Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEGAGALAN KEMASAN PRODUK AIR MINERAL GALON 19 LITER

(Studi Kasus : DEPO ISI ULANG ARDI TIRTA, TLOGOSARI)

Muhammad Henditya, 40040217640022

ST.r Rekayasa Perancangan Mekanik, Sekolah Vokasi

Universitas Diporegoro

Email : hendityagalon@gmail.com

ABSTRAK

Perusahaan yang memberikan perhatian yang besar terhadap kualitas produk yang
dihasilkannya adalah perusahaan yang berpeluang memenangkan persaingan bisnis
dengan perusahaan lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegagalan
kemasan produk air mineral di depo isi ulang Ardi Tirta, Tlogosari – Semarang sebagai
bagian dari upaya perbaikan kualitas produk pada perusahaan tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa untuk jenis kegagalan adalah cacat wadah berupa penyokan. HDPE
bahan yang dipilih sebagai bahan dasar pembuatan galon, sangat aman dan memiliki
senyawa yang kompleks. Hal tersebut disebabkan karena luasan galon /cm 2 hanya dapat
menerima beban sebesar 10kg, serta pengaruh gaya luar yang mempengaruhi beban dan
mempercepat terjadinya penyokan.

Kata kunci : HDPE, galon, penyokan

1. Pendahuluan
Pelaku usaha yang menjadikan kualitas sebagai strategi utama akan mencapai
keunggulan bersaing dalam kompetisi menguasai pasar karena tidak semua
perusahaan mampu mencapai kualitas yang tinggi serta mempertahankannya. Dalam
hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
dengan harga yang mampu bersaing dengan perusahaan - perusahaan sejenis.
Galon sebagai salah satu produk yang menjadi standar kualitas keunggulan pelaku
usaha dibidang isi ulang sangatlah berdampak bagi mereka. Galon (disingkat "gal"),
adalah ukuran volume yang digunakan di berbagai daerah di Eropa Barat dan masih
digunakan di Amerika Serikat. Secara historis, nilainya berbeda-beda tergantung
lokalitas dan komoditas. Di kebanyakan tempat satuan tersebut digantikan oleh liter,
tetapi ada tiga varian yang kini masih digunakan: galon menurut satuan
imperial (≈ 4,546 L) di Britania Raya dan Kanada, galon AS (≈ 3,79 L), dan galon kering
AS (≈ 4,40 L) yang jarang digunakan. Satuan ukuran galon, baik sistem imperial
maupun yang dipakai di AS, kadangkala didapati pula di negara berbahasa Inggris
lainnya. Istilah galon berasal langsung dari kata galun, galon dalam bahasa Prancis
Kuno Utara, tetapi penggunaannya juga lazim dalam beberapa bahasa lainnya,
contohnya jale dalam bahasa Prancis Kuno dan gęllet (mangkuk) dalam bahasa Inggris
Kuno. Mulanya galon merupakan satuan ukuran untuk menakar anggur dan bir di
Inggris.
Pergeseran makna yang menjadikan galon sebagai nama tempat atau wadah air
berbentuk tabung yang sekarang membudaya di Indonesia.

2. Bahan dan Mode Kegagalan


2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam analisis ini adalah galon plastik HDPE (High Density
Polythyline).
2.2 Mode Kegagalan
Mode kegagalan yang terjadi pada galon adalah penyokan dibeberapa bagian
galon yang terjadi akibat tekanan atau tumbukan dengan gaya dan beban yang
sangat besar yang terjadi dalam beberapa benturan.

3. Pembahasan

Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene, HDPE) adalah polietilena


termoplastik yang terbuat dari minyak bumi Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi
(sebagai energi dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE.
HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol daur ulang HDPE
memiliki percabangan yang sangat sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis katalis
dalam produksinya (katalis Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi. Karena percabangan
yang sedikit, pipa HDPE memiliki kekuatan tensil dan gaya antar molekul yang tinggi.
HDPE juga lebih keras dan bisa bertahan pada temperatur tinggi (120 oC).
HDPE sangat tahan terhadap bahan kimia sehingga memiliki aplikasi yang luas,
diantaranya: Kemasan deterjen, Kemasan susu, Tanki bahan bakar, Kayu plastik, Meja
lipat, Kursi lipat, Kantong plastik, Wadah pengangkut beberapa jenis bahan kimia,
Sistem perpipaan transfer panas bumi, Sistem perpipaan gas alam, Pipa air,
Pembungkus kabel, Papan luncur salju.
HDPE memiliki spesifikasi khusus, diataranya :
 Gravitasi spesifik : 0,95 @73° g/cm3
 Daya tarik : 4550 psi/73°
 Tensile Elongation at Break : 100% /73° F
 Koefisien linier ekspansi termal : 5 x 10-5 in./in./°F
 Temperature defleksi panas(264 psi) : 6 °F
 Rekomendasi maksimal temperatur penggunaan ) : 131°F
 Konduktifitas termal : 180 BTU-in/ft²-hr-°F
 Kekuatan dielektrik : 22000 Volts/mil
 Daya tekan : 10kg/cm 2
Hal diatas yang mendasari penggunaan HDPE sebagai plastik aman konsumsi
termasuk galon.
Dalam analisis terjadinya penyokan adalah akibat dari pembebanan yang
berlebihan (overload). Dalam 1cm2 luasan permukaan galon, hanya dapat menerima
beban sesebar 10kg. jika 1 galon isi berisi 19 lt air setara dengan 19kg, maka galon
yang berada dibawah jika galon itu saling bertumpuk satu sama lain, maka secara
tidak langsung galon yang berada dibawah akan mengalami deformasi bentuk secara
perlahan (untuk kasus ini, tidak termasuk galon aqua atau galon gengan tingkat
kekerasan yang lebih). Hal tersebut terjadi karena galon yang berada dibawah
menerima beban overload sebesar 9kg dan dengan catatan bahwa kasus penyokan ini
terjadi saat proses pengiriman galon ke pelanggan, yang artinya susunan galon
bertumpuk berada di bak kendaraan pengantar yang sedang berjalan. Untuk lebih
jelasnya, bisa dilihat dalam gambar.

Gambar diatas adalah model cara menumpuk atau menyusun galon dalam kondisi
isi (gambar merupakan galon kosong yang sudah rusak dan tidak layak jual). Lingkaran
merah digambar menunjukkan luasan galon yang saling bertumpuk dan anak panah
menunjukkan luasan galon yang mengalami deformasi bentuk atau kegagalan
penyokan akibat saling bertumpuk.
Selain saling bertumpuk, faktor yang dapat mempengaruhi penyokan galon adalah
kondisi jalan dan cara mengemudi. Yang dimaksudkan adalah kondisi jalan saat
pengiriman, kondisi berlubang, perbedaan ketinggian jalan, perbaikan jalan dll. Cara
mengemudi juga berkaitan dengan kondisi jalan, bisa dibilang beda orang beda
perlakuan. Sering dijumpai seseorang yang sedang membawa muatan galon isi
melewati jalan yang rusak, namun tidak memperlambat laju kendaraannya. Itu yang
menyebabkan adanya gaya lain yang mempengaruhi beban galon dan mempercepat
terjadinya penyokan.

4. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada jenis produksi kemasan air mineral yaitu air mineral
berkemasan galon 19 liter. Dari hasil pembahasan tentang analisis kecacatan kemasan
produk air mineral pada PT Tirta Sibayakindo dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. HDPE dipakai sebagai bahan pembuatan galon karna selai strutur kimianya yang
kompleks, terbukti aman dari kimia dan dapat digunakan berkali-kali serta bisa
didaur ulang.
2. Kegagalan yang dialami galon terjadi akibat beban bertumpuk yang overload serta
dipengaruhi oleh beberapa gaya luar.
3. Dalam 1cm2 luasan permukaan galon, hanya dapat menerima beban tekan
sebesar 10kg, sementara beban 1 galon isi adalah 19kg. hal tersebut yang
menyebabkan terjadinya penyokan pada galon.
4. Gaya luar yang dapat mempengaruhi kegagalan pada galon adalah kondisi jalan
dan cara mengemudi.

5. Daftar pustaka

https://www.pipahdpeindonesia.com/mengenal-lebih-dalam-mengenai-jenis-tekanan-pipa-
hdpe-dan-cara-menghitungnya/

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jmk/article/view/8830 : Wira Sanjaya, Susiana,


FMIPA, Universitas Negeri Medan, 2017, ANALISIS KECACATAN KEMASAN PRODUK AIR
MINERAL DALAM UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX
SIGMA (Studi Kasus : PT.TIRTA SIBAYAKINDO)

https://www.professionalplastics.com/PlasticMaterialsbyProperties
https://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_berdensitas_tinggi

https://tirto.id/asal-muasal-air-minum-kemasan-di-indonesia-bXsv

6. Lampiran
Gambar perbedaan luasa galon yang sudah penyok (mengalami kegagalan) dengan
galon yang belum mengalami penyokan.

Gambar galon yang sudah memiliki


penyokan (mengalami kegagalan).

Gambar galon yang belum memiliki


penyokan.

Anda mungkin juga menyukai