Anda di halaman 1dari 12

METODE ELEKTROMAGNETIK DALAM GEOFISIKA

I. Geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah
atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan
fisika ionosfer.
Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh
batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi
di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk
menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan
termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan
pondasi bangunan dll).
II. Metode Geofisika
Ada dua macam metode dalam geofisika, yaitu:
1. Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi
gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum
elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat
munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel
tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’
bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan
padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak
seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik,yang
dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet
meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan
dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun
1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk
eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut sebagai Moho.
2. Metode Non Seismik salah satu metode yang cukup popular dan sedang dikembangkan
dalam dunia geofisika adalah Metoda Elektromagnetik. Pada metoda ini terdapat sumber
medan elektromagnetik yang membangkitkan medan primer. Apabila dibawah permukaan
tanah mengandung bahan konduktif, di dalam batuan tersebut akan terjadi arus oleh
induksi, dan arus ini menimbulkan medan sekunder.

III. Metode Elektromagnetik


Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-
benda konduktif atau benda-benda yang mampu menghantarkan listrik serta mampu
memberikan respon terhadap gaya magnet.

Prinsip penerapan metode electromagnet

Tujuan dari dilakukannya metode ini adalah pada pemanfaatan dari perubahan
komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas untuk menentukan struktur bawah
permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti
dengan membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran
semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Survei geofisika elektomagnetik pada
prinsipnya mengukur variasi lokal medan magnet bumi atau permeabilitas magnetik tubuh
cebakan dari daerah di sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh
perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini
sensitive terhadap perubahan vertical. Sifat magnetik bahan alami seperti bijih logam
magnetik dan batuan beku dasar yang kemungkinan memiliki komposisi mineral-mineral
logam yang memungkinkannya untuk diidentifikasi dan dipetakan oleh survei magnetik.
Kuat medan magnet lokal atau anomali juga dihasilkan oleh benda baja yang terkubur di
dalam bumi dan metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-
mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati
temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai
mempunyai potensi Geothermal.

Contoh hasil kenampakan metode elektomagnetik

Magnetometer adalah instrumen yang sangat akurat yang mengukur medan magnet
lokal ke tingkat presisi yang tinggi. Magnetometer merupakan sistem yang digunakan untuk
aplikasi komersial termasuk presesi proton, cesium uap dan magnetometer gradiometer.
Sistem operasi memiliki prinsip yang secara umum sama memanfaatkan cairan kaya proton
dikelilingi oleh kumparan listrik. Sebuah saat ini diterapkan melalui kumparan, yang
menghasilkan medan magnet yang sementara polarises proton. Ketika saat ini akan dihapus,
proton atau menyetel kembali presesi sepanjang garis medan magnet bumi. Presesi proton
menghasilkan arus listrik kecil yang terukur dalam kumparan, pada frekuensi yang sebanding
dengan intensitas medan magnet.

Contoh penerapan geofisika metode electromagnet

Gradiometers mengukur gradien medan magnetik dari kekuatan medan total. Anomali
gradien magnetik umumnya memberikan definisi yang lebih baik dari fitur terkubur dangkal
seperti tank dikuburkan dan drum limbah, tetapi kurang berguna untuk tugas-tugas geologi
seperti untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal dan struktur
geologi. Penetrasi mendalam survei magnetik tidak dipengaruhi oleh tinggi konduktivitas
tanah listrik, yang membuat mereka berguna di situs dengan air tanah, tanah liat atau
tingginya tingkat kontaminasi tempat GPR dan elektromagnetik.
Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan
medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di
sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari
pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal
selam. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah
observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik
pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari
sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang
elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz)
yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan
mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Ada beberapa macam metode elektromagnetik yang sedang dikembangkan di dunia, di
antaranya adalah:
1. Metode Elektromagnetotelurik
Metode elektromagnetotelurik merupakan metode geofisika yang sangat populer
dan sering digunakan dalam survey geologi, rekayasa, dan arkeologi dalam segala variasi.
Akan tetapi, analisa data dan pemodelan biasanya dilakukan setelah kembali ke base camp
atau laboratorium. Interaksi medan magnet bumi yang menginduksi arus listrik dibawah
permukaan bumi ditangkap oleh sensor yang berupa koil magnetik dimana struktur
penyusunannya disusun sedemikian rupa. Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan
AMT (audio magnetotelluric) secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan
frekuensi yang ditangkap, dimana semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin
dalam penyelidikan yang diperoleh. Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar
400 Hz sampai 0.0000129 Hz (perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT
memperoleh data dari frekuensi 0.00001 Hz – 100 Hz, dimana sumbernya berasal dari
alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).

Metoda Magnetotellurik (MT) ini diperkenalkan oleh Tikhonov (1950) dan


Cagniard (1953), merupakan metoda sounding yang mampu mencapai jarak sampai
kedalaman 5 km, berasosiasi dengan densitas dan frekuensi. Saat ini aktif dikembangkan di
berbagai penjuru dunia untuk keperluan eksplorasigeothermal dan dijadikan metoda
standar untuk aplikasi ini, karena resistivitas batuan juga memiliki hubungan yang kuat
dengan kondisi termalnya. dapat digunakan juga untuk eksplorasi migas karena ke-kurang
efektif-an metoda seismik pada daerah tutupan vulkanik yang tebal dan kondisi
strukturoverthrusting yang ekstrem. Tinggi rendah frekuensi akan berdampak pada
kedalaman informasi yang didapat, pada frekuensi tinggi kita akan mendapatkan informasi
dari bawah permukaan bumi yang lebih dangkal, sedangkan pada frekuensi rendah maka
kita akan mendapatkan informasi pada kedalaman yang lebih dalam, ini dinamakan
fenomena skin effect.
Data yang berupa deret waktu diubah menjadi deret frekuensi, sehingga lebih
mudah untuk berasosiasi dengan kedalaman. Lalu dengan metoda inversi, data melalui
proses robust processing yaitu agar data bersih dari pencilan luar yang tidak diinginkan.
Semua proses diatas memakai software SSMT2000 dari phoenix geophysics Canada,
hasilnya akan keluar data resistivitas semu dan fasa yang berbanding dengan frekuensi.
belum selesai, pemrosesan akan dilanjutkan menggunakan software MT editor dimana kita
akan memperbaiki data MT yang masih tidak terlalu rapi.
Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis kurva
sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada metode
transformasi tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh dari frekuensi pengukuran
atau waktu untuk metoda elektromagnet berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian
tahanan jenis semu pengukuran ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga
diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi dari kedalaman.
Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian panas
bumi, minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan penelitian-penelitian
dalam lainnya. Peralatan magnetotelurik yang dimiliki Pusat Survei Geologi adalah :
MTU-5A Phoenix.
Jika suatu medan magnet dengan frekuensi f(Hz), amplitude medan listrik dan
medan magnet yang muncul disebut E dan B diukur secara serentak pada arah yang saling
tegak lurus sebagai , dalam suatu medan yang saling uniform tahanan jenisnya adalah :
Dimana : Ey =medan listrik ke arah y
Bx= medan magnet kea rah x
Alat yang digunakan dalam metode magnetotelurik

2. Metode CSAMT (Controlled Audio Frequency Magnetotellurics)


Metode CSAMT (Controlled Source Audio-frequency Magneto-telluric) merupakan
salah satu metode survai geofisika dengan menggunakan sistem induksi elektromagnetik.
Metode CSAMT ini merupakan perluasan dari metode MT (Magneto-telluric) yang
menggunakan sumber alami. Goldstein dan Strangway mengembangkan suatu metode
yang menggunakan sumber medan buatan (CSAMT) . Sumber medan yang digunakan
berasal dari dipol listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Informasi tentang resistivitas
batuan bawah permukaan sebagai fungsi kedalaman, diperoleh dengan mengukur besarnya
medan listrik dan medan magnet untuk berbagai frekuensi. Resistivitas listrik merupakan
parameter penting untuk mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah permukaan, yang
diasoasiasikan dengan
Material dan kondisi bawah permukaan. Parameter tersebut bergantung pada
lithologi, porositas, suhu, tekanan, dan fluida yang mengisi batuan. Penurunan persamaan
untuk metode MT maupun CSAMT dikembangkan mengikuti pendekatan Cagniard.
Asumsi dasar yang digunakan adalah bumi dianggap lapisan horizontal dimana masing-
masing lapisan mempunyai sifat homogen isotropis dan, gelombang elektromagneik alam
yang berinteraksi dengan bumi merupakan gelombang bidang. Dengan menganggap bahwa
bumi bersifat homogen isotropis, sifat fisik medium tidak bervariasi terhadap waktu dan
tidak ada suatu sumber muatan dalam medium yang ditinjau.
Untuk mendapatkan resistivitas yang sebenarnya dimana bumi mempunyai
resistivitas yang heterogen diperoleh dengan cara membuat model dan diturunkan
hubungan antara resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya (metode inversi). Beberapa
kelebihan CSAMT antara lain dapat memakai sumber buatan (aktif) dan mempunyai
interfal frekuensi 0,1 – 10 KHz, sehingga metode ini sangat cocok untuk penelitian pada
area panas bumi.
CSAMT adalah turunan spesifik konvensional-sumber alam dan audio frekuensi
magneto-telurik metode, yang menggunakan sumber buatan (biasanya dalam kisaran
0.1Hz untuk 10kHz) untuk mempercepat akuisisi data dan menyediakan lebih detail dan
sinyal yang kuat. Sumber biasanya terdiri baik loop atau panjang dipol membumi hingga
beberapa kilometer. Dipole mungkin dikombinasikan dengan kedua ortogonal pemancar
dalam rangka menyediakan dua sumber polarisasi. Serentak pengukuran dari lima
terpisah parameter yang diambil di setiap lokasi; dua komponen medan listrik dan tiga
komponen magnet lapangan. Medan listrik pengukuran diperoleh menggunakan
ortogonal dipol sementara magnetik vektor lapangan diukur menggunakan multiturn
permeabilitas tinggi koil. Modern instrumen CSAMT juga memungkinkan pengukuran
alam dan audiofrequensi sinyal MT dalam rangka memberikan kedalaman eksplorasi
diperpanjang rentang (yang frekuensi rendah semakin besar kedalaman penyelidikan).
Hasil dari survei CSAMT adalah sering ditampilkan dalam grafik log-log
resistivitas semu dan fase terhadap frekuensi. Namun, merencanakan sejumlah konvensi
lainnya dapat diterapkan tergantung pada parameter tertentu yang sedang diukur.
Kombinasi inversi resistivitas 1D atau fase gabungan / resistivitas inversi mengarah
pembentukan 2D pseudosections dari resistivitas terhadap kedalaman. Dalam gambar
daerah resistivitas rendah dit ampilkan warna biru. resistivitas tinggi dalam merah.
Hasil dari survey metode CSAMT

3. Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)


Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas
dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang
digunakan dapat diperoleh dengan sengaja membangkitkan medan elektromagnetik di
sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut teknik pengukuran aktif.
Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah
observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah
teknik pengukuran pasif, teknik ini memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal
dari sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan.
Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi
rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini
lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis kurva
sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada metode
transformasi tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh dari frekuensi pengukuran
atau waktu untuk metoda elektromagnet berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian
tahanan jenis semu pengukuran ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga
diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi dari kedalaman.
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode geofisika dengan menggunakan
teknik elektromagnetik yang dirancang untuk mendeteksi objek yang terkubur di dalam
tanah dan mengevaluasi kedalaman objek tersebut. GPR juga dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi dan karakteristik permukaan bawah tanah tanpa mengebor ataupun
menggali tanah. Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang
terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturan timing circuit,
dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA dan ADC yang
kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing) serta display sebagai tampilan
outputnya.
Berdasarkan blok diagram di atas, masing – masing blok mempunyai fungsi yang
cukup penting dan saling ketergantungan. Hal ini dikarenakan GPR merupakan suatu
sistem mulai dari penghasilan pulsa pada pulse generator lalu melewati blok-blok yang
ada kemudian sampai pada blok display dimana kita dapat melihat bentuk dan kedalaman
objek yang dideteksi. Namun dalam hal ini antena memegang peranan yang sangat penting
karena menentukan unjuk kerja dari sistem GPR itu sendiri. Adapun faktor yang
berpengaruh dalam menentukan tipe antena yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan,
dan metode pengolahan sinyal yaitu :
a. Jenis objek yang akan dideteksi
b. Kedalaman objek
c. Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik.
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra dari letak
dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan tanah. Untuk
menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus memenuhi empat
persyaratan sebagai berikut:
a. Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah
b. Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien
c. Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang dideteksi.
d. Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.
IV. Manfaat Metode Elektromagnetik dalam Geofisika
1. Mencari tank baja dikuburkan dan drum limbah
2. Mendeteksi penghalang besi dan baja
3. Menemukan mineshafts tanpa tanda
4. Pemetaan fitur arkeologi
5. Pemetaan Intrusi batuan beku dan batuan dasar
6. Mengevaluasi ukuran dan bentuk tubuh bijih logam
DAFTAR PUSTAKA

http://asyafe.wordpress.com/2009/06/08/mengenal-parameter-fisika-on-metoda-geofisika/ (diakses pada


tanggal 15 maret 2012 pukul 11:18pm)
http://cahayabelida.blogspot.com/2011/04/metode-metode-dalam-survei-geofisika.html (diakses pada
tanggal 15 maret 2012 pukul 11:20pm)
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/teknik-survei-magnetik.html (diakses pada tanggal 15 maret
2012 pukul 11:22pm)
http://dennynatalian.blogspot.com/2010/05/metode-metode-dalam-survei-geofisika.html (diakses pada
tanggal 15 maret 2012 pukul 11:33pm)

Anda mungkin juga menyukai