Bambu di Wilayah Sulawesi Tengah potensinya sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan dengan baik, bambu
merupakan tumbuhan yang mudah dikembangkan dan mempunyai daur hidup yang relatif cepat, dengan
waktu panen hanya 3 – 4 tahun. Bambu merupakan tumbuhan yang diharapkan dapat dijadikan sebagai
substitusi bahan baku kayu komersial, karena kayu komersial semakin tahun produksinya makin menurun
dan harganya yang relatif mahal. Sedangkan bambu memiliki keunggulan tersendiri dibanding kayu, karena
bambu mudah dikembangkan dibanding kayu, tekstur bambu yang ulet, elastisitas yang tinggi, mudah
dibentuk dan harganya relatif murah dibanding kayu. Bambu dapat digunakan dengan teknologi sederhana
hingga teknologi tinggi, seperti di Eropa, Amerika dan banyak Negara lainnya.
Maksud dari perencanaan bisnis ini adalah memastikan bambu di Sulawesi Tengah dapat dikembangkan
dalam berbagai bidang produksi seperti teknologi pengolahan, teknologi proses, teknologi pengawetan dan
lainnya, Secara maksimal dan berkualitas, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomis bambu itu
dengan baik.
Untuk itu, Potensi Bambu akan dimanfaatkan oleh Kelompok Usaha Avo Salae untuk diolah menjadi
kebutuhan masyarakat secara luas. Bambu akan dibentuk menjadi tusuk sate dan tusuk gigi yang nantinya
akan dipasarkan kepada pelaku usaha yang menggunakan tusuk dari bambu sebagai kebutuhan bahan
untuk pelengkap kuliner sate.
Gambaran Produk usaha ini akan di urai dalam rencana bisnis yang disusun oleh Tim Perusahaan Daerah
Kota Palu, agar proses pengembangan dapat diawasi dengan baik dan proses dari produksi sampai
pemasaran berjalan dengan lancer. Sehingga terjadi peningkatan keuntungan yang diperoleh baik kelompok
Usaha maupun Kota Palu.
Olehnya itu, berikut kami urai gambaran proses perencanaan dan pengembangan bisnis kelompok Usaha
Avo Salae, Yakni kegiataan pengelolaan bambu menjadi Tusuk sate dan tusuk gigi yang nantinya akan
dipasarkan ke semua wilayah di Sulawesi Tengah.
B. TUJUAN
C. MAKSUD
D. METODE
Positioning
Produk Pengolahan Bambu ( tusuk sate & tusuk gigi ) ini
merupakan, produk industry yang tingkat kebutuhan konsumen
masih sangat luas, sehingga masih sangat dibutuhkan oleh para
pedagang sate dan jajanan kuliner lainnya.
Product ( Produk )
Marketing Mix Produk ini merupakan produk berbahan baku
bambu berkualitas baik dan tanpa bahan pengawet.
Sehingga aman digunakan sebagai bahan tusuk
sate dan tusuk gigi yang nantinya akan
bersentuhan langsung dengan kesehatan tubuh
manusia.
Price ( Harga )
Harga satuan dari Tusuk Sate dan Tusuk Gigi
perbungkus adalah bervariasi antara Rp. 2000 s/d
Rp. 5000 / Pcs. Dan dapat diproduksi hingga ribuan
pcs / 3 bulan.
Promotion ( Promosi )
Promosi dilakukan dari jaringan pedagang sate,
pelaku usaha rumah makan dan sebagainya. Juga
menggunakan jasa waralaba yang ada di Kota Palu
dan sekitarnya.
Place ( Lokasi )
Lokasi yang akan kami pilih di wilayah kota Palu
dan sekitarnya, dan berpeluang besar untuk
disuplay atau di distribusi keluar daerah, jika ada
permintaan dari wilayah luar.
BAB III
ASPEK PRODUKSI
A. SPESIFIKASI PRODUK
Sate dan Tusuk Gigi serta tusuk stek lainnya. 1 300 Btg 3000 Bks
Produk ini di produksi oleh tenaga – tenaga
terampil yang sudah melalui pelatihan dan 2 300 Btg 3000 Bks
pendampingan oleh DINAS
3 400 Btg 4000 Bks
PERINDAGKOP. Dan didukung oleh alat
atau mesin berstandar nasional.
Harga
Total Harga
No Jenis Produksi Satuan Volume Total Produksi Penjualan ( Rp
Penjualan ( Rp )
)
BENTUK USAHA
Produk Pengolahan Berbahan Baku Bambu yang dibuat menjadi Tusuk Sate dan Tusuk Gigi
ini merupakan salah satu usaha produksi yang sekaligus dijadikan produk unggulan yang
memanfaatkan Bambu sebagai bahan utama. Hal ini dikarenakan Bambu di Sulawesi Tengah
banyak ditemukan disemua wilayah yang ada di Sulawesi Tengah.
Untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan usaha, Maka Perusahaan Daerah Kota
Palu, Menjadikan Kelompok Usaha Avo Salae sebagai Kelompok Binaan Perusahaan Daerah
Kota Palu, yang tentu proses binaan ini lebih pada pendampingan, baik dari segi manejemen,
produksi, maupun pemasaran.
Adapun yang menjadi dasar, Kelompok Usaha Avo Salae dijadikan kelompok binaan adalah
sebagai berikut :
Mudah proses pengelolaannya.
Kebutuhan akan modal dapat lebih dipenuhi.
Proses produksi ini di kelolah dalam bentuk kelompok usaha
agar lebih mudah dalam pengelolaan manejemennya.
Dari segi kepemimpinan, kelompok usaha ini relatif lebih baik.
Mudah diatur dan lebih mengedepankan kebersamaan.
Tenaga Kerja
SDM merupakan kunci inti dari keberlangsungan suatu kegiatan ataupun usaha. Tanpa adanya
SDM maka suatu kegiatan ataupun usaha pastilah tidak akan mungkin ada, karena SDM dapat
berfungsi sebagai perencana, pelaku, pengawas usaha dsb. Untuk itu PERUSAHAAN DAERAH
Kota Palu melakukan perencanaan SDM guna menjalankan usahanya.
Manejemen produksi dibawah naungan Perusahaan Daerah Kota Palu, dan sepenuhunya untuk
proses produksi di kelolah oleh Kelompok Usaha Avo Salae. Yang memiliki Anggota sekaligus
Tenaga kerja sebanyak 10 Orang. Dengan pembagian kerja structural terdiri dari Ketua, Wakil Ketua
dan Bendahara, serta anggota. Sedangkan untuk pembagian kerja produksi akan dikerjakan secara
bersama-sama.
Meskipun, Perusahaan Daerah Kota Palu yang menaungi Kelompok Usaha ini, Proses Produksi
tetap dikelolah secara mandiri oleh Kelompok Usaha Avo Salae, yang terdiri dari Ketua, Wakil
Ketua dan Bendahara serta Anggota tersebut. Jadi, SDM diharapkan memiliki keterampilan,
semangat serta motivasi dalam bekerja untuk mengembangkan dan menjadikan Perusahaan
Daerah ataupun kelompok Usaha Avo Salae dapat berkembang dan berdaya saing.
Berikut struktur organisasi KELOMPOK USAHA AVO SALAE
Struktur Organisasi
KELOMPOK USAHA AVO SALAE ( BAMBU )
Keterangan mengenai tugas :
KETUA : MOHAMMAD IHWAN DARMAWAN Ketua : mampu mengatur atau memimpin dan
SEKRETARIS : USMAN mengawasi serta menjadi contoh bagi anggota atau
BENDAHARA : DARSONO tenaga kerja.
ANGGOTA : ARIFIN Sekretaris : mampu mengatur proses produksi,
ANGGOTA : CRISTIAN manejemen kelompok dan administrasi kelompok.
ANGGOTA : LANAKI Bendahara : bertugas mencatat baik pendapatan
ANGGOTA : SAIFUL maupun pengeluaran serta kegiatan ekonomi lainnya
ANGGOTA : IRWAN LAROTJA dari Kelompok Usaha Avo Salae.
ANGGOTA : IWAN Anggota : melakukan kegiatan produksi dari Kelompok
ANNGGOTA : TANULU Usaha Avo Salae.
Berikut uraian SDM atau Tenaga Kerja yang di miliki Kelompok Usaha Avo
Salae berdasarkan struktur kerja :
Kebutuhan modal kerja pada Kelompok Usaha Avo Salae meliputi biaya investasi dan kebutuhan
modal kerja. Perincian kebutuhan modal kerja Kelompok Usaha Avo Salae dapat dilihat pada
tabel berikut :
Kebutuhan Tambahan Modal dan Modal Kerja
BIAYA TOTAL BIAYA
KETERANGAN KETERANGAN
( Rp ) ( Rp )
TAMBAHAN MODAL* 504,195,000 Dinas Perindagkop 571,050,000
MODAL KERJA / 3 BULAN 66,855,000 Dinas Perindagkop
*Rincian Kebutuhan Tambahan Modal Dapat Dilihat di table 3
Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada perincian kebutuhan modal kerja per 3 bulan di
bawah ini :
KESIMPULAN
Produk Tusuk Sate dan Tusuk Gigi adalah produk yang memiliki peluang pasar yang sangat luas,
menjamurnya jajanan kuliner yang menggunakan bahan baku Bambu, adalah peluang besar untuk
terus memproduksi sehingga target pasar yang diharapkan mampu terpenuhi.
Apalagi dari segi finansial maupun dari segi pasar, diperkirakan permintaan pasar terhadap Tusuk
Sate dan Tusuk Gigi akan selalu ada. Karena itu, bisnis ini cukup menjanjikan dan layak untuk
dikembangkan.