Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti
Kompetensi Keahlian : Desain Pemodelan dan Informas
Mata Pelajaran : Estimasi Biaya Konstruksi
Kelas/Semester : XI /
Materi Pokok : Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Pertemuan ke : -
Alokasi Waktu : 8 (4 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan proses pembelajaran dan menggali informasi, peserta didik akan
dapat:
1. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menerapkan analisa
harga satuan pekerjaan pada konstruksi gedung dengan jujur, responsive dan
bertanggung jawab.
D. Materi Pembelajaran
1. Daftar Harga bahan-bahan bangunan
2. Daftar upah pekerja
3. Daftar analisa
4. Analisa harga satuan pekerjaan
5. Daftar Volume pekerjaan pada konstruksi gedung, jalan, dan jembatan
6. Perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi gedung, jalan, dan jembatan
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientifict
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah, penugasan
Sumber belajar:
1. Buku Estimasi Biaya Konstruksi kurikulum 2013 edisi revisi
2. Bahan bacaan (buku, artikel, internet) yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke 1 dan 2
Pertemuan Ke 6 dan 8
H. Penialaian
a. Penilaian Afektif
- Teknik penilaian : observasi
- Bentuk instrumen : lembar observasi
- Kisi-kisi penilaian
Nama peserta didik :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :
Penilaian Motivasi
Aspek Yang dinilai Jumlah
Nilai
kelompok Partisipasi
skor
Jujur
Percaya Diri
Kerjasama
Nama
TahuRasa Ingin
Tanggung
dalam
Jawab
No.
Siswa
mengerjakantu
Kesesuaian
pembelajaran
waktu dalam
1.
2.
3.
4.
5.
Dst..
Pedoman penskoran
Diskusi : Skor maximum 3 dan skor minimum 1 dengan kriteria sbb :
3 = Pertanyaan logis /Jawaban tepat/argumen sanggahan mempunyai
dasar yang kuat
2 = Pertanyaan mendekati logis /Jawaban tepat/argumen sanggahan
mempunyai dasar yang kuat
1 = Pertanyaan tidak logis /Jawaban tepat/argumen sanggahan mempunyai
dasar yang kuat
nilai yang diperoleh
Perhitungan nilai = x 100=nilai akhir
nilai maksimal
b. Penilaian Pengetahuan/Kognitif
- Teknik Penilaian: Tes tertulis
- Bentuk instrumen : soal uraian
- Kisi-kisi
Instrumen Penilaian
No Instrumen Skor
1. Analisis harga satuan pekerjaan terdiri dari beberapa 20
komponen, sebutkan!
2. Dalam analisa harga satuan pekerjaan terdapat biata 20
langsung dan biaya tak langsung, jelaskan yang
dimaksud dengan biaya langsung tersebut!
3. Buatlah table analisa satuan pekerjaan pondasi! 20
4. Jelaskan pengertian dari koefisien pekerjaan! 20
5. Dalam analisa pekerjaan galian tanah terdapat keterangan 20
pekerja 0,4 OH, dan Mandor 0,04 OH, Jelaskan maksud
tersebut.
Total skor 100
Kriteria penilaian:
90 – 100 : Sangat Baik
80 – 89 : Baik
70 – 79 : Cukup
Di bawah 70 tidak tuntas dan perlu remedial
c. Penilaian Keterampilan/Psikomotor
Teknik Penilaian : Tugas
Bentuk instrumen : laporan
Kisi-Kisi
Tugas :
1. Mengitung volume pekerjaan pada konstruksi Gedung
2. Menghitung dan membuat daftar analisa harga satuan pekerjaan
Jenis Tugas
Jenis tugas adalah individu
Pedoman Penskoran
Mata Pelajaran : Estimasi Biaya Konstruksi
Alokasi Waktu : Semester Ganjil
Sample Yang dikumpulkan : laporan
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Petunjuk Penyekoran:
Baik Sekali : Apabila Memperoleh skor 87,75 – 100
Baik : Apabila Memperoleh Skor 62,75 – 87,50
Cukup : Apabila Memperoleh Skor 44 – 62,50
Kurang : Apabila Memperoleh Skor 25 – 43,75
AHSP adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang
dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja, dan peralatan dengan
harga bangunan, standar pengupahan pekerja dan harga sewa/beli peralatan untuk
menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi.
Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain, hal
ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran bahan dan harga / upah tenaga kerja
yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu
proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan di
lokasi pekerjaan yang akan dibuat.
Hal yang perlu dilakukan dalam menghitung besarnya RAB antara lain : merinci
semua jenis pekerjaan yang ada dan masing-masing harus dihitung, volume pekerjaan serta
menghitung harga satuan pekerjaan masing-masing.
Setiap jenis pekerjaan yang telah dirinci harus dihitung harga satuan pekerjaan sendiri-
sendiri, sesuai dengan jenis, jumlah, spesifikasi bahan dan jenis, jumlah tenaga kerja yang
akan dipakai.
Setelah itu dari hasil penglian antara volume dengan harga satuan pekrjaan akan
didapat harga per unit pekerjaan. Harga Anggaran Biaya didapat dengan menjumlah semua
harga unit pekerjaan yang telah dihitung.
1. Analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken), yaitu ketentuan dan ketetapan umum
yang ditetapkan Dir. BOW tanggal 28 Pebruari 1921, Nomor 5372 A pada zaman
Pemerintahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan untuk pekerjaan
padat karya yang memakai peralatan konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang
Besarnya harga per satuan pekerjaan tersebut tergantung dari besarnya harga satuan
bahan, harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga satuan upah tergantung pada
tingkat produktivitas dari pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Penentuan harga satuan
bahan tergantung pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan spesifikasi bahan material
untuk setiap jenis pekerjaan. Sedangkan penentuan harga satuan peralatan baik sewa
ataupun investasi tergantung dari kondisi lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode
pelaksanaan, jarak angkut dan pemeliharaan jenis alat itu sendiri.
Diantara berbagai faktor penting yang mempengaruhi tingkatan upah pekerja adalah
sebagai berikut:
Jenis pekerjaan yang membutuhkan kompetensi atau keterampilan tinggi dan jumlah
tenaga kerjanya langka, maka besaran upah cenderung tinggi sedangkan untuk jenis
pekerjaan yang mempunyai penawaran melimpah akan cenderung turun.
Ada tidaknya organisasi atau asosiasi profesi sejenis serta lemah kuatnya organisasi
tersebut akan ikut mempengaruhi terbentuknya besaran upah. Adanya asosiasi
profesi yang kuat, yang berarti posisi “bargaining” pegawai/tenaga kerja tersebut
juga kuat.
Upah yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan salah satu komponen biaya
produksi. Tingginya upah pekerja akan mengakibatkan naiknya biaya produksi dan
akhirnya akan mengurangi keuntungan/laba yang didapat oleh perusahaan. Jika
4. Produktivitas
Upah pekerja merupakan imbalan atas prestasi pekerjaan. Semakin tinggi prestasi
pegawai seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima. Prestasi biaya ini
dinyatakan sebagai produktivitas.
5. Biaya Hidup
Setiap kota di Indonesia pastinya memiliki tingkatan UMR yang berbeda yang
dipengaruhi oleh kebutuhan biaya hidup masyarakatnya. Dimana biaya hidup tinggi,
maka upah juga cenderung tinggi. Sehingga besaran upah untuk masing-masing kota
tentunya memiliki perbedaan.
6. Pemerintah Daerah
Bahan yang disebut disini jenisnya tergantung pada item pekerjaannya (material pokok)
dan metodenya (material penunjang). Material bangunan dapat berupa bahan dasar (raw
material) yang harus diproses dalam pelaksanaan proyek konstruksi, atau berupa bahan
jadi/setengah jadi yang tinggal dipasang saja pada saat pekerjaan di lapangan.
Dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu proyek, faktor waste (pemborosan) bahan
sangat penting untuk dikendalikan. Yang dimaksud dengan waste bahan dalah sejumlah
bahan yang dipergunakan/ telah dibeli, tetapi tidak menambah nilai jual dari produknya.
Biasanya ada beberapa waste bahan yang dialami oleh sebuah perusahaan sehingga perlu
untuk dikendalikan, yaitu antara lain :
Banyak jenis pekerjaan konstruksi yang memerlukan peranan alat guna membantu
manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Oleh karena itu
bila dalam pelaksanaan suatu item pekerjaan tertentu memerlukan alat-alat konstruksi,
terutama jenis alat-alat berat, maka sub harga satuan alat harus dihitung tersendiri seperti
halnya sub harga bahan. Alat berat yang umum dipakai terutama proyek-proyek konstruksi
dengan skala yang besar antara lain dozer, excavator, front shovel, clamshell, loader, truck,
roller, dan lain-lain. Dengan bantuan alat berat tersebut, penyelesaian pekerjaan bisa tercapai
dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Dasar perhitungan sub harga satuan peralatan ini sama dengan sub harga satuan upah,
yaitu mempertimbangkan tingkat roduktivitas alat tersebut. Bila alat yang digunakan adalah
sewa, maka harga sewa alat tersebut dipakai sebagai dasar perhitungan sub harga satuan
peralatan. Namun bila alat yang digunakan adalah milik sendiri, maka harus dipakai “konsep
biaya alat” yang terdiri dari :
Biaya penyusutan (depresiasi) alat, yaitu biaya yang disisihkan untuk pengembalian
investasi alat yang bersangkutan.
Biaya perbaikan, yaitu meliputi biaya yang diperlukan untuk penggantian suku cadang
dan upah mekanik.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu proyek. Ketepatan dalam pemilihan peralatan untuk pekerjaan
konstruksi akan memperlancar jalannya proyek
Dalam menghitung analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) sendiri dipengaruhi oleh
angka koefisien yang menunjukkan nilai satuan upah tenaga kerja, nilai satuan
bahan/material, dan nilai satuan alat yang dapat digunakan sebagai acuan/panduan untuk
merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan. Kontraktor di dalam menghitung
suatu AHSP tidak hanya menggunakan Analisa Bina Marga (K) ataupun Analisis SNI, tetapi
juga menggunakan perhitungan sendiri. Di dalam perhitungan sendiri perusahaan kontraktor
tidak mempunyai patokan koefisien, akan tetapi berdasarkan pengalaman, metode
pelaksanaan, kondisi lapangan, kondisi/efisiensi peralatan, keadaan cuaca pada saat
pekerjaan dilaksanakan serta jarak angkut bahan material ke lokasi pekerjaan.
Tahapan menghitung analisa bahan material adalah didapat dari harga pasaran, yang
kemudian dikumpulkan didalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material,
sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan
dan didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar satuan upah tenaga kerja.
Berikut contoh bentuk perhitungan analisa SNI beserta keterangannya dalam bentuk
tabelisasi :
Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Plesteran
Satuan Pembayaran : M2
Keterangan :
Kolom 1 : Penomoran.
Kolom 2 : Menandakan item pekerjaan.
Kolom 3 : Menandakan satuan bahan, upah tenaga dan peralatan.
Kolom 4 : Menandakan indeks atau koefisien baik untuk bahan, upah, tenaga maupun
peralatan. Koefisien / indeks mendeskripsikan seberapa besar alat, bahan dan tenaga
yang digunakan didalam mengerjakan pekerjaan plesteran.
Kolom 5 : Menandakan harga satuan bahan, upah tenaga, dan peralatan.
Kolom 6 : Menandakan jumlah harga yang berarti koefisien dikalikan dengan harga
satuan.
Untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan maka harga satuan bahan, harga satuan
tenaga, dan harga satuan alat harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan
dengan koefisien yang telah ditentukan
S HargaSat
a uan Jumlah
K t (Rp) Harga
o u Koe
N d a fisie
o Uraian e n n (Rp)
A TENAGA
Pekerja L. O 0,78 57 44.8
0 H .500,00 50,00
1
TukangBa L. O 0,39 62 24.3
tu 0 H .500,00 75,00
2
KepalaTu L. O 0,03 67 2.6
kang 0 H 9 .700,00 40,30
3
Mandor L. O 0,03 70 2.7
0 H 9 .500,00 49,50
4
JUMLAH TENAGA 74.61
KERJA 4,80
B BAHAN
Batubelah m 1,2 130. 156.0
3
000,00 00,00
Pasirurug m 0,43 106. 45.7
3
2 000,00 92,00
JUMLAH HARGA 201.792
BAHAN ,00
C PERALA
TAN
JUMLAH HARGA
ALAT -
D Jumlah (A+B+C) 276.406
4. Koefisien adalah angka-angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan
untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan trtentu. Koefisien analisa harga
satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan,
itulah mengapa koefisien menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran
biaya bangunan.
5. Pekerja = 0,4 OH
Mandor = 0,04 OH
Artinya, untuk menyelesaikan galian biasa dengan kedalaman 1m3 kalau kita kalikan
100 maka perbandingan 40 pekerja dan 4 Mandor atau dengan tenaga 40 pekerja dan
mandor 4 orang akan menghasilkan galian 100 m3 atau 25 m3 dengan tenaga 10 pekerja
dan 1 mandor.
Pekerja = 10 orang/ 25 m3* hari = 0,4 Orang hari ( OH)
Mandor = 1 orang/25 m3 * hari = 0,04 Orang hari ( OH)