Anda di halaman 1dari 4

Bab 5 Dinamika Kependudukan di Indonesia

I. Pilihan ganda
1. c 11. d 21. c 31. b 41. d
2. a 12. a 22. e 32. a 42. e
3. a 13. b 23. b 33. e 43. e
4. a 14. c 24. a 34. d 44. a
5. d 15. e 25. a 35. a 45. a
6. b 16. c 26. c 36. e 46. b
7. a 17. e 27. b 37. e 47. c
8. b 18. d 28. c 38. d 48. a
9. c 19. a 29. b 39. e 49. b
10. e 20. c 30. d 40. b 50. c

II. Jawaban singkat


1. Faktor-faktor dinamika kependudukan Indonesia.
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis faktor-faktor yang menambah
jumlah penduduk dengan faktor-faktor yang mengurangi jumlah penduduk. Faktor-faktor
tersebut merupakan faktor-faktor demografi. Faktor-faktor demografi sendiri dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok, yakni faktor alami dan faktor nonalami. Faktor alami
mencakup faktor kelahiran (natalitas) dan faktor kematian (mortalitas). Sementara itu,
faktor nonalami berupa perpindahan penduduk (migrasi).
2. Manfaat proyeksi penduduk adalah untuk mengetahui jumlah penduduk pada waktu
mendatang berdasarkan jumlah penduduk pada tahun nol (0) atau dasar dengan interval
waktu yang telah ditentukan. Proyeksi penduduk geometris digunakan jika peningkatan
jumlah penduduk cukup pesat dari waktu ke waktu.
3. Salah satu alat ukur kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi atau infant mortality
rate (IMR). Coba jelaskan.
Kematian bayi didefinisikan sebagai kematian bayi sebelum ulang tahun pertama mereka
(0–11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu. Angka kematian bayi
digunakan secara lebih luas sebagai indikator kasar tentang status kesehatan masyarakat,
kemiskinan dan status sosial ekonomi di suatu komunitas, ketersediaan dan kualitas
pelayanan kesehatan dan teknologi medis.
4. Jenis-jenis mobilitas.
 Mobilitas permanen disebut juga migrasi. Mobilitas permanen adalah perpindahan
penduduk untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif atau batas politik/negara.
 Mobilitas nonpermanen adalah perpindahan penduduk untuk sementara waktu dari
suatu tempat ke tempat lain. Mobilitas nonpermanen dapat dikelompokkan menjadi
komutasi atau mobilitas ulang-alik dan sirkulasi.
5. Posisi Indeks Pembangunan Manusia Indonesia jika dibandingkan dengan posisi Indeks
Pembangunan Manusia negara-negara di sekitarnya.
Menurut BPS, perkembangan pembangunan manusia di Indonesia cukup signifikan dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan semakin membaiknya pembangunan manusia secara
umum di Indonesia. Meskipun indeks pembangunan manusia Indonesia terus meningkat
dari tahun ke tahun, status pembangunan manusia Indonesia pada tahun 2015 masih
berstatus “sedang” (60 ≤ IPM < 70). Status ini juga disandang oleh Negara Vietnam dan
Filipina. Sementara itu, negara yang masih ada dalam kategori “rendah” (: IPM < 60) adalah
Laos, Kamboja, dan Myanmar. Malaysia dan Thailand sudah menempati kategori “tinggi”
(70 ≤ IPM < 80). Singapura dan Brunei Darussalam berada pada kategori “sangat tinggi”
(IPM ≥ 80).
6. Dampak bonus demografi terhadap pembangunan nasional.
Bonus demografi memberikan dampak terhadap peningkatan laju perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi ketika terjadi peningkatan produk domestik
bruto suatu negara atau daerah dari periode sebelumnya. Produk domestik bruto adalah
nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam periode tertentu.
7. Cara mengatasi permasalahan yang diakibatkan dinamika kependudukan.
a) Menerapkan program Keluarga Berencana (KB) melalui program Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), yang hanya terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak.
b) Menentukan batas terendah usia perkawinan pertama. Bagi perempuan, batas terendah
perkawinan adalah usia 19 tahun. Bagi laki-laki, batas terendah perkawinan adalah 21
tahun. Dengan ini, kemungkinan memiliki anak lebih banyak dapat diperkecil.
c) Meningkatkan jumlah fasilitas pendidikan sekolah yang dapat menunda usia
perkawinan.
8. Cara mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata.
a) transmigrasi ke wilayah yang jarang penduduknya;
b) pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri di luar Pulau Jawa; dan
c) pengendalian jumlah penduduk dengan program Keluarga Berencana atau penundaan
usia menikah.
9. Sumber data kependudukan.
1) Sensus Penduduk
Sensus penduduk merupakan perhitungan jumlah penduduk di suatu negara dengan
mengumpulkan, menghitung, dan menyusun data penduduk, baik penduduk asli
maupun pendatang, pada waktu tertentu dan di wilayah tertentu.
2) Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan tertulis dari kejadian
penting yang dialami oleh penduduk, seperti data perkawinan, perceraian, perpindahan
penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya.
3) Survei
Survei adalah pencacahan penduduk di daerah-daerah tertentu yang dianggap dapat
menjadi sampel atau mewakili seluruh wilayah negara. Beberapa survei telah dilakukan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Contohnya, Survei Sosial dan Ekonomi Nasional
(Susenas) dan Survei Penduduk Antar- Sensus (Supas).
10. Cara mengolah dan menganalisis data kependudukan.
Ada dua tahapan kegiatan pengolahan data kependudukan. Kedua tahapan itu
adalah sebagai berikut.
a) Proses pengolahan prakomputer yang mencakup kegiatan-kegiatan berikut.
1) Penerimaan dokumen (receiving) merupakan proses menerima dan memeriksa
kelengkapan hasil pencacahan.
2) Penyimpanan dokumen merupakan proses menyimpan dan mengelola dokumen
agar mudah diambil apabila diperlukan dalam tahap editing/coding, data entry, dan
validasi serta mudah pula dikembalikan ke tempat penyimpanan semula.
3) Pengelompokan dokumen (batching).
4) Penyuntingan/penyandian (editing/coding). Editing dan coding merupakan proses
memeriksa dan membetulkan isian serta memberi kode pada field-field yang
ditentukan pada dokumen hasil pendataan.
b) Proses pengolahan data dengan komputer yang meliputi langkah-langkah berikut.
1) Instalasi program pengolahan.
2) Entri data atau perekaman data, yakni proses pemindahan data dari fisik menjadi
data digital.
3) Validasi data untuk memastikan semua data sudah memenuhi syarat.
4) Back up data adalah proses duplikasi file computer pada berbagai macam media
penyimpanan untuk pengamanan data.
5) Restore digunakan untuk melakukan proses pergantian pangkalan data (database)
yang rusak/corrupt yang digantikan dari pangkalan data hasil back up terakhir.
6) Gabung data untuk menggabung pangkalan data kabupaten/kota.
7) Pencetakan laporan.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalis data kependudukan. Keduanya
adalah sebagai berikut.
a) Pendekatan kohor atau kelompok (cohort approach).
Analisis dengan pendekatan kohor berkaitan dengan kuantitas dan waktu terjadinya
peristiwa demografis untuk anggota kohor, yang sangat berguna untuk mempelajari
kehidupan individu dan implikasinya bagi masyarakat.
b) Pendekatan waktu (period approach). Analisis dengan pendekatan waktu mengatasi
keterbatasan utama analisis dengan pendekatan kohor. Analisis dengan pendekatan
waktu menyelidiki dan secara jelas menunjukkan kejadian demografis dan
perubahannya dalam satu atau beberapa periode waktu tertentu, yang menjadi
kepentingan pembuat kebijakan, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai