenaga kerja selama 24 jam. Sehingga pekerja akan lebih hati-hati dalam
melakukan pekerjaannya.
Jenis poster K3 antara lain :
1) Poster yang memuat tentang pesan-pesan keselamatan dan kesehatan kerja,
2) Poster tentang kewajiban menggunakan APD di tempat kerja,
3) Poster tentang potensi bahaya dan faktor bahaya di tempat kerja.
Sedangkan untuk keselamatan lalu lintas dipasang rambu-rambu lalu lintas yang
ditempatkan sepanjang jalan baik di dalam lingkungan pabrik atau di luar pabrik. Tujuan
dari dipasangnya rambu-rambu tersebut adalah untuk menciptakan ketertiban dalam
berlalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

12. Pemberian Buku Saku Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Buku Saku K3 berisi peraturan-peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang
diterbitkan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Buku ini
dibagikan kepada semua karyawan, kontraktor jasa, serta yang berkepentingan.

13. Razia Kedisiplinan


Untuk mengetahui sejauh mana kepatuhan dan kedisiplinan karyawan terhadap
aspek K3, Tim Razia kedisiplinan yang dilaksanakan oleh Bagian KPK dan Biro SDM
melakukan razia kedisiplinan K3 di area Produksi.
Sasaran razia kedisiplinan K3 tersebut mengacu pada alat pelindung diri maupun
kedisiplinan pemakaian tanda pengenal (badge). Dimana alat-alat pelindung diri tersebut
wajib gunakan oleh karyawan selama berada di tempat kerja yang disesuaikan dengan
jenis pekerjaan, jenis faktor bahaya dan jenis potensi bahaya. seperti helmet, ear plug,
safety shoes, goggle, safety belt, sarung tangan selain itu razia kedisiplinan juga
bertujuan sebagai penyuluhan atau pembinaan kepada tenaga kerja mengenai cara kerja
yang aman serta untuk meningkatkan kedisiplinan K3.

14. Program Gizi Kerja


Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan gizi kepada tenaga kerja
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di tempat kerja guna
mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktifitas kerja setinggi-tingginya. Program gizi
kerja terbagi dalam beberapa bagian
1) Nutrition Awareness Programs
2) Behavior Change Programs
3) Weight Control Programs
4) Healthy Foods Programs

1). Nutrition Awareness Program

 Meningkatkan pengetahuan & apresiasi


 Materi dan model pendidikan
 Cara penyampaian; visual, auditory, kinesthetic (moving or doing)
 Mengenalkan isu2 kesehatan dan GIZI
 Hubungan pola makan dengan kesehatan
 Pola makan dalam upaya menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi,
DM, Kanker dan gangguan pencernaan.
 Hubungan diet, exercise, penurunan BB dengan komposisi tubuh.
 Self-Help Educational Materials; pesan atau informasi gizi di tempat kerja
 Group Presentations; mengajar, films, presentasi, seminar, lokakarya dll
 Experential Opportunities; pengalaman, stimulasi, motivasi, upaya
menyenangkan dalam belajar
2). Behavior Change Programs
 Mencegah atau mengobati masalah kesehatan yang berhubungan dengan gizi
 Faktor risiko; tekanan darah tinggi, obesitas, kadar lemak darah tinggi, gangguan
toleransi glukosa dipengaruhi oleh kurang olah raga, stress, merokok, umur, dan
jenis kelamin.
 Diet Modification
 Juga OR, Stress & Stop Smoking
Program Design
 Health Assessment (BB, TB, TD, Lipid, Gula darah, Gaya hidup, Diet dll)
 Screening (kelompok faktor risiko)
 Commitment (PKB/KKB melalui SP)
 Self Monitoring
 Setting Personal Goals
 Training (Self Management and Behavior Modification Techniqeus)
 Nutrition Education
 Exercise
 Reinforcement (reward)
 Support system (teman, keluarga)
 Evaluation (drop out, ―success)

3). Weight Control Program

Kesempatan mengubah perilaku sehat pekerja . Mengalakan dan dukungan bagi teman
kerja untuk membangun kepercayaan diri dalam menurunkan BB.
Tujuan:

Meningkatkan tanggung jawab sendiri dan pembuat keputusan dalam menentukan pola
makan dan gaya hidup
 Mencapai dan menjaga BB dan komposisi tubuh yang di harapkan
 Meningkatkan gizi dan kesehatan secara optimal

4). Healthy Foods Programs


 Kantin menyediakan makanan bergizi.
 Pengelolaan makanan, pemilihan bahan makanan, pengolahan, penyiapan,
penyajian, penyimpanan
 Kesehatan pengelola\
 Outlet untuk bahan informasi

Gambar:
Guidelines for
a Sound
Weight-
reduction
Programme
15. Safety talk
Safety talk merupakan briefing terkait keselamatan dan kesehatan kerja yang
disampaikan di hadapan para pekerja. Dalam safety talk, biasanya pekerja dikumpulkan
dalam sebuah area yang lapang untuk mendengarkan orasi, semangat, pengarahan,
penjelasan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Biasanya pula, safety
talk hanya diberikan selama 5 menit sehingga sering disebut P5M (pembicaraan 5 menit).

16. Management visit


Program K3 yang ada seharusnya tidak hanya berfokus kepada pekerja di
lapangan tapi juga harus mengarah ke setiap pihak termasuk kepada manajemen. Salah
satu program yang bisa kita lakukan adalah management visit yang merupakan program
rutin bagi manajemen untuk meninjau penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di
lapangan serta berdialog kepada para pekerja.
Management visit ini dapat diintegrasikan dengan key performance indicator baik
bagi individu ataupun bagi departemen. Dalam management visit ini, manajemen akan
datang langsung ke lapangan, mengamati aktivitas yang dilakukan oleh pekerja,
memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dan melakukan pemeriksaan
terhadap program-program K3 yang telah dijalankan.

17. Pemeriksaan alat dan mesin


Pemeriksaan alat dan mesin merupakan program K3 yang wajib untuk dilakukan
karena telah banyak diatur dalam regulasi K3. Contohnya pemeriksaan tangki timbun dan
bejana yang diatur dalam Permenaker nomor 37 Tahun 2016 dan Pesawat Tenaga
Produksi yang diatur dalam Permenaker nomor 38 Tahun 2016. Pemeriksaan alat dan
mesin ini dapat dilakukan secara internal oleh ahli yang berkompetensi dan dilakukan
secara eksternal yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(PJK3).
Setelah dilakukan pemeriksaan, kita bisa menempelkan stiker terkait dengan
status keselamatan sebuah alat dan mesin. Stiker tersebut haruslah memliki jangka waktu
efektif sehingga jika masa efektif sudah habis, kita bisa melakukan pemeriksaan kembali.
18. Process safety management
Secara umum Process Safety Management (PSM)/ Manajemen Keselamatan
Proses (MKP) mengacu kepada prinsip dan sistem manajemen kepada identifikasi,
pengertian dan pengontrolan pada bahaya akibat kegiatan proses produksi sebagai upaya
perlindungan pada area kerja. PSM/MKP berfokus kepada:
 Pencegahan
 Persiapan
 Mitigasi
 Respons
 Pemulihan dari bencana industry
Proses yang dimaksud dalam PSM tersebut adalah untuk perusahaan yang
menyimpan, memproduksi dan menggunakan bahan kimia berbahaya ataupun
kombinasi dari aktifitas tersebut.
19. Pengukuran lingkungan kerja

Pengukuran lingkungan kerja dapat dilakukan dengan berdasarkan Peraturan


Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja. Faktor-faktor lingkungan kerja yang diukur meliputi Faktor Kimia,
Faktor Biologi, Faktor Fisika, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi.

Pengukuran dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan penguji bisa
dari Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) ataupun dari tenaga kerja
yang berkompeten. Hasil dari pengukuran dapat digunakan untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja.

20. Medical Check up


Medical Check Up merupakan pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan oleh
perusahaan kepada para pekerjanya. Pemeriksaan kesehatan harus disesuaikan dengan
risiko yang terdapat pada tempat kerja, misalnya ketika terdapat kebisingan di tempat
kerja maka harus disediakan audiometri, ketika ada banyak paparan kepada pernafasan,
maka seharusnya dilakukan pemeriksaan spirometri.

21. Audit K3

Audit Keselamatan dan kesehatan kerja bisa membantu kita untuk memeriksa
implementasi program K3 yang telah kita jalankan. Melalui audit, kita dapat memperoleh
masukan pandangan yang baru dari auditor. Temuan-temuan audit yang ditentukan
merupakan kesempatan bagi kita untuk meningkatkan manajemen K3. Audit yang
dilaksanakan bisa berdasarkan Sistem Manajemen K3 PP 50 Tahun 2012, OHSAS 18001
dan peraturan lain yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

22. Membuka Gym Center di tempat kerja


Seiring berjalannya waktu, perusahaan menjadi besar. Cakupan bisnis turut
meluas. Tentunya situasi ini dapat meningkatkan kemungkinan karyawan melakukan
perjalanan dinas ke luar kota – atau bahkan luar negeri.
Sebuah perusahaan jasa digital, Accenture, menawarkan para karyawannya
program kesehatan online. Sehingga mereka bisa tetap bugar meski sedang tidak bekerja
di kawasan kantor.
Sayangnya metode ini dapat memakan ongkos lebih besar ketika semakin banyak
karyawan yang bepergian. Solusinya adalah memanggil jasa pelatih kebugaran sewaan ke
kantor. Jadi, kantor dapat membuka kelas olahraga sehingga instruktur bisa mengajarkan
mereka bagaimana caranya tetap sehat saat dinas.

23. Pembuatan group whatsapp Program Promkes kerja


Whatsapp menjadi salah satu media komunikasi berbasis internet yang paling
banyak digunakan di Indonesia. Adanya whatsapp ini dapat digunakan sebagai media
komunikasi promosi kesehatan kerja. Kita bisa saja membuat grup khusus terkait dengan
diskusi keselamatan dan kesehatan kerja. Kita bisa mengundang para pekerja atau
menyebarkan link invite khusus grup tersebut sehingga lebih banyak pekerja masuk grup
dan lebih luas jangkauan materi kesehatan kerja yang kita sebar.

24. Stres manajement


Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif.
Dalam pendekatan individual seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk
mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu:
pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Dengan
pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan
baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat
meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan
tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu
dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres
adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan
dukungan dan saran-saran bagi dirinya.

Anda mungkin juga menyukai