Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipid

Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan

atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk

memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk

lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para ahli biokimia sepakat

bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan

kedalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1)

tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya

ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut organik”; (2) ada hubungan

dengan asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk

hidup. Jadi berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau

tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan

bawah kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama

lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira

sebesar 7,5 sampai 30% (Poedjiadi, 2006).

Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena

merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K. Manusia dapat
digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya terdiri dari bahan hewani maupun

nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber maupun

tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9

kkal per gram atau 37 kilojoul per gram (Winarno, 1992).

2.1.1. Penggolongan lipid

Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada

beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan

besar, yakni:

1. lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau

gliserida dan lilin(waxes);

2. lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya:

fosfolipid ;

3. derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya:

asam lemak, gliserol, dan sterol.

Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan

yang besar, yakni:

1. lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak;

2. lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.


Dan beberapa golongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: (1) asam

lemak, (2) lemak (3) lilin, (4) fosfolipid, (5) stingolipid, (6) terpen, (7) steroid, (8) lipid

kompleks (Poedjiadi, 2006).

2.2 Lemak

Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol

ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi setiap kabon

mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul

asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida atau trigliserida. Pada lemak,

satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak

adalah suatu trigliserida.

HO – CH2 R1 – COO – CH2 HO – CH2 R1 – COO – CH2

HO – CH HO – CH R2 – COO - CH R2 – COO - CH

HO – CH2 HO – CH2 R3 – COO – CH3 R3 – COO – CH2

Gliserol monogliserida digliserida trigliserida

Gambar 1. Struktur Lemak


R1 –COOH, R2 –COOH, dan R3 –COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada

gliserol. Asam lemak yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat

(Poedjiadi, 2006).

2.2.1 Sifat-Sifat Lemak

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang

berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi

mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak

mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan

asam lemak yang berbeda-beda. Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida

asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak

larut. Semua gliserida larut dalam ester kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah

pelarut lemak yang baik.

Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan rasa bau

yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak

bebas. Disamping itu dapat Pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh

yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak

jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang

menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara,

cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya ketengikan. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak

adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis (Poedjiadi,

2006).

2.2.2 Asam-Asam lemak

Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik

berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai

rantai karbon panjang dengan rumus umum:

R – C – OH

Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24

buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung

ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak

jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Beberapa asam

lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau hewan tertera pada table.

Tabel 1. Beberapa asam lemak yang umum

nama Rumus Titik lebur (oC)

Asam lemak jenuh

Asam butirat C3H7COOH -7,9


Asam kaproat C5H11COOH -1,5 sampai -2,0
Asam palmitat C15H31COOH 64
Asam stearat C17H35COOH 69,4

Asam lemak tidak


jenuh

Asam oleat
C17H33COOH 14
Asam linoleat
C17H31COOH -11
Asam linolenat
C17H29COOH Cair pada suhu yang sangat rendah

(Poedjiadi, 2006)

Dari table tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon pendek, yaitu

asam butirat dan asam kaproat mempunyai titik lebur yang rendah. Ini berarti bahwa kedua

asam tersebut berupa zat pada suhu kamar. Makin panjang rantai karbon, maka titik

leburnya tinggi. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar.

Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh

mempunyai titik lebur lebih rendah. Disamping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap,

makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih

rendah dari titik lebur asam oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak

dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut

sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, asam stearat, oleat dan linoleat tidak larut

dalam air. Umumnya asam lemak larut dalam ester atau alkohol panas (Poedjiadi, 2006).
2.3 Darah

Gambar 2. Sampel Darah Manusia (http://id.wikipedia.org/wiki/Darah)

Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel

darah merah atau eritrosit sedangkan sel darah putih atau leukosit relative sangat sedikit,

yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping itu eritrosit dan leukosit masih ada partikel

lain yang disebut trombosit. Trombosit mempunyai fungsi penting pada penggumpalan

darah. Darah beredar keleluran tubuh melalui sistem sirkulasi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Darah).

2.3.1. Komposisi darah

Darah tersusun atas air (91,0%), protein (8,0%) Albumin, globulin, protrombin dan

fibrinogen, mineral (0,9%) natrium klorida, natrium karbonat, fosfor, magnesium, besi, dll.
Pada darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah,

angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan

yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang

membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%) mengandung hemoglobin dan

mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan

darah.

• Keeping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%) bertanggung jawab dalam proses

pembekuan darah

• Sel darah putih atau leukosit (0,2%) bertanggung jawab terhadap sistem imun

tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan

berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri (http://id.wikipedia.org/wiki/Darah).

2.3.2. Manfaat Darah

1. pernafasan, transport oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbondioksida dari jaringan

keparu-paru.

2. gizi, transport zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus

3. eksresi, transport sisa metabolism keginjal, keparu-paru, kulit dan usus untuk dibuang

4. mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.


5. mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh

6. mengatur keseimbangan air dalam tubuh

6. perlawanan terhadap peradangan

8. transport hormon

9. transpor metabolit

Apabila darah yang telah diberi antikoagulan diputar dengan pemusingan(sentrifuga),

maka sel-sel darah akan mengendap, sedangkan plasma darah akan berada diatasnya

(Poedjiadi, 2006).

2.4. Kolesterol

Gambar 3. Stuktur Kolesterol (http//www.sribd.com/doc/7674101/makalah lipid)


Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol merupakan

komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal

pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol dan derivatnya sukar larut dalam

larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik, terutama alkohol. Sehingga senyawa ini

dimasukkan kedalam golongan lipid. Ketidaknormalan dalam metabolisme atau

pengankutan kolesterol lewat plasma rupa-rupanya ada kaitannya dengan dengan

perkembangan arterosklerosis. Selain itu batu empedu yang yang terjadi tersusun terutama

dari kolesterol (Montgomery, 1993).

Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan komponen

membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum untuk steroida lain

termasuk hormon steroida dan garam empedu (Page, 1985).

Kolesterol dihubungkan dengan metabolisme lipid, dan merupakan sumber untuk

sintesa hormon steroid. Ia dieksresikan ke dalam empedu sebagai kolesterol yang tak

berubah atau asam empedu, kolesterol dipertahankan dalam bentuk larutan didalam

empedu oleh garam-garam empedu dan fospolipid. Kolesterol yang dilepaskan dari

jaringan tepi diesterifikasi di dalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin

oleh lesistin kolesterol asiltransferase (LCAT) dan diangkut sebagai HDL ke hepar. Ester

kolesterol ini bias diangkut ke lipoprotewin lain oleh penukaran dengan trigliserida.
Penurunan ester kolesterol plasma timbul bila terdapat kerusakan sel parenkim hepar,

karena defesiensi LCAT yang berasal dari hepar. Terdapat defisiensi LCAT yang jarang,

pada mana terjadi akumulasi kolesterol bebas di dalam plasma dan jaringan (Baron, D.N

1990).

2.4.1 Manfaat kolesterol

• Pembentuk dinding sel tubuh

Kolesterol dibutuhkan sebagai salah satu komponen pembentuk dinding-dinding sel

tubug. Dinding-dinding sel itu lah yang membentuk tubuh dengan baik.

• Pembentukan hormon

Kolesterol merupakan bahan penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan

dasar pembentukan hormon testotero, estrogen dsn progesteron.

• Pembentukan vitamin D

Kolesterol ini dibutuhkan untuk membuat vitamin D yang penting bagi kesehatan

tulang dan kulit.

• Membantu proses kerja tubuh di empedu

Sebagai bahan pembentukan asam dan garam empedu yang berfungsi mengemulsi

lemak di dalam tubuh

• Sumber energi

Sebagai salah satu senyawa lemak, maka kolestrol itu merupakan salah satu sumber

energi yang memberikan kalori yang sangat tinggi bagi tubuh (Graha, 2010).

2.4.2 Jenis-jenis kolesterol


Lemak dalam darah terdiri dari beberapa jenis yakni, kolesterol, trigliserida, fospolipid dan

asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lippoprotein yang terbagi menjadi 4 bagian

kilomikron, yakni very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein

(IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Dari yang

kelima yang penting diketahui adalah HDL dan LDL (Wiryowidagno, 2002).

1. Low Density Lipoprotein (LDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat

adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah.

Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat

pada dinding-dinding pembulu darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang

melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang

mengendap, seperti plak pada dinding-dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah

terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke,

jantung koroner, dan lain sebagainya (Graha, 2010).

2. High Density Lippoprotein (HDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol baik.

Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak protein.

HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL dengan

membawanya kembali kehati dan kemudian diurai kembali. Dengan membawa kelebihan

koletserol yang dibawa oleh LDL tadi, maka HDL membantu mencegah terjadinya

pengendapan dan mengurangi terjadinya plak dipembulu darah yang dapat mengganggu

peredaran darah dan membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut

kolesterol baik (Graha, 2010).

2.4.3 Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit


Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan adanya lemak jenuh dan kolesterol dan

timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah penyakit kanker termasuk

kanker payudara dan kanker colon (usus besar). Untuk itu kita dianjurkan untuk

menggurangi konsumsi zat-zat ini. Kolesterol dengan lemak berhubungan erat dengan

timbulnya arterosklorosis endapan lemak dan garam-garam lain dalam dinding pembulu

darah nadi (arteri) sehingga pembulu darah menjadi kaku (sklerosis), yang mengakibatkan

menurunnya aliran darah pada bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis

menyerang arteri koronaria yang menyalurkan darah ke otot jantung maka jantung

kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pectoris atau infrak jantung, yaitu suatu

keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar (Uripi, 2002).

2.4.4. Obat-Obat Penurun Kolesterol

Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan obat-obatan dan non farmakologi

tanpa obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penurunan kadar kolesterol dalam darah

dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghentikan kebiasaan merokok

2. Berolahraga, bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol, kadar HDL

rendah dan menimbulkan kelebihan berat badan

3. Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol

4. Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah

penyerapan kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.


Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka diperlukan

pengobatan dengan obat-obatan (Baraas, 1993).

Obat-obatan yang diberikan untuk mengatasi masalah kolesterol ini sangat berbeda

antara penderita satu dengan yang lain. Hal ini di pengaruhi oleh faktor resiko masing-

masing orang berbeda, disamping itu umur, kedaan tubuh dan juga kemungkinan efek

samping yang terjadi berbeda, hal itu yang menjadi pertimbangan para dokter untuk

memilih obat kolesterol yang tepat bagi pasiennya.

Ada beberapa jenis obat untuk kolesterol, yaitu:

1. Satin, menurunkan kolesterol dengan meningkatkan pembuangan kolesterol LDL dari

aliran darah dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi kolesterol di hati.

Satin tidak hanya mengurangi kolestrol ketingkat normal saja, tetapi juga mencegah

terjadinya penyumbatan pembulu darah yang dapat menimbulkan serangan jantung dan

stroke.

2. Bile acid sequestrants (Resin), Obat ini berfungsi menurunkan kadar LDL kolesterol

dalam darah, tetapi tidak seefektif satin. Jenis obat ini hanya mampu menurunkan sekirat

10-20% kadar LDL dalam darah.

3. Cholesterol absorption inhibitors (Ezetimibe), yang mana obat ini menurunkan kadar

LDL kolesterol 18-20% dan dapat menurunkan kadar total kolesterol serta meningkatkan

LDL kolesterol dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

4. Nicotinic acid or niacin (Asam Nikotinat), dengan dosis yang tinggi mampu

menurunkan total kolsterol, LDL kolesterol, trigliserida dan juga menaikkan kadar HDL

kolesterol.

5. Fibrates (Asam Fibrat), Jenis obat asam fibrat ini baik untuk menurunkan kolesterol

dan juga trigliserida.


Dimana pengobatan alternative juga sering digunakan seperti menkonsumsi bawang putih,

apel teh hitam dan akupuntur (Graha, 2010).

2.5 Pemeriksaan Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol itu dilakukan setelah terlebih dahulu puasa sepanjang malam

kurang lebih 9-12 jam lamamya sebelum pemeriksaan. Tujuan puasa ini adalah agar tidak

terjadi kesalah pengukuran karena adanya pengaruh lemak yang baru dikonsumsi yang

berasal dari makanan yang baru saja dimakan. Biasanya dokter melakukan pemeriksaan

kolesterol ini di pagi hari dan pasien harus puasa sebelumnya. 24 jam sebelum melakukan

pemeriksaan kolesterol ini pula, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang berat

ataupun olahraga berat karena kelelahan yang amat sangat dapat mempengaruhi pula hasil

tes yang dilakukan. Kemudian pemeriksaan lemak dalam darah dimulai dengan cara

mengambil darah dari tubuh pasien yang akan diperiksa. Darah yang telah diambil itu

diukur kadar kolesterolnya. Pemeriksaan ini dapat menghasilkan informasi perkiraan kadar

kolesterol yang beredar didalam sirkulasi darah seseorang. Hasil data yang ditemukan

dalam pemeriksaan itu akan dibandingkan dengan table klasifikasi kadar kolesterol standar

dalam dunia kedokteran yang ada sehingga dapat dianalisis bagaimana kedaan kolesterol

seseorang itu. Disamping hasil pemeriksaan darah, para dokter akan mendiagnosis

pasiennya dengan menanyakan riwayat kolesterol tinggi dikeluarga pasien serta penyakit-

penyakit yang dideritanya sebagai bahan analisis terhadap kedaan pasiennya (Graha,

2010).
2.5.1. Hasil dari Pemeriksaan Kolesterol

Kolesterol biasanya diketahui lewat pemeriksaan darah dilaboraturium. Kolesterol itu

diukur dalam satuan milligram per desiliter darah yang biasanya disingkat mg/dl, dan ada

juga yang menggunakan satuan millimol per liter darah disingkat dengan mmol/L. ketika

mendapat hasil dari pemeriksaan kolesterol dari sebuah laboraturium atau rumah sakit

biasanya di kertas laporan hasilnya akan tertera informasi sebagai berikut:

• Total Kolesterol

• HDL Kolesterol

• LDL Kolesterol

• Trigliserida

Keempat komponen diatas merupakan lemak utama dalam darah yang diukur dan dapat

memberikan hasil yang memberikan gambaran tubuh seseorang.

• Total Kolesterol

Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol dan

trigliserida.

Tabel 2. Kadar dari Total Kolesterol pada Darah


Total Kolesterol

Kurang dari 200 mg/dl (5,17 mmol/L) Standart yang baik

200-239 mg/dl (5,17-6,18 mmol/L) Batas normal tertinggi

Lebih dari 240 mg/dl(6,21 mmol/L) Tinggi

(Graha, 2010)
Dalam melihat hasil dari total kolesterol ini perlu juga diperhatikan nilai dari masing-

masing jenis kolesterol yaitu HDL kolesterol, LDL kolesterol dan juga trigliseridanya.
• HDL Kolesterol

Kadar dari HDL menunjukkan seberapa besar kolesterol baik yang dimiliki dalam

darah karena HDL ini berperan di dalam tubuh untuk membawa kolesterol yang

berada didalam darah menuju ke hati untuk diproses lebih lanjut dan menghindari

terjadinya penumpukan kolesterol di saluran darah.

Tabel 3. Kadar dari Kolesterol HDL pada Darah


Kolesterol HDL

Kolesterol HDL Kurang dari 40 mg/dl (1,04 mmol/L) Rendah

Lebih dari 60 mg/dl (1,56 mmol/L) Tinggi

(Graha,2010)

Semakin tinggi angka dari HDL dalam darah yang dimiliki eseorang, maka akan

semakin baik, dan sebaliknnya.

• LDL Kolesterol

Kadar LDL menunjukkan berapa banyak kolesterol yang kurang baik didalam

darah, dimana kolesterol ini dibawa dari hati ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

Bila kadar ini berlebihan dapat membuat penimbunan pada saluran darah yang

membahayakan tubuh.

Tabel 4. Kadar dari Kolesterol LDL pada Darah


Kolesterol LDL

Kurang dari 100 mg/dl (2,6 mmol/L) Optimal

100-129 mg/dl (2,6-3,34 mmol/L) Mendekati Optimal

130-159 mg/dl (3,34-4,13 mmol/L) Batas Normal Tertinggi

160-189 mg/dl (4,14-4,90 mmol/L) Tinggi


Lebih dari 190 mg/dl (4,91 mmol/L) Sangat Tinggi

(Graha, 2010)

Semakin tinggi kadar LDL yang dimiliki oleh darah dapat memberikan informasi

akan resiko yang makin tinggi pada tubuh terhadap penyakit jantung.

• Trigliserida

Tabel 5. Kadar dari Trigliserida pada Darah

Trigliserida

Kurang dari 150 mg/dl (1,69 mmol /L) Normal

150-199 mg/dl (1,69-2,25 mmol/L) Batas Normal Tertinggi

200-499 mg/dl (2,26-2,65 mmol/L) Tinggi

Lebih besar dari 200 mg/dl (5,64 mmol/L) Sangat Tinggi

(Graha, 2010)

Anda mungkin juga menyukai