Tanya Jawab Pemaketan, Pengadaan Langsung Dan E-Purchasing PDF
Tanya Jawab Pemaketan, Pengadaan Langsung Dan E-Purchasing PDF
Tanya Jawab Pemaketan, Pengadaan Langsung Dan E-Purchasing PDF
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PEMAKETAN
1. Pemaketan pengadaan barang/jasa pemerintah 2
2. Contoh-contoh pemaketan 5
3. Kegiatan: pengadaan alat kesehatan dan alat
penunjang kesehatan 8
4. Menyatukan paket 9
5. Dapatkah pemaketan pekerjaan yang nilainya untuk
pelelangan diubah menjadi pengadaan langsung 10
6. Pemaketan untuk pekerjaan di beberapa desa 11
7. Pemaketan dan klasifikasi bidang 13
8. Pemecahan paket pengadaan tidak selalu dilarang 14
9. Pemaketan pengadaan rumah layak huni 16
10. Pengadaan dengan pengadaan langsung atau
dilakukan dengan pelelangan? 17
11. Pemaketan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi 18
12. Pemaketan pekerjaan konstruksi untuk satu lokasi 20
13. Pemaketan untuk alat kesehatan dengan katalog LKPP 21
14. Pemaketan di satu kode rekening untuk pengadaan
obat dan alat kesehatan 23
15. Pengadaan para sopir dengan pengadaan langsung
atau pelelangan untuk anggaran yang besar? 24
ii
16. Pemecahan paket dapat dilakukan berdasar prinsip
efektif dan efisien 25
17. Strategi pemaketan akan mengurangi beban kerja ULP 26
18. Pemaketan pekerjaan pananganan sampah 26
19. Pemaketan pengadaan aplikasi 27
20. Satu kode rekening untuk banyak kontrak pengadaan
obat 27
21. Pemaketan pengadaan buku untuk bahan pustaka 29
22. Pemaketan berdasarkan prinsip efektif dan efisien 30
23. Pemaketan pekerjaan konsultan 31
24. Pemaketan berdasar kompetensi penyedia dan lokasi 32
25. Pemaketan untuk konstruksi di banyak lokasi 33
26. Pelelangan gagal karena tidak ada peserta, dapat
terjadi karena kesalahan pemaketan 33
27. Pemaketan untuk pengadaan obat dan alat kesehatan 35
28. Pemaketan untuk berbagai lokasi 35
29. Pemeliharaan kendaraan dinas 36
30. Pemaketan pemeliharaan beberapa gedung 37
31. Pemaketan pengadaan langsung atau pelelangan 39
32. Pemaketan di RUP 39
33. Kegiatan swakelola 40
34. Paket pengadaan melalui penyedia 43
vi
40. Kontrak obat secara e-purchasing yang tidak bisa
dipenuhi 101
41. Satu kode rekening untuk banyak kontrak pengadaan
obat 102
42. Pengadaan obat secara e-purchasing 104
vii
60. Spesifikasi yang diperlukan berbeda dengan yang ada
di katalog 124
61. Pengadaan alat berat 124
62. Harga di catalog inaproc (info per 20 mei 2013) 125
63. Masa berlaku harga katalog 126
64. Pengadaan alat berat secara e-purchasing 126
65. Harga katalog lkpp melebihi anggaran yang tersedia 126
66. Pengadaan jasa di katalog 127
67. Pengadaan buku sd dengan catalog lkpp senilai Rp.
904 miliar 128
68. Bagaimana usul kontrak payung ke catalog LKPP 128
69. Bagaimana menjadi perusahaan (penyedia) e-catalog
internet 128
70. Pengadaan barang/jasa pemerintah dengan
e-purchasing. Sebuah paradigma baru 130
71. Jaminan pelaksanaan dalam e-purchasing 138
72. Bila aplikasi e-purchasing tidak berfungsi 140
73. Bukti perikatan dalam sistem e-purchasing 141
viii
BAB I
1
BAB I PEMAKETAN
1. Langkah Pertama
3
2. Langkah kedua
3. Langkah ketiga
4. Langkah keempat
4
Berdasarkan ruang lingkup kompetensi, penyedia
dikelompokkan kembali berdasar nilai anggarannya ke
dalam metode pengadaannya. Contoh pengadaan ATK bila
nilainya di atas Rp. 200 juta dilakukan dengan pelelangan
sederhana, namun bila dibawah Rp. 200 juta dilakukan dengan
pengadaan langsung.
2. CONTOH-CONTOH PEMAKETAN
5
Bagaimana kami melakukan pemaketannya?
6
mudah. Pembangunan ruang ibadah sebaiknya digabungkan
dalam satu paket atau beberapa paket berdasarkan sebaran
lokasi (lokasi yang berdekatan digabungkan). Dalam hal nilai
pengadaannya berdasarkan pemaketan tersebut, nilainya di
atas Rp. 200 juta, maka dapat dilakukan dengan pelelangan,
untuk kompetisi yang terbuka dan sehat. Apabila berdasarkan
pemaketan, nilai pengadaannya maksimal Rp. 200 juta, maka
dapat dilakukan melalui pengadaan langsung dengan
negosiasi kewajaran harga.
7
5. Sedangkan untuk pembangunan pagar dan pengerasan
halaman, mengingat dalam ruang lingkup kompetensi
penyedia yang sama yaitu penyedia konstruksi maka agar
disatukan dalam satu paket.
Pertanyaan:
Tanggapan:
4. MENYATUKAN PAKET
9
ayat (2), Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-
banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi,
persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis.
ayat (3) huruf b, Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA
dilarang menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut
sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran
nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil
Berdasarkan hal tersebut di atas, bilamana sifat dan jenis
pekerjaannya yang dimaksud sama atau dalam satu kesatuan
tanggung jawab dari satu penyedia, maka dapat disatukan dalam
satu paket pelelangan.
Tanggapan;
10
Agar dianalisa kemampuan penyedianya, diperlukan survey
data primer penyedia, kecuali bila kita sudah punya data sekunder
penyedia beserta kompetensinya yang mungkin dapat dilihat dari
history pekerjaannya.
Pertanyaan:
Jawaban:
Tanggapan:
13
8 PEMECAHAN PAKET PENGADAAN TIDAK SELALU DILARANG
14
lokasi penerima/pengguna barang yang cukup signifikan, atau
karena perbedaan waktu pemakaian barang/jasa tersebut
15
9. PEMAKETAN PENGADAAN RUMAH LAYAK HUNI
Tanggapan:
16
Selanjutnya setelah dilakukan pemaketan, bila lokasi tersebar
dan berjauhan agar dikelompokkan berdasar prinsip efektif dan
efisien.
17
Tanggapan:
18
Pada Rekening 5.2.3.26 Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi/Pembelian Bangunan terdapat 3 rincian pekerjaan
yaitu:
19
c. jasa konstruksi senilai Rp. 505 juta dengan pelelangan
sederhana
Selanjutnya PPK silahkan membuat HPS, spesifikasi, dan
draft kontrak. Kemudian pokja ULP melakukan pelelangan jasa
konstruksi dan pejabat pengadaan melakukan pengadaan
langsung jasa konsultan.
Alat di catalog LKPP dari penyedia A Rp. 500 juta dan dari
penyedia B senilai Rp. 320 juta sehingga senilai total Rp. 820
juta. Sisanya satu alat senilai Rp 180 juta, tidak ada di catalog
LKPP.
21
Pengadaan yang ada dicatalog dilakukan secara
Epurchasing dengan negosiasi kewajaran harga. Sedangkan
yang tidak ada dilakukan dengan Pengadaan Langsung.
Pengadaan langsung memang diutamakan terhadap barang yang
tidak menambah aset, namun demikian terhadap sisa dana
tersebut yaitu sebesar Rp. 180 dapat dilakukan dengan
pengadaan langsung.
22
Dapatkah paket pekerjaan yang terdiri dari beberapa
bentuk perikatan/perjanjian dengan penyedia sesuai dengan
jumlah transaksi, dilakukan untuk satu kode rekening anggaran,
tanpa harus merubah dokumen anggaran?
24
16. PEMECAHAN PAKET DAPAT DILAKUKAN BERDASAR
PRINSIP EFEKTIF DAN EFISIEN
Pada pengadaan papan sosialisasi suatu Pemerintah
provinsi di jalan Raya di tiga kota senilai total Rp. 300 juta.
Bagaimana pemaketannya?
25
Jumlah yang dilelangkan bisa hanya menjadi separuh atau
sepertiga dari jumlah paket yang selama ini dilelangkan, jumlah
yang sangat banyak
28
Selanjutnya dalam 1 (satu) kode rekening dapat dilakukan
dengan banyak transaksi atau banyak Kontrak, pada keuangan
daerah hal tersebut sering tidak biasa namun seharusnya bisa
dilakukan, sebelum melakukan pengadaan dan untuk pencairan
anggaran silahkan Saudara berkoordinasi dengan bagian
keuangan.
29
3. Dengan dilakukan sesuai poin 1 dan 2 maka dengan
demikian tidak diperlukan adanya surat dukungan.
4. Dalam hal ada yang dilakukan dengan penunjukan langsung
maka agar dilakukan dengan klarifikasi dan negosiasi harga.
30
penyusunan DED dan RAB sekolah-sekolah yang akan dibangun
yang tersebar di 7 kecamatan, dan setiap sekolah masing-masing
memiliki desain bangunan yang berbeda satu sama lain.
Pertanyaan:
31
2. Conblok halaman kantor (bidang sipil) dengan nilai Rp.160
juta dengan kode rekening masing-masing berbeda.
Apakah metode yang paling tepat untuk pemilihan penyedia
barang/jasa pada pekerjaan tersebut?
Tanggapan:
Pertanyaan:
Tanggapan:
32
Sesuai dengan pasal 24 ayat (3) Perpres 54 mengenai
pemaketan, apabila dilaksanakan oleh kelompok masyarakat
maka dilaksanakan secara swakelola. Dalam hal dilaksanakan
oleh penyedia, agar dinilai pemaketannya bersama inspektorat,
apakah lebih efektif dan efisien berdasarkan lokasinya bila
dilakukan dalam satu paket, atau lebih dari satu paket.
1. diulang
2. Penunjukan langsung
3. dilakukan secara swakelola
4. dialihkan untuk kegiatan lain saja.
Dalam hal akan diulang, sebelum diulang agar dievaluasi
terlebih dahulu kenapa gagal. Apakah HPSnya terlalu kecil?
Adakah persyaratan yang tidak tepat sehingga tidak bisa dipenuhi
oleh para penyedia? Atau adakah kesalahan lain seperti
kesalahan pemaketan dan sebagainya.
33
Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah, kegiatan
tersebut kurang menguntungkan dilaksanakan oleh penyedia.
Berdasarkan prinsip efektif mungkin paket pekerjaan tersebut
lebih baik dilaksanakan sendiri secara swakelola.
34
28. PEMAKETAN UNTUK BERBAGAI LOKASI
Pertanyaan:
Tanggapan:
37
1. Agar dilakukan identifikasi kerusakan di berbagai lokasi,
kemudian dibuatkan paket pemeliharaan untuk pelelangan
bila nilainya lebih dari 200 juta.
2. Pemaketan berdasar prinsip efisien dan efektif berdasar
pengelompokan lokasi.
3. Untuk kerusakan yang belum ada, yang nantinya ada, agar
pelayanan instansi tidak terganggu serta mencegah
kerusakan lebih lanjut agar dilakukan dengan pengadaan
langsung.
4. Kontrak dilakukan berdasar pemaketannya.
5. Disarankan agar menggunakan kontrak harga satuan.
38
32. PEMAKETAN di RUP
39
d. menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur
pengadaan yang diskriminatif dan/atau dengan
pertimbangan yang tidak obyektif.
a. honor tim;
b. belanja ATK;
c. belanja bahan komputer;
d. konsumsi rapat;
e. biaya perjalanan dinas;
f. sewa hotel;
g. biaya operasional kendaraan dinas;
h. biaya langganan dan daya (listrik, air, dan telepon).
Contoh:
40
ratus ribu rupiah). Rincian biaya dan uraian kegiatannya sebagai
berikut:
41
c. belanja bahan komputer = Rp. 32.500.000,00 (Tiga puluh
dua juta lima ratus ribu rupiah);
d. konsumsi rapat = Rp. 17.800.000,00 (Tujuh belas juta
delapan ratus ribu rupiah);
e. Perjalanan dinas dalam negeri = Rp. 235.000.000,00
(Dua ratus tiga puluh lima juta rupiah);
f. Biaya operasional kendaraan dinas = Rp. 300.000.000,00
(Tiga ratus juta rupiah).
3. Melalui Penyedia:
42
c. Paket konsultansi yang diumumkan di bagian penyedia adalah
dengan nilai pagu setiap paketnya di atas Rp. 10 juta.
43
Nama Paket Pekerjaan: Pembangunan Jalan Lingkungan
Sesi I, Total pagu anggaran Rp. 2.150.000.000,00 (Dua
miliar seratur lima puluh juta rupiah);
44
BAB II
45
BAB II PENGADAAN LANGSUNG
46
berdasarkan Perpres 84 Tahun 2012, dapat bernilai paling
tinggi Rp 1 Milyar.
b. Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp50.000.000
48
e. penyedia yang diundang menyampaikan penawaran
administrasi, teknis dan harga secara langsung sesuai jadwal
yang telah ditentukan dalam undangan;
f. Pejabat Pengadaan membuka, mengevaluasi, melakukan
klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan
harga yang wajar;
g. negosiasi dilakukan berdasarkan HPS;
h. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan
Langsung.
i. Pejabat Pengadaan menyampaikan berita acara kepada PPK;
j. PPK melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian
dengan ketentuan:
49
Misal nilai paket untuk pengadaan meja kursi senilai Rp.
230 juta, yang harus dilakukan dengan pelelangan sederhana
ketika dibuat HPSnya menjadi Rp. 190 juta maka dapat
dilakukan dengan pengadaan langsung, asal outputnya tercapai.
Jadi apakah nilai paket itu nilai pagu anggaran atau nilai
HPS? Nilai paket adalah nilai pagu anggaran, kemudian ketika
dibuat HPSnya nilai paket menjadi nilai HPS. Pemikiran ini
didasarkan kepada prinsip efektif dan efisien.
50
HPS senilai dibawah Rp. 50 juta maka dapat dilakukan dengan
pengadaan langsung.
Pasal 39 ayat 4
PA/KPA dilarang menggunakan metode Pengadaan Langsung
sebagai alasan untuk memecah paket Pengadaan menjadi
beberapa paket dengan maksud untuk menghindari pelelangan
51
Pasal 45 ayat 3
PA/KPA dilarang menggunakan metode Pengadaan Langsung
sebagai alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi
beberapa paket dengan maksud untuk menghindari Seleksi.
Pengadaan
Langsung
Barang
Jasa Lainnya Konstruksi Konsultansi
Bukti Bukti
Pembelian Pembelian
53
kewajiban antar para pihak maka dapat dibuatkan Surat Perintah
Kerja (SPK).
54
d. Pejabat Pengadaan dapat melakukan klarifikasi dan
negosiasi harga.
e. Pejabat Pengadaan memperoleh bukti kuitansi.
f. Barang/jasa diserahkan oleh Penyedia.
g. PPHP (Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan)
memeriksa dan menerima barang/jasa, kemudian
membubuhkan tandatangan di kuitansi dengan pernyataan
barang/jasa diterima dengan baik dan cukup. Bila di kuitansi
tidak cukup memuat mengenai item-item barang/jasa maka
dapat dibuat dokumen tersendiri berupa nota/bukti
penerimaan barang/jasa kemudian dapat ditulis dan ditanda-
tangani pernyataan barang/jasa diterima dengan baik dan
cukup.
h. Kuitansi dan dokumen lain yang telah didukung oleh tanda
tangan PPHP diberikan kepada PPK untuk dasar penerbitan
permintaan pembayaran.
i. Untuk pekerjaan yang tidak dapat menggambarkan hak dan
kewajiban antar para pihak dengan kuitansi walaupun
nilainya di bawah/kurang dari sampai dengan Rp. 50 juta
maka agar dibuatkan SPK.
Demikian gambaran sederhana proses pengadaan
langsung dengan kuitansi, namun untuk yang biasa
menggunakan bukti pengadaan dengan hanya SPK, agar
dikoordinasikan dengan bagian keuangan mengenai prosedur
pembayaran yang berkaitan dengan kuitansi.
55
a) PPK membuat Rencana Pelaksanaan Pengadaan (RPP)
yang memuat spesifikasi, HPS dan draft SPK, kemudian
diberikan ke pejabat pengadaan.
b) Berdasarkan RPP yang diterima, Pejabat Pengadaan
mencari 2 (dua) sumber informasi harga.
c) Pejabat Pengadaan mendatangi 1 (satu) penyedia atau
mengundang 1 (satu) penyedia untuk menyampaikan
penawaran. Pejabat pengadaan dapat memberi penjelasan
mengenai barang/jasa yang akan diadakan.
d) Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi
harga
e) Pejabat Pengadaan melakukan transaksi dengan SPK.
SPK tersebut untuk ditandatangani oleh penyedia.
f) Pejabat Pengadaan melakukan pengumuman penyedia
yang ditunjuk di papan pengumuman dan di website Pemda
(untuk K/L di website K/L).
g) SPK yang telah ditandatangani penyedia diberikan ke PPK.
h) Barang/jasa diserahkan oleh Penyedia.
i) PPHP memeriksa barang/jasa dari penyedia, bila
barang/jasa dapat diterima maka dibuatkan berita acara
serah terima sebagai dasar pembayaran oleh PPK.
j) PPHP menerima dan meneliti barang dan jasa yang
diterima. Bila barang/jasa dapat diterima dapat
membubuhkan paraf atau memberikan tanda tangan di
kuitansi/bukti pengiriman. PPHP dapat menuliskan di
kuitansi/bukti pengiriman yang merupakan bagian dari
dokumen SPK "barang/jasa diterima dengan baik dan
cukup".
56
11. APAKAH DIPERBOLEHKAN MENCANTUMKAN MEREK
PADA DOKUMEN UNTUK PENGADAAN LANGSUNG?
Penyebutan suatu merek dalam dokumen pengadaan
untuk pelelangan/seleksi dilarang dalam hal pengadaan tersebut
hanya bisa dipenuhi oleh satu penyedia saja.
- jumlah barang/jasa,
- spesifikasi
- kewajaran harga pasar
- jaminan purna jual (bila ada).
60
Penilaian dilakukan terhadap terpenuhinya barang/jasa
yang diperlukan dengan harga yang wajar. Bila penyedia yang
dinilai tidak memenuhi syarat maka agar dicari penyedia lainnya.
61
21. MEKANISME PEMBAYARAN PADA PENGADAAN
LANGSUNG
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara 2012, pembayaran dengan dana APBN untuk Uang
Persediaan (UP) sekarang dapat digunakan untuk belanja
modal.
Mekanisme pembayaran terdiri dari 2, yaitu mekanisme
Uang Persedian (UP) dan mekanisme pembayaran langsung
(LS).
Pada mekanisme UP, pembayaran suatu tagihan atas
belanja dilakukan melalui bendahara pengeluaran dengan uang
muka kerja yang dikelolanya (UP).
Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh
Bendahara Pengeluaran kepada satu penerima hak atau
penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp.50.000.000,-
kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
a. Belanja Barang;
b. Belanja Modal; dan
c. Belanja Lain-lain.
Pembayaran dengan UP oleh Bendahara Pengeluaran
kepada satu penerima/penyedia barang/jasa dapat melebihi
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
62
Pembayaran tagihan pada pengadaan langsung yang
menggunakan bukti pembelian dan kuitansi dapat dilakukan
dengan mekanisme UP sebagai berikut:
a. Pembayaran dilakukan oleh bendahara pengeluaran
kepada penyedia
PPK menerima bukti pengeluaran berupa Kuitansi/bukti
pembelian disertai faktur pajak dan SSP (bagi
barang/jasa yang dikenakan pajak menurut ketentuan
yang berlaku) dan nota/bukti penerimaan barang/jasa
dari Pejabat Pengadaan atas pembelian/pembayaran
yang dilaksanakan oleh pejabat pengadaan atau
seseorang/pegawai yang ditunjuk.
Bendahara pengeluaran melakukan pembayaran
berdasarkan Surat Perintah Bayar yang disetujui dan
ditandatangani oleh PPK atas nama KPA yang dilampiri
kuitansi/bukti pembelian dan nota/bukti penerimaan
barang/jasa.
Dalam rangka penyederhanaan administrasi dokumen
bukti-bukti pengeluaran yang tidak dapat dikuitansikan,
untuk transaksi kecil-kecil dan sejenis (pada beban
akun yang sama) dapat dilakukan rekapitulasi dengan
menggabungkan beberapa bukti pembelian dalam
jumlah sampai dengan Rp 1 juta dalam bentuk Daftar
Rincian Pembayaran.
65
7.500.000 = 22.500.000 d. Database administrator 1 org x 4
bln x 6.000.000 = 24.000.000.
Apakah pekerjaan ini bisa diadakan secara pengadaan
langsung, ataukah melalui lelang?
Besaran nilai 50 juta rupiah untuk pengadaan jasa
konsultansi adalah untuk nilai satu paket pekerjaan perorangan
ataupun nilai satu paket konsultan badan hukum.
Terhadap contoh permasalahan dalam butir 2 tersebut,
definisi paket yang digunakan adalah paket per orang. Hal ini
dikarenakan tenaga ahli bekerja masing-masing melakukan
kontrak dengan PPK mengatas-namakan dirinya sendiri
sehingga dapat dilakukan dengan pengadaan langsung, dan
dalam konteks tersebut personel K/L/D/I yang akan bertindak
sebagai leader, kecuali jika PPK akan melakukan kontrak
dengan suatu badan usaha dimana tenaga ahli tersebut bekerja
untuk badan usaha tersebut (atau dikontrak oleh perusahaan
tersebut) maka jika nilai biaya secara keseluruhan lebih dari Rp.
50 juta maka harus dilakukan seleksi konsultan.
66
BAB III
67
BAB III
68
Barang tersedia di e-catalogue dan juga tersedia di daerah si
pembeli, sehingga dilakukan dengan menggunakan e-catalogue.
69
Ketika penyedia melakukan update harga, maka untuk sementara
tayangan di e-catalogue LKPP menjadi tidak ada dan akan
muncul lagi ketika harga update disetujui.
Bagaimana selanjutnya?
70
e-catalogue, jadi total penambahan harga sekitar 20% dari harga
e-catalogue. Apakah hal ini tidak dianggap mark-up harga?
Pertanyaan kami :
a. Apakah kami dapat melaksanakan proses dengan mengacu
harga e-catalogue s.d. Bulan Juni?
b. Apakah kami dapat melaksanakan proses dengan meminta
pricelist yang terbaru dari Penyedia kendaraan bermotor?
71
Pengadaan dengan penunjukan langsung kendaraan pemerintah
harus mengacu pada spesifikasi teknis dan harga yang
ditayangkan dan dipublikasikan secara luas (e-catalogue).
Spesifikasi salah satunya adalah jaringan distribusi berikut
jangkauan pengirimannya, sedangkan dalam acuan HPS salah
satu yang ditayangkan adalah ongkos kirimnya.
Jadi bila ada tambahan asesori seperti ban radial, kaca film,
video player, dilakukan diluar paket penunjukan langsung dengan
e-catalogue.
Tanggapan:
Tanggapan;
Tanggapan;
Contohnya:
75
tersedia, bagaimana proses pembeliannya, apakah dilakukan
lelang sederhana atau cukup pada aplikasi e-purchasing saja?
Pertanyaannya:
79
19. HASIL PENGADAAN KENDARAAN DIRUBAH WARNA
CATNYA
80
21. DEALER ADA DI DAERAH LAIN (e-purchasing)
Tanggapan:
82
23. SPESIFIKASI E-CATALOGUE TIDAK LENGKAP?
84
BAB IV
85
BAB IV
Tanggapan:
Pertanyaan:
Kalau bisa apa dasar hukumnya dan untuk HPS apakah tetap
harga e-catalogue atau harga pasar?
87
Tanggapan:
90
Tahun 2010 sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden No.
70 tahun 2012.
92
Misal ada 500 kota/kabupaten menyusun kebutuhan atas
suatu obat tertentu misal obat Z dengan total kebutuhan ada
100.000 butir.
100.000 butir bisa disediakan oleh Pabrikan W .
Maka LKPP melakukan kontrak payung dengan kewajaran harga
kepada Pabrikan W.
Dalam hal ada kebutuhan obat tidak bisa dipenuhi lagi oleh
Pabrikan W tersebut, kita agar mencatat penyataan penyedia
tersebut, yang selanjutnya kita dapat mengadakan melalui
pelelangan atau pengadaan langsung. Untuk kebutuhan obat
yang sifatnya mendesak untuk pelayanan masyarakat dapat
dilakukan dengan penunjukan langsung.
93
Setiap pengadaan langsung atau penunjukan langsung
agar dilakukan kewajaran harga.
94
33. PEMAKETAN UNTUK ALAT KESEHATAN DENGAN E-
CATALOGUE LKPP
95
34. E-CATALOGUE ALAT KESEHATAN TELAH ADA
Silahkan klik di
http://inaproc.lkpp.go.id/v3/public/ee-catalogue /ee-catalogue
.htm
1) PT Kimia Farma
2) PT Indo Farma
3) PT Novapahrin
4) PT Phapros
5) PT Kalbe Farma
6) Tidak ada di catalog
Dengan demikian akan ada 6 penyedia. Bagaimana
pengadaan dan kontraknya? Pengadaan yang sudah ada e-
catalogue maka dilakukan pengadaan dengan e-purchasing,
berdasarkan hal ini, maka ada 5 penyedia.
Pertanyaan:
Tanggapan:
99
Apabila alat kesehatan yang dibutuhkan terdapat dalam e-
catalogue , maka dapat dilakukan dengan e-purchasing. Terkait
dengan karakteristik alat kesehatan tersebut, apabila dalam
praktek bisnisnya dapat dipenuhi dalam satu kompentesi
penyedia, maka pemaketan dilakukan dalam satu paket. Bila
tidak dapat dipenuhi dalam satu kompentesi penyedia maka
pemaketan pengadaan dilakukan sesuai kompetensi penyedia.
Tanggapan:
100
Dalam satu kode rekening dapat dilakukan banyak SPK/kontrak
dengan:
101
41. SATU KODE REKENING UNTUK BANYAK KONTRAK
PENGADAAN OBAT
103
Bila yang diperlukan banyak obat dan banyak penyedia di
e-catalogue maka akan diperlukan banyak kontrak berdasar
pabrikan tersebut.
104
BAB V
105
BAB V
Tanggapan:
108
Untuk suatu institusi yang mempunyai kantor yang banyak
dan menyebar dapat membuat spesifikasi standar yang
diwujudkan dalam pedoman/petunjuk teknis. Dengan demikian
maka spesesifikasi pengadaannya dapat langsung mengacu
kepada spesifikasi dalam pedoman/petunjuk teknis.
109
45. PENGADAAN DI E-CATALOGUE LKPP, HARUSKAH YANG
TERMURAH?
110
46. PENGADAAN ALAT BERAT
Tanggapan:
116
54. KONTRAK PAYUNG
117
tidak tersedia dalam e-catalogue dilakukan pelelangan atau
pengadaan langsung sesuai nilai pengadaannya.
Pasal 110**)
119
2) Sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diselenggarakan oleh LKPP.
(2a) Barang/jasa yang dicantumkan dalam katalog
elektronik ditetapkan oleh Kepala LKPP.
3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP melaksanakan
Kontrak Payung dengan Penyedia barang/jasa untuk
barang/jasa tertentu.
4) K/L/D/I melakukan e-purchasing terhadap barang/jasa yang
sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik.
120
Tanggapan;
121
58. HARGA PERIKATAN DENGAN PENGADAAN LANGSUNG
ATAU PELELANGAN MELEBIHI HARGA E-CATALOGUE
122
59. ALUR PROSEDUR E-PURCHASING
POKJA
PENYEDIA
123
PPK
Pilihannya;
HPS adalah harga beli dari para pembeli atau harga jual dilevel
agen, distributor resmi dan pabrikan (tidak perlu ditambah
keuntungan, karena harga jual adalah harga untung).
125
pelelangan oleh LKPP, sehingga K/L/D/I tidak perlu melakukan
negosiasi.
Tanggapan;
127
67. PENGADAAN BUKU SD DENGAN CATALOG LKPP SENILAI
RP. 904 MILIAR
Tanggapan :
Pasal 110**)
129
3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP melaksanakan
Kontrak Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk
Barang/Jasa tertentu.
4) K/L/D/I melakukan E-purchasing terhadap barang/jasayang
sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik.
131
Belanja Pemerintah
133
diperlukan untuk mendorong semakin digunakannya mekanisme
E-purchasing dalam PBJP.
136
balas jasa tersebut pastinya akan semakin mengecil atau bahkan
bisa hilang sama sekali.
Epilog
Samudra Gunadharma
Pejabat Pengadaan pada PPK V – LKPP periode 2010 – 2012
Dapat dihubungi pada 0813165072961
138
Pasal 1 ayat 41
Pasal 110
Pasal 70
140
a. untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan
puluh perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) dari nilai total HPS, Jaminan Pelaksanaan
adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;
atau
b. untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) dari nilai total HPS, besarnya Jaminan
Pelaksanaan 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
141
e. PPK dan Penyedia mendatangani Perjanjian Pembelian
Barang/Jasa.
Rujukan
Bukti perikatan
0 s.d Rp 10 juta = bukti pembelian
0 s.d. Rp. 50 juta = kuitansi
0 s.d. Rp 200 juta = SPK
0 s.d. Rp. tidak terbatas = surat perjanjian/kontrak
142