Bab 1-3
Bab 1-3
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan adalah
angka kematian ibu dan anak.Milenium Development Goals (MDGs) atau tujuan
manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-
satu tujuan dari MDGs yang tercantum dalam butir 4 (MDG 4) yaitu menurunkan
angka kematian pada anak dengan sasaran target penurunan angka kematian balita
sebesar dua pertiganya dalam kurun waktu antara 1990-2015 dan salah satu cara
2012).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT,
Upaya mengurangi tingkat angka kesakitan dan angka kematian pada anak
salah satunya dengan pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan salah satu strategi
2
yang efektif dan efisien dalam meningkatkan derajat kesehatan nasional dengan
di seluruh dunia.
Data WHO 2014, imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia
setiap tahunnya. Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak
terjangkau imunisasi rutin. Lebih dari 13% anak Indonesia belum mendapatkan
imunisasi secara lengkap karena berbagai sebab, padahal imunisasi lengkap dapat
melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi dianggap sebagai
upaya kesehatan yang paling efektif. Orang tua diharapkan melengkapi imunisasi
anak mereka agar seluruh anak terbebas dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah
lewat imunisasi.
dicegah dengan imunisasi yaitu Case Fatality Rate (CFR) tetanus neonatorum tahun
2013 sebesar 53,8% yaitu meningkat dibandingkan tahun 2012 (49,6%), Insidence
Rate (IR) campak tahun 2013 menurun dibandingkan tahun 2012, jumlah kasus
difteri tahun 2013 sebanyak 778 kasus dengan kasus tertinggi terjadi di Jawa Timur
82,1%, capaian ini belum memenuhi target 90% yang menjadi komitmen Indonesia
3
pada lingkup regional. Untuk Drop Out Rate imunisasi DPT/HB1-campak tahun
2013 sebesar 3,3% dan termasuk lebih rendah daripada tahun 2011 (Riskesdas, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Azizah, dkk pada tahun 2012 yang
menunjukkan bahwa dari 23 orang ibu, 17 ibu (74%) memiliki pengetahuan baik,
sebagian besar 14 bayi (60%) dengan imunisasi patuh, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi dasar
Penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusnidar
pada tahun 2012 ini di Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan yang
pengetahuan tentang imunisasi dasar yang cukup dan kelengkapan imunisasi dasar
pada bayi sebagian besar adalah lengkap yaitu 30 orang (76,9%), sehingga terdapat
imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame
B. Wilayah kerja Puskesmas Simalingkar terdapat ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan
sebanyak 998 bayi. Dari wawancara kepada 5 ibu bayi yang usia 0-12 bulan yang
dan hanya1 dari ibu-ibu tersebut memiliki status kelengkapan imunisasi dasar bayi
dibandingkan dengan jumlah bayi yang ada di dalam wilayah posyandu tersebut.Dari
998 bayi umur 0-12 bulan terdata bahwa yang imunisasi lengkap dari bulan januari 81
bayi, bulan februari 75 bayi, bulan maret 83 bayi, bulan april 86 bayi, bulan mei 91
tentang “Pengetahuan ibu tentang Pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas
Simalingkar Medan”.
tentang “Pengetahuan ibu tentang Pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas
Simalingkar Medan”.
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
ibu tentang Pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Simalingkar Medan.
1. Bagi Responden
Sebagian masukan dan informasi kepada ibu tentang imunisasi sehingga dapat
2. Bagi pendidikan
Sebagai sumber informasi dan refrensi mahasiswa tentang imunisasi bagi peneliti
selanjutnya.
3. Bagi peneliti
Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengetahuan
2.1.1.Pengertian Pengetahuan
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah seseorang melakukan
dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang
2.1.2.Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
b. Memahami (Comprehension)
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
yang dipelajari
c. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
e. Sintesis (Synthesis)
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
telah ada.
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan
dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.
pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila
dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
(Notoatmodjo, 2010)
.
10
1. Umur
baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental
2. Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak
guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar intelegensi bagi
seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai
3. Lingkungan
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
4. Pendidikan
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pendidikan juga menentukan mudah tidaknya
pengetahuannya.
5. Informasi
yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal
6. Pengalaman
(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
Menurut Setiadi (2011) untuk mengetahui secara jelas dan kualitas tingkat
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi tiga tingkat yaitu :
1. Tingkat pengetahuan Baik bila Skor atau Nilai 79-100% dari yang diharapkan.
2. Tingkat pengetahuan Cukup bila Skor atau Nilai 56-78% dari yang
diaharapkan.
3. Tingkat pengetahuan Kurang bila skor atau Nilai jawabannya benar <56%
Ibu adalah sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anak berperan untuk
pelindung dan slah satu anggota kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat
dan lingkungan, disamping dapat berperan pula sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga (Yohannes & Betan,2013). Peran orang tua sangatlah penting dalam
kesehatan anak, karena tanpa perhatian dan bimbingan orang tua maka anak mudah
terkena kuman dan bakteri pada saat bermain dan bergaul sehingga anak mudah
terserang dan terjangkit penyakit. Selain itu, orang tua juga berperan penting dalam
tubuhnya, dan salah satu pencegahannya yaitu dengan perhatian ibu dalam
13
tubuh anak sehingga tidak mudah terserang berbagai jenis penyakit. Karena, tubuh
strategi terpopuler diberbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa anak-anak tidak
akan diimunisasi secara benar disebabkan oleh orang tua tidak mendapatkan
penjelasan yang baik atau memiliki wawasan yang cukup luas tentang iminisasi.
Program imunisasi dikatakan berhasil ketika pengetahuan atau wawasan orang tua
cukup untuk mengetahui ciri-ciri penyakit yang akan menyerang anaknya dan juga
adanya usaha dari orang tua yang bersungguh- sungguh untuk melindungi anaknya
dari berbagai penyakit yang menghampiri sehinga orang tua sangat berperan penting
dalam menjaga kesehatan anaknya agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang
Indonesia itu sudah digratiskan.Jadi, sudah tidak ada alasan lagi bagi orang tua untuk
imunisasi tanpa adanya rasa percaya diri orang tua dan sarana pencegahan dengan
melakukan usaha pencegahan yang teratur bagi anak untuk mereka yang dapat
2.3. Imunisasi
14
Imunisasi adalah proses pembentukan imun tubuh. Imun adalah sama dengan
kebal. Seseorang yang imun berarti kebal terhadap serangan bibit penyakit
tertentu.Imunisasi adalah kondisi sistem imun tubuh, apakah berfungsi atau menurun.
mencegan dan melindungi tubuh dari ancaman kerusakan, terutama oleh penyakit
infeksi (Sukiman dan Primo, 2015).
terhadap suatu penyakit, sehingga kelak jika terpajan pada penyakit pada penyakit
tersebut tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa
kekebalan pasif dan aktif. Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan
pasif disebut imunisasi pasif dengan memberikan antibody dan faktor kekebalan pada
2.3.2.Tujuan Imunisasi
seperti yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola. Keadaan yang
15
terakhir ini lebih mudah terjadi pada jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui
kehidupan manusia yang dapat kita raih. Secara rinci manfaat imunisasi tersebut
dapat disimpulkan sebagai berikut : Mampu melindungi penyakit dari tubuh dari
penyakit infeksi berbahaya. Penyakit infeksi berbahaya adalah penyakit infeksi yang
komplikasi penyakit infeksi yang lebih berat dan mampu menurunkan angaka
lecacatan.
obat yang efektif untuk mengobatinya, seperti penyakit influenza, HIV, Dangue,
status imun bagi seseorang yang memiliki status imun yang rendah. Misalnya, bayi
yang baru lahir , manula (manusia usia lanjut), kekurangan gizi, kalori,
protein.Manfaat imunisasi yang signifikan adalah progam imunisasi pada bayi (anak
2.3.4.Jenis-jenis Imunisasi
penyakit TBC. Vaksin ini diberikan kepada bayi yang baru lahir dan sebaiknya
diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Setelah vaksinasi, papul (bintik) merah yang
kecil timbul dalam 1-3 minggu. Papul ini akan semakin lunak, harus dan akan
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit yaitu difteri, pertusi, dan
vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh membuat zat aktif. Pemberian kedua dan
ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif yang cukup. Pemberian vaksin DPT
diberikan pada umur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara
pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intra muscular. Suntikan diberikan
pada paha tengah atau luar atau subcutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Pemberian
imunisasi DPT akan diberikan efek samping ringan dan berat, efek ringan seperti
terjadi pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam, sedangakan
efek berat bayi akan menangis hebat karena kesakitan selam kurang lebih dari 4 jam,
3. Polio
17
akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota
penyakit poliomyelitis. Imunisasi ini diberikanempat kali denga selang waktu tidak
kurang dari satu bulan. Terdapat dua macam vaksin polio yaitu IPV ( Inactivatedpolio
Vaccine, Vaksin salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan
melalui suntikan sedangkan OPV (Oral Polio Vaccine, vaksin sabin), mengandung
vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk bentuk pil atau
cairan.
monovalen (MOPV) efektif melawan satu jenis polio. Dosis oral : 2 tetes langsung ke
dalam mulut melalui pipet. Harus dijaga jangan sampai vaksin dalam Dopler multi
Dose terkontaminasi oleh air liur. Jadwal pemerintah diberikan dari mulai lahir lalu
usia 2, 3, dan 4 bulan. Sedangkan jadwal IDAI adalah dari mulai lahir, lalu lanjut
4. Campak
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat disebabkan oleh
sebuah virus yang bernama virus campak. Penularan melalui udara maupun kontak
langsung dengan penderita. Penyakit ini sangat infeksius, sejak awal masa prodromal
18
sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam.Virus menyebar pada semua
sistem retikuloendotelia dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi
awal.Gejala panas, batuk, pilek dan makin berat pada hari ke 10 sejak awal infeksi
campak hanya diberikan satu kali dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan dengan
dosis 0,5 cc untuk bayi. Suntikan dibertikan pada lengan kiri atas secara subcutan
(Atikah,2017).
5. Hepatitis B
dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita penyakit ini atau dari ibu ke
anak pada saat melahirkan. Imunisasi ini diberikan 3 kali pada umur 0-11 bulan
dengan dosis 0,5 cc dan diulang 5 tahun melalui injeksi intramuscular dan tidak perlu
diaspirasi. Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan, pembengkakan disekitar tempat
penyuntikan.Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang dua hari (Atikah
dkk,2017).
19
IMUNISASI WAKTU
PEMBERIAN
3X
(HB 1,2,3)
Dari tabel diatas, bahwa pemberian imunisasi pada bayi usia 0-11 bulan
diberikan dengan selang waktu pemberian 4 minggu dengan variasi pemberian vaksin
yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi dan tentunya sesuai dengan tingkat usia bayi
1. Analfilaksi atau reaksi hipersensifitas (reaksi tubuh yang terlalu sensitive) yang
hebat merupakan indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikut. Riwayat kejang
demam dan panas lebih dari 38 derajat celcius merupakan kontra indikasi
2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda-tanda dan
3. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi yang sakit, lebih
baik jangan diberikan vaksin, tetapi dari mintalah ibu kembali lagi ketika bayi
sudah sehat.
2.3.7.Macam-macam kekebalan
Kekebalan aktif, yaitu tubuh yang membuat sendiri zat penolak terhadap
1) Kekebalan aktif alamiah, yaitu kekebalan setelah sembuh dari sakit. Misalnya,
cacar
BCG, DPT.
3) Kekebalan pasif, yaitu anak tidak membuat zat penolak tetapi mendapat dari luar.
a) Kekebalan pasif alamiah yaitu, diadapat sejak lahir dari ibu, kemudian
Virus hidup dan virus yang dimatikan dapat diberikan bersamaan tetapi lokasi
dan rubella.Virus yang dimatikan dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin
baik untuk memastikan sesuatu permulaan yang baik dari masa hidupnya.
itu selama 3 atau 4 minggu setelah pulang dari rumah sakit. Hal itu dilakukan untuk
memastikan apakah bayi itu telah bertambah panjang dan meningkat berat badannya
secara normal, fungsi tubuhnya berjalan dengan baik, dan bayi mungil itu sudah
Begitu pula dengan ibu bayi, kesehatannya harus diperiksa oleh dokter pada minggu
terhadap bayi kunjungan yang teratur digunakan pula oleh oarang tua untuk
kesulitan yang mungkin terjadi selama 18 bulan pertama. Setelah tiga kali imunisasi
22
pertama maka doter akan memberitahukan kepada orang tua bayi berapa sering
mereka harus memeriksa bayi mereka. Orang tua harus merasa bebas dan tidak
merasa sungkan untuk menghubungi dokter jika mereka memerlukan petunjuk untuk
tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah
BAB 3
METODE PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
23
Simalingkar Medan.
Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus
2018.
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan
yang tinggal di wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Medan. Data yang telah
diperoleh jumlah ibu yang memiliki Bayi di wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar
3.3.2. Sampel
24
Sampel yang diambil adalah antara 10-15% atau 20-25% atau lebih dari jumlah
populasi menurut Arikunto (2010). Peneliti menggunakan 30% dari 103 ibu yang
penelitian dan bila responden setuju maka peneliti mengajukan surat persetujuan
secara teliti dan cermat serta tidak ada yang terlewatkan. Responden diberi
kesempatan untuk bertanya jika ada yang tidak dimengerti setelah selesai diisi
kuesioner yang tidak lengkap, maka diselesaikan pada saat itu juga, selanjutnya data
oleh peneliti. Jenis metode pengumpulan data yang digunakan peneliti digolongkan
a) Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui responden, angket dengan
b) Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang berasal dari sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan peneliti ini seperti : KMS (Kartu Menuju Sehat), Diklat
o Ukur Ukur
Variabel
Imunisasi (3-5
jawaban
yang
benar).
(Arikunt
27
o, 2010)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian
yaitu bagian pertama terdiri dari data demografi responden yang meliputi nama
(insial), umur, agama, suku, alamat dan pekerjaan. Bagian kedua tentang pengetahuan
ibu tentang pemberian imunisasi dasar. Untuk menilai pernyataan Pengetahuan ibu
yang dianggap tepat untuk responden. Dimana peneliti telah membuat 20 pernyataan
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
Skala ukur dari variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
2. Coding, data yang telah diediting diubah kedalam bentuk angka (code) nama
3.7.2Analisa Data
frekuensi dan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dan frekuensi bertujuan untuk