Kuliah #1

Metalurgi Ekstraksi

• Review Metalurgi Ekstraksi

(November 2019)
EXTRACTIVE METALLURGY PROCESS
FOR NON FERROUS
 Introduction
Metal sulfide, carbonates, hydrates and basic
carbonates are not normally convenient
starting materials for the extraction process.

sulfide, carbonates, hydrates and basic

carbonates are not soluble in water thereby
rendering them unsuitable for
hydrometallurgical extraction route involving
leaching and precipitation.
 Introduction cont’d
It is, therefore, more convenient to convert
these ore concentrates into oxides which are
soluble in water or sulphuric acid.
 Reactive vs non reactive (1)

• Logam-logam non Fe, digolongkan:

– Logam non reaktif: dapat diproses dalam atmosfer udara

tanpa oksidasi baik proses pyro ataupun hydrometalurgi.
Contoh: Cu, Ni, Au, Ag, Pb, Co.

– Logam reaktif: memerlukan perlengkapan atau proses

khusus (vakum atau atmosfer inert) agar tidak berinteraksi
langsung dengan atmosfer udara. Contoh: Al, Ti, Mg, Zn, U
 Reactive vs non reactive (2)
• Logam non reaktif
– Proses pirometalurgi  roast, smelt, convert, refine
– Proses hidrometalurgi  roast, leach, precipitate,
refine

• Logam reaktif
– Proses pirometalurgi roast, smelt, refine
– Proses hidrometalurgi roast, leach, concentrate,
purify, precipitate, refine
 Terminology (1)
• Calcination (Latin: calx), berarti kapur (chalk)
– = proses pemanasan mineral/senyawa pada temperatur tinggi
untuk menghasilkan mineral stabil.
– Semisal: oksidasi sulfida, dehidrasi, dehidroxidasi silikat dan
yang paling umum  dekomposisi termal karbonat.

• Smelting (Jerman: schmeltzen), berarti melebur (melting)

– = proses peleburan bijih atau konsentrat
 Terminology (2)
• Conversion (konversi)
– Transformasi logam (senyawa) sulfida menjadi
logam akibat reaksi dengan oksigen.

MS + O2  M + SO2

– Reaksi di atas sering pula disebut “roasting

reaction” (reaksi pemanggangan)

– Reaksi di atas dibedakan dengan “roasting” 

oksidasi sulfida!!
 Terminology (3)
• Matte
– Campuran leburan sulfida yang terbentuk secara
artifisial dari peleburan bijih.
– Matte diolah di dalam converter, prosesnya
disebut “converting”.
– Pengotor utama dalam matte adalah Fe.
– Dari aspek kimia 2 reaksi terjadi, selama
converting:
• Penterakan-oksidasi (oxidation slagging) FeS.
• Reaksi konversi (conversion).
 Terminology (4)

• Oxidation slagging/penterakan oksidasi

–  pengurangan kadar Fe dari campuran sulfida.
–  merupakan tahap purifikasi.
– Dalam pengolahan Cu matte (mono sulfida),
produknya disebut “white metal”.
KLASIFIKASI METALURGI EKTRAKSI
 Aspek kimia Piro/hidro metalurgi
• Dari aspek kimia terdapat 3 tahap dalam
proses pirometalurgi (dan hidrometalurgi):

– Preliminary treatment
– Metal separation
– refining
Proses pirometalurgi
logam non Fe non
reaktif
Preliminary

Metal
separation

Refining
Proses hidrometalurgi
logam non Fe non reaktif
Preliminary

Metal
separation

Refining
Proses pirometalurgi
logam non Fe reaktif
Preliminary

Metal
separation

Refining
Proses hidrometalurgi
logam non Fe reaktif Preliminary

Metal
separation

Refining
 Halide Metallurgy
The fact that metal halides (chlorides, iodides,
fluorides, bromides) are normally formed with
smaller negative free energy change than their
oxide can be utilized to extract those metals
which form particularly stable oxide.

e.g: Ti, Zr, Al, U, Mg

Pemisahan logam dalam proses pirometalurgi-
halidemetallurgy
Halida

Halogenisasi

Reduksi
Oksida Logam
Oksidasi

Sulfida Contoh:
KOnversi Cu2S, PbS dan Ni3S2
Tahapan dalam metalurgi ektraksi- Pyro

• Roasting (Pemanggangan)

• Smelting (Peleburan)

• Refining (Pemurnian)
 Roasting (1)
Roasting is the process of heating the ore in
plentiful supply of air. It is essentially an
oxidation process where sulfides are converted
into oxides.
example:
Cu2S + 2O2  2CuO + SO2
Importance of Roasting:
• To drive off notable impurities
• To burn off organic substance
• To form compounds that easily smelts
 Roasting (2)
• Metode:
– Hearth: Sulfida tembaga, sulfida nikel
– Fluid bed: sulfida tembaga, sulfida nikel
– Sintering: sulfida tembaga, sulfida nikel dan sulfida
timah hitam

– Pemanggangan adalah reaksi permukaan

• MS + 3/2 O2 = MO + SO2
• MO + SO2 = MS + 3/2O2 (reaksi balik pada bagian
dalam partikel akibat tingginya kadar SO2)
Roasting (3)
 Smelting (1)
Smelting is mainly a process of melting and
separation of the charge into two immiscible
liquid layers, i.e. liquid slag and liquid matte or
liquid metal.
Smelting (2)
 Equipment: Multiple hearth roaster (1)

• Pemanggang silinder dengan susunan

batu tahan api bertingkat dilengkapi sudu-
sudu berputar untuk menggerakkan umpan.

• Umpan bergerak dari bagian atas bergeser

ke bawah akibat gerakan sudu-sudu
pemanggang mendorong umpan ke arah
lubang di ujung radius dan di bagian tengah.

•Reaksi eksotermik pada umpan terjadi saat

pemanggangan, pada saat sama
pemanasan umpang juga dilakukan.

(C.B. Gill, Nonferrous extractive Metallurgy, 1981)

 Equipment: Multiple hearth roaster (2)

(C.B. Gill, Nonferrous extractive Metallurgy, 1981)

 Equipment: Fluid bed roaster
• pemanggang berbentuk silinder
dengan peniup udara dari bagian
bawah pemanggang.

• Umpan berbentuk slurry,

suspensi padatan (ukuran 6.3
mm) dalam air, dipanggang
dengan ditiup ke atas.

•Hasil panggangan dikeluarkan

dari bagian lain tungku
pemanggang.

(C.B. Gill, Nonferrous extractive Metallurgy, 1981)

 Sintering

(C.B. Gill, Nonferrous extractive Metallurgy, 1981)

 Drying and Calcination
• Drying: the simplest initial treatment to remove
water which is physically combined with the
concentrate.

• Calcination involves the chemical decomposition

of the mineral and is achieved by heating to
above the mineral’s decomposition temperature
or by reducing the partial pressure for a certain
constant temperature.
 Matte Converting
• Transformasi sulfida logam menjadi logam oleh udara
atau oksigen.
• Mekanisme:
– 2 MS + 3/2 O2  MO + SO2 (exotermik)
– 2 MO + MS  3 M + SO2 (endothermik)
----------------------------------------------
– MS + O2  M + SO2 (exothermik)
• Tembaga:
– 2 Cu2S + 3 O2  2 Cu2O + 2 SO2 DH = -184 kcal
– 2 Cu2O + Cu2S  6 Cu + SO2 DH = + 28 kcal
– Cu2S + O2  2 Cu + SO2 DH = - 52 kcal
 Matte Converting
Syarat terjadinya reaksi konversi:
• Sulfida dapat dipanaskan hingga temp tertentu
pada laju pemanasan yang memadai tanpa
volatisasi.
• Oksida yang terbentuk harus bisa melarut dalam
leburan sulfida sehingga interaksi sulfida-oksida
terjadi dengan cepat.
• Logam yang terbentuk tidak boleh larut dalam
leburan sulfida-oksida sehingga membentuk
lapisan terpisah dan mendorong reaksi ke kanan.