Anda di halaman 1dari 2

Pandangan Gereja Katolik terhadap agama

lain?
Pertanyaan:
Saya sudah dikatakan teman evangelisasi Katolik saya sebagai domba yang tersesat, saya dikatakan “jajan’ ke
gereja lain dsb.tapi saya tidak gentar. karena saya lebih memilih TAKUT AKAN TUHAN, daripada takut sama
manusia.
Jadi sekarang, saya berpindah-pindah Gereja, untuk mencari Gereja yang sungguh2 melakukan perintah2 Allah,
bukan yang hanya menjalankan aturan2 yang dibuat oleh manusia. Saya rindu melihat anak-anak Tuhan, kita
semua baik Katolik maupun Protestan (denominasi apapun) untuk BERSATU sebagai umat pilihan Allah.
N/B. Saya tidak bermaksud untuk berdebat, tapi cuma ingin meluruskan saja. Marilah kita kembali ke
kesederhanaan dan kebenaran Alkitab yang sesungguhnya.
Tuhan Memberkati. – Anna.

Jawaban:
Shalom Anna,
Berikut ini adalah jawaban dari saya untuk point terakhir, yaitu point J, tentang bagaimana sikap orang Katolik
terhadap saudara-saudara non Katolik.

1. Sikap Gereja Katolik dan juga setiap anggota Gereja terhadap orang lain adalah sama seperti sikap Kristus
terhadap orang lain, yaitu kasih. Sikap kasih inilah yang dituntut dari setiap anggota Gereja, sehingga masing-
masing dari kita akan menjadi saksi yang hidup. Tanpa kesaksian yang baik, maka semua kebenaran hanyalah
menjadi teori belaka tanpa ada realitasnya. Setiap anggota Gereja dipanggil untuk menjadi kudus. Namun sikap
kasih ini tidak berarti mengorbankan kebenaran. Jadi Gereja tetap mewartakan kebenaran yang sama, seperti
yang diwartakan oleh Kristus, walaupun berbeda dengan apa yang dipercayai oleh agama atau kepercayaan yang
lain. Mewartakan kebenaran adalah salah satu bentuk dari kasih.
2. Mari kita melihat pernyataan bahwa Anna adalah domba yang tersesat dan jajan ke gereja lain. Untuk lebih
jelasnya mengenai pandangan Gereja Katolik terhadap saudara-saudara yang terpisah dari Gereja Katolik,
silakan membaca : Unitatis Redintegratio, terutama no:19 dan seterusnya. Secara prinsip gereja non-Katolik
bersatu dalam Gereja Katolik karena Sakramen Baptis, namun tidak menjadi anggota penuh dari Gereja Katolik,
dan kehilangan berkat-berkat Sakramen, seperti Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Imamat. Jadi apakah Anna
domba yang tersesat? Dan perlukah Anna gentar? Mari kita melihatnya.
3. Adalah suatu fakta bahwa Anna memisahkan diri dari kawanan domba di Gereja Katolik. Pertanyaannya
adalah, apakah Anna telah berusaha dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap kekuatan untuk
tahu terlebih dahulu tentang iman Katolik sebelum memutuskan untuk pindah gereja? Kalau jawabannya
Anna belum benar-benar mencari tahu, maka ada sesuatu yang salah dalam proses ini. Jangan lupa, bahwa hal
ini adalah urusan yang paling penting, karena ini menyangkut keselamatan abadi kita. Jadi silakan Anna
merefleksikannya sendiri di dalam doa. Apakah Anna benar-benar mempelajari bahwa aturan, ajaran, dan
doktrin dari Gereja Katolik benar-benar hanya karangan manusia belaka? Bagaimana Anna dapat
menyimpulkan hal ini? Kami telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjawab keberatan-keberatan
Anna di point-point di atas. Apakah Anna masih mempunyai kesimpulan yang sama bahwa Gereja Katolik
mengajarkan doktrin yang berasal dari manusia dan bukan dari Allah?
4. Kalau Anna melihat bahwa pernyataan “domba yang tersesat” terlalu keras, coba bandingkan dengan pernyataan
gereja non-Katolik terhadap Gereja Katolik. Sebagian dari mereka melihat dan berpandangan bahwa Katolik
bukanlah Kristen, yang tidak mungkin diselamatkan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa yang terberkati
Bunda Teresa dari Kalkuta tidak selamat, karena tidak pernah mengaku di depan umum bahwa Yesus adalah
Tuhan dan Juru Selamat, seperti yang biasanya dilakukan dalam altar call kebaktian gereja Protestan. Atau
tuduhan yang lain bahwa Bapa Paus adalah Anti-Kristus. Banyak orang non-Katolik beranggapan bahwa umat
Katolik perlu diselamatkan, karena umat Katolik tidak tahu Alkitab dan ajarannya adalah sesat. Apapun
alasannya, sesungguhnya dalam perbedaan pendapat, kita dapat mendiskusikannya dengan hormat dan penuh
kasih.
5. Masalahnya bukanlah tidak gentar, dan memilih takut akan Tuhan daripada takut akan manusia. Semua orang
Kristen, termasuk Katolik dituntut untuk menjadi martir jika diperlukan (lih Lumen Gentium, nomor 42-50).
Namun ketidakgentaran kita dapat ditunjukkan terlebih dahulu dengan benar-benar mendalami iman kita,
sehingga pada saatnya nanti kita bertemu dengan Yesus, kita dapat mengatakan “Yesus, saya telah berusaha
dalam keterbatasanku namun dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap kekuatanku, telah
berusaha mendalami dan menjalankan apa yang Engkau firmankan. Aku telah berusaha menemukan
kebenaran bukan berdasarkan perasaan pribadi, komunitas yang akrab, kotbah yang berkobar-kobar,
namun benar-benar dengan tujuan untuk menemukan Engkau sendiri. Aku juga menyembah Engkau
dengan cara yang Engkau kehendaki. Aku bergabung dalam Gereja yang Engkau dirikan. Dan aku tidak
memilih-milih perintah tertentu, tapi aku berusaha untuk menjalankan semua perintah-Mu” Pernyataan
di atas bukan hanya untuk Anna, namun juga berlaku untuk saya sendiri. Apakah kita dapat melihat kepada
Yesus, mata dengan mata, dan mengatakan hal tersebut di atas?
6. Terimakasih untuk mengingatkan kita semua untuk kembali kepada kesederhanaan dan kebenaran
Alkitab. Namun, masalahnya adalah bagaimana untuk mengerti (baik sederhana atau sulit) dan
menjalankan semua perintah yang dinyatakan oleh Tuhan di dalam Alkitab. Kesederhanaan adalah baik,
namun tanpa menjalankan semua perintah Tuhan di dalam Alkitab, kita dapat tersesat. Kebenaran akan terus
bertahan, baik itu sederhana atau sulit. Bagi umat Katolik, untuk menjalankan semua yang diperintahkan Tuhan
diperlukan tiga pilar kebenaran: Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium Gereja.

Kalau sekarang Anna berpindah-pindah gereja, kapan Anna dapat berhenti dan mengatakan kepada diri sendiri
“Inilah Gereja yang Yesus dirikan“, dan kemudian Anna beristirahat di dalamnya. Pencarian tanpa henti tidak
akan mendatangkan kebahagiaan, karena kebahagiaan hanya tercapai kalau kita menemukannya. Jadi tantangan
bagi Anna untuk memutuskan hal ini sebelum Tuhan memanggil Anna. Pertanyaan yang lain adalah bagaimana
Anna tahu bahwa gereja tertentu melakukan semua yang diperintahkan Allah? Apakah yang sebenarnya Anna
cari? Mungkin jawaban dan banyak pertanyaan di dalam uraian dari point A-J dapat menjadi bahan
permenungan bagi Anna. Saya mengusulkan untuk membawa hal ini di dalam doa, atau Anna juga dapat
mendiskusikannya dengan orang lain.
Ingrid, Lia, dan saya turut berdoa agar Anna dapat menemukan Gereja yang Yesus dirikan, dalam Gereja
Katolik.
Dan mari kita bersama-sama mengasihi Kristus dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap
kekuatan kita. Kita tidak dapat mengasihi Kristus, kepala dari Gereja, secara penuh kalau kita tidak
mengasihi Gereja-Nya, tubuh mistis Kristus. Dan Gereja-Nya hanya satu, karena tubuh mistis Kristus
hanya satu dan tidak terpecah-pecah.
Kalau ada kata-kata di dalam jawaban dari point A-J yang menyinggung Anna, kami mohon maaf. Hal ini
dikarenakan keterbatasan kami dalam memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan kebenaran. Kami telah
mencoba untuk menyampaikan argumentasi berdasarkan kasih. Dan kami juga tahu bahwa Anna juga
mempunyai niatan diskusi ini karena terdorong oleh kasih Anna terhadap Kristus. Kita mempunyai kerinduan
yang sama untuk melihat Gereja Tuhan bersatu. Terpujilah Kristus….
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

Anda mungkin juga menyukai