15150110
SURAKARTA
2018
DAFTAR ISI
C. Batasan Permasalahan...................................................................................... 7
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 3 Ukuran Standar Tempat Duduk Lobby & Papan Informasi .............. 17
Gambar 1 5 Detail Ukuran Standar Tempat Duduk Lobby & Papan Informasi ... 18
Gambar 1 6 Jarak Standar Antara Penonton dengan Layar atau Panggung .......... 19
Gambar 1 7 Jarak Standar Kursi Depan dengan Kursi Belakang Penonton ......... 19
Pertunjukkan ......................................................................................................... 21
Gambar 1 11 Detail Ukuran Jarak antara Penonton dengan Layar atau Panggung
............................................................................................................................... 21
Gambar 1 12 Jarak Standar Antara Penonton dengan Layar atau Panggung ........ 22
Gambar 1 13 Detail Ukuran Jarak antara Penonton dengan Layar atau Panggung
............................................................................................................................... 22
ii
Gambar 1 20 Tahapan Proses Desain.................................................................... 32
iii
ADAPTASI INTERIOR PADA GEDUNG NASIONAL INDONESIA DI
LOKAL
A. Latar Belakang
banyaknya suku bangsa. Berbagai bentuk dan hasil budaya yang terwujud
1986 : 196)1.
1
Warsito, “PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH PADA
GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA”, Tugas akhir jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2006
1
yang cukup pesat dan modern, terdapat dampak negatif yang cukup terasa
setelahnya yang sudah tua dan terbengkalai tanpa ada perawatan. Namun
tanggal 17 Agustus 1960 ini adalah salah satu bangunan Cagar Budaya di
Di dalam bangunan yag tidak terlalu besar itu, terdapat semua kebutuhan
2
Hasil wawancara dengan Pak Khairil, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bagian Cagar Budaya
dan Purbakala. Gresik, 9 April 2018
2
kantor, ruang rias & ganti, panggung, area penonton, lobby, control room,
besar alat-alat serta tak patut digunakan dalam acara apapun. Belum lagi
membanjiri gedung, kamar mandi dan ruang make-up. Tidak hanya itu,
beberapa jendela terlihat pecah sampai alat pendingin seperti kipas dan
beberapa lampu sudah tidak bisa digunakan. “Ruangan ini sudah tak layak
pakai mulai ruangan sampai fasilitas sudah tidak bisa digunakan,” ungkap
oleh Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Pemkab Gresik bahwa GNI
3
www.actasurya.com. Wacana Renovasi GNI Gresik yang Mangkrak. Lutfi, 6 Agustus 2015.
Diakses pada 16 April 2018
3
akhirnya para tokoh tersebut menggalang dana untuk pembangunan GNI4.
tidak diinginkan. Pada tahun 2016, perwakilan dari Dinas Pariwisata dan
Budaya yang didasari oleh UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
pemugaran5.
kegiatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masa kini dengan melakukan
4
www.bangsaonline.com. Termasuk Cagar Budaya, GNI Gresik Dibongkar. Nisa, 15 Agustus 2014.
diakses pada 2 April 2018
5
Hasil wawancara dengan Pak Khairil, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bagian Cagar Budaya
dan Purbakala. Gresik, 9 April 2018
4
fasilitas sesuai dengan kebutuhan, mengubah susunan ruang secara
yang sudah rusak atau terbengkalai agar dapat digunakan kembali dengan
strategis dan ditambah dengan gaya arsitektur yang berbeda dan mencolok
jika GNI Gresik ini menjadi bangunan yang representatif dan menjadi ikon
6
UU No. 11 Tahun 2010
5
Gambar 1 1 Lukisan Damar Kurung
sejarah dan budaya saja, tetapi juga dapat digunakan oleh masyarakat-
bangunan GNI Gresik yang dapat menjadi salah satu gedung pertunjukkan
6
handal serta menghasilkan karya-karya seni yang diakui oleh dunia dengan
B. Permasalahan Desain
C. Batasan Permasalahan
data tulisan:
2. Area Penonton
4. Ruang Rias
5. Ruang Ganti
7
6. Control Room
D. Tujuan Permasalahan
sebagai berikut :
E. Manfaat Permasalahan
1. Manfaat Teoritis
8
2. Manfaat Praktis
Bagi Penulis
Mengetahui tentang desain interior dan fungsi dari Gedung
Nasional Indonesia di Gresik beserta permaslahan yang ada
di dalamnya.
Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bahwa Gedung Nasional Indonesia
di Gresik merupakan bangunan yang memiliki sejarah dan
peran yang penting bagi Kabupaten Gresik
Bagi Pemerintah
Diharapkan penelitian ini memberikan masukan sebagai
referensi untuk meningkatkan mutu kualitas dari bangunan
tersebut. Tidak lupa juga diharapkan bisa menjadi
gambaran bahwa penulis mengapresiasi Gedung Nasional
Indonesia di Gresik sebagai bangunan yang menarik untuk
objek perancangan
1. Penyusun
9
2. Pekerja Seni
3. Pemerintah
kota Gresik.
4. Institusi
sudah terbengkalai.
F. Tinjauan Sumber
10
Semarang yang berjudul “REDESAIN GEDUNG
11
Harmonie, dapat menjadi tempat atau wadah para seniman
Makassar.
G. Landasan Perancangan
desain adalah
itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan
kepribadian kita. Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah
interior.
7
Francis D. K. Ching, “Introduction to Architecture”, 2012
12
Perancangan interior didasari dari beberapa tahap. Kegiatan
ada di lapangan dengan baik dan tepat. Untuk dapat merumuskan dan
dan tidak jarang menggunakan pendekatan yang lebih dari satu. Hal ini
bertujuan agar hasil desain yang diperoleh maksimal dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
cermat, baik itu dalam pola aktivitasnya dan sebagainya. Dengan demikian,
1. Pendekatan Fungsi
13
dalam bangunan. Untuk memfasilitasinya, dibutuhkan ruangan
seperti berikut:
a. Lobi
b. Area Penonton
yang lain. Area tersebut ada dua tipe, yang pertama tanpa
14
d. Ruang Rias
e. Ruang Ganti
akan dimainkan.
f. Control Room
akan dimainkan.
gudang.
15
h. Ruang Penyimpanan Barang
2. Pendekatan Ergonomi
16
a) Lobby
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 189)
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 188)
17
Gambar 1 4 Detail Ukuran Standar Front Office
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 189)
Gambar 1 5 Detail Ukuran Standar Tempat Duduk Lobby & Papan Informasi
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 188)
18
b) Area Penonton
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 294)
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 295)
19
Gambar 1 8 Bentuk Standar Ruang Penonton
Sumber (Data Arsitek Jilid 3 oleh Ernst dan Peter Neufert ., hal 479)
20
Gambar 1 9 Jarak Standar Antara Kursi yang Bersebelahan
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 295)
Gambar 1 10 Detail Ukuran Standar Jarak Kursi Penonton pada Ruang Pertunjukkan
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 295)
Gambar 1 11 Detail Ukuran Jarak antara Penonton dengan Layar atau Panggung
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 294)
21
c) Area Pertunjukkan (Panggung)
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 294)
Gambar 1 13 Detail Ukuran Jarak antara Penonton dengan Layar atau Panggung
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 294)
22
d) Kantor
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 172)
23
Gambar 1 15 Detail Ukuran Kebutuhan Ruang Kantor
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 172)
Sumber (Dimensi Manusia dan Ruang Interior oleh Julius Panero dan Martin Zelink. 1979, hal 173)
24
3. Pendekatan Estetis
aspek dari apa yang kita sebut keindahan8. Dalam bidang interior,
asesoris ruang9.
dari gaya dan tema. Tema dalam interior digunakan sebagai wadah
8
A.A.M. Djelantik, Estetika: Sebuah Pengantar, 1999
9
Francis D. K. Ching, “Introduction to Architecture”, 2012
25
yang diambil adalah “Damar Kurung”, yang merupakan salah satu
26
pengikat antar massa bangunan, serta penggunaan lisplank batu
ditopang oleh konsol besi cor bermotif keriting, kolom kayu atau
besi cor berdimensi lebih kecil dan langsing dari kolom terdahulu,
10
Handinoto dan Soehargo, paulus H. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolinial Belanda
di Malang. Yogyakarta : Andi.
27
4. Pendekatan Teknis
serta karpet.
28
Gambar 1 17 Teknik Pengaplikasian Dinding Kedap Suara
Sumber (Data Arsitek Jilid 2 oleh Ernst dan Peter Neufert . 1996. hal 119)
29
Gambar 1 18 Pengaplikasian Lantai Kedap Suara
Sumber (Data Arsitek Jilid 2 oleh Ernst dan Peter Neufert . 1996. hal 119)
30
Gambar 1 19 Teknik Penyebaran Bunyi pada Area Penonton
Sumber (Data Arsitek Jilid 2 oleh Ernst dan Peter Neufert . 1996. hal 123)
H. Metode Perancangan
tahapan, yaitu mencari input, lalu disintesa atau data yang didapat diolah
31
Gambar 1 20 Tahapan Proses Desain
1. Data Literatur
32
Edisi Kedua Desain Interior dengan Ilustrasi oleh
Francis D. K. Ching
2014
1. Data Lapangan :
b) Kebutuhan ruang
33
f) Pengkondisian ruang (tata cahaya, tata suara, tata udara)
g) Penciptaan tema
2. Data Lisan
diperoleh dan sudah melalui proses analisis, maka output yang berupa
11
Lexy J. Moleong . “Metodologi Penelitian”. 1999
34
5. Gambar kerja detail konstruksi
7. Gambar perspektif / 3D
8. Maket / animasi
I. Sistematika Penulisan
35
d. BAB IV berisi HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
dan saran.
36
DAFTAR PUSTAKA
Khairil, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bagian Cagar Budaya dan Purbakala.
Panero, Julius dan Zelink, Martin. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang
Interior.
37