Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium kimia identik dengan bahan kimia dan juga peralata gelas.
biasanya tersedia sebagai bahan murni atau sebagai larutan, seperti NaCl (Natrium
sebagai wadah pada komponen sistem reaksi atau takaran, seperti tabung reaksi,
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan
dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai
kimia, tahan panas, mudah di las jika retak atau pecah dan lain-lain.2
memanaskan.3
1
Hasnah Natsir, Penuntun Praktikum Kimia Dasar (Makassar: Universiatas Hasanuddin,
2012), h. 19.
2
Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 36-37.
3
Basset J, dkk., Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
1985), h. 97.
1
2
B. Rumusan Masalah
laboratorium?
2. Apa nama dan kegunaan alat-alat gelas untuk mereaksikan zat yang umum
dipakai di laboratorium?
3. Apa nama dan kegunaan alat-alat gelas untuk pengukuran volume yang
C. Tujuan Percobaan
laboratorium.
TINJAUAN PUSTAKA
tembus cahaya atau tembus pandang, kaku (ligid), tidak mudah bereaksi dengan
bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh
terutama pada pemanasan biasa dibawah suhu 100oc dan mudah di las jika retak
atau pecah. Peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas juga tahan terhadap
pelindung mata dan muka, alat atau kran untuk mencuci mata, alat pernafasan, alat
pemadam untuk kebakaran, selimut api, tangga, karet pengisap dan tanda
peringatan keselamatan.5
antara dua garis skala serta diperlukan banyak latihan dibawah awal-awal tugas
laboratorium. Suatu larutan berair dalam sebatang buret (atau tabung apapun)
larutan yang berwarna tidak gelap biasanya posisi dasar miniskusnya yang di baca
4
Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, h. 36.
5
Marham, Laboratorium Kimia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 19-25.
3
4
(condong atas), miniskus demikian juga jika larutan yang gelap warnanya.
Sehingga pada dasarnya tidak dapat dibaca, misalnya nilai pada larutan
miniskus dengan area gelap pada kertas atau kartu yang diterangi tepat dibelakang
buret.6
berikut:7
1. Labu volumetri
tudung ulir atau tudung cungkil plastik. Larutan basa akan menyebabkan sumbat
kaca asam ini macet sehingga tidak boleh disimpan dalam labu dengan sumbat
semacam itu. Bila suatu zat padat akan dilarutkan dalam labu volumetri, volume
akhirnya tidak boleh disesuaikan sebelum semua zat padat larut. Dalam
kasus-kasus tertentu pelarut zat padat lalu akan menyebabkan perubahan volume
yang mencolok.
2. Gelas ukur
Gelas ukur merupakan alat gelas untuk menambahkan zat cair dengan
volume tertentu yang dapat dilihat dari skalanya. Gelas ukur ini hampir
menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya menyempit. Terdapat skala pada
batangnya dan mulut yang lebar. Gelas ukur mempunyai kapasitas tertentu yang
3. Tabung reaksi
Tabung reaksi mempunyai bentuk mirip pipa dengan alas yang tumpul.
Tabung reaksi terbuat dari bahan gelas dan ada juga yang terbuat dari pyrex.
6
Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 41.
7
Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, h. 38-69.
5
Kegunaannya ini adalah untuk mereaksikan larutan atau cairan. Kadang pada
proses reaksi tes harus dilakukan pemanasan dengan tabung reaksi maka harus
4. Erlenmeyer
Bentuk Erlenmeyer mirip dengan gelas baker, tetapi mempunyai leher yang
menyempit. Keuntungan erlenmeyer antara lain dapat mencegah zat cair tumpah
ketika dalam proses penguapan serta dapat mengurangi penguapan zat cair dalam
secara volumetri (titrasi). Pada sisi luarnya terdapat skala yang menunjukkan
5. Gelas arloji
lainnya. Gelas arloji berbentuk seperti piring kecil dan cekung. Kegunaan dari
gelas arloji ini yaitu digunakan sebagai wadah tempat sampel yang akan
ditimbang. Dalam hal ini sampel yang akan ditimbang merupaka zat padat. Oleh
berikut:8
1. Buret (Burette)
seragam sepanjang bagian yang berskala, dimana bagian ujung bawahnya berupa
keran kaca dan ujungnya runcing. Buret ini digunakan pada saat titrasi atau untuk
8
Basset J, dkk., Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, h. 87-91.
6
Buret telah dirancang memiliki ketelitian yang tinggi untuk keperluan analisa
kuantitatif.
2. Gelas ukur
sampai 2000 cm3. Ini terjadi karena luas penampang cairan jauh lebih bebas
daripada dalam labu gradusi, maka keasaman tidak tinggi. Karena gelas ukur ini
tidak dapat digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan derajat keasaman yang
sedang sekalipun. Namun gelas ukur ini berguna untuk penggunaan kasar saja.
3. Batang pengaduk
dalam memindahkan larutan dari bejana satu ke bejana lainnya. Batang ini juga
berikut:9
1. Botol semprot
diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila membilas dinding
dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang
hilang.
2. Desikator
Desikator adalah sebuah bejana yang biasanya terbuat dari kaca namun
objek dengan suhu terkontrol. Karena desikator biasanya terletak dalam ruang
9
Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, h. 36-37.
7
laboratorium, mulai dari pembakaran gas, lempeng panas (Hot plate) dan oven
digunakan secara luas untuk mencapai temperatur tinggi yang sedang. Temperatur
banyak daripada yang diperlukan untuk menghasilkan nyala tak cemerlang terlalu
banyak uap akan dapat menghasilkan nyala yang tak sesuai. Alat pembakaran
tinggi untuk diubah menjadi suatu bentuk yang dapat ditimbang, dan juga
demi sedikit. Terlebih dahulu lihatlah hasilnya sebelum menambah pereaksi lebih
banyak. Kerapkali reaksi gagal, bukan karena pereaksi namun sebaliknya. Ini
terjadi misalnya pada reaksi amfoter, kalau ingin dilakukan pengendapan Al(OH)3
dengan penambahan NaOH pada larutan AlCl3. Jika NaOH diberikan sedikit demi
sedikit maka akan ada endapan, tetapi jika NaOH diberikan sekaligus maka tidak
Bahan kimia yang timbang tidak boleh langsung ditaruh pada piringan
neraca, tetapi harus ditimbang dalam wadah botol timbang, gelas kimia, gelas
arloji dan sebagainya. Jika bahan dilarutkan atau direaksikan didalam wadah itu,
maka berat wadah kosong dari wadah tersebut harus diketahui sesudah bahan
dipindahkan.12
10
Basset J, dkk., Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, h. 97-99.
11
Hasnah Natsir, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, h. 19.
12
Hasnah Natsir, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, h. 19.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, buret
asam 50 ml, buret basa 25 ml, pipet volume 25 ml, pipet skala 5 ml dan 10 ml,
gelas kimia 250 ml, erlenmeyer 250 ml, labu takar 100 ml, gelas ukur 100 ml,
tabung reaksi, kaca arloji, corong, kasa asbes, botol semprot, kaki tiga, bunsen,
batang pengaduk, pipet tetes, bulp, spatula, gegep statif dan klem.
2. Bahan
aquades (H2O), kertas saring, korek api, padatan natrium klorida (NaCl) dan
tissue.
8
9
C. Prosedur Kerja
1. Penyaringan
tidak sejajar. Memotong sedikit pada ujung kertas saring. Membuka lipatan
agar kertas saring menempel dengan baik. Memasukkan larutan sampel yang akan
2. Penimbangan
3. Pemanasan
a. Pemanasan Langsung
kaki tiga yang dilapisi kasa asbes. Menyalakan bunsen di bawah kaki tiga.
kimia yang telah berisi aquades (H2O). Memanaskan hingga terjadi reaksi pada
tanda batas. Menghimpitkan sampai tanda batas. Membaca miniskus pada pipet.
5. Pengenceran
Menghomogenkan larutan.
6. Penitrasi
Memasang buret pada statif dan klem. Membilas dengan aquades (H2O).
A. Hasil Pengamatan
1. Penyaringan
volumetric tertentu.
volume.
Pipet skala
tepat.
Gelas ukur
11
12
Botol semprot
2. Penimbangan
belakang koma.
hatikan ketilitiannya.
3. Pemipetan
Labu takar
Gelas kimia
tertentu.
Pipet
volumetric
volume.
Pipet skala
tepat.
Gelas ukur
14
4. Pengenceran
volumetric tertentu.
volume.
Pipet skala
tepat.
Gelas ukur
15
Botol semprot
5. Pemanasan
Gelas kimia
sedikit.
Tabung reaksi
Gegep kayu
bunsen.
tiga.
6. Penitrasi
bejana.
B. Pembahasan
teknik dasar, yaitu teknik dasar penimbangan, teknik dasar pemipetan atau
menggunakan alat-alat seperti corong, kertas saring, labu takar dan Erlenmeyer.
Sebelum digunakan kertas saring harus dilipat terlebih dahulu hingga membentuk
corong. Tujuan pelipatan ini yaitu agar dapat menyesuaikan kertas saring dengan
bentuk corong sehingga larutan yang disaring benar-benar tersaring dengan baik.
menyimpan filtrat. Hasil dari penyaringan ini adalah residu (endapan) pada kertas
menggunakan alat-alat kimia berupa neraca analitik, neraca digital, gelas kimia,
kaca arloji, aluminium foil dan spatula. Neraca analitik digunakan sebagai alat
sama halnya dengan neraca analitik hanya saja neraca digital tidak seakurat
neraca analitik. Gelas kimia digunakan sebagai wadah penampang sampel dalam
jumlah besar atau sampel dalam bentuk zat cair. Kaca arloji digunakan sebagai
wadah penampang sampel dalam jumlah sedikit. Aluminium foil sama halnya
dengan kaca arloji hanya saja kaca arloji apat digunakan untuk semua jenis
sampel sedangkan aluminium foil tidak semua jenis, seperti Iodida (I2) karena
sifatnya yang mudah meleleh. Spatula digunakan sebagai alat pengambil sampel.
Tar. Terakhir, menekan tombol Off dan neraca dibersihkan kembali dari sisa-sisa
sampel.
Ketiga yaitu teknik dasar pemanasan. Teknik dasar pemanasan ada 2 (dua)
cara, yaitu dengan pemanasan langsung dan pemanasan tak langsung. Pemanasan
secara langsung menggunakan alat-alat, seperti Bunsen, tabung reaksi dan gegep.
dipanaskan. Gegep berfungsi menahan dan menjepit tabung reaksi agar panasnya
tidak tersentuh oleh praktikan. Pada saat memanaskan secara langsung perlu
secara tak langsung menggunakan alat-alat, seperti Bunsen, kaki tiga, kasa asbes,
gelas kimia berisi air dan tabung reaksi. Pemanasan secara tak langsung pada
seperti pipet volume, pipet skala, gelas ukur, labu takar dan bulp. Pipet skala dan
pipet volume digunakan sebagai alat yang akan memasukkan sampel ke dalam
labu takar. Bulp berfungsi menghisap sampel sehingga dapat masuk ke dalam
pipet. Gelas ukur berfungsi sebagai wadah larutan yang akan ditambahkan ke
dilakukan dengan memasang bulp pada pipet, membilas terlebih dahulu pipet
dengan larutan sampel agar sisa larutan sebelumnya dapat hilang, memipet larutan
dengan menekan tanda S pada bulp, pemipetan dilakukan hingga melewati tanda
dimasukkan ke dalam labu takar, menambahkan aquades hingga tanda batas dan
menghomogenkan larutan.
alat-alat, seperti buret, erlenmeyer statif dan klem. Buret digunakan sebagai alat
dititrasi. Statif dan klem berfungsi sebagai penahan dan pemopang buret agar
tidak terjatuh pada saat proses titrasi berlangsung. Penitrasi dilakukan dengan
membilas buret dengan larutan sampel agar sisa larutan sebelumnya hilang,
erlenmeyer. Hal ini dilakukan agar proses titrasi dapat berlangsung sempurna.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
takar, gelas ukur, gelas kimia, batang pengaduk, pipet volume, pipet skala,
2. Alat-alat gelas yang umum dipakai untuk mereaksikan zat adalah tabung
3. Alat-alat gelas yang umum dipakai untuk pengukuran volume adalah gelas
ukur, pipet skala, pipet volume, pipet tetes, buret dan labu takar.
Teknik dasar pemipetan yaitu dengan menggunakan pipet beserta bulp dan
pada pemanasan langsung dan kompor atau penangas air pada pemanasan
tak langsung. Teknik dasar penitrasi yaitu dengan menggunakan buret dan
Erlenmeyer.
B. Saran
menggunakan sampel selain aquades (H2O) dan natrium klorida (NaCl), seperti
padatan iodida (I2) agar praktikan dapat lebih paham lagi tentang percobaan ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Underwood, A.L dan K.A Day J.R. Analisis Kimia Kuantitatkif. Jakarta:
Erlangga, 2010.