Anda di halaman 1dari 5

Bab 7 Mitigasi Bencana Alam

I. Pilihan ganda
1. b 11. c 21. a 31. a 41. b
2. a 12. b 22. e 32. b 42. b
3. b 13. d 23. c 33. e 43. e
4. b 14. c 24. b 34. d 44. e
5. b 15. a 25. b 35. a 45. a
6. b 16. b 26. a 36. e 46. c
7. b 17. c 27. a 37. d 47. c
8. b 18. c 28. c 38. b 48. b
9. d 19. d 29. a 39. c 49. d
10. e 20. b 30. b 40. b 50. d

II. Jawaban singkat


1. Jenis-jenis dan karakteristik bencana alam.
Ada tiga jenis bencana. Ketiga jenis bencana itu adalah sebagai berikut.
1) Bencana alam. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan fenomena alam, seperti gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor dan abrasi.
2) Bencana nonalam. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3) Bencana sosial. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror.
Ada tiga jenis bencana alam, yakni bencana alam geologis, klimatologis, dan ekstraterestrial.
 Bencana alam geologis adalah bencana alam yang terjadi sebagai akibat dari proses
tektonik bumi yang berpotensi merusak lingkungan alam, dan dapat menyebabkan
kehilangan nyawa, kerusakan harta benda, gangguan sosial dan ekonomi.
 Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh perubahan
cuaca.
 Bencana alam ekstraterestrial merupakan bencana alam yang disebabkan gaya atau
energi dari luar bumi.
2. Gambarkanlah siklus penanggulangan bencana.
Ada tiga tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana. Ketiga tahapan itu adalah
prabencana, tahap tanggap darurat dan pascabencana. Setiap waktu pada semua tahapan
dilaksanakan secara bersama-sama dengan porsi kegiatan yang berbeda. Contohnya, pada
tahap pemulihan, kegiatan utamanya adalah pemulihan. Namun kegiatan pencegahan dan
mitigasi juga sudah dimulai. Tujuannya untuk mengantisipasi bencana.
3. Pada tahap prabencana di mana tidak terjadi bencana, penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi:
a. perencanaan penanggulangan bencana;
b. pengurangan risiko bencana;
c. pencegahan;
d. pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
e. persyaratan analisis risiko bencana;
f. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;
g. pendidikan dan pelatihan;
h. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.
4. Pada tahap prabencana di mana ada potensi bencana, penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi:
a. kesiapsiagaan;
b. peringatan dini;
c. mitigasi bencana.
5. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
6. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pascabencana meliputi rehabilitasi
dan rekonstruksi.
7. Prinsip-prinsip penanggulangan bencana.
a. Cepat dan tepat;
b. Prioritas;
c. Koordinasi dan keterpaduan;
d. Berdaya guna dan berhasil guna;
e. Transparansi dan akuntabilitas;
f. Kemitraan;
g. Pemberdayaan;
h. Nondiskriminatif;
i. Nonproletisi (dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan bencana,
terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana).
8. Persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia.
Provinsi Ancaman Bencana Alam
Aceh Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Sumatra Utara Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Sumatra Barat Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Riau Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan
dan lahan, dan longsor.
Jambi Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan
dan lahan, dan longsor.
Sumatra Selatan Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan
dan lahan, dan longsor.
Bengkulu Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, longsor, gunung api, dan
abrasi
Lampung Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Kep. Bangka Banjir dan cuaca ekstrem.
Belitung
Kep. Riau Banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan cuaca ekstrem.
DKI Jakarta Banjir, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Jawa Barat Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Jawa Tengah Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
DI Yogyakarta Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, dan abrasi.
Jawa Timur Banjir, gempabumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Banten Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, dan abrasi.
Bali Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, kebakaran hutan dan lahan dan abrasi.
Nusa Tenggara Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
Barat gunung api, dan abrasi.
Nusa Tenggara Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
Timur gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Kalimantan Banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, kebakaran hutan dan
Barat lahan, dan abrasi.
Kalimantan Tengah Banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, dan cuaca ekstrem.
Kalimantan Banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, dan
Selatan longsor.
Kalimantan Timur Banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, kebakaran hutan dan
lahan, dan abrasi.
Kalimantan Utara Banjir, gempa bumi, longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Sulawesi Utara Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung
api, dan abrasi.
Sulawesi Tengah Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung
api, dan abrasi.
Sulawesi Selatan Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Sulawesi Tenggara Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Gorontalo Banjir, gempa bumi, kekeringan, longsor, dan abrasi.
Sulawesi Barat Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Maluku Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor,
gunung api, dan abrasi.
Maluku Utara Banjir, gempa bumi, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Papua Barat Banjir, gempa bumi, abrasi, banjir, dan longsor.
Papua Banjir, gempa bumi, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.

9. Lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan bencana alam.


1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
2) Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati/walikota, atau perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3) Badan Nasional Penanggulangan Bencana dibentuk oleh pemerintah.
4) Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah badan pemerintah daerah yang
melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.
5) Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain.
6) Lembaga internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas mewakili Perserikatan
Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional lainnya dan lembaga asing nonpemerintah
dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
10. Masyarakat hendaknya berpartisipasi dalam mitigasi bencana alam di Indonesia. Mitigasi
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Bentuk partisipasi masyarakat yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Aktif dalam kegiatan identifikasi masalah kebencanaan.
b. Memberikan usulan atau pendapat untuk mengurangi risiko bencana.
c. Peduli akan upaya untuk mengurangi risiko bencana.
d. Menunjukkan kesadaran bahwa permasalahan bencana merupakan tanggung jawab
bersama.
e. Ikut serta dalam kegiatan pelaksanaan mitigasi bencana.
f. Menjaga berbagai upaya mitigasi bencana.
g. Aktif dalam mengevaluasi berbagai kegiatan mitigasi bencana.

Anda mungkin juga menyukai