Anda di halaman 1dari 5

“MENDESKRIPSIKAN GEDUNG DIREKTORAT

PENYELIDIKAN MASALAH BANGUNAN”

DI SUSUN OLEH:
Rahmawan Putra (170160103)

KELAS (3C)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
GEDUNG DIREKTORAT PENYELIDIKAN MASALAH BANGUNAN
(1953)

SEJARAH

PERIODE PERMULAAN

1. Tahun 1912 -1945: Unit LaboratoriumBOW

Pada tahun 1912 Departemen Burgerlijke Openbare Werken (BOW) atau Departemen
Pekerjaan Umum yang dibentuk berdasarkan Keputusan Raja (Koninjklik Besluit) tertanggal
21 September 1866, mendapat sebuah laboratorium bahan bangunan. Laboratorium
yang dikelola unit kerja setara eselon-4 ini menjadi laboratorium pertama kali yang dibangun
pada masa penjajahan Belanda untuk menguji bahan bangunan sebelum diaplikasikan. Sejalan
dengan kebutuhan, maka pada tahun 1929 dibangun laboratorium konstruksi
jalan (laboratorium voor wegen constructie) dan pada tahun 1932 dibangun laboratorium
mekanika tanah (laboratorium grounmechanica), pada
tahun 1936 dibangun lagi laboratorium hidrodinamika (laboratorium voor hidrodinamish)
untuk melayani kebutuhan pengairan (waterstaat). Keempat laboratorium tersebut bekerja
secara mandiri dalam melakukan penyelidikan masalah infrastruktur. Pada masa
penjajahan Jepang (1942-1945) fungsi dan peran laboratorium tetap tidak berubah hanya saja
istilah-istilah dalam bahasa Belanda diganti ke dalam bahasa Jepang. Pembangunan keempat
laboratorium BOW tersebut menjadi embrio dari pengembangan sebuah institusi penelitian
dan pengembangan (litbang) dikemudian hari
2. Tahun 1945-1973 Lembaga penyelidikan masalah PU

Pada awal kemerdekaan (1945) laboratorium Departemen BOW menjadi milik


Departemen Pekerjaan Umum (PU) yang berpusat di Bandung dan berkantor di bekas gedung
van Verker Waterstaat (VW) yang sekarang dikenal sebagai Gedung Sate. Lokasi laboratorium
terletak di kampus Technische HoogeSchool (THS) Bandung atau kampus Institut Teknologi
Bandung (ITB). Pada saat itu, nomenklatur laboratorium berubah menjadi Institut
Penyelidikan Teknik. Pada tahun 1951 mulai terjadi perubahan nomenklatur dari Institut
menjadi Balai yang setara dengan unit kerja eselon-3. Balai Penyelidikan Teknik (1951-1953)
berubah menjadi Balai Penyelidikan Tanah dan Jalan (1953-1965). Pada tahun 1953
terjadi lagi perubahan nomenklatur yaitu dari Institut Penyelidikan Masalah Bangunan menjadi
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB). Kemudian pada tahun 1965 Balai
Penyelidikan Tanah dan Jalan berubah menjadi Lembaga Penyelidikan Masalah Tanah dan
Jalan (LPMTJ) yang diikuti Institut Penyelidikan Teknik Air dan Tanah menjadi Lembaga
Penyelidikan Masalah Air (LPMA) pada tahun 1966. Akhirnya pada tahun 1973 LPMTJ
berubah menjadi Lembaga Masalah Jalan (LMJ)

PERIODE PERTENGAHAN

Tahun 1974-1984: Direktorat Penyelidikan Masalah bangunan


Di era pemerintahan Orde Baru, kecepatan pelayanan penyelidikan dipandang perlu
ditingkatkan lagi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Oleh karena itu satu persatu dari
ketiga lembaga penyelidikan tersebut diintegrasikan ke dalam Direktorat Jenderal sektor di
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan statusnya ditingkatkan menjadi setara dengan
eselon-2. LPMA diintegrasikan kedalam Direktorat Jenderal Pengairan (DJA) pada tahun
1974, LMJ diintegrasikan ke dalam Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) menjadi
Direktorat Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan (DPMTJ) pada tahun 1975 dan akhirnya
LPMB diintegrasikan ke dalam Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) menjadi Direktorat
Penyelidikan Masalah Bangunan (DPMB) pada tahun 1976. Model tersebut cukup
efektif karena berada dalam satu garis komando, namun demikian agar lebih memiliki
kreativitas berfikir, kreativitas akademis dan tanggung jawab akademis agar mampu dengan
cepat dan akurat merespon masalah yang kompleks dan menjangkau wawasan jauh ke depan.
Direktorat Penyelidikan ini selanjutnya diintegrasikan dalam suatu badan penelitian dan
pengembangan.
Setelah melalui sejarah yang panjang gedung direktorat penyelidikan masalah bangunan telah
berganti menjadi gedung ITB Ganesha yang terletak di bandung Jawa barat Indonesia.

Laboraturium yang dulunya terletak di Bandung dan berkantor di bekas gedung van
Verker Waterstaat (VW) yang sekarang dikenal sebagai Gedung Sate. Lokasi laboratorium
terletak di kampus Technische HoogeSchool (THS) Bandung atau kampus Institut Teknologi
Bandung (ITB)
KESIMPULAN

Pada awal kemerdekaan (1945) laboratorium Departemen BOW menjadi milik


Departemen Pekerjaan Umum (PU) yang berpusat di Bandung dan berkantor di bekas gedung
van Verker Waterstaat (VW) yang sekarang dikenal sebagai Gedung Sate. Lokasi laboratorium
terletak di kampus Technische HoogeSchool (THS) Bandung atau kampus Institut Teknologi
Bandung (ITB).. LMJ diintegrasikan ke dalam Direktorat Jenderal Bina Marga
(DJBM) menjadi Direktorat Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan (DPMTJ) pada tahun 1975
dan akhirnya LPMB diintegrasikan ke dalam Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) menjadi
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan (DPMB) pada tahun 1976. Model tersebut cukup
efektif karena berada dalam satu garis komando, namun demikian agar lebih memiliki
kreativitas berfikir, bangunan yang dahulunya gedung direktorat penyelidikan masalah
bangunan kini menjadi gedung ganhesa ITB.

Anda mungkin juga menyukai