Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATAKULIAH

MATAKULIAH PENGANTAR MUSIK NUSANTARA

PERBEDAAN GAMELAN
GAYA YOGYAKARTA DAN SURAKARTA

Disusun oleh:
Nofian Rochmad
16100790132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

APRIL 2018

Gamelan
Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia. Secara garis
besar gamelan dibedakan menjadi 3, yaitu gamelan Jawa, gamelan Sunda, dan
gamelan Bali. Kata gamelan sendiri berasal dari bahwa Jawa “gamel” yang berart
memukul/menabuh, diikut akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda.
Sedangkan istlah gamelan mempunyai art satu kesatuan alat musik yang
dimainkan bersama.

Gamelan Jawa terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya Kendang, bonang,
demung, saron, peking, kethuk & kenong, slenthem, gender, gong, gambang,
rebab, siter, suling, dan kempul. Gamelan jawa memiliki 2 laras (tangga nada)
yaitu Pelog dan Slendro. Pelog memiliki notasi "ji - ro - lu - pat - ma - nem - pi",
atau dalam solmisasi bisa dibaca mi, fa, sol, la, si, do, re, mi. Sedangkan laras
slendro memiliki notasi "ji - ro - lu - ma - nem" atau dalam solmisasi bisa dibaca
mi, sol, la, do, re.

Gamelan Jawa berfungsi sebagai alat pengiring, baik pengiring tari-tarian,


pengiring pementasan teater tradisional, pengiring dalam upacara adat, dan lain-
lain. Gamelan jawa banyak digunakan di wilayah Daerah Istmewa Yogyakarta,
Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur. Karena berasal dari sumber
kebudayaan yang sama, pakem dari permainan gamelan tdak memiliki
perbedaan yang berart di setap wilayahnya.

Analisis Gamelan Jawa Dalam Kajian Musikologi

Alat Harmony Melody Rhythm Timbre/Dynamics Texture Form


Musik

Gamelan Efek harmoni Melodi Memiliki Warna suara Polifoni Gending


Jawa dari laras pentatonis2 ritme bermacam- Jawa
Pelog dan dari utama: macam,
(Sampak,
Slendro gending didapatkan dari
Cepat, Srepegan,
Jawa kelompok alat
Didapatkkan lambat, Ayak-
musiknya
dari efek (ji, ro, lu, ayakan,
(balungan,
bermacam- mo, nem) Lancaran,
demung, lirihan,
macam Ketawang,
dll)
warna suara, Ladrang,
dan Dinamik hanya Gending
perbedaan mengenal keras ketuk
Alat Harmony Melody Rhythm Timbre/Dynamics Texture Form
Musik

range dan lembut. kerep,


nadanya gending
ketuk
arang,
gending
pamijen,
gending
dolanan.

Perjanjian Giyanti

Pada jaman pemerintahan Paku Buwono II (1727-1749), Mataram berhasil


dikuasai VOC (Belanda). Dengan Perjanjian Ponorogo pada tahun 1743, Belanda
menguasai Mataram secara ekonomi dan politk. Belanda berhak atas daerah-
daerah pelayaran dan perdagangan yang semula dikuasai Mataram. Kemudian,
sistem pemerintahan Mataram (pengangkatan dan pemberhentan pepath dalem
dan para bupat) dikendalikan sepenuhnya oleh Belanda. Sejak tanggal 11
Desember 1749, Paku Buwono II menyerahkan kedaulatan Mataram kepada
Belanda. Dengan demikian, kerajaan Mataram sudah tdak berdaulat lagi secara
de facto dan de jure.

Menyadari situasi itu, Pangeran Mangkubumi (kelak menjadi Hamengku


Buwono I) tdak menyetujui sikap lemah Paku Buwono II tersebut. Sebagai
reaksinya, pada tanggal 19 Mei 1746, Pangeran Mangkubumi meninggalkan
istana bersama tga pangeran lainnya (Pangeran Wijil, Pangeran Krapyak, dan
Pangeran Hadiwijoyo). Mereka bergabung dengan Raden Mas Said (Pangeran
Sambernyawa) untuk berperang melawan Belanda dan memberontak. Mereka
berhasil merebut Mataram dari kekuasaan Belanda. Pada tahun 1750, mereka
sudah dapat mengepung ibukota Mataram dari 4 penjuru. Sampai pada tahun
1752, sebagian besar wilayah Mataram berhasil mereka ambil alih kembali.

Belanda berusaha melakukan lobi-lobi. Pada tanggal 23 September 1754,


Belanda bernegoisasi dengan P. Mangkubumi dan berjanji memberi setengah dari
kerajaan Mataram. Akhirnya, dibuatlah Perjanjian Giyant (13 Februari 1755) yang
merupakan kesepakatan bersama antara Pangeran Magkubumi, Paku Buwono III
(penggant Paku Buwono II) dan Pemerintah Belanda (Gubernur Hartngh).
Perjanjian Giyant berisi ketetaDC pan bahwa kerajaan Mataram dibagi menjadi
dua. Setengahnya, Kasultanan Yogyakarta diberikan kepada Pangeran
Mangkubumi. Setengahnya yang lain, Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku
Buwono III.

Peta Mataram setelah perjanjian Giyanti

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Babad_Giyant#/media/Berkas

%3AJawa_Setelah_Perjanjian_Giyant.png

Perjanjian Giyant (1755) merupakan ttk awal berdirinya kerajaan kasultanan


Yogyakarta (Ngayogyokarto Hadiningrat). Segera setelah memperoleh wilayah
Yogyakarta (setengah kerajaan Mataram), Pangeran Mangkubumi mendirikan
Kasultanan Yogyakarta dan mengukuhkan dirinya sebagai raja dengan nama Sri
Sultan Hamengku Buwono I (HB I).
Praja Cihna Sri Radya Laksana

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Yogyakarta_Sultanate#/media/File
%3AYogyakarta_Sultanate_Hamengkubhuwono_X_Emblem.svg

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Radyalaksana_The_Emblem_of_Surakarta
_Kingdom.svg

Menurut perjanjian Giyant ini, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat


ditetapkan sebagai penerus sah tahta Kerajaan Mataram. Sehingga ciri khas dan
corak kebudayaan di Kasultanan Yogyakarta merupakan corak kebudayaan asli
Kerajaan Mataram.

Perbedaan Gamelan

Gaya Yogyakarta dan Surakarta

Akar perbedaan ini terjadi sejak adanya Perjanjian Giyant, pada 13 Februari
1755. Dimana kerajaan Mataram dipecah dan dibagi menjadi dua kerajaan, yaitu
Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III dan Kasultanan
Ngayogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono
I).

Karena telah diambil kesepakatan bahwa Kasultanan Ngayogyakarta sebagai


penerus sah dinast Mataram, maka segala bentuk kebudayaan Mataram
diwariskan kepada Keraton Yogyakarta. Dan dilatarbelakangi hal ini, Pakubuwono
III lantas memilih untuk berinovasi dan merubah beberapa budayanya. Sehingga
sampai saat ini Surakarta memiliki beberapa kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan yang ada di Yogyakarta.

Beberapa perbedaan antara gamelan Surakarta dan Jogjakarta :

 Gamelan Gaya Surakarta


- Lebih kecil ramping
- Sifatnya lebih feminin
- Warna ukiran gamelan lebih mencolok dan ukirannya tembus

 Gamelan Gaya Yogyakarta


- Lebih besar
- Bentuknya lebih gagah
- Ukiran tdak tembus dan cenderung lebih simpel

 Teknik Permainan
Secara teknik permainan terdapat perbedaan. Perbedaan ini dipengaruhi
oleh jumlah wilahan instrumen bonang yang berbeda antara gamelan
Yogyakarta dan Surakarta.
- Yogyakarta memiliki jumlah wilahan 6 = 1 - 2 - 3 - 5 - 6 - 1
- Surakarta memiliki jumlah wilahan 7 = 6 - 1 - 2 - 3 - 5 - 6 - 1
Perbedaan akan nampak saat dimainkan dalam teknik bonang imbal.

Perbedaan antara gamelan Yogyakarta dan Surakarta juga terdapat pada


instrumen sulingnya.
- Suling Yogyakarta memiliki 6 lubang (untuk memainkan pelog slendro)
- Suling Surakarta memiliki 4 lubang (slendro) dan 5 lubang (pelog)

Dari aspek tradisi lebih kuat di Yogyakarta, sehingga teknik permainan


gamelan yang dilakukan lebih baku, benar-benar sesuai pakem.

 Penyebutan kelompok instrumen


Kelompok instrumen siter, rebab, gambang, clempung, dan suling disebut
instrumen lirihan (Yogyakarta), disebut klenengan (Surakarta)

 Penambahan instrumen trompet


Dalam komposisi gamelan Yogyakarta sudah dikenal penambahan
instrumen trompet, sedangkan komposisi gamelan Surakarta belum
mengenal hal demikian.

 Titilaras
Gamelan Yogyakarta memiliki ttlaras yang lebih rendah dari gamelan
Surakarta.

Gamelan Yogyakarta Gamelan Surakarta

http://3.bp.blogspot.com/-
f0SG1YbcOGs/Uy44Qmf43UI/AAAAAAAAKbE/Hvs6SBbOS9o/s1600/DSC_0
2
4
8
.
J
P
G

http://3.bp.blogspot.com/-
gExHfEe93HI/ToEiI1pohTI/AAAAAAAAAVg/4FR_8m0vIb0/s1600/hiburan+dan+sen
i-budaya-gamelan-sekaten-06.jpg

Kesimpulan

Perjanjian Giyant merupakan ttk awal munculnya perbedaan budaya antara


Yogyakarta dan Surakarta. Walaupun hal ini pada awalnya adalah sebuah
perpecahan, namun pada akhirnya perpecahan ini memunculkan
keanekaragaman corak budaya. Hal tersebut ikut memperkaya ragam kebudayaan
di Indonesia.

Dilihat dari teknik permainan gamelan terdapat beberapa perbedaan yang


terlihat. Perbedan tersebut pada akhirnya membagi teknik permainan gamelan
Jawa menjadi dua, yaitu gaya Yogyakartanan dan gaya Surakartanan. Hingga saat
ini dua gaya permainan ini dijadikan patokan atau dasar dalam memainkan
gamelan Jawa.

Mind Map
Sumber
Kendangan Gaya Solo: Kendang Kalih & Setunggal dengan Selintas Pengetahuan
Gamelan", oleh: Sumarsam

https://www.google.co.id/amp/s/goblokku.wordpress.com/2011/09/14/gamelan-
jawa-tengah-dan-yogyakarta/amp/ (10 April 2018, 20.25 WIB)

https://kasultananyogya.wordpress.com (10 April 2018, 20.34 WIB)

http://budayajembar.blogspot.co.id/2014/01/?m=1 (10 April 2018, 21.08 WIB)

Sumber Gambar

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Babad_Giyant#/media/Berkas
%3AJawa_Setelah_Perjanjian_Giyant.png

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Radyalaksana_The_Emblem_of_Surakarta
_Kingdom.svg (Sri Radya Laksana)

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Yogyakarta_Sultanate#/media/File
%3AYogyakarta_Sultanate_Hamengkubhuwono_X_Emblem.svg (Praja Cihna)

http://3.bp.blogspot.com/-
gExHfEe93HI/ToEiI1pohTI/AAAAAAAAAVg/4FR_8m0vIb0/s1600/hiburan+dan+sen
i-budaya-gamelan-sekaten-06.jpg

http://3.bp.blogspot.com/-
f0SG1YbcOGs/Uy44Qmf43UI/AAAAAAAAKbE/Hvs6SBbOS9o/s1600/DSC_0248.JP
G

Anda mungkin juga menyukai