Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI


PEREMPUAN PADA REMAJA PUTRI
DI DUSUN KAYEN SENDANGSARI
PAJANGAN BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana


Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:

KORNIA SISMITAIN HIDAYATUN

070201119

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN
PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN KAYEN SENDANGSARI
PAJANGAN BANTUL¹
Kornia Sismitain H², Sugiyanto³

INTISARI

Permasalah kesehatan reproduksi bagi remaja tampaknya makin menarik


perhatian. Dalam berbagai berita media masa dikemukakan tentang adanya kasus -
kasus seperti pelecehan seksual, hubungan seks bebas yang dapat berakibat pada
timbulnya tindakan kriminal. Kerawanan tugas perkembangan remaja berkaitan
dengan masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak -
kanak dan masa dewasa. Tujuan penelitian ini diketahuinya pengaruh penyuluhan
terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi perempuan pada remaja putri
di Dusun Kayen Sendangsari Pajangan Bantul.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Desain One Group


pretest-postest dengan sample penelitian diambil secara sampling jenuh, subjek
penelitian ini adalah 30 remaja putri di Dusun Kayen Sendangsari Pajangan
Bantul. Rumus yang digunakan Wilcoxon Match Pairs Test. Pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian terdapat pengaruh penyuluhan
terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi perempuan pada remaja putri
di Dusun Kayen Sendangsari Pajangan Bantul 2011. Dibuktikan dari hasil uji
Wilcoxon Match Pairs Test diperoleh nilai signifikansi 0,004 (p<0,05), nilai Zhitung
sebesar -2,887 > -1,645 nilai ZTabel. Saran lebih meningkatkan pengetahuan tentang
pengetahuan masalah kesehatan reproduksi perempuan.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi


Kepustakaan : 16 buku, 5 internet, 3 skripsi, 1 jurnal
Jumlah Halaman : 73 halaman

¹Judul Skripsi
²Mahasiswa Sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah
Yogyakarta
³Dosen STIKES ‘Aisyiyah
THE EFFECT OF COUNSELING ON KNOWLEDGE LEVEL
OF THE FEMALE REPRODUCTION HEALTH ON FEMALE
TEENAGERS IN KAYEN SENDANGSARI PAJANGAN
BANTUL1
Kornia Sismitain H2, Sugiyanto3

ABSTRACT

The problems of reproduction health for teenagers seem quite interesting.


In various news in mass media, it appears that there are some cases such as sexual
harassment, free sex which can result in crimes. The vulnerability of teenagers’
growth task in relation to teenager hood is the transition time of the development
between childhood and adulthood. The research was aimed at identifying the
effect of counseling on knowledge level of the female reproduction health on
female teenagers in Kayen Sendangsari Pajangan Bantul.

The research applied the method design of one group pretest-posttest with
the samples taken using the technique of saturated sampling. the subjects of the
research were 30 female teenagers in Kayen Sendangsari Pajangan Bantul. The
formula used was Wilcoxon Match Pairs Test. The data collection method was
through questionnaire. The result of the research showed that there was an effect
of giving counseling on knowledge level of the female reproduction health on
female teenagers in Kayen Sendangsari Pajangan Bantul 2011. It was proved by
the result of Wilcoxon Match Pairs test which was gained the significance value
of 0,004 (p<0,05), the Zcount was -2,887 > - 1,645 of Ztable. It is suggested that the
knowledge on health problems on female reproduction be improved.

Keywords : Knowledge Level, Reproduction Health


References : 16 Books, 5 Internets, 3 Theses, 1 Journal
Number of Page : 73 Pages

¹ The Title of Thesis


² Students of Nursing Department of STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
³ Lecturer of STIKES 'Aisyiyah
LATAR BELAKANG untuk mengerti dan paham terhadap
Permasalah kesehatan dirinya sendiri, mampu menghargai
reproduksi bagi remaja tampaknya orang lain, dan menghargai
makin menarik perhatian. Dalam kehidupan bukan malah mendorong
berbagai berita media masa remaja untuk melakukan hubungan
dikemukakan tentang adanya kasus - seks pranikah. Kesehatan reproduksi
kasus seperti pelecehan seksual, dan seksual, mengajarkan kepada
hubungan seks bebas yang dapat remaja bagaimana mereka mampu
berakibat pada timbulnya tindakan mewujudkan kesejahteraan baik
kriminal. Kerawanan tugas secara fisik, mental dan sosial yang
perkembangan remaja berkaitan utuh dan bukan hanya bebas dari
dengan masa remaja adalah masa penyakit atau kecacatan, dalam
transisi perkembangan antara masa segala aspek yang berhubungan
kanak - kanak dan masa dewasa. dengan sistem fungsi dan proses
Masa dimana remaja saatnya reproduksi. Metode yang dapat
mencari identitas diri sehingga para dilakukan untuk pendidikan
remaja sangat mudah menerima kesehatan adalah menjadikan
informasi dunia yang berkaitan pengetahuan tentang pentingnya
dengan alat reproduksinya. Mereka pendidikan seksual disekolah,
juga harus menghadapi tekanan- institusi keagamaan, dan komunitas
tekanan emosi dan sosial yang saling lainnya kemudian menyediakan
bertentangan sehingga cenderung konseling yang tepat atau pencerahan
menjurus ke arah pelaksanaan - pencerahan pada anak dan remaja
hubungan seksual yang semakin dengan isu khusus dan jadi perhatian
bebas ( Papalia, 2010). misalnya gay, lesbian, biseksual
Menurut Papalia dan Olds (Dianawati, 2002).
(2001), masa remaja adalah masa Sekitar 1 milyar manusia atau
transisi perkembangan antara masa 1 dari 6 manusia di bumi ini adalah
kanak - kanak dan masa dewasa yang remaja dan 85% di antaranya hidup
pada umumnya dimulai pada usia 12 di negara berkembang ( UNFA,
atau 13 tahun dan berakhir pada usia 2002). Banyak sekali remaja yang
akhir belasan tahun atau awal dua sudah aktif secara seksual meski
puluhan tahun. Remaja mengalami bukan atas pilihannya sendiri. Setiap
perubahan fisik yang sangat pesat tahun kira-kira 15 juta remaja berusia
selain itu terjadi dorongan - 15-19 tahun melahirkan, 4 juta
dorongan yang menyertai melakukan aborsi, dan hampir 100
perubahannya. Remaja mulai tertarik juta terinfeksi Penyakit Menular
dengan lawan jenisnya, menolak Seksual (PMS) yang masih dapat
adanya perubahan yang terjadi pada disembuhkan. Secara global 40 %
dirinya, hal ini dikarenakan dari semua kasus HIV/AIDS terjadi
kurangnya pengetahuan tentang pada kaum muda 15-24 tahun.
kesehatan reproduksi (Sarwono, Perkiraan terakhir adalah setiap hari
2002). ada 7000 remaja yang terinfeksi HIV
Memberikan penyuluhan (Depkes, 2007).
kesehatan reproduksi dan kesehatan Perlindungan perundang-
seksual, berarti membekali remaja undangan ketentuan mengenai hak
reproduksi diatur dalam UU HAM. Kayen Sendangsari Pajangan Bantul
Pasal 49 ayat (2) UU HAM jumlah remaja perempuan 30 orang.
menyatakan bahwa ”wanita berhak Dari jumlah remaja perempuan
untuk mendapatkan perlindungan tersebut mengatakan belum pernah
khusus dalam pelaksanaan pekerjaan mendapatkan pendidikan kesehatan
atau profesinya terhadap hal-hal reproduksi sebanyak 20 orang atau
yang dapat mengancam keselamatan 66,66% baik di sekolah maupun di
dan atau kesehatannya berkenaan rumah, sebagian besar remaja putri
dengan fungsi reproduksi wanita”. memiliki pacar atau berpacaran, Para
Remaja putri merupakan yang remaja putri hanya menyebutkan
paling rentan dalam menghadapi nama alat reproduksi menurut yang
masalah kesehatan sistem mereka ketahui, kemudian banyak
reproduksinya. Hal in dikarenakan para remaja putri yang menikah dini
secara anatomis, remaja putri lebih dan melahirkan dengan usia yang
mudah terkena infeksi dari luar belum matang untuk bereproduksi.
karena bentuk dan letak organ METODE PENELITIAN
reproduksinya yang dekat dengan Penelitian ini menggunakan
anus. Dari segi fisiologisnya, remaja metode eksperimen. Jenis rancangan
putri akan megalami menstruasi, eksperimen menggunakan rancangan
sedangkan masalah-masalah lain pra eksperimen dan menggunakan
yang mungkin akan terjadi adalah Desain One group pretest-postest,
kehamilan diluar nikah, aborsi, dan yaitu rancangan penelitian dimana
perilaku seks di luar nikah yang tidak ada kelompok pembanding
beresiko terhadap kesehatan (kontrol) tetapi paling tidak sudah
reproduksinya, dari segi sosial dilakukan observasi pertama (pretest)
remaja putri sering mendapatkan yang memungkinkan peneliti dapat
perlakuan kekerasan seksual menguji perubahan-perubahan yang
(Ernawati, 2007). terjadi setelah adanya eksperimen
Meskipun pemerintah telah (program) (Notoatmojo, 2005).
merencanakan program kesehatan Bentuk rancangan ini adalah
reproduksi remaja putri, namun sebagai berikut:
dampaknya belum dapat dirasakan Pretes Perlakuan Postes
sepenuhnya oleh semua remaja putri O1 X O2
di Indonesia. Oleh karena itu
diharapkan pada penelitian ini , para Tabel 1. Desain Penelitian One
remaja putri di Dusun Kayen Group Pretest-Postest
Sendangsari Pajangan Bantul Keterangan :
mengetahui tentang apa yang X : Pemberian Penyuluhan Terhadap
dimaksud dengan kesehatan Tingkat Pengetahuan kesehatan
reproduksi itu sendri yang akhirnya Reproduksi Perempuan Pada
akan memberikan dampak pada Remaja Putri Di Dusun Kayen
tingkat pengetahuan yang positif O1 : Pretes Tingkat Pengetahuan
terhadap kesehatan reproduksinya. kesehatan Reproduki Remaja
Berdasarkan studi pendahuluan Putri Di Dusun Kayen
yang telah dilakukan peneliti pada
tanggal 18 Oktober 2010 di Dusun
O2 : Postes Tingkat Pengetahuan Karakteristik responden yang
Kesehatan Reproduki Remaja diamati dalam penelitian ini
Putri Di Dusun Kayen meliputi umur, Pendidikan,
Alat pengumpul data berupa informasi kesehatan dan
kuesioner. Dan untuk memperjelas pekerjaan orang tua.
pemahaman responden peneliti Karakteristik responden
membagikan leaflet. Jenis kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada
adalah pertanyaan tertutup yaitu pada gambar berikut.
setiap pernyataan sudah disediakan a. Umur Responden
jawaban, sehingga responden tinggal Deskripsi mengenai umur
memilih salah satu jawaban yang responden disajikan pada
dianggap benar (Arikunto, 2002). diagaram berikut ini.
Penelitian ini melakukan uji
validitas dan reliabilitas untuk satu
jenis kuesioner yang berjumlah 30
soal dengan hasil analisis uji
validitas untuk soal tingkat
pengetahuan diketahui jumlah soal
yang valid 23 soal, dan soal yang
gugur ada 7 soal. Hasil analisis uji
reliabilitas untuk soal tingkat Gambar 5. Distribusi umur
pengetahuan diketahui nilai koefisien responden
reabilitas KR20 sebesar 0.909 lebih Jumlah responden dalam
besar 0,75 sehingga instrument penelitian sebanyak 30 orang.
tersebut dinyatakan reliabilitas. Gambar 5. di atas
menunjukkan karakteristik
HASIL PENELITIAN responden berdasarkan umur,
1. Gambaran umum responden terbanyak adalah
Dusun Kayen merupakan sebuah dengan umur 17 tahun yaitu
dusun di Kelurahan Sendangsari sebanyak 11 orang (36,7%)
Kecamatan Pajangan, dengan dan yang paling sendikit
luas wilayah sebesar 495 hektar. umur 15 tahun yaitu
Jumlah penduduk di Dusun sebanyak 1 orang (3,3%).
Kayen Kelurahan Sendangsari b. Pendidikan Responden
Kecamatan Pajangan Bantul Deskripsi mengenai
Yogyakarta sebanyak 632 jiwa , pendidikan responden
202 kepala keluarga dan jumlah disajikan pada gambar
remaja putri 30 orang. Organisasi berikut ini.
kepemudaan yang ada di Dusun
Kayen Sendangsari Pajangan
Bantul Yogyakarta adalah karang
taruna dengan kegiatan arisan.
Penyuluhan masalah kesehatan
reproduksi belum pernah
dilakukan. Gambar 6. Distribusi
2. Karakteristik responden pendidikan responden
Gambar 6. diagram
diatas menunjukkan tingkat
pendidikan responden dapat
diketahui bahwa sebagian
besar responden adalah
dengan tingkat pendidikan
SMA yaitu sebanyak 18
orang (60,0%) dan yang Gambar 8. Distribusi informasi
paling sedikit pendidikan kesehatan yang pernah diperoleh
SMP 12 orang (40,0%). responden
c. Pekerjaan Orang tua Gambar 8 diatas
responden menunjukan pada responden
Deskripsi mengenai berdasarkan informasi
pekerjaan orang tua kesehatan dapat diketahui
responden disajikan pada yang pernah mendapat
gambar berikut ini. informasi 19 orang (63,3%)
dan yang belum pernah
mendapatkan informasi
kesehatan sebanyak 11 orang
(36,7%).

Gambar 7. Distribusi Deskripsi Data Penelitian


pendidikan responden a. Tingkat Pengetahuan
Gambar 7. diagram Tentang Kesehatan
diatas menunjukkan Reproduksi Perempuan
pekerjaan orang tua sebelum Penyuluhan atau
responden dapat diketahui saat pretes
bahwa sebagian besar
pekerjaan orang tua Deskripsi mengenai tingkat
responden adalah buruh pengetahuan responden
sebanyak 16 orang (53,3%) sebelum dilakukan
dan yang paling sedikit penyuluhan disajikan pada
pekerjaan swasta 5 orang gambar berikut ini.
(16,7%).
d. Informasi tentang kesehatan
yang pernah diperoleh
responden
Deskripsi mengenai
informasi kesehatan
responden disajikan pada Gambar 9. Distribusi tingkat
gambar berikut ini. pengetahuan responden
sebelum dilakukan penyuluhan
Gambar 9 diatas
menunjukkan tingkat
pengetahuan responden
sebelum dilakukan
penyuluhan dengan kriteria Reproduksi Perempuan
cukup sebanyak 17 responden sebelum dan sesudah
(56,7%) dan kriteria kurang penyuluhan
sebanyak 2 responden
(6,7%).
b. Tingkat Pengetahuan
Tentang Kesehatan
Reproduksi Perempuan
sesudah Penyuluhan atau
saat postes

Deskripsi mengenai tingkat


pengetahuan responden
sesudah dilakukan
penyuluhan disajikan pada Dari gambar 11. di
gambar berikut ini. atas dapat diketahui bahwa
sebelum dilakukan
penyuluhan tingkat
pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi
responden dengan kriteria
baik 11 orang (18,3%) dan
Gambar 10. Distribusi tingkat dengan kriteria kurang
pengetahuan sebanyak 2 orang (3,3%)
responden sesudah sedangkan setelah dilakukan
dilakukan penyuluhan penyuluhan diketahui tingkat
Gambar 10 di atas pengetahuan kesehatan
menunjukkan tingkat reproduksi pada remaja
pengetahuan responden sebanyak 20 orang (33,3%)
sesudah dilakukan dengan kreteria baik dan 1
penyuluhan dengan kriteria orang (1,7%) dengan kriteria
baik sebanyak 20 responden kurang, hasil tersebut
(66,7%) dan kriteria kurang menunjukkan terdapat
sebanyak 1 responden perbedaan tingkat
(3,3%). pengetahuan sebelum dan
sesudah dilakukan
c. Perbedaan Tingkat penyuluhan kesehatan
Pengetahuan Tentang reproduksi pada remaja.
Kesehatan Reproduksi Untuk mengetahui
Perempuan sebelum dan perbedaan pengaruh
sesudah penyuluhan penyuluhan kesehatan
reproduksi terhadap tingkat
Gambar 11 . Distribusi pengetahuan tentang
Frekuensi Perbedaan kesehatan reproduksi
Tingkat pengetahuan perempuan pada remaja putri
Tentang Kesehatan di dusun Kayen Sendangsari
Pajangan Bantul, dilakukan Pengetahuan tentang
analisis menggunakan kesehatan reproduksi bagi remaja
statistik uji Wilcoxon Match sangat penting untuk diberikan
Pairs Test. lebih dini karena banyaknya
Pengujian hipotesis permasalah seperti berbagai
komparatif dua sampel yang berita media masa dikemukakan
statistiknya nonparametris tentang adanya kasus - kasus
menggunakan uji Wilcoxon seperti pelecehan seksual,
Match Pairs Test. Dari hasil hubungan seks bebas yang dapat
analisis dengan uji Wilcoxon berakibat pada timbulnya
Match Pairs Test. diperoleh tindakan kriminal.
nilai signifikansi 0,004 Berdasarkan kriteria para
(p<0,05), nilai Zhitung sebesar remaja putri yang rentang usia
-2,887 > -1,645 nilai ZTabel 14-16 tahun rata-rata memiliki
sehingga dapat dinyatakan pengetahuan dengan kriteria
terdapat pengaruh nilai cukup sedangkan untuk
penyuluhan kesehatan rentang usia 17-19 rata-rata
reproduksi terhadap tingkat memiliki kriteria nilai baik dan
pengetahuan tentang ketika di prosentasekan
kesehatan reproduksi didapatkan nilai yang seperti
perempuan pada remaja putri dijelaskan dalam hasil prosentase
di dusun Kayen Sendangsari gambar 11.
Pajangan Bantul 2010. Kerawanan tugas
perkembangan remaja berkaitan
PEMBAHASAN dengan masa remaja adalah masa
Penelitian ini dilakukan transisi perkembangan antara
untuk mengetahui pengaruh masa kanak - kanak dan masa
penyuluhan terhadap tingkat dewasa. Masa dimana remaja
pengetahuan kesehatan reproduksi saatnya mencari identitas diri
perempuan pada remaja putri di sehingga para remaja sangat
Dusun Kayen Sendangsari Pajangan mudah menerima informasi dunia
Bantul. yang berkaitan dengan alat
1. Tingkat pengetahuan reproduksinya. Mereka juga
Kesehatan Reproduksi harus menghadapi tekanan-
Perempuan sebelum tekanan emosi dan sosial yang
penyuluhan saling bertentangan sehingga
Hasil penelitian sebelum cenderung menjurus ke arah
dilakukan penyuluhan diketahui pelaksanaan hubungan seksual
tingkat pengetahuan responden yang semakin bebas ( Papalia,
dengan kriteria cukup sebanyak 2010).
17 responden (56,7%) dan Masalah-masalah lain yang
kriteria kurang sebanyak 2 mungkin akan terjadi adalah
responden (6,7%). Hasil tersebut kehamilan diluar nikah, aborsi,
menunjukan rata-rata tingkat dan perilaku seks di luar nikah
pengetahuan tentang kesehatan yang beresiko terhadap kesehatan
reproduksi dengan kriteria cukup. reproduksinya, dari segi sosial
remaja putri sering mendapatkan menyertai perubahannya. Remaja
perlakuan kekerasan seksual ( mulai tertarik dengan lawan
Ernawati, 2007). jenisnya, menolak adanya
2. Tingkat Pengetahuan perubahan yang terjadi pada
Tentang Kesehatan Reproduksi dirinya (Sarwono, 2002).
Perempuan sesudah 3. Perbedaan Tingkat
Penyuluhan atau saat postes pengetahuan Tentang
Hasil penelitian sesudah Kesehatan Reproduksi
dilakukan penyuluhan diketahui Perempuan sebelum dan
tingkat pengetahuan responden sesudah penyuluhan
tentang kesehatan reproduksi Hasil analisis sebelum
perempuan dengan kriteria baik dilakukan penyuluhan tingkat
sebanyak 20 responden (66,6%) pengetahuan tentang kesehatan
dan kriteria kurang sebanyak 1 reproduksi responden dengan
responden (3,3%). Hasil tersebut kriteria baik 11 orang (36,7%)
menunjukan rata-rata tingkat dan dengan kriteria kurang
pengetahuan tentang kesehatan sebanyak 2 orang (6,7%)
reproduksi dengan kriteria baik sedangkan setelah dilakukan
Setelah pemberian penyuluhan diketahui tingkat
penyuluhan tentang kesehatan pengetahuan kesehatan
reproduksi perempuan reproduksi pada remaja sebanyak
pengetahuan yang dimiliki para 20 orang (66,7%) dengan kreteria
remaja setelah dilakukan postes baik dan 1 orang (3,3%) dengan
rata-rata dengan kriteria baik, kreteria kurang , hasil tersebut
pemberian penyuluhan dapat menunjukan terdapat perbedaan
dipengerahui dari tingkat tingkat pengetahuan sebelum dan
pendidikan responden yang sesudah dilakukan penyuluhan
tertinggi rata-rata pendidikan kesehatan reproduksi pada
responden SMA tentunya remaja.
pengetahuan dalam pemberian Dari hasil analisis dengan
penyuluhan pada responden uji Wilcoxon Match Pairs Test.
SMA lebih baik, dibandingkan diperoleh nilai signifikansi 0,004
responden yang memiliki (p<0,05), nilai Zhitung sebesar -
pendidikan SLTP, kemudian 2,887 > -1,645 nilai ZTabel
umur responden terbanyak 17 sehingga dapat dinyatakan
tahun juga berpengaruh karena terdapat pengaruh penyuluhan
masa remaja adalah masa transisi kesehatan reproduksi terhadap
perkembangan antara masa kanak tingkat pengetahuan tentang
- kanak dan masa dewasa yang kesehatan reproduksi perempuan
pada umumnya dimulai pada usia pada remaja putri di dusun
12 atau 13 tahun dan berakhir Kayen Sendangsari Pajangan
pada usia akhir belasan tahun Bantul 2010.
atau awal dua puluhan tahun. Memberikan penyuluhan
Remaja mengalami perubahan kesehatan reproduksi dan
fisik yang sangat pesat selain itu kesehatan seksual, berarti
terjadi dorongan - dorongan yang membekali remaja untuk
mengerti dan paham terhadap akan megalami menstruasi,
dirinya sendiri, mampu sedangkan masalah-masalah lain
menghargai orang lain, dan yang mungkin akan terjadi
menghargai kehidupan bukan adalah kehamilan diluar nikah,
malah mendorong remaja untuk aborsi, dan perilaku seks di luar
melakukan hubungan seks nikah yang beresiko terhadap
pranikah. Kesehatan reproduksi kesehatan reproduksinya, dari
dan seksual, mengajarkan kepada segi sosial remaja putri sering
remaja bagaimana mereka mendapatkan perlakuan
mampu mewujudkan kekerasan seksual (Ernawati,
kesejahteraan baik secara fisik, 2007).
mental dan sosial yang utuh dan Hubungan orang-tua yang
bukan hanya bebas dari penyakit harmonis,kemudian keadaan
atau kecacatan, dalam segala ekonomi orang tua responden
aspek yang berhubungan dengan yang sebagian besar buruh yang
sistem fungsi dan proses tidak terlalu sibuk dalam
reproduksi. Metode yang dapat pekerjaannya, akan
dilakukan untuk pendidikan menumbuhkan kehidupan
kesehatan adalah menjadikan emosional yang optimal terhadap
pengetahuan tentang pentingnya perkembangan kepribadian anak
pendidikan seksual disekolah, sebaliknya, orang tua yang sering
institusi keagamaan, dan bertengkar akan menghambat
komunitas lainnya kemudian komunikasi dalam keluarga, dan
menyediakan konseling yang anak akan “melarikan diri“ dari
tepat atau pencerahan - keluarga. Keluarga yang tidak
pencerahan pada anak dan remaja lengkap misalnya karena
dengan isu khusus dan jadi perceraian, kematian, dan
perhatian misalnya gay, lesbian, keluarga dengan keadaan
biseksual (Dianawati, 2002). ekonomi yang kurang, dapat
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan
mempengaruhi pengetahuan jiwa anak (Rohmahwati, 2008).
kesehatan reproduksi perempuan Pemberian penyuluhan bagi
yaitu faktor peran orang tua ibu, remaja dapat meningkatkan
dan bapak yang dapat pemahaman terhadap kesehatan
memberikan perhatian yang reproduksi dan meberikan upaya
cukup terhadap anak remaja putri penanganan masalah remaja
karena remaja putri merupakan termasuk masalah kesehatan
yang paling rentan dalam remaja perlu ditangani secara
menghadapi masalah kesehatan khusus dengan metode yang
system reproduksinya. Hal in khusus pula. Metode mendidik
dikarenakan secara anatomis, remaja melalui penyuluhan
remaja putri lebih mudah terkena seperti, mengembangkan potensi
infeksi dari luar karena bentuk remaja, memandirikan remaja
dan letak organ reproduksinya dan memberikan kemampuan
yang dekat dengan anus. Dari untuk beradaptasi dan
segi fisiologisnya, remaja putri berperilaku yang diperlukan
remaja dalam mengatasi 2. Tingkat pengetahuan responden
tantangan dan kebutuhan hidup sesudah dilakukan penyuluhan
sehari - hari. Atas dasar metode diketahui tingkat pengetahuan
ini, dalam menangani responden tentang kesehatan
permasalahan remaja, perlu reproduksi perempuan dengan
dikembangkan pola pendidikan kriteria baik sebanyak 20
yang berorientasi pada kesehatan responden (66,6%) dan kriteria
psikososial remaja. Kompetensi kurang sebanyak 1 responden
psikososial adalah seluruh (3,3%).
kemampuan yang berorientasi 3. Terdapat pengaruh penyuluhan
pada aspek kejiwaan seseorang terhadap tingkat pengetahuan
terhadap diri sendiri dan kesehatan reproduksi perempuan
interaksinya dengan orang lain pada remaja putri di dusun
serta lingkungan sekitarnya Kayen Sendangsari Pajangan
dalam konteks kesehatan Bantul 2011. Dibutikan dari hasil
(Sarwono, 2003). uji Wilcoxon Match Pairs Test.
Pemberian penyuluhan diperoleh nilai signifikansi 0,004
kesehatan juga sangat (p<0,05), nilai Zhitung sebesar -
berpengaruh bagi remaja dilihat 2,887 > -1,645 nilai ZTabel
dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sari, dari hasil SARAN
penelitian ini menunjukan bahwa Berdasarkan hasil penelitian,
ada pengaruh yang signifikan maka saran yang relevan dapat
antara tingkat pendidikan diberikan adalah sebagai berikut :
kesehatan reproduksi terhadap 1. Bagi Remaja Putri
sikap remaja tentang seks bebas Hendaknya remaja putri dapat
dengan nilai signifikasi (p) 0,000 lebih menggali informasi dari
(Sari, 2008). berbagai sumber mengenai
Jadi hasil analisis sesuai masalah kesehatan reproduksi,
dengan hipotesis pada penelitian sehingga tingkat pengetahuan
ini yaitu ada pengaruh tentang kesehatan reproduksi
penyuluhan terhadap tingkat perempuan menjadi lebih
pengetahuan kesehatan meningkat.
reproduksi perempuan pada 2. Bagi STIKES ’Aisyiyah
remaja putri di Dusun Kayen Yogyakarta
Sendangsari Pajangan Bantul Diharapkan hasil penelitian ini
2011. dapat menambah kepustakaan
sebagai salah satu sarana
KESIMPULAN memperkaya ilmu pengetahuan
1. Tingkat pengetahuan responden pembaca khususnya mahasiswa
sebelum dilakukan penyuluhan tentang masalah kesehatan
dengan kriteria cukup sebanyak reproduksi remaja.
17 responden (56,7%) dan 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
kriteria kurang sebanyak 2 Hendaknya peneliti selanjutnya
responden (6,7%). dapat melakukan penelitian
serupa dengan melakukan kontrol
pada responden ataupun dengan
metode yang lain. Masland.(2006).Tentang apa yang
ingin diketahui remaja dan
DAFTAR PUSTAKA seks. Jakarta

Anonim, (2003). Tanya Jawab Notoatmojo, S. (2002). Metodologi


Kesehatan Reproduksi Remaja, Penelitian Kesehatan, Edisi 2.
BKKBN Yayasan Mitra Jakarta: Rineka Cipta.
Inti.Diakses pada tanggal 14
November 2010 Http: Nursalam, (2001). Metodelogi riset
//www.bkkbn.go.id/hqweb01/c keperawatan.Jakarta: CV Infomedika
eria/b2krr.zip
Prihatiningsih, D. Khasanah,
Arikunto,S. ( 2006).Prosedur U.Isnaeni,Y. (2008). Pengaruh
Penelitian Suatu Pendekatan Pendidikan Kesehatan
Praktik,Jakarta: Rineka Cipta Reproduksi Terhadap Sikap
Remaja Tentan Kesehatan
Dianawati , (2002). Pendidikan Seks Reproduksi Di SMA
Untuk Remaja, Tangerang : PT Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Kawan Pustaka Jurnal kebidanan dan
keperawatan
Emilia. (2008). Promosi Kesehatan ‘Aisyiyah.4.(1).16-23.
Dalam Lingkungan Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Radjah, (2001). Pendidikan
Pustaka Cendekia Kesehatan Reproduksi .Malang :
Wineka Media
Handri, (2008). Kesehatan
Reproduks Remaja. Diakses Romauli . (2009). Kesehatan
pada tanggal 14 November Reproduksi Buat Mahasiswa
2010 Kebidanan.Yogyakarta:
http://drhandri.wordpress.com/ Mulia Medika
2008/05/14/kesehatan-
reproduksi-remaja/  Sari, E. (2009). Pengaruh Tingkat
Pengetahuan Kesehatan
Hertiningsih, A. (2005). Puskesmas Reproduksi Dan Lingkungan
Rumah Remaja Di Kabupaten Pergaulan Terhadap Sikap
Sleman. Http: //dinkes Remaja Tentang Seks Bebas Di
sleman.go.id. 14 November SMK N 6 Yogyakarta 2008.
2010. Yogyakarta

Iriany, I.S. (2002). Dampak dan Sarwono , (2002). Psikologi Remaja,


Penanggulangan Jakarta: Raja Grafindo Persada
Penyimpangan Perilaku
Seksual. http: Sarwono, (2008). Psikologi Remaja,
//www.bkkbn.go.id. 14 Jakarta : Raja Grafindo Persada
November 2010.
Soetjiningsih.(2004).Tumbuh
Kembang Remaja dan
Permasalahannya.Jakarta

Sudrajat, I.(2002). Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2000.Jakarta: Dep
kes RI

Supriyanto, (2007). Bisik-Bisik Soal


Sex. Surakarta

Sugiyono, (2003). Statistik Untuk


Penelitian, Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2007). Statistik Untuk


Penelitian, Bandung: Alfabeta

Suyanto, ( 2009 ). Pemberian


Pendidikan Seks Sejak Dini
Dengan Perilaku Seksual Pada
Remaja Di SMA Negeri 13
Pandeglang Tahun 2009. Jawa
Barat

Wahyuningtyas, D. ( 2009).
Hubungan Tingkat
Pengetahuan Remaja Tentang
HIV/AIDS Dengan Perilaku
Seksual Remaja Di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1
Gondang Kabupaten Sragen
Jawa Tengah. Jawa Tengah

Wawan, (2007).Remaja dan


Hubungan Seksual Pranikah.
http:
artikel.wordpress.com/2007/11/2
5 remaja-dan-hubungan-seksual-
pranikah/di akses pada tanggal 6
November 2010

Walgito, B. (2004). Pengantar


Psikologi Umum.Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai