Anda di halaman 1dari 10

Nama : Eryka Novianti Hartono

NIM : 181331040
Kelas : 2B
Tugas Rangkuman Teknik Antena dan Propagasi

VSWR
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) VSWR adalah rasio perbandingan antara
gelombang datang dan gelombang pantul dimana kedua gelombang tersebut membentuk
gelombang berdiri. Gelombang berdiri (Standing Wave)  merupakan gabungan antara refleksi
dan interferensi yaitu geombang pantul menginterferensi gelombang datang sehingga fasa
gelombang datang terganggu oleh gelomabang pantul yang mengakibatkan gelombang
datang mengalami kerusakan. Semakin tinggi nilai VSWR berarti performansi dari antena
tersebut semakin tidak baik atau gelombang yang terinterferensi semakin besar.
         VSWR juga dapat di artikan sebagai perbandingan antara gelombang maksimum
dengan gelombang minimum. VSWR merupakan parameter yang juga sebagai
penentu matching antara antena dan transmitter.
            Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai VSWR terbaik yaitu bernilai 1 namun
untuk nilai VSWR paling besar yang bisa di toleransi berdasarkan teori yaitu bernailai 2.
Mengapa demikian akan dijelaskan berdasarkan perumusan di bagian Retrun Loss : 

 Grafik VSWR area yang bernilai 1 sampai dengan 2

Berdasarkan perhitungan dan teori nilai VSWR diproleh dengan rumus dasar sebagai
berikut :
RUMUS-RUMUS VSWR :

 VR  = Tegangan Pantul


VT  = Teganagan yang di transmisikan
 PR  = Daya Pantul
 PT  = Daya yang di transmisikan
V0+ = Tegangan Gelomabang yang di transmisikan
V0- = Tegangan Gelomabng yang di pantulkan

   
                                        Jawab :

 
RETURN LOSS
                 Return loss adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui berapa
banyak daya yang hilang pada beban dan tidak kembali sebagai pantulan. Retrurn loss pada
dasarnya memiliki asal yang saling bersinergi dengan VSWR yaitu terjadi disebabkan oleh
pencampuran antara gelombang yang ditransmisikan dan gelombang yang di panutulkan yang
sama-sama menentukan matching antara perangkat transmiter dengan antena. Return loss
juga dapat digunakan untuk melihat atau mengindikasi hilangannya suatu daya yang
ditransmisikan dan seberapa besar Recaiver menerima daya yang di transmisikan. Dan juga
dalam penentuan nilai performansi berbanding lurus dengan VSWR yaitu semakin kecil nilai
Return lossnya maka akan semakin baik pula performansi antena tersebut. Hal ini dapat di
simpulkan bahwa semakin sedikit daya yang hilang pada pentransmisian antena maka akan
semakin bagus antena tersebut.
            Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai Return loss terbaik yaitu kurang dari
-10dB karena menyatakan nilai kehilangan suatu daya  namun jika dilihat dalam pengolahan
data matematis nilai dari return loss dinyatakan dengan nilai positif. Jadi nilai return loss
maksimum yang di perbolehkan adalah bernilai 10dB. Lain halnya jika dilihat dalam grafik
ukur maka yang di pakai adalah kurang dari -10 dB, bisa kita lihat pada grafik.

 Grafik Return Loss Nilai dibawah 10dB


Ada beberapa hal yang mempengaruhi return loss :
 Tidak samnya Impedansi saluran dengan impedansi antena
 Kerusakan pada feeder antena
 Kerusakan pada conector media transmisi 
 Tidak sesuai antara conector ntena dengan conector media transmisi
RUMUS-RUMUS RETURN LOSS

Rumus Return Loss : 

Dalam perumusan, daya pantul maksimum antena berjumlah 10% = 10/100 dari daya yang
ditransmisikan. Maka dapat di simpulkan dalam suatu rumus, menggunkan rumus nilai daya,
mengenai alasan mengapa niali return loss maksimal adalah 10dB :

 Dari teori yang di paparkan di atas di tunjukan bahwa rumus Return loss adalah 

                  
darimana rumus tersebut berasal. Kita bisa membuktikanya dengan rumus-rumus nilai daya
dan koefisien pantul yang sebelumnya telah kita bahas :

Kemudaian yang belum terjawab yaitu alasan mengapa nilai VSWR maksimum adalah 2.
Dapat kita jawab dengan penurunan rumus berikut yang nilanya berkaitan erat dengan nilai
Return loss. Dengan asumsi nilai VSWR maksimum =2 dan Return loss = 10dB.
VSWR dan RL adalah ukuran seberapa banyak energi dipantulkan dari input atau
output perangkat. VSWR dan RL menunjukkan faktor yang sama dan berhubungan secara
matematis. Hubungan antara impedansi masukan antena, Z, koefisien pantulannya, Γ, dan
VSWR dan RL adalah:

Perbandingan VSWR dan Return Loss

Tabel-1 membandingkan berbagai nilai VSWR dan Return Loss. Ini hanyalah sebuah
contoh untuk menggambarkan bahwa pengukuran VSWR adalah unit-kurang dan diukur
dalam hal X: 1, dimana semakin rendah nilai “X”, semakin baik pengukuran. Sebaliknya,
pengukuran Return Loss diukur dalam hal dB dan semakin tinggi nilai return loss, semakin
baik pengukurannya.

Tabel-2 di bawah ini menunjukkan beberapa nilai khas VSWR dan RL dari berbagai
komponen dalam sistem kabel dan antena. Ini bukan spesifikasi spesifik perusahaan, hanya
sarana untuk mengidentifikasi nilai-nilai umum dalam sistem.
Nilai VSWR dan Return Loss dari Kabel dan Antena

Mengukur Nilai VSWR / RL Sistem Kabel dan Antena di Site

Sekarang mari kita fokus pada masalah VSWR / RL, yang terkait dengan kabel dan
antena di situs. Biasanya telah diamati bahwa semua masalah VSWR dilaporkan di situs:

60% terkait dengan konektor


20% terkait dengan kabel
5% terkait antena

Kemungkinan penyebab untuk sebagian besar masalah kabel dan antena banyak
seperti transisi konektor, jumper, kinks pada kabel atau intrusi air. Cara terbaik untuk
mengukur VSWR / Return Loss di situs adalah dengan melakukan sapuan sistem RL /
VSWR, dengan bantuan instrumen seperti Agilent atau Anritsu Site Master atau BTS Master.
Karena setiap situs dikonfigurasi secara berbeda, itu wajar untuk mendapatkan nilai sapuan
terpisah di site yang berbeda.

Nilai-nilai khas dari nilai-nilai RL yang baik untuk suatu situs bervariasi antara 14 –
20 dB, tergantung pada konfigurasi sistem. Metode terbaik untuk mencari kesalahan sistem
kabel dan antena, dalam hal VSWR / RL adalah menggunakan DTF atau Jarak ke
pengukuran Fault untuk menghitung dan membandingkan nilai RL / VSWR yang berbeda.
Pengukuran DTF menampilkan nilai return loss (atau VSWR) versus jarak. Jika
pengukuran frekuensi gagal atau menunjukkan masalah dalam sistem, maka pengukuran DTF
dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan lokasi yang tepat dari masalah.
Pengukuran DTF menunjukkan nilai return loss dari semua komponen individual termasuk
pasangan konektor dan komponen kabel.

Untuk mengukur jarak kabel, pengukuran DTF dapat dilakukan dengan koneksi
terbuka atau pendek di ujung kabel. Puncak yang menunjukkan ujung kabel harus antara 0 dB
dan 5 dB. Sebuah open atau short seharusnya tidak digunakan ketika DTF digunakan untuk
troubleshooting karena open / short akan mencerminkan semuanya dan nilai sebenarnya dari
konektor mungkin disalahartikan dan konektor yang baik bisa terlihat seperti konektor yang
gagal.

Beban 50Ω adalah terminasi terbaik untuk memecahkan masalah DTF karena akan
menjadi 50Ω di seluruh rentang frekuensi. Antena juga dapat digunakan sebagai perangkat
terminating tetapi impedansi antena akan berubah pada frekuensi yang berbeda karena
sebagian besar antena hanya dirancang untuk memiliki 15 dB atau lebih baik return loss di
band pass antena.

Pengukuran DTF adalah pengukuran domain frekuensi dan data diubah ke domain
waktu menggunakan matematika. Informasi jarak diperoleh dengan menganalisis berapa
banyak fase berubah ketika sistem tersapu di domain frekuensi. Secara keseluruhan, ada
enam pengukuran yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk memverifikasi
integritas sistem kabel dan antena:

 Cable Loss (Insertion Loss) dari saluran transmisi dengan koneksi terbuka atau
pendek.
 DTF-VSWR / RL dari saluran transmisi dengan koneksi terbuka atau pendek.
 RL / VSWR dari saluran transmisi dengan penghentian 50 Ohm terhubung.
 DTF-VSWR / RL dari saluran transmisi dengan penghentian 50 Ohm terhubung.
 RL / VSWR dari saluran transmisi dengan Antena terhubung.
 DTF-VSWR / RL dari saluran transmisi dengan antena terhubung.
Sebelum memulai sapuan garis untuk mengukur VSWR / RL menggunakan
pengukuran DTF, tiga hal berikut harus jelas:

 Jangkauan Frekuensi – Dapat diperoleh dari spesifikasi sistem dan kita harus
memastikan bahwa antena sesuai dengan pita frekuensi.
 Jenis Kabel – Ini dapat diperoleh dari spesifikasi sistem dan kabel kami yang
digunakan harus sesuai dengan frekuensi penggunaan.
 Distance of Cable run – Biasanya tidak ditemukan dalam spesifikasi sistem, tetapi
sangat penting. Untuk greenhorns dalam menyapu frekuensi, selalu disarankan untuk
menggambar skema sistem sebelum melakukan pengukuran DTF.

Anda mungkin juga menyukai